Abstrak: Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti dengan siswa kelas VII di
SMPN 12 Malang pada tanggal 08 Januari 2015, pembelajaran tolak peluru gaya
menyamping belum pernah menggunakan variasi permainan pada saat proses
pembelajaran. Pada penelitian awal melalui penyebaran angket analisis kebutuhan (need
assessment) kepada 1 guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan 30 siswa
kelas VII di SMPN 12 Malang diperoleh hasil materi yang paling sulit dikuasai oleh siswa
adalah tolak peluru gaya menyamping. Hasil pengembangan model pembelajaran teknik
dasar tolak peluru gaya menyamping di SMPN 12 Malang diperoleh data sebagai berikut:
(1) Hasil evaluasi ahli atletik 75-93% (dapat digunakan), (2) Hasil evaluasi ahli
pembelajaran 75-100% (dapat digunakan), (3) Hasil evaluasi ahli permainan 75-78%
(dapat digunakan), (4) Hasil evaluasi ahli media 75-90% (dapat digunakan), (5) Hasil uji
coba kelompok kecil 85,93-89,84% (dapat digunakan), (6) Hasil uji coba kelompok besar
86,97-90,10% (dapat digunakan) sehingga produk pengembangan ini layak dan praktis
untuk digunakan.
gayaortodoks. Untuk menguatkan data hasil analisis uji ahli dari model
observasi peneliti menyebarkan angket permainan saudara Rizki dinyatakan
analisis ke-butuhan (need assessment) bahwa produk sudah sesuai, dan uji coba
dan men-dapatkan hasil yaitu: (1) 27 atau kelompok kecil diperoleh persentase
90% jawaban materi yang paling sulit sebesar 85,98% dengan klasifikasi
yang disajikan guru PJOK selama persentase baik sekali, sedangkan dari
semester genap adalah atletik khususnya hasil analisis uji coba kelompok besar
pem-belajaran tolak peluru gaya diperoleh persentase 87,70% dengan
menyamping (2) 28 atau 93,3% jawaban klasifikasi persentase baik sekali. Dari
rata-rata dalam pembelajaran tolak peluru hasil penelitian yang sudah ada tersebut,
materi yang sulit siswa lakukan adalah peneliti ingin mengembangkan model
teknik dasar gerakan menolak (3) 25 atau permainan tolak peluru yang sebelumnya
83,3% jawaban siswa masih banyak 7 model menjadi 8 model permainan yang
menggunakan gerakan melempar saat lebih bervariasi dan lebih mudah untuk
menolakkan peluru (4) 27 atau 90% diterapkan.
jawaban belum pernah mem-berikan Menurut Setyosari (2001:4) “pem-
materi tolak peluru gaya menyam-ping belajaran adalah penyajian informasi dan
dengan menggunakan variasi per-mainan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
(5) 27 atau 90% jawaban pe-ngembangan membantu memudahkan siswa atau si
variasi permainan ini sangat belajar dalam rangka mencapai tujuan
memudahkan siswa dalam menerima khusus belajar yang diharapkan”. Suatu
materi khususnya tolak peluru gaya pembelajaran bisa dikatakan berhasil
menyamping (6) 25 atau 83,3% jawaban secara baik jika guru mampu mengubah
produk pe-ngembangan variasi diri peserta didik serta mampu menumbuh
permainan pem-belajaran tolak peluru kembangkan kesadaran peserta didik
gayamenyampingdi SMPN 12 Malang untuk belajar sehingga pengalaman yang
sebaiknya dikembangkan dalam bentuk di-peroleh peserta didik selama proses
buku. pembelajaran itu dapat dirasakan man-
Pembelajaran tolak peluru sering faatnya. Menurut (UU No.20 Tahun 2003
menjadi kegiatan yang menjenuhkan se- tentang Sisdiknas) “pembelajaran adalah
lama proses pembelajaran. Untuk me- proses interaksi peserta didik dengan
ngatasi itu diperlukan pembelajaran yang pendidik dan sumber belajar pada suatu
menarik dan menyenangkan. Salah satu lingkungan belajar”. Standar Nasional
caranya adalah dengan cara mengem- Pendidikan 2005 Bab IV pasal 19 me-
bangkan variasi permainan dalam proses nyatakan bahwa “pembelajaran pada
pembelajarannya dengan tujuan untuk satuan pendidikan diselenggarakan
merangsang gerak dan keaktifan siswa secara interaktif, inspiratif,
dengan memasukkan konsep teknik menyenangkan, me-nantang, memotivasi
dasar tolak peluru gaya menyamping peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
yaitu cara memegang peluru, cara serta memberikan ruang yang cukup
meletakkan peluru, sikap awalan gaya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
menyamping, sikap tolakan, tolakan dan sesuai dengan bakat, minat, dan
gerakan lanjutan atau pengambilan perkembangan fisik serta psikologis
keseimbangan. Model pem-belajaran peserta didik”.
tolak peluru dengan meng-gunakan Mu’arifin (2009:22) menyatakan
permainan ini sebelum peneliti melakukan bahwa pendidikan jasmani merupakan
penelitian sudah ada yang melakukan “bagian yang tidak terpisahkan dari
penelitian yaitu dengan judul pendidikan secara keseluruhan dan
Pengembangan Model Permainan Untuk memperhatikan perkembangan individu,
Pemanasan Dalam Pembelajaran Tolak dengan aktivitas berpusat pada siswa”.
Peluru Kelas VIII SMPN 2 Sutojayan Model pembelajaran pendidikan jasmani
Kabupaten Blitar. Penelitian model per- tidak harus terpusat pada guru tetapi
mainan tersebut ditulis oleh Aris Setiawan pada siswa. Orientasi pembelajaran harus
(2015:13) dengan model pemanasan disesuaikan dengan perkembangan anak,
sebanyak 7 model permainan. Dengan materi, cara pe-nyampaian materi yang
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 180
komponen-komponen produk yang akan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 12
dikembangkan serta keterkaitan antar Malang dalam bentuk penelitian awal
komponen (misalnya model (analisis kebutuhan) dan penilaian atau
pengembangan rancangan peng-ajaran tanggapan siswa kelas VII SMP Negeri 12
Dick dan Carey, 1985). Malang tentang pengembangan variasi
Sesuai dengan model penelitian dan permainan dalam pembelajaran teknik
pengembangan yang digunakan tersebut, dasar tolak peluru gaya menyamping
maka dalam penelitian ini peneliti yang dibuat. Sedangkan pendekatan
menggunakan langkah-langkah merujuk kualitatif digunakan untuk mengumpulkan
pendapat Borg and Gall (1983:775) yang data dari evaluasi ahli yang berupa saran
terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) dan masukkan tentang rancangan
Melakukan penelitian dan pengumpulan produk.
informasi (kajian pustaka, pengamatan Jenis data yang digunakan dalam
kelas, persiapan laporan pokok penelitian dan pengembangan ini me-
persoalan), (2) Melakukan perencanaan rupakan data kuantitatif dan kualitatif.
(pendefinisian keterampilan, perumusan Data kuantitatif diperoleh dari penelitian
tujuan, penentuan urutan pengajaran, dan awal berupa angket analisis kebutuhan
uji coba skala kecil), (3) Mengembangkan yang diberikan kepada satu orang guru
bentuk produk awal (penyiapan materi pendidikan jasmani dan siswa kelas VII
pengajaran, penyusunan buku pegangan, SMP Negeri 12 Malang. Data kuantitatif
dan perlengkapan eva-luasi), (4) diperoleh dari analisis kebutuhan untuk
Melakukan uji coba lapangan permulaan mengetahui persentase produk yang akan
(dilakukan pada 2-3 sekolah, penggunaan dikembangkan, serta data hasil dari uji
6-12 subjek), (5) Melakukan revisi coba kelompok kecil, dan data hasil uji
terhadap produk utama (sesuai dengan coba kelompok besar. Data kualitatif
saran-saran dari hasil uji lapangan merupakan data dari berbagai tinjauan
permulaan), (6) Melakukan uji lapangan para ahli yaitu ahli atletik, ahli permainan
utama (dengan 5-10 sekolah dengan 30- dan ahli pembelajaran pendidikan
100 subjek), (7) Melakukan revisi produk jasmani.
(berdasar-kan dari saran-saran dan hasil Subjek evaluasi terdiri dari 1 orang
uji coba lapangan utama), (8) Uji ahli atletik, 1 orang ahli pembelajaran, 1
lapangan meliputi 10-30 sekolah dengan orang ahli permainan, dan 1 orang ahli
40-400 subjek, (9) Revisi produk akhir, media. Subjek uji coba uji coba kelompok
(10) Diseminasi dan implementasi (dis- kecil adalah perwakilan dari siswa kelas
semination and implementation).Dari VII SMPN 12 Malang dengan total 12
sepuluh langkah penelitian dan pengem- siswa. Subjek uju coba kelompok besar
bangan yang dijelaskan oleh Borg and adalah perwakilan dari siswa kelas VII
Gall (1983:775) di atas, tidak secara SMPN 12 Malang dengan total 30 siswa.
kese-luruhan digunakan oleh peneliti Teknik analisis data yang digunakan
namun hanya tujuh langkah yang dalam pengembangan variasi permainan
digunakan. Peneliti hanya melakukan pembelajaran teknik dasar tolak peluru
penelitian sampaii penyempurnaan gaya menyamping di SMP Negeri 12
produk uji coba lapangan (akhir), di Malang menggunakan teknik analisis
samping itu pula peneliti tidak sampai kualitatif dan deskriptif berupa
melakukan uji efektivitas (uji kelompok persentase. Analisis kualitatif digunakan
yang lebih besar) dan tidak melakukan untuk menganalisis hasil pengumpulan
desiminasi (seminar) hasil penelitian. data yang diperoleh dari wawancara
Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan dan tinjauan para ahli
penelitian dan pengembangan ini meng- berupa data kualitatif. Analisis deskriptif
gunakan variasi permainan dalam pem- yang berupa persentase digunakan untuk
belajaranan teknik dasar tolak peluru menganalisis hasil uji ahli, uji coba
gaya menyamping di SMP Negeri 12 kelompok kecil, dan uji coba kelompok
Malang adalah menggunakan pendekatan besar.
kuan-titatif dan kualitatif yang berupa
kuesioner. Kuesioner kuantitatif diberikan
183 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016
acuan peneliti untuk perbaikan terhadap model pembelajaran tolak peluru, tidak
produknya agar menjadi lebih berguna hanya ada pelaksanaan variasi
dan bermanfaat. permainan saja tetapi terdapat
Berdasarkan data evaluasi dari 4 ahli keterangan gambar, tujuan permainan,
yaitu 1 ahli atletik, ahli pembelajaran, ahli dan prosedur pelaksanaan sehingga
permainan dan ahli media terdapat menambah keleng-kapan produk.
beberapa revisi terhadap produk yang Uji coba kelompok kecil dilakukan 4
dikembangkan, antara lain: (1) Cover kali pertemuan (12 Oktober 2015, 19
bagian depan seharusnya gambar siswa Oktober 2015, 26 Oktober 2015, 2
yang diteliti, (2) Untuk permainannya November 2015). Dari hasil evaluasi uji
sebaiknya dimulai dari tingkatan yang coba kelompok kecil, n=12diperoleh
mudah hingga sulit, (3) Sebaiknya durasi persentase 85,93-89,84% (dapat
waktu yang digunakan pada permainan digunakan) sehingga model pembelajaran
ini diganti dengan berapa kali siswa teknik dasar tolak peluru gaya
melakukan tolakan, (4) Tujuan dalam menyamping di SMPN 12 Malang dapat
permainan lebih diperjelas dan mengacu digunakan dengan revisi kecil. Produk
pada teknik dasar tolak peluru, (5) Model model pembelajaran teknik dasar tolak
permainan perlu memperhatikan prinsip peluru gaya menyamping di SMPN 12
belajar, (6) Permainan tolakan lingkaran Malang dilakukan dengan menarik, aman,
belum ada aturan cara menentukan mudah, bermanfaat dan menimbulkan
pemenangnya, (7) Gambar atau ilustrasi semangat belajar siswa. Dibandingkan
permainan terlalu kecil, (8) Perlu dengan hasil analisis data yang dilakukan
diperjelas siapa sasaran pembaca pada oleh (Aris,2015) kegiatan uji coba
produk buku panduan ini, (9) Secara kelompok kecil dilakukan 1 kali
keseluruhan materi dalam buku panduan pertemuan pada tanggal 2 Februari 2015
ini sudah bagus. di lapangan SMPN 2 Sutojayan Blitar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dari hasil evaluasi uji coba kelompok
peroleh dari uji coba kelompok kecil, n=10 diperoleh persentase
kecilterdapat beberapa revisi terhadap 85,98%sehingga model pembelajaran
ran-cangan produk yang dikembangkan tolak peluru di SMPN 2 Sutojayan Blitar
antara lain: terdapat penjelasan yang sulit dapat digunakan tanpa revisi. Dapat
dimengerti pada saat praktek. Dalam uji disimpulkan bahwa penelitian ini cukup
coba kelompok besar tidak ditemukan relevan dengan penelitian terdahulu
adanya bagian yang perlu direvisi kembali karenakan penelitian ini dapat digunakan
karena persentse validitas sudah dengan rentangan antara 86-100%
memenuhi standar. Setelah melakukan dengan keterangan sangat valid dan
revisi produk sesuai dengan saran para memiliki makna digunakan tanpa revisi.
ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba Uji coba kelompok besar dilakukan 4
kelompok besar, peneliti menyadari masih kali pertemuan (9 November 2015, 16
banyak terdapat beberapa kekurangan November 2015, 23 November 2015 dan
pada produk yang telah direvisi. 30 November 2015). Dari hasil evaluasi
Kekurangan tersebut antara lain: (1) uji coba kelompok besar, n=30 diperoleh
Masih memerlukan evaluasi dan uji coba persentase 86,97-90,10% (sangat baik
pada subjek yang lebih besar atau lebih atau dapat digunakan) sehingga model
luas apabila akan diterbitkan untuk pembelajaran teknik dasar tolak peluru
kalangan umum, (2) Dalam penelitian ini gaya menyamping di SMPN 12 Malang
hanya mengembangkan model pem- dapat digunakan dengan revisi kecil.
belajaran teknik dasar tolak peluru gaya Produk model pembelajaran teknik dasar
menyamping. Selain terdapat tolak peluru gaya menyamping di SMPN
kekurangan-kekurangan, produk ini juga 12 Malang dilakukan dengan dengan
mempunyai beberapa kelebihan antara menarik, aman, mudah, bermanfaat bagi
lain:(1) Produk yang dikembangkan siswa dan menimbulkan semangat
terdapat gambar-gambar yang menarik belajar. Diban-dingkan dengan hasil
sehingga dapat menarik minat siswa analisis data yang dilakukan oleh
untuk mempelajari, (2) Dalam produk (Aris,2015)kegiatan uji coba kelompok
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 186
besar dilakukan 1 kali pertemuan (4 Maret Malang dapat digunakan siswa sebagai
2015)di lapangan SMPN 2 Sutojayan mestinya (valid, sesuai dan tepat, layak
Blitar. Dari hasil evaluasi uji coba digunakan, prkatis). Produk model
kelompok besar, n=30 diperoleh pembel-ajaran teknik dasar tolak peluru
persentase 87,70% sehingga model ini dikemas dalam bentuk buku panduan
permainan pem-belajaran tolak peluru di serta terdapat gambar model
SMPN 2 Sutojayan Blitar dapat digunakan pembelajaran tolak peluru, prosedur
tanpa revisi. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dan tujuan dari
penelitian ini cukup relevan dengan pembelajaran yang dilakukan agar siswa
penelitian terdahulu karena penelitian ini merasa senang pada saat proses pem-
dapat digunakan dengan rentangan belajaran berlangsung.
antara 86-100% dengan ke-terangan
sangat valid dan memiliki makna Saran
digunakan tanpa revisi. Pemanfaatan produk model pembel-
Hasil penelitian ini menunjukkan ajaran teknik dasar tolak peluru ini perlu
bahwa produk pengembangan model mempertimbangkan situasi dan kondisi.
pembel-ajaran teknik dasar tolak peluru Sebelum mempelajari model
gaya menyamping di SMPN 12 Malang, pembelajaran sebaiknya siswa melihat
valid dan praktis untuk digunakan oleh dan mempelajari bentuk variasi
siswa kelas VII SMPN 12 Malang. permainan melalui media buku panduan,
Terbukti dari hasil uji coba kelompok kecil sehingga siswa dapat mengetahui dan
diperoleh persentase 85,93-89,84% paham tentang bentuk-bentuk model
(sangat baik) dan uji coba kelompok pembelajaran yang akan dipelajari
besar 86,97-90,10% (sangat baik). dengan baik sebelum memprak-tekkan di
Produk model pembelajaran teknik dasar lapangan dan guru juga akan dimudahkan
tolak peluru gaya menyamping di SMPN dalam proses mengajar.
12 Malang dilakukan dengan dengan Dalam penyebarluasan produk pe-
menarik, aman, mudah, bermanfaat bagi ngembangan ke sasaran yang lebih luas,
siswa dan menimbulkan semangat peneliti memberikan saran yakni agar
belajar. model pembelajaran teknik dasar tolak
Hasil uji coba kelompok kecil dan uji peluru ini dapat digunakan oleh siswa
coba kelompok besar di SMPN 12 Malang lain, maka sebaiknya media buku
siswa merasa senang karena model panduan diproduksi lebih banyak lagi atau
pembelajaran teknik dasar tolak peluru disesuaikan ke-butuhan, sehingga
belum pernah dilakukan pada kegiatan nantinya para siswa dapat mengetahui
proses pembelajaran teknik dasar tolak dan paham tentang model pembelajaran
peluru. Produk berupa buku panduan ini tolak peluru yang akan dipelajari. Saran-
terdapat gambar model pembelajaran saran peneliti dalam pe-ngembangan
tolak peluru beserta prosedur penelitian ini menuju ke arah lebih lanjut,
pelakasanaan dan tujuan dari sebagai berikut: (1) Untuk subjek
pembelajaran yang dilakukan. Selain penelitian diharapkan lebih luas, tidak
kelebihan yang telah dijelaskan di atas hanya pada pembelajaran di SMPN 12
produk ini juga memiliki kekurangan Malang saja, tetapi juga pada sekolah-
kerena keterbatasan penelitian ini hanya sekolah lain, (2) Perlu adanya lebih
model pembelajaran teknik dasar tolak banyak model pembelajaran teknik dasar
peluru gaya menyamping yang dilakukan tolak peluru gaya menyamping, (3) Hasil
di SMPN 12 Malang. Besar harapan pe-ngembangan ini hanya sampai
peneliti ada pengembangan lebih lanjut tersusun sebuah produk, belum sampai
dengan teknik dasar yang lain. pada tingkat efektivitas produk yang
dikembangkan jadi sebaiknya dilanjutkan
PENUTUP pada penelitian mengenai efektivitas
Kesimpulan produk yang dikem-bangkan. Demikian
Dapat disimpulkan bahwa produk saran-saran terhadap pemanfaatan,
model pembelajaran teknik dasar tolak diseminasi, maupun pengem-bangan
peluru gaya menyamping di SMPN 12 produk lebih lanjut terhadap pe-
187 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016