Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Disiplin

2.1.1. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang

terpenting, karena semakin baik disiplin kerja karyawan maka semakin tinggi

prestasi kerja yang dicapainya, tanpa disiplin karyawan yang baik akan sulit bagi

suatu organisasi

Menurut (Hamali Yusuf, 2016), “Disiplin adalah suatu kekuatan yang

berkembang didalam tubuh karyawan dan menyebabkan karyawan dapat

menyesuaikan diri dengan sukarela pada keputusan peraturan, dan nilai-nilai tinggi

dari pekerjaan dan perilaku”.

Menurut Sutrisno dalam (Syahyuni, n.d., 2016) mengatakan bahwa : Disiplin


adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati
norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin karyawan yang
baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot
akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.”

Menurut Siagian dalam (Nurmalasari, Hartini, Adiwihardja, & Muniroh,


2018) bahwa : Disiplin adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha
memperbaiki dan membentuk pengetahuan sikap dan perilaku karyawan
sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara
kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerja
karyawan”.

Menurut Fahmi dalam (Rosa & Shalahudin, 2018) mengatakan bahwa,

“Disiplin adalah tingkat kepatutan dan ketaatan kepada aturan yang berlaku serta

bersedia menerima sanksi atau hukuman jika melanggar aturan yang ditetapkan

dalam kedisiplinan tersebut”.

7
8

Menurut Safudin dalam (Maulana, 2018), “Disiplin adalah bentuk

pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur menunjukan tingkat

kesungguhan tim kerja dalam suatu organisasi”.

Menurut Siagian dalam (Nurmalasari et al., 2018) bahwa : Disiplin adalah


suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk
pengetahuan sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut
secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan
yang lain serta meningkatkan prestasi kerja karyawan.”

Berdasarkan berbagai pengertian disiplin diatas, dapat disimpulkan bahwa

disiplin adalah perilaku taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang menjadi tanggung

jawab dengan kata lain patuh terhadap peraturan atau tunduk.

2.1.2. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan harus di tegakan dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan

disiplin personil yang baik, maka organisasi akan sulit dalam mewujudkan

tujuannya. Jadi kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuan yang telah di tentukan.

Menurut (Hasibuan, 2014), “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku”.

Menurut (Fahmi, 2016), “Kedisiplinan adalah tingkat kepatuhan dan ketaatan

kepada aturan yang berlaku serta bersedia menerima sanksi atau hukuman jika

melanggar aturan yang ditetapkan dalam kedisiplinan tersebut”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah

kepatuhan dan ketaatan seseorang terhadap norma dan peraturan-peraturan yang

berlaku.
9

2.2. Absensi

2.2.1. PengertianAbsensi

Menurut (Setiawan & Yulianti, 2018), “Absensi adalah sebuah kegiatan

pengambilan data guna mengetahui jumlah kehadiran pada suatu acara. Dan

perusahaan menggunakan sistem absensi untuk mengetahui kehadiran dan

ketidakhadiran karyawan.

Menurut Hasibuan dalam (Amalia, 2018) bahwa : Absensi merupakan salah


satu tolak ukur metode pengembangan karyawan, jika absensi karyawan
setelah mengikuti pengembangan menurun, maka metode pengembangan
yang dilakukan baik, sebaliknya jika tetap berarti metode pengembangan
yang diterapkan kurang baik”.

Menurut Simonna dalam (Firda, 2018) bahwa : Absensi adalah pendataan


kehadiran, bagian dari pelaporan aktivitas suatu institusi, atau komponen
institusi itu sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur
sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan di pergunakan apabila
sewaktu-waktu diperlukan pihak yang berkepentingan.

Menurut Tofik dalam (Rosa & Shalahudin, 2018) bahwa : Absensi pegawai
merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan sistem informasi
sumber daya manusia, informasi yang terperinci mengenai kehadiran seorang
pegawai dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji seseorang,
produktivitas, dan kemajuan organisasi secara umum.

2.2.2. Jenis Absensi

Menurut Tofik dalam (Rosa & Shalahudin, 2018) terdapat jenis-jenis absensi

yang dikelompokan menjadi 2 (dua), antara lain:

1. Absensi manual

Absensi manual adalah cara pengentrian kehadiran dengan cara menggunakan

catatan tangan yang biasanya ada di perusahaan-perusahaan kecil, catatan tangan

dibuat setiap pegawai datang atau pulang kerja. Kekurangan absensi catatan

tangan, yaitu:

a. Pegawai dapat menulis waktu hadir atau pulang sesuai dengan

kehendaknya.
10

b. Pegawai dapat mencatatkan waktu hadir atau pulang temannya yang belum

datang atau pulang lebih awal.

c. Bagian penggajian akan mengalami kesulitan pada saat merekap jam hadir

pekerja pada akhir bulan.

2. Absensi non manual

Absensi non manual adalah suatu cara pengentrian kehadiran dengan

menggunakan sistem komputerisasi, biasanya menggunakan kartu dengan

barcode dan fingerprint ataupun dengan mengentri NIP (Nomor Induk Pegawai).

2.2.3. Penanganan Absensi

Menurut Hawley dalam (Rosa & Shalahudin, 2018), “Penanganan absensi

adalah penetapan tujuan jangka panjang yang luas bagi resolusi masalah yang

ditargetkan”.

Untuk menangani absensi pegawai yang efektif menurut Hawley dalam (Rosa

& Shalahudin, 2018), sebagai berikut :

1. Buatlah kebijakan tertulis yang merinci konsekuensi dan masalah yang berkaitan

dengan absensi.

2. Pastikan bahwa perusahaan memberikan kebijakan ini kepada setiap karyawan dan

komunikasikan harapan perusahaan dengan jelas.

3. Dokumentasikan setiap absensi dan jangan buat pernyataan yang tidak di dukung

dokumentasi.

Penanganan absensi sangat penting dalam setiap organisasi maupun instansi

karena apabila penanganan absensi pegawainya sudah baik, maka untuk jangka

panjang tidak akan menemukan kesalahan dalam pendataan absensi pegawai.


11

2.2.4. Pengaruh Absensi Yang Tinggi

Pengaruh absensi yang tinggi menurut Marwansyah dan Mukaram dalam

(Firda, 2018), menyatakan bahwa : “Tingkat Absensi akan berpengaruh terhadap

efektifitas jalannya operasi perusahaan, karena tingkat absensi dapat menyebabkan

tertundanya jadwal kerja”. Untuk mencapai jumlah produksi yang ditargetkan

pembuatan jadwal mengenai ketidakhadiran biasanya mengaduk unsur-unsur yang

digolongkan sebagai berikut :

1. Nama pegawai

2. Nomor pegawai

3. Tanggal

4. Alasan tidak hadir

5. Alamat

6. Jenis kelamin

Dengan adanya penggolongan tersebut manajer akan dengan mudah mengetahui

siapa-siapa saja yang tidak hadir. Sebab-sebab ketidakhadiran yang diberikan oleh

pegawai yang sering melanggar, akan diberikan sanksi yang sesuai dengan

pelanggarannya.

2.2.5. Sistem Absensi

Ada beberapa cara pengabsenan yang digunakan dalam suatu perusahaan

ataupun instansi pemerintahan dengan berkembangnya ilmu teknologi yang sangat

pesat maka absensi pegawai menggunakan sistem komputerisasi untuk menghindari

kecurangan yang diciptakan oleh para pegawai, serta agar terhindar dari tidak

tepatnya waktu kerja dan waktu pulang kerja.


12

Menurut Mieske dalam (Rosa & Shalahudin, 2018), “Sistem absensi yang

diberlakukan biasanya lebih ketat, bisa dengan menggunakan mesin, kartu, bisa

dengan kartu magnetik, sidik jari”.

Berikut ada beberapa sistem absensi yang biasa digunakan oleh perusahaan

dan instansi pemerintahan menurut Mieske dalam (Rosa & Shalahudin, 2018), yaitu:

1. Sidik jari (Fingerprint)

Mesin absensi sidik jari (fingerprint) adalah salah satu mesin absensi jenis

biometrik yang menggunakan metode pendeteksian melalui sidik jari pegawai

untuk mendata daftar kehadiran pegawai.

2. Pengenalan wajah (face ID3)

Mesin absensi pengenalan wajah adalah salah satu mesin absensi yang

menggunakan fitur yang memverifikasi identitas pegawai yang menggunakan

kamera infra merah yang di rancang untuk menjaga kinerja para pegawai.

3. Mesin absensi Amano

Mesin absensi ini merupakan mesin absensi yang paling banyak digunakan oleh

perusahaan-perusahaan di dunia, karena ekonomis dan mudah digunakan. Mesin

absensi ini juga mempunyai jam yang besar sehingga dengan mudah dapat

melihat jam sewaktu akan melakukan proses absensi kehadiran pegawai.

Dengan adanya mesin ini, maka tidak perlu lagi menggunakan kertas manual

untuk mencatat absensi setiap karyawan sehingga dapat mengurangi kesalahan

baik yang tidak disengaja maupun disengaja oleh pegawai. Dengan menggunakan

mesin ini cukup dengan melihat kartu absensi, maka dapat dengan mudah

menghitung kehadiran setiap karyawan.

4. Kartu Identitas (ID Card)


13

Mesin absensi kartu adalah jenis mesin absensi pertama yang digunakan pada

perusahaan maupun instansi pemerintahan. Mesin absensi ini menggunakan

metode tradisional dan manual untuk mengabsen para pegawai, yaitu dengan cara

mengidentifikasi pegawai melalui kartu absen masing-masing.

5. Retina mata

Mesin absensi ini terhubung ke komputer server. Dari komputer server ini bisa

diambil data absensi pegawai secara tepat waktu. hasil rekap absensi pegawai

tidak dapat diubah-ubah, olek karena itu pengabsenan menggunakan retina mata

sangat efektif digunakan untuk perusahaan maupun instansi pemerintahan.

2.2.6. Proses Identifikasi Ketidakhadiran Pegawai

Perusahaan atau organisasi berusaha untuk menekan tingkat absensi yang

tinggi dengan jalan mengetahui sebab-sebab dari absensi. Dalam (Firda, 2018)

menurut Marwansyah dan Mukaram (2007:257), sebab-sebab absensi

dikelompokkan dan dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1. Mencatat Nama Pegawai Yang Absensi

Bagaimana personalia harus mempunyai catatan tentang nama-nama pegawai

yang sering absen, sehingga dalam melakukan tindakan disiplin ada dasarnya.

2. Mencatat Sebab-sebab Ketidakhadiran

Kebanyakan sebab-sebab ketidakhadiran pegawai adalah dikarenakan sakit. Dan

sebab lainnya adalah kesulitan transportasi dan urusan rumah tangga. Untuk

memperkecil absen, diusahakan fasilitas kesehatan, fasilitas jemputan dan fasilitas

penitipan anak. Hal ini dimaksudkan agar pegawai tidak perlu cemas dalam

melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.

3. Memperhatikan Kelompok Umur


14

Yang Sering Absen Pegawai yang mempunyai umur belasan, mempunyai

kecenderungan untuk tidak hadir, bagi yang cukup umur biasanya jarang masuk

kerja dan pegawai golongan tua absensinya disebabkan karena faktor-faktor

kesehatan.

4. Kelompok Jenis Kelamin Bagi pegawai

Wanita mempunyai kecenderungan tidak hadir lebih besar dibandingkan daripada

pegawai pria, mungkin hal ini disebabkan oleh upah yang di terimanya terlalu

kecil atau karena disibukkan oleh urusan- urusan rumah tangga yang menjadi

tanggung jawabnya.

5. Kondisi Kerja

Kondisi kerja yang buruk atau pekerjaan yang membosankan serta alasan rekan

sekerja yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan tingkat absensi yang tinggi.

Untuk mengatasi hal ini perlu adanya komunikasi dan saling pengertian antara

pegawai perusahaan dan sesame anggota organisasi.

6. Hari-hari Sering Tidak Masuk Kerja

Ada pola tersendiri tentang hari-hari tidak masuk kerja. Pegawai cenderung tidak

masuk kerja pada hari sabtu dan senin, hal ini disebabkan karena mungkin

kegiatan keluarga yang menyita waktu mereka.

2.3. Fingerprint (Sidik Jari)

2.3.1. Pengertian Fingerprint (Sidik Jari)

Menurut Djubaini, Lotje dan Lucky dalam (Amalia, 2018), ”Fingerprint

adalah suatu metode baru yang saat ini telah berkembang menggunakan mesin
15

dengan bantuan software untuk mengisi data kehadiran suatu komunitas,kelompok

maupun instansi yang menggunakannya”.

Menurut (Siswanto, n.d, 2014), “Fingerprint adalah alat yang digunakan untuk

mengenali sidik jari yang merupakan identitas seseorang dengan menggunakan

sistem komputasi.

Menurut (Setiawan & Yulianti, 2018) bahwa: Fingerprint adalah teknologi


yang menunjang untuk keperluan absensi, yang di dalamnya mencangkup
pemasukan, penyimpanan data jam masuk dan jam pulang, serta memproses
data tersebut menjadi sebuah laporan yang nantinya dapat dipergunakan
untuk pengambilan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan. Alat
ini dilengkapi dengan software untuk melakukan perekaman atas transaksi
yang terjadi.

Sudah saatnya Perusahaan menggunakan mesin absensi yang otomatis yaitu

fingerprint. Karena dengan adanya mesin ini kita dapat tahu jam masuk, pulang,

telat, pulang cepat, dan lembur karyawan semuanya secara otomatis. Mesin absensi

manual yang menggunakan kartu sudah dianggap tidak efisien begitu juga dengan

mesin absen barcode, mekanik atau yang lainnya.

2.3.2. Pengertian Sidik Jari

Menurut Mohamed dan Raghu dalam (Wijayanto, 2017) bahwa: Sidik jari
merupakan sebuah identitas seseorang yang tidak mungkin orang lain yang
menyamainya di dunia ini sekalipun pada seseorang yang mempunyai kembar
identik. Sidik jari memiliki karakteristik berupa guratan-guratan yang melekat
seumur hidup pada manusia. Pola sidik jari seseorang tidak akan bisa berubah
kecuali terjadinya sebuah kondisi tertentu, seperti adanya kecelakaan serius
yang dapat mengubah pola sidik jari yang ada.

Mesin pemindai sidik jari adalah jenis mesin absensi biometrik yang

menggunakan metode mendeteksi sidik jari. Identifikasi sidik jari adalah proses

membandingkan dua contoh sidik jari manusia untuk menentukan apakah berasal

dari individu yang sama. Mesin ini dapat diaplikasikan untuk mengetahui

penggunaan suatu alat, dengan menggunakan fingerprint maka data yang diinput

akan menjadi jelas dan tidak ada data yang dapat dimanipulasi.
16

Menggunakan mesin absensi sidik jari merupakan suatu tindakan yang tepat

dalam membangun suatu kinerja perusahaan yang baik, karena disiplin kerja

karyawan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk

mendapatkan kinerja perusahaan yang baik dan mencapai tujuannya, sehingga

produktivitas mampu menghasilkan suatu kerja atau keterampilan yang lebih banyak

dari pada ukuran biasa yang telah umum dan dapat menganalisa dan mendorong

efisiensi produksi.

2.3.3. Tujuan Penggunaan Mesin Absensi Sidik Jari (Fingerprint)

Menurut Maeyasari dalam (Amalia, 2018), tujuan dari penggunaan fingerprint

sebagai mesin absensi, yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas pegawai terhadap organisasi yang berawal dari

kedisiplinan atas kehadiran pegawai ditempat kerja.

2. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi pada

kepegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam pembuatan laporan

absensi bagi unit kerja, khususnya bagian kepegawaian.

3. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan sistem

absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam materi maupun

operasional.

4. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan dan bagian

kepegawaian yang berhubungan dengan kedisiplinan pegawai berupa absensi

kehadiran kerja yang merupakan salah satu dari syarat kerja serta memberikan

informasi loyalitas pegawai yang dapat dijadikan dasar dalam penilaian kerja

pegawai.

2.3.4. Faktor-faktor yang Menggunakan Mesin Absensi Sidik Jari

(Fingerprint)
17

Menurut Ibrahim dalam (Amalia, 2018), berikut faktor-faktor yang

menggunakan Mesin Absensi Sidik Jari (fingerprint) sebagai pilihan yang tepat

dengan berbagai keunggulannya :

1. Kenyamanan

Dimulai dari registrasi yang simple , karyawan atau pegawai tidak perlu repot

membawa kartu karyawan maupun kertas atau kartu. Setiap karyawan tidak akan

lupa membawa alat absensinya atau jari yang telah diregistrasi. Dalam berabsensi

tidak perlu menekan password atau pin yang merepotkan. Mudah dilakukan hanya

dengan menaruh jari tepat diatas sensor sidik jari atau tinggal place finger.

2. Keamanan

Dengan menggunakan absensi sidik jari tingkat keamanan sangat tinggi

dikarenanakan setiap sidik jari setiap pengguna berbeda atau unik. absensi sidik

jari data dapat terpusat walau diluar kota tanpa menunggu terlalu lama karena

dalam pembuatan laporan tidak perlu repot merekap maual satu per satu.

3. Efisien Biaya

Dengan mesin absensi fingerprint juga dapat mengurangi kecurangan jam kerja

yang bisa saja membuat bangkrut perusahaan ataupun instansi.

4. Efektivitas Waktu

Absensi fingerprint pada umumnya mempunyai kecepatan pembacaan 0,5 detik.

Dalam pendataan dapat terpusat dalam satu database. Dengan mesin absensi sidik

jari data dapat terpusat walau diluar kota tanpa menunggu terlalu lama karena

dalam pembuatan laporan tidak perlu repot merekap manual satu per satu.

2.4. Guru

2.4.1. Pengertian Guru


18

Menurut (Yani, 2018) “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Guru menjadi kedua orang tua disekolah, dapat memahami siswa dengan

tugas perkembangannya, membantu siswa dalam menstansformasikan dirinya

sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu siswa dalam mengidentifikasikan

diri siswa itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai