Anda di halaman 1dari 12

MODEL PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR TOLAK PELURU GAYA

MENYAMPING SISWA KELAS VII


DI SMPN 12 MALANG
Rina Fifit Saputri
M. E. Winarno
Mulyani Surendra
Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Malang
e-mail: rinafifit@yahoo.com

Abstract: Based on preliminary observations conducted by researchers with the seventh


grade students of SMPN 12 Malang on January 8, 2015, shot put learning sideways style
have never used a variation of the game during the learning process. At the beginning of
the study through a needs analysis questionnaire (needs assessment) to 1 Sports Health
Physical Education teachers and 30 students of class VII in SMPN 12 Malang result
toughest material is mastered by the student shot put sideways style. The results of the
development model of learning basic techniques shot put sideways force at SMPN 12
Malang obtained the following data: (1) the results of the expert evaluation of athletics 75-
93% (can be used), (2) the results of the evaluation of learning experts 75-100% (can be
used) (3) The results of the expert evaluation of the game 75-78% (can be used), (4)
Results of the evaluation of media experts 75-90% (can be used), (5) Results of testing a
small group from 85.93 to 89.84% ( can be used), (6) The test result a large group from
86.97 to 90.10% (can be used) so that product development is feasible and practical to
use.

Keywords:learning model, basic technique shot put

Abstrak: Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti dengan siswa kelas VII di
SMPN 12 Malang pada tanggal 08 Januari 2015, pembelajaran tolak peluru gaya
menyamping belum pernah menggunakan variasi permainan pada saat proses
pembelajaran. Pada penelitian awal melalui penyebaran angket analisis kebutuhan (need
assessment) kepada 1 guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan 30 siswa
kelas VII di SMPN 12 Malang diperoleh hasil materi yang paling sulit dikuasai oleh siswa
adalah tolak peluru gaya menyamping. Hasil pengembangan model pembelajaran teknik
dasar tolak peluru gaya menyamping di SMPN 12 Malang diperoleh data sebagai berikut:
(1) Hasil evaluasi ahli atletik 75-93% (dapat digunakan), (2) Hasil evaluasi ahli
pembelajaran 75-100% (dapat digunakan), (3) Hasil evaluasi ahli permainan 75-78%
(dapat digunakan), (4) Hasil evaluasi ahli media 75-90% (dapat digunakan), (5) Hasil uji
coba kelompok kecil 85,93-89,84% (dapat digunakan), (6) Hasil uji coba kelompok besar
86,97-90,10% (dapat digunakan) sehingga produk pengembangan ini layak dan praktis
untuk digunakan.

Kata kunci: model pembelajaran, teknik dasar tolak peluru

Olahraga merupakan aktivitas gerak kemajuan manusia untuk bertahan hidup


tubuh untuk melatih fisik atau jasmani, hingga menjadi manusia yang produktif.
olahraga dilakukan dengan tujuan utama Atletik yang mencangkup jalan, lari,
mem-berikan kebugaran serta kesehatan lompat dan lempar boleh dikatakan
tubuh. Dalam perkembangannya olahraga sebagai cabang olahraga yang tertua,
kemu-dian dibedakan menjadi beberapa sama tuanya dengan usia manusia
macam jenis salah satunya adalah atletik. pertama di dunia. Hal ini mudah
Menurut Saputra (2001:3) “sejarah dunia dipahami, karena manusia pada saat itu
olahraga mencatat bahwa atletik harus berjalan, lari, lompat dan lempar
merupakan salah satu cabang olahraga untuk mempertahankan hidupnya”. Atletik
yang memiliki nilai-nilai yang unik. Di merupakan salah satu unsur dari
antaranya, melalui kegiatan atletik terbina Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kese-
176
177 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

hatan yang mengutamakan aktivitas menengah kejuruan. Pendidikan Jasmani


jasmani, karena itu atletik sangat penting Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan
untuk diajarkan kepada siswa dari taman di sekolah memiliki peran penting yaitu
kanak-kanak hingga perguruan tinggai memberikan kesempatan kepada peserta
melalui pelajaran pendidikan jasmani. didik untuk terlibat langsung dalam
Atletik merupakan cabang olahraga berbagai peng-alaman belajar melalui
yang mendasari semua cabang olahraga aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
lain. Atletik mempunyai karakteristik yang dilakukan secara sistematis.
gerak-an yang paling dasar yang menjadi Pembelajaran penjasorkes diarahkan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari untuk membina pertumbuhan fisik dan
misalnya berjalan, berlari, melompat, dan pengembangan psikis yang lebih baik.
melempar. Gerakan-gerakan tersebut Pendidikan merupakan suatu proses yang
ada-lah gerakan alami. Istilah atletik dilakukan secara sadar atau disengaja
berasal dari bahasa Yunani athlon yang guna untuk manambah pengetahuan,
berarti “berlomba” atau “bertanding“. wawasan serta pengalaman untuk
Istilah athlon hingga saat ini masih sering menentukan tujuan hidup sehingga bisa
digunakan seperti yang kita dengan kata memiliki pandangan yang luas untuk ke
“pentathlon” atau “decathlon”.Pentathlon arah depan lebih baik dan dengan
memiliki makna panca lomba, meliputi pendidikan itu sendiri dapat menciptakan
lima jenis lomba. Sedangkan decathlon orang-orang yang berkualitas. Pendidikan
adalah dasa lomba, meliputi sepuluh jenis juga merupakan suatu usaha untuk
lomba. Di dalam pendidikan jasmani, mengembangkan intelektualitas dan
atletik me-rupakan sarana penting untuk supaya cepat dan tepat dalam mencerna
me-ningkatkan daya tahan, kekuatan, semua gelaja yang ada.
kece-patan, kelincahan, kelenturan dan Undang-undang Nomor 20 Tahun
lain sebagainya. Saputra (2001:2) 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa atletik adalah bab 1 pasal 1 menyatakan bahwa
kegiatan manusia sehari-hari yang dapat pendidik-an adalah. Usaha sadar dan
dikembangkan menjadi kegiatan bermain terencana untuk mewujudkan suasana
dan berolahraga yang diperlombakan belajar dan proses pembelajaran agar
dalam bentuk jalan, lari, lompat, dan peserta didik secara aktif
lempar. Atletik merupakan dasar bagi mengembangkan potensi dirinya untuk
pembinaan olahraga. Karena itu atletik memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
sangat penting untuk diajarkan kepada pengendalian diri, kepribadian,
siswa dari Taman Kanak-Kanak (TK) kecerdasan, akhlak mulia serta
hingga Perguruan Tinggi (PT). Pem- keterampil-an yang diperlukan dirinya,
belajaran atletik di sekolah, secara masyarakat, bangsa dan Negara. Dari
khusus dibina kepada siswa Sekolah penjelasan di atas dapat diambil
Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) melalui kesimpulan bahwa pendidikan merupakan
mata pelajaran pendidikan jasmani. salah satu syarat untuk mewujudkan
Tolak peluru termasuk salah satu suasana belajar dan proses pembelajaran
cabang atletik pada nomor lempar. Tolak atau pelatihan agar peserta didik secara
peluru merupakan suatu aktivitas yang aktif dapat mengem-bangkan potensi
dilakukan untuk mencapai lemparan atau dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
tolakan sejauh-jauhnya secara sah dan keagamaan, emosional, pengendalian
benar menurut aturan yang ada. Dalam diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
tolak peluru dibagi menjadi dua macam mulia, serta keterampilan yang diperlukan
gaya yaitu gaya menyamping (ortodoks) dirinya dan masyarakat, maka usaha
dan gaya membelakangi (o’brien). Mata pendidikan dimulai dari tingkat SD sampai
pelajaran pendidikan jasmani olahraga pendidikan di tingkat Universitas.
dan kesehatan merupakan salah satu Pendidikan jasmani dan olahraga
mata pelajaran yang sudah diberikan memiliki kesamaan yaitu keduanya
mulai dari jenjang pendidikan sekolah berupa aktivitas fisik dan permainan.
dasar, sekolah menengah pertama, dan Namun demikian tujuannya tidak sama,
sekolah mene-ngah atas maupun sekolah sekalipun menunjukkan kaitan satu sama
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 178

lain. Pendidikan jasmani bertujuan tujuan pendidikan jasmani yaitu


membentuk pribadi seutuhnya yang meningkatkan kebugaran jasmani dan
mencangkup kemampuan dan daya tahan keterampilan gerak.
fisik, keteram-pilan motorik, pertumbuhan Pembelajaran tolak peluru pada
kecerdasan, dan pembentukan watak. siswa SMPN 12 Malang yang diberikan
Sementara itu olahraga memiliki tujuan oleh pendidik dengan penjelasan materi
yang berbeda-beda yaitu untuk mem- dan praktek masih banyak peserta didik
peroleh kesenangan, kesehatan, status yang masih mengalami hambatan dalam
sosial, dan juga untuk berprestasi sebagai melakukan tolak peluru gaya
olahragawan profesi-onal. Pada menyamping (ortodoks). Pendidikan
pendidikan jasmani banyak materi yang jasmani melalui pendekatan bermain
melalui aktivitas gerak salah satunya memberikan kesem-patan pada siswa
materi atletik yang tercantum dalam untuk terlibat langsung, karena kegiatan
kurikulum pendidikan jasmani. Pada bermain sangat disukai oleh para siswa.
kurikulum 2013, untuk mata pelajaran Bermain yang dilakukan secara tertata,
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Ke- mempunyai manfaat yang besar bagi
sehatan ada tambahan alokasi 1 jam perkembangan siswa. Oleh karena itu
pelajaran. Hal ini dikarenakan pada guru harus mengajarkan para siswanya
kurikulum 2013 menerapkan pendekatan dalam melakukan kegiatan jas-mani
pendekatan scientific (ilmiah). Untuk semaksimal mungkin untuk menyalur-kan
mencapai tujuan pendidikan berdasarkan perasaan yang tertekan, bebas bergerak
kurikulum 2013, guru menggunakan 1 jam dan menyenangkan (Saputra, 2001:6).
pelajaran tambahan tersebut untuk teori Jadi permainan ini dimaksudkan untuk
di dalam kelas dan memberikan melakukan gerak dan keaktifan siswa
gambaran umum tentang apa yang dengan memasukkan konsep dasar tolak
dilakukan pada saat di lapangan. peluru di dalamnya, misalnya cara
Pembelajaran pendidikan jasmani memegang, cara meletakkan peluru,
yang terdapat unsur berjalan, berlari, sikap awalan gaya ortodoks, sikap akan
melompat dan melempar terdapat pada menolak, sikap saat menolak dan
atletik yang tercantum pada kompetensi keseimbangan. Dengan adanya
inti dan kompetensi dasar. Menurut modifikasi pembelajaran tolak peluru
Simanjuntak (2008:43) “atletik diartikan diharapkan peserta didik akan lebih aktif
sebagai aktivitas jasmani yang kompetisi dalam pembelajaran tolak peluru gaya
atau dapat diadu, meliputi beberapa menyamping (ortodoks). Sehingga
nomor-nomor yang terpisah berdasarkan peserta didik akan tertarik pada pembel-
kemam-puan gerak dasar manusia ajaran tolak peluru, serta bisa membantu
seperti berjalan, berlari, melompat, dan peserta didik dalam melakukan gerakan
melempar”. Pembelajaran lempar ini dasar tolak peluru. Modifikasi
dibagi menjadi 3 yaitu lempar lembing, pembelajaran tolak peluru ini
lempar cakram dan tolak peluru. Jadi menggunakan pendekatan model-model
materi atletik yang terdapar unsur permainan.
melempar merupakan kompetensi dasar Modifikasi pembelajaran tolak peluru
yang harus dikuasai oleh siswa SMP. menggunakan pendekatan model per-
Kompetensi dasar atletik tersebut mainan ini terdapat unsur kegembiraan
terdapat dalam pelajaran tolak peluru. dan tantangan gerak-gerak dasar yang
“Tolak peluru adalah olahraga dengan ber-hubungan dengan tolak peluru, serta
menolakkan peluru alat yang bundar model permainan ini terdapat peraturan
seperti bola yang terbuat dari besi, atau permainan yang sudah jelas.
kuningan” (PASI, 2003:60). Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi dan
tolak peluru di sekolah ber-tujuan agar wawancara pada tanggal 08 Januari 2015
siswa dapat mempraktekkan keterampilan terhadap guru pendidikan jasmani,
dasar tolak peluru dan me-ngembangkan olahraga dan kesehatan di SMPN 12
keterampilan gerak menolak suatu benda Malang adalah bahwa belum pernah
sejauh mungkin. Tujuan pembelajaran dikembangkan variasi permainan pem-
tolak peluru ini juga disesuai-kan dengan belajaran teknik dasar tolak peluru
179 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

gayaortodoks. Untuk menguatkan data hasil analisis uji ahli dari model
observasi peneliti menyebarkan angket permainan saudara Rizki dinyatakan
analisis ke-butuhan (need assessment) bahwa produk sudah sesuai, dan uji coba
dan men-dapatkan hasil yaitu: (1) 27 atau kelompok kecil diperoleh persentase
90% jawaban materi yang paling sulit sebesar 85,98% dengan klasifikasi
yang disajikan guru PJOK selama persentase baik sekali, sedangkan dari
semester genap adalah atletik khususnya hasil analisis uji coba kelompok besar
pem-belajaran tolak peluru gaya diperoleh persentase 87,70% dengan
menyamping (2) 28 atau 93,3% jawaban klasifikasi persentase baik sekali. Dari
rata-rata dalam pembelajaran tolak peluru hasil penelitian yang sudah ada tersebut,
materi yang sulit siswa lakukan adalah peneliti ingin mengembangkan model
teknik dasar gerakan menolak (3) 25 atau permainan tolak peluru yang sebelumnya
83,3% jawaban siswa masih banyak 7 model menjadi 8 model permainan yang
menggunakan gerakan melempar saat lebih bervariasi dan lebih mudah untuk
menolakkan peluru (4) 27 atau 90% diterapkan.
jawaban belum pernah mem-berikan Menurut Setyosari (2001:4) “pem-
materi tolak peluru gaya menyam-ping belajaran adalah penyajian informasi dan
dengan menggunakan variasi per-mainan aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk
(5) 27 atau 90% jawaban pe-ngembangan membantu memudahkan siswa atau si
variasi permainan ini sangat belajar dalam rangka mencapai tujuan
memudahkan siswa dalam menerima khusus belajar yang diharapkan”. Suatu
materi khususnya tolak peluru gaya pembelajaran bisa dikatakan berhasil
menyamping (6) 25 atau 83,3% jawaban secara baik jika guru mampu mengubah
produk pe-ngembangan variasi diri peserta didik serta mampu menumbuh
permainan pem-belajaran tolak peluru kembangkan kesadaran peserta didik
gayamenyampingdi SMPN 12 Malang untuk belajar sehingga pengalaman yang
sebaiknya dikembangkan dalam bentuk di-peroleh peserta didik selama proses
buku. pembelajaran itu dapat dirasakan man-
Pembelajaran tolak peluru sering faatnya. Menurut (UU No.20 Tahun 2003
menjadi kegiatan yang menjenuhkan se- tentang Sisdiknas) “pembelajaran adalah
lama proses pembelajaran. Untuk me- proses interaksi peserta didik dengan
ngatasi itu diperlukan pembelajaran yang pendidik dan sumber belajar pada suatu
menarik dan menyenangkan. Salah satu lingkungan belajar”. Standar Nasional
caranya adalah dengan cara mengem- Pendidikan 2005 Bab IV pasal 19 me-
bangkan variasi permainan dalam proses nyatakan bahwa “pembelajaran pada
pembelajarannya dengan tujuan untuk satuan pendidikan diselenggarakan
merangsang gerak dan keaktifan siswa secara interaktif, inspiratif,
dengan memasukkan konsep teknik menyenangkan, me-nantang, memotivasi
dasar tolak peluru gaya menyamping peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
yaitu cara memegang peluru, cara serta memberikan ruang yang cukup
meletakkan peluru, sikap awalan gaya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
menyamping, sikap tolakan, tolakan dan sesuai dengan bakat, minat, dan
gerakan lanjutan atau pengambilan perkembangan fisik serta psikologis
keseimbangan. Model pem-belajaran peserta didik”.
tolak peluru dengan meng-gunakan Mu’arifin (2009:22) menyatakan
permainan ini sebelum peneliti melakukan bahwa pendidikan jasmani merupakan
penelitian sudah ada yang melakukan “bagian yang tidak terpisahkan dari
penelitian yaitu dengan judul pendidikan secara keseluruhan dan
Pengembangan Model Permainan Untuk memperhatikan perkembangan individu,
Pemanasan Dalam Pembelajaran Tolak dengan aktivitas berpusat pada siswa”.
Peluru Kelas VIII SMPN 2 Sutojayan Model pembelajaran pendidikan jasmani
Kabupaten Blitar. Penelitian model per- tidak harus terpusat pada guru tetapi
mainan tersebut ditulis oleh Aris Setiawan pada siswa. Orientasi pembelajaran harus
(2015:13) dengan model pemanasan disesuaikan dengan perkembangan anak,
sebanyak 7 model permainan. Dengan materi, cara pe-nyampaian materi yang
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 180

menarik dan me-nyenangkan. Sasaran melalui berbagai aktivitas jasmani dan


pembelajaran ditu-jukan bukan hanya olahraga terpilih, (2) Me-ningkatkan
mengembangkan ke-terampilan pertumbuhan fisik dan pengem-bangan
olaharaga, tetapi pada pengem-bangan psikis yang lebih baik, (3) Me-ningkatkan
pribadi anak yang seutuhnya. Konsep kemampuan dan keterampilan gerak
dasar pendidikan jasmani dan model dasar, (4) Meletakkan landasan karakter
pengajaran pendidikan jasmani yang moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
efektif perlu dipahami oleh mereka yang nilai yang terkandung di dalam pendidikan
mengajar pendidikan jasmani. jasmani olahraga dan kesehatan, (5)
Pendidikan jasmani olahraga dan Mengembangkan sikap sportif, jujur,
kesehatan mempunyai peran terhadap disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
keberhasilan pendidikan. Disamping itu percaya diri, dan demokratis, (6)
pendidikan jasmani dapat pula mengem- Mengembangkan keterampilan untuk
bangkan aspek individu yang meliputi men-jaga keselamatan diri sendiri, orang
fisik, mental, kognitif, sosial, moral, lain dan lingkungan, (7) Memahami
spiritual, serta memberi kesempatan konsep aktivitas jasmani olahraga dan
untuk terlibat langsung dalam kesehatan di lingkungan yang bersih
pengalaman belajar melalui aktivitas sebagai informasi untuk mencapai
jasmani, bermain dan berolahraga yang pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
dilakukan secara sistematis terarah dan hidup sehat dan kebugaran, terampil,
terencana. BSNP (2006:702) me- serta memiliki sikap yang positif.
nyatakan bahwa pendidikan jasmani olah- Menurut Bahagia (2011:2) “atletik
raga dan kesehatan sebagai berikut. Pen- merupakan ibu atau induk dari sebagian
didikan jasmani olahraga dan kesehatan besar cabang olahraga, di mana gerakan-
merupakan bagian integral dari gerakan yang ada dalam atletik misalnya
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh
untuk me-ngembangkan aspek sebagian besar cabang olahraga”.
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, Munasifah (2008:9) menyatakan bahwa
keterampilan berfikir kritis, keterampilan atletik adalah. Gabungan dari beberapa
sosial, penalaran, stabilitas, emosional, jenis olahraga yang secara garis besar
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dapat dikelompokkan menjadi lari,
dan pengenalan lingkungan bersih lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari
melalui aktivitas jasmani olahraga bahasa Yunani “athlon” yang berarti
kesehatan terpilih yang di-rencanakan “kontes”. Atletik merupakan cabang
secara sistematis dalam rangka mencapai olahraga yang di-perlombakan pada
tujuan pendidikan nasional. olimpiade pertama tahun776 SM. Induk
Winarno (2007:82) menyatakan olahraga cabang atletik tingkat
bahwa tujuan pendidikan jasmani sebagai internasional adalah Internasional
berikut. Pendidikan jasmani, olahraga dan Amateur Athletic Federation (IAAF).
ke-sehatan bertujuan untuk membantu Sedangkan induk organisasi untuk
perkembangan siswa, baik secara fisik, olahraga atletik di Indonesia adalah PASI
mental, maupun sosialnya. Hal ini yang (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
membedakan pendidikan jasmani, Menurut Kurniadi dan Prapanca
olahraga dan kesehatan dengan mata (2010:13) “tolakan adalah gerakan me-
pelajaran yang lain. Dengan demikian nyalurkan tenaga pada suatu benda yang
pendidikan jasmani, olahraga dan menghasilkan kecepatan pada benda
kesehatan memiliki peranan yang sangat tersebut dan memiliki daya dorong ke
besar dalam menunjang tercapainya muka yang kuat”. Dalam melaksanakan
tujuan pendidikan nasional. Menurut tolakan, dapat menggunakan gaya
BNSP (2006:513) tujuan pen-didikan menyamping atau membelakangi sektor
jasmani adalah sebagai berikut: (1) lemparan. Salah satu gerak dalam lempar
Mengembangkan keterampilan adalah tolak peluru. Menurut Muhajir
pengelolaan diri dalam upaya (2007:178) “tolak peluru merupakan salah
pengembangan dan pe-meliharaan satu nomor yang terdapat dalam nomor
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat lempar pada cabang atletik. Tolak peluru
181 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

adalah suatu bentuk gerakan menolak seseorang untuk memperoleh


atau mendorong suatu peluru yang kesenangan, tanpa mempertimbangkan
terbuat dari logam yang dilakukan dari hasil akhir. Konsep play mempunyai
bahu dengan satu tangan untuk mencapai karakteristik bahwa kegiatan jasmaniah
jarak sejauh-jauhnya”. Menurut IAAF dilakukan secara (a) bebas, sukarela, dan
(2013:61-62) peluru yang digunakan tanpa paksaan dalam partisipasi, (b)
adalah peluru yang digunakan harus aktivitas bermain yang tergantung dari
terbuat dari besi utuh keras (solid iron), pembatas ruang dan waktu, (c) hasil dari
kuningan atau logam lain yang tidak lebih aktivitas bermain merupakan suatu yang
lunak dari pada kuningan atau kulit suatu di-rencanakan sebelumnya, (d) aktivitas
bahan metal yang keras dan diisi dengan murni bermain tidak tergantung pada
timah atau bahan lain. Peluru ini harus kondisi, dan ditentukan kesepakatan
berbentuk bulat bola dengan permukaan situasional, dan (e) kualitas bermain
yang halus licin. Untuk bisa halus licin merupakan bagian dari kehidupan nyata.
tinggi rata-rata permukaan harus tidak Saputra (2001:6) menyatakan bahwa
kurang dari 1.6um atau mikrometer, yaitu “bermain adalah suatu kegiatan yang
suatu tingkat kekasaran N7 atau kurang. menyenangkan. Kegiatan bermain sangat
Berat peluru yang digunakan untuk putri 3 disukai oleh para siswa. Bermain yang
kg, 4 kg dan putra 5 kg, 6 kg, 7 kg. dilakukan secara tertata, mempunyai
Menurut Wiarto (2013:57) “Tujuan tolak manfaat yang besar bagi perkembangan
peluru adalah untuk mencapai tolakan siswa. Bermain dapat memberikan
yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan pengalaman belajar yang sangat
namanya tolak bukan dilempar, tetapi berharga untuk siswa”.
ditolak atau didorong dengan tangan satu Berdasarkan hasil analisis kebutuhan
bermula diletakkan di pangkal bahu”. melalui observasi, maka peneliti tertarik
Menurut Simanjuntak (2008:63) “per- menemukan jalan keluar melalui
mainan adalah sesuatu yang dimainkan penelitian dan pengembangan tentang
untuk bermain yang bertujuan untuk pembelajaran teknik dasar tolak peluru
memperoleh kesenangan. Permainan di- gaya menyamping.Oleh karena itu,
bagi menjadi dua, yaitu permainan untuk penting dilakukan penelitian dan
bermain atau (play) dan permainan pengembangan dengan judul
untukbertanding (game)”. Sedangkan “Pengembangan Model Pembelajaran
menurut Furqon (2006:3) “permainan Teknik Dasar Tolak Peluru Gaya
adalah aktivitas yang dibatasi oleh Menyamping bagi Siswa Kelas VII di SMP
peraturan-peraturan yang lengkap dan Negeri 12 Malang”.
terdapat sesuatu kontes di antara para Tujuan penelitian ini adalah pengem-
pemain supaya menghasilkan yang dapat bangan ini dapat meningkatkan keaktifan
diprediksi”. Dalam permainan anak siswa, siswa diharapkan lebih antusias
memiliki keterbatasan pada dunia dan lebih mudah dalam melakukan teknik
permainan maka penggunaan aturan dasar tolak peluru dan mempersiapkan
yang berlaku harus disesuaikan dengan siswa untuk kegiatan pembelajaran tolak
kondisi yang ada. Menurut Mu’arifin peluru yang menarik dan efektif tanpa
(2009:24) “permainan (games) menge-sampingkan standar kompetensi
merupakan bagian dari bermain, tetapi yang ada.
bermain yang sudah dibatasi oleh
peraturan yang sengaja dikembangkan METODE
untuk ditaati agar permainan itu dapat Penelitian dan pengembangan ini
berlangsung secara lancar, aman dan berupa model permainan tolak peluru
adil”. pada pembelajaran atletik tolak peluru
Menurut Furqon (2006:2) “bermain gaya menyamping untuk peserta didik
adalah aktivitas yang menyenangkan, kelas VII SMPN 12 Malang ini,
serius, dan sukarela di mana anak dalam sehinggamodel penelitian dan
usia dini yang nyata atau sesungguhnya”. pengembangan yang di-gunakan berupa
Mu’arifin (2009:24) menyatakan bahwa modelkonseptual yaitu model yang
bermain adalah kegiatan yang dilakukan bersifat analitis yang memberikan
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 182

komponen-komponen produk yang akan kepada siswa kelas VII SMP Negeri 12
dikembangkan serta keterkaitan antar Malang dalam bentuk penelitian awal
komponen (misalnya model (analisis kebutuhan) dan penilaian atau
pengembangan rancangan peng-ajaran tanggapan siswa kelas VII SMP Negeri 12
Dick dan Carey, 1985). Malang tentang pengembangan variasi
Sesuai dengan model penelitian dan permainan dalam pembelajaran teknik
pengembangan yang digunakan tersebut, dasar tolak peluru gaya menyamping
maka dalam penelitian ini peneliti yang dibuat. Sedangkan pendekatan
menggunakan langkah-langkah merujuk kualitatif digunakan untuk mengumpulkan
pendapat Borg and Gall (1983:775) yang data dari evaluasi ahli yang berupa saran
terdiri dari sepuluh langkah, yaitu: (1) dan masukkan tentang rancangan
Melakukan penelitian dan pengumpulan produk.
informasi (kajian pustaka, pengamatan Jenis data yang digunakan dalam
kelas, persiapan laporan pokok penelitian dan pengembangan ini me-
persoalan), (2) Melakukan perencanaan rupakan data kuantitatif dan kualitatif.
(pendefinisian keterampilan, perumusan Data kuantitatif diperoleh dari penelitian
tujuan, penentuan urutan pengajaran, dan awal berupa angket analisis kebutuhan
uji coba skala kecil), (3) Mengembangkan yang diberikan kepada satu orang guru
bentuk produk awal (penyiapan materi pendidikan jasmani dan siswa kelas VII
pengajaran, penyusunan buku pegangan, SMP Negeri 12 Malang. Data kuantitatif
dan perlengkapan eva-luasi), (4) diperoleh dari analisis kebutuhan untuk
Melakukan uji coba lapangan permulaan mengetahui persentase produk yang akan
(dilakukan pada 2-3 sekolah, penggunaan dikembangkan, serta data hasil dari uji
6-12 subjek), (5) Melakukan revisi coba kelompok kecil, dan data hasil uji
terhadap produk utama (sesuai dengan coba kelompok besar. Data kualitatif
saran-saran dari hasil uji lapangan merupakan data dari berbagai tinjauan
permulaan), (6) Melakukan uji lapangan para ahli yaitu ahli atletik, ahli permainan
utama (dengan 5-10 sekolah dengan 30- dan ahli pembelajaran pendidikan
100 subjek), (7) Melakukan revisi produk jasmani.
(berdasar-kan dari saran-saran dan hasil Subjek evaluasi terdiri dari 1 orang
uji coba lapangan utama), (8) Uji ahli atletik, 1 orang ahli pembelajaran, 1
lapangan meliputi 10-30 sekolah dengan orang ahli permainan, dan 1 orang ahli
40-400 subjek, (9) Revisi produk akhir, media. Subjek uji coba uji coba kelompok
(10) Diseminasi dan implementasi (dis- kecil adalah perwakilan dari siswa kelas
semination and implementation).Dari VII SMPN 12 Malang dengan total 12
sepuluh langkah penelitian dan pengem- siswa. Subjek uju coba kelompok besar
bangan yang dijelaskan oleh Borg and adalah perwakilan dari siswa kelas VII
Gall (1983:775) di atas, tidak secara SMPN 12 Malang dengan total 30 siswa.
kese-luruhan digunakan oleh peneliti Teknik analisis data yang digunakan
namun hanya tujuh langkah yang dalam pengembangan variasi permainan
digunakan. Peneliti hanya melakukan pembelajaran teknik dasar tolak peluru
penelitian sampaii penyempurnaan gaya menyamping di SMP Negeri 12
produk uji coba lapangan (akhir), di Malang menggunakan teknik analisis
samping itu pula peneliti tidak sampai kualitatif dan deskriptif berupa
melakukan uji efektivitas (uji kelompok persentase. Analisis kualitatif digunakan
yang lebih besar) dan tidak melakukan untuk menganalisis hasil pengumpulan
desiminasi (seminar) hasil penelitian. data yang diperoleh dari wawancara
Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan dan tinjauan para ahli
penelitian dan pengembangan ini meng- berupa data kualitatif. Analisis deskriptif
gunakan variasi permainan dalam pem- yang berupa persentase digunakan untuk
belajaranan teknik dasar tolak peluru menganalisis hasil uji ahli, uji coba
gaya menyamping di SMP Negeri 12 kelompok kecil, dan uji coba kelompok
Malang adalah menggunakan pendekatan besar.
kuan-titatif dan kualitatif yang berupa
kuesioner. Kuesioner kuantitatif diberikan
183 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

Sedangkan untuk teknik pemak-naan pembelajaran tolak peluru


data peneliti menggunakan analisis per- gayamenyampingdi SMPN 12 Malang
sentase yang terdapat pada tabel berikut: sebaiknya dikembangkan dalam bentuk
buku.
Persentase Keterangan
81-100% Baik Sekali Pengembangan Produk
61-80% Baik Produk pertama kali dibuat berjumlah
41-60% Cukup
21-40% Kurang 8 model pembelajaran teknik dasar tolak
<21% Kurang Sekali peluru gaya menyamping, adapun produk
(sumber: Arikunto dan Jabar, 2010:35) yang dibuat berupa variasi permainan
yaitu (1) Permainan Tolakan Bola
HASIL Sasaran, (2) Permainan Tolakan
Berdasarkan hasil pengumpulan data Menyilang, (3) Per-mainan Tolakan Zig
yabg diperoleh dari hasil analisis Zag, (4) Permainan Tolakan Bola Estafet,
kebutuhan awal, evaluasi ahli dan uji (5) Permainan Tolakan Lingkaran, (6)
coba akan disajikan pada bagian ini. Permainan Tolakan Berburu Tikus
Evaluasi produk dilakukan oleh 4 orang Kucing, (7) Permainan Tolak-an Merah
ahli yaitu: 1 ahli atletik, 1 ahli Putih, (8) Permainan Tolakan Bom-
pembelajaran, 1 ahli per-mainan dan 1 boman. Pengembangan produk yang
ahli media. Data uji coba terdiri dari uji dikembangkan yaitu model pembelajaran
coba kelompok kecil dan uji coba teknik dasar tolak peluru gaya
kelompok besar yang diperoleh dari siswa menyamping ini dievaluasi oleh 4 ahli
kelas VII di SMPN 12 Malang dengan yaitu (1) ahli atletik, (2) ahli pembelajaran,
cara mengisi kuisioner yang telah (3) ahli permainan, (4) ahli media. Ber-
diberikan. dasarkan hasil data evaluasi ahli atletik
dapat diperoleh persentase 75-93%, hasil
Analisis Kebutuhan data evaluasi ahli pembelajaran diperoleh
Data analisis kebutuhan ini diperoleh persentase 75-100%, hasil data evaluasi
dari penyebaran angket yang diberikan ahli permainan diperoleh persentase 75-
kepada 1 guru pendidikan jasmani dan 30 78%, hasil data evaluasi ahli media
siswa kelas VII di SMPN 12 Malang pada diperoleh persentase 75-90%. Dari hasil
tanggal 08 Januari 2015. Data yang evaluasi para ahli dapat disimpulkan
diperoleh dari analisis kebutuhan siswa bahwa pengembangan model
dan pelatih, diperoleh hasil analisis data pembelajaran teknik dasar tolak peluru
sebagai berikut ini: (1) 27 atau 90% gaya menyamping dapat digunakan siswa
jawaban materi yang paling sulit yang kelas VII di SMPN 12 Malang.
disajikan guru PJOK selama semester
genap adalah atletik khususnya Uji Lapangan
pembelajaran tolak peluru gaya Uji coba lapangan dilakukan empat
menyamping, (2) 28 atau 93,3% jawaban kali uji coba kelompok kecil dan empat
rata-rata dalam pembelajaran tolak peluru kali uji coba kelompok besar. Uji coba
materi yang sulit siswa lakukan adalah kelompok kecil dilakukan terhadap siswa
teknik dasar gerakan menolak, (3) 25 kelas VII SMPN 12 Malang berjumlah 12
atau 83,3% jawaban siswa masih banyak orang. Berdasarkan hasil data dapat
menggunakan gerakan melempar saat dijelaskan bahwa hasil yang diperoleh
menolakkan peluru, (4) 27 atau 90% pada uji coba kelompok kecil yaitu 85,93-
jawaban belum pernah memberikan 89,84%. Uji coba kelompok besar
materi tolak peluru gaya menyamping dilakukan terhadap siswa kelas VII SMPN
dengan menggunakan variasi permainan, 12 Malang berjumlah 30 orang.
(5) 27 atau 90% jawaban pengembangan Berdasarkan hasil data dari uji coba
variasi permainan ini sangat kelompok besar yang dilakukan di SMPN
memudahkan siswa dalam menerima 12 Malang diperoleh persentase 86,97-
materi khususnya tolak peluru gaya 90,10%.
menyamping, (6) 25 atau 83,3% jawaban
produk pengembangan variasi permainan
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 184

Hasil Revisi Produk ini untuk menjawab kebutuhan tersebut.


Berdasarkan data yang diperoleh dari Spesifikasi dari produk pengembangan
ahli ateltik, ahli pembelajaran, ahli model pem-belajaran teknik dasar tolak
permainan, ahli media dan uji coba peluru gaya menyamping ini terdapat 8
kelompok kecil maupun uji coba model pembelajaran. Produk yang
kelompok besar, maka beberapa bagian dihasilkan dalam pengembangan ini yaitu
produk ada yang perlu direvisi. Hal ini buku panduan tentang model pembel-
untuk menyem-purnakan model ajaran teknik dasar tolak peluru gaya
pembelajaran tolak peluru. Adapun hasil menyamping. Penyusunan produk
revisian berdasarkan para ahli yaitu pengembangan ini, terdiri dari 46
sebagai barikut: halaman dengan ukuran kertas A5 (14,8
cm x 21 cm)yang terdiri dari: (1) Cover,
Revisi Tahap Awal (2) Kata Pengantar, (3)Daftar Isi, (4)
1. Revisi Tahap Awal Bagian Inti, (5) Daftar Rujukan, (6)
Berdasarkan revisi awal pembuatan Glosarium, (7) Tentang Penulis. Produk
produk adalah sebagai berikut: (1) pengembangan yang berupa buku
Gambar atau ilustrasi permainan terlalu panduan model pembelajaran tolak peluru
kecil, (2) Perlu diperjelaskan siapa ini memiliki 8 variasi permainan yang di
sasaran pembaca pada produk buku dalamnya terdiri dari ukuran lapangan,
panduan ini. peralatan, jumlah siswa, tujuan permaina,
2. Revisi Berdasarkan Saran Para Ahli prosedur pelak-sanaan dan gambar-
Berikut adalah ringkasan revivi gambar yang menarik. Dalam menyusun
berdasarkan saran para ahli adalah buku panduan terdapat prosedur yang
sebagai berikut: (1) Cover bagian depan harus diperhatikan. Prosedur tersebut
seharusnya gambar siswa yang diteliti, (2) dijelaskan menurut Dwiyogo (2008:25)
Untuk permainannya sebaiknya dimulai adalah (1) Mengembangkan buku ajar
dari tingkatan yang mudah hingga sulit, dengan mengikuti langkah-langkah pro-
(3) Sebaiknya durasi waktu yang seduralsebagai berikut: a) analisis tujuan
digunakan pada permainan ini diganti dan karakteristik bidang studi, b) analisis
dengan berapa kali siswa melaku-kan sumber belajar, c) analisis karakteristik
tolakan, (4) Tujuan dalam permainan pembelajar, d) menetapkan tujuan dan isi
lebih diperjelas dan mengacu pada teknik pembelajaran, e) menetapkan strategi
dasar tolak peluru, (5) Model permainan pengorganisasian dan isi pembelajaran, f)
perlu memperhatikan pripsip belajar, (6) menetapkan strategi pe-nyampaian isi
Permainan tolakan lingkaran belum ada pembelajaran, g) mene-tapkan strategi
aturan cara menentukan pemenangnya. pe-ngelolaan pembelajaran, h)
3. Revisi Berdasarkan Hasil Uji Coba pengembangan prosedur pengukuran
Berdasarkan uji coba kelompok kecil hasil belajar. (2) menyusun dan menulis
masukan yang didapat untuk menyem- buku ajar yang unsur-unsurnya meliputi:
purnakan produk adalah (1) Terdapat a) judul bab, b) tujuan pembelajaran, c)
cara penerapan yang kurang jelas, (2) sub bab, d) gambar atau ilustrasi, f) daftar
Perlu diajarkan model pembelajaran tabel, g) contoh dan non contoh, h)
teknik dasar tolak peluru secara terus- rangkuman, i) soal latihan. (3) uji coba
menerus. Pada uji coba kelompok besar buku ajar untuk memperoleh sejumlah
tidak ada tambahan ataupun saran, informasi yang penting bagi keperluan
sehingga produk akhir tidak perlu direvisi revisi. Tahap ini melibatkan subjek yakni:
lagi. a) ahli rancangan, b) ahli media, c) ahli
bidang studi, d) guru kelas, e) uji coba
PEMBAHASAN perorangan, uji coba kelompok kecil, f) uji
Produk pengembangan model pem- lapangan.
belajaran teknik dasar tolak peluru gaya Produk ini sebelum diuji cobakan
menyamping di SMPN 12 Malang adalah terlebih dahulu dievaluasi oleh 4 ahli
sebuah produk yang dilandasi oleh yang terdiri dari ahli atletik,
peneliti berdasarkan analisis kebutuhan pembelajaran, permainan dan media.
kemudian disusun produk pengembangan Hasil dari evaluasi ahli tersebut menjadi
185 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

acuan peneliti untuk perbaikan terhadap model pembelajaran tolak peluru, tidak
produknya agar menjadi lebih berguna hanya ada pelaksanaan variasi
dan bermanfaat. permainan saja tetapi terdapat
Berdasarkan data evaluasi dari 4 ahli keterangan gambar, tujuan permainan,
yaitu 1 ahli atletik, ahli pembelajaran, ahli dan prosedur pelaksanaan sehingga
permainan dan ahli media terdapat menambah keleng-kapan produk.
beberapa revisi terhadap produk yang Uji coba kelompok kecil dilakukan 4
dikembangkan, antara lain: (1) Cover kali pertemuan (12 Oktober 2015, 19
bagian depan seharusnya gambar siswa Oktober 2015, 26 Oktober 2015, 2
yang diteliti, (2) Untuk permainannya November 2015). Dari hasil evaluasi uji
sebaiknya dimulai dari tingkatan yang coba kelompok kecil, n=12diperoleh
mudah hingga sulit, (3) Sebaiknya durasi persentase 85,93-89,84% (dapat
waktu yang digunakan pada permainan digunakan) sehingga model pembelajaran
ini diganti dengan berapa kali siswa teknik dasar tolak peluru gaya
melakukan tolakan, (4) Tujuan dalam menyamping di SMPN 12 Malang dapat
permainan lebih diperjelas dan mengacu digunakan dengan revisi kecil. Produk
pada teknik dasar tolak peluru, (5) Model model pembelajaran teknik dasar tolak
permainan perlu memperhatikan prinsip peluru gaya menyamping di SMPN 12
belajar, (6) Permainan tolakan lingkaran Malang dilakukan dengan menarik, aman,
belum ada aturan cara menentukan mudah, bermanfaat dan menimbulkan
pemenangnya, (7) Gambar atau ilustrasi semangat belajar siswa. Dibandingkan
permainan terlalu kecil, (8) Perlu dengan hasil analisis data yang dilakukan
diperjelas siapa sasaran pembaca pada oleh (Aris,2015) kegiatan uji coba
produk buku panduan ini, (9) Secara kelompok kecil dilakukan 1 kali
keseluruhan materi dalam buku panduan pertemuan pada tanggal 2 Februari 2015
ini sudah bagus. di lapangan SMPN 2 Sutojayan Blitar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dari hasil evaluasi uji coba kelompok
peroleh dari uji coba kelompok kecil, n=10 diperoleh persentase
kecilterdapat beberapa revisi terhadap 85,98%sehingga model pembelajaran
ran-cangan produk yang dikembangkan tolak peluru di SMPN 2 Sutojayan Blitar
antara lain: terdapat penjelasan yang sulit dapat digunakan tanpa revisi. Dapat
dimengerti pada saat praktek. Dalam uji disimpulkan bahwa penelitian ini cukup
coba kelompok besar tidak ditemukan relevan dengan penelitian terdahulu
adanya bagian yang perlu direvisi kembali karenakan penelitian ini dapat digunakan
karena persentse validitas sudah dengan rentangan antara 86-100%
memenuhi standar. Setelah melakukan dengan keterangan sangat valid dan
revisi produk sesuai dengan saran para memiliki makna digunakan tanpa revisi.
ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba Uji coba kelompok besar dilakukan 4
kelompok besar, peneliti menyadari masih kali pertemuan (9 November 2015, 16
banyak terdapat beberapa kekurangan November 2015, 23 November 2015 dan
pada produk yang telah direvisi. 30 November 2015). Dari hasil evaluasi
Kekurangan tersebut antara lain: (1) uji coba kelompok besar, n=30 diperoleh
Masih memerlukan evaluasi dan uji coba persentase 86,97-90,10% (sangat baik
pada subjek yang lebih besar atau lebih atau dapat digunakan) sehingga model
luas apabila akan diterbitkan untuk pembelajaran teknik dasar tolak peluru
kalangan umum, (2) Dalam penelitian ini gaya menyamping di SMPN 12 Malang
hanya mengembangkan model pem- dapat digunakan dengan revisi kecil.
belajaran teknik dasar tolak peluru gaya Produk model pembelajaran teknik dasar
menyamping. Selain terdapat tolak peluru gaya menyamping di SMPN
kekurangan-kekurangan, produk ini juga 12 Malang dilakukan dengan dengan
mempunyai beberapa kelebihan antara menarik, aman, mudah, bermanfaat bagi
lain:(1) Produk yang dikembangkan siswa dan menimbulkan semangat
terdapat gambar-gambar yang menarik belajar. Diban-dingkan dengan hasil
sehingga dapat menarik minat siswa analisis data yang dilakukan oleh
untuk mempelajari, (2) Dalam produk (Aris,2015)kegiatan uji coba kelompok
Rina Fifit Saputri, Model Pembelajaran 186

besar dilakukan 1 kali pertemuan (4 Maret Malang dapat digunakan siswa sebagai
2015)di lapangan SMPN 2 Sutojayan mestinya (valid, sesuai dan tepat, layak
Blitar. Dari hasil evaluasi uji coba digunakan, prkatis). Produk model
kelompok besar, n=30 diperoleh pembel-ajaran teknik dasar tolak peluru
persentase 87,70% sehingga model ini dikemas dalam bentuk buku panduan
permainan pem-belajaran tolak peluru di serta terdapat gambar model
SMPN 2 Sutojayan Blitar dapat digunakan pembelajaran tolak peluru, prosedur
tanpa revisi. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan dan tujuan dari
penelitian ini cukup relevan dengan pembelajaran yang dilakukan agar siswa
penelitian terdahulu karena penelitian ini merasa senang pada saat proses pem-
dapat digunakan dengan rentangan belajaran berlangsung.
antara 86-100% dengan ke-terangan
sangat valid dan memiliki makna Saran
digunakan tanpa revisi. Pemanfaatan produk model pembel-
Hasil penelitian ini menunjukkan ajaran teknik dasar tolak peluru ini perlu
bahwa produk pengembangan model mempertimbangkan situasi dan kondisi.
pembel-ajaran teknik dasar tolak peluru Sebelum mempelajari model
gaya menyamping di SMPN 12 Malang, pembelajaran sebaiknya siswa melihat
valid dan praktis untuk digunakan oleh dan mempelajari bentuk variasi
siswa kelas VII SMPN 12 Malang. permainan melalui media buku panduan,
Terbukti dari hasil uji coba kelompok kecil sehingga siswa dapat mengetahui dan
diperoleh persentase 85,93-89,84% paham tentang bentuk-bentuk model
(sangat baik) dan uji coba kelompok pembelajaran yang akan dipelajari
besar 86,97-90,10% (sangat baik). dengan baik sebelum memprak-tekkan di
Produk model pembelajaran teknik dasar lapangan dan guru juga akan dimudahkan
tolak peluru gaya menyamping di SMPN dalam proses mengajar.
12 Malang dilakukan dengan dengan Dalam penyebarluasan produk pe-
menarik, aman, mudah, bermanfaat bagi ngembangan ke sasaran yang lebih luas,
siswa dan menimbulkan semangat peneliti memberikan saran yakni agar
belajar. model pembelajaran teknik dasar tolak
Hasil uji coba kelompok kecil dan uji peluru ini dapat digunakan oleh siswa
coba kelompok besar di SMPN 12 Malang lain, maka sebaiknya media buku
siswa merasa senang karena model panduan diproduksi lebih banyak lagi atau
pembelajaran teknik dasar tolak peluru disesuaikan ke-butuhan, sehingga
belum pernah dilakukan pada kegiatan nantinya para siswa dapat mengetahui
proses pembelajaran teknik dasar tolak dan paham tentang model pembelajaran
peluru. Produk berupa buku panduan ini tolak peluru yang akan dipelajari. Saran-
terdapat gambar model pembelajaran saran peneliti dalam pe-ngembangan
tolak peluru beserta prosedur penelitian ini menuju ke arah lebih lanjut,
pelakasanaan dan tujuan dari sebagai berikut: (1) Untuk subjek
pembelajaran yang dilakukan. Selain penelitian diharapkan lebih luas, tidak
kelebihan yang telah dijelaskan di atas hanya pada pembelajaran di SMPN 12
produk ini juga memiliki kekurangan Malang saja, tetapi juga pada sekolah-
kerena keterbatasan penelitian ini hanya sekolah lain, (2) Perlu adanya lebih
model pembelajaran teknik dasar tolak banyak model pembelajaran teknik dasar
peluru gaya menyamping yang dilakukan tolak peluru gaya menyamping, (3) Hasil
di SMPN 12 Malang. Besar harapan pe-ngembangan ini hanya sampai
peneliti ada pengembangan lebih lanjut tersusun sebuah produk, belum sampai
dengan teknik dasar yang lain. pada tingkat efektivitas produk yang
dikembangkan jadi sebaiknya dilanjutkan
PENUTUP pada penelitian mengenai efektivitas
Kesimpulan produk yang dikem-bangkan. Demikian
Dapat disimpulkan bahwa produk saran-saran terhadap pemanfaatan,
model pembelajaran teknik dasar tolak diseminasi, maupun pengem-bangan
peluru gaya menyamping di SMPN 12 produk lebih lanjut terhadap pe-
187 Jurnal Pendidikan Jasmani, Vol 26 No 1 April 2016

ngembangan model pembelajaran teknik PASI. 2003. Peraturan/Ketentuan Perlom-


dasar tolak peluru gaya menyamping bagi baan Atletik. Jakarta: Direktorat Jen-
siswa kelas VII di SMPN 12 Malang. dral Pendidikan Tinggi.
Saputra, M.Y. 2001. Dasar-dasar
DAFTAR RUJUKAN Keteram-pilan Atletik. Jakarta:
Badan Standar Nasional Pendidikan. Depdiknas.
2006. Lampiran Standar Isi Setiawan, A. 2015. Pengembangan
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Model Permainan untuk Pemanasan
Jakarta: Badan Standart Nasional Pembelajaran Tolak Peluru. Malang:
Pendidikan. Universitas Negeri Malang.
Bahagia. 2011. Pembelajaran Atletik Setyosari. 2001. Rancangan
untuk Sekolah Luar Biasa. Jakarta: Pembelajaran Teori dan Praktek.
Depar-temen Pendidikan Nasional, Malang: Elang Emas.
Direktorat PLB. Simanjuntak. 2008. Pendidikan Jasmani
Borg, W. R & Gall, M.D. 1983. dan Kesehatan. Jakarta: Depdiknas.
Educational Research An Tim Universitas Negeri Malang. 2010.
Introduction. New York & London: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Longman. Skripsi-Tesis-Disertasi-Artikel-
Furqon, H. M. 2006. Mendidik Anak Makalah-Laporan-Penelitian, Edisi
dengan Bermain. Surakarta: Kelima. Malang: Universitas Negeri
Universitas Sebelas Maret. Malang.
IAAF. 2013. Competition Rules 2012- Wiarto. 2013. Atletik. Yogyakarta: Graha
2013. Monaco: IAAF. Ilmu.
Kurniadi dan Prapanca. 2010. Pendidikan Winarno, M.E. 2007. Metodologi
Jasmani Olahraga dan Kesehatan Penelitian dalam Pendidikan
untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Jasmani. Malang: Rasindo Malang.
Perbukuan Kementrian Pendidikan
Nasional.
Mu’arifin. 2009. Dasar-dasar Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang
(UM Press).
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani, Olah-
raga dan Kesehatan untuk SMP
Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
Munasifah. 2008. Atletik Cabang Lempar.
Semarang: Aneka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai