Anda di halaman 1dari 12

ffi

PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA


(PERST)
DAERAH JAWA TIMUR
Sekrctariat : Ruko Este Square Blok B 19, Jl. Dr. lr. Soekamo No. 56-58 T"lp/F*

No : 789 /PERSI. JtlSeklDU2O 1 7 Surabay4 7 September 2Al7


Lamp : l Berkas
Hal : Pelaihan Emergency Ambulance Service Training (Eas|

Kepada Yth :

Direktur Rumah Sakit


di
Indonesia

Dengan Hormat,

Sehubungan akan diselenggarakannya acara Pelatihan Emergency Ambulance Service Training


(East) PERSI .Tawa Timur bekerjasama dengan AGD 118 RSUD. Dr. Soetomo yang
diselengggarakan pada :

Hwi I Tanggal : Jumat - Minggu I 27-29 Oktober 2017


Pukul Wib - Selesai
: 08.00
Tempat : Ruang Pertemuan IRD Lt. IV RStlD. Dr. Soetomo
Jl. Prof. Dr. Moestopo No. 6-8 Surabaya
Biaya Pelatihan : Rp. 3.900.000,- /peserta ( seminar kit, blok note, bollpoint, modul )
Rek. Panitia : BankBCA KCP Kertajaya
Alc.l520452n0 An. Datusi Kustiman, Ak

:ff :{:tr;,'#;ffiffir:#i:x;::.tr;i,i;;;;lT;l;;!f #;f;"*'


'ffemail : pers iiawatimur@]tahoo. com )
BiayaAkomodasi : Hotel Evora Type Smart Room sebesar Rp. 365.000,-/nett/mlmlkmr
Rek. Akomodasi : Bank BCA Cab Manyar
Nc. fiA2044613 An. Budi ljahyono
( mohon nannt instansi dan nama peserta agar di cantumkan,buhi transfer

!#Wetnowati/085645014001(WA)
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi Sekretariat Panitia :Ruko Este Square Blok B 19,
Jl. Dr. Ir. Soekarno No. 56-58 TelplFax : 031-99011099 atau dengan kontak person Sdri. Yuli
Retnowati /0856450 1400 1 (WA)

perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jawa Timur, Panitia Penyelenggara,

Nb.
l. Batas akhir pembayaranpaling lambat tanggal 2A Oktober 20]7
2. Setiap Peserta Pelatihan membawa Foto berworna 3 x 4 (2 lembar)
PERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA
(PERST)
DAERAH JAWA TIMUR
Blok B 19, JI. Dr. lr. Soekamo No.

Kepada Yth:
Ifutua PaniJia Pelatihan EAST
Ruko Este Square BIok B 19
JI. Dr. fr, Soekarno No.56-58 TelplFax : 031-99011099
E-mail : oersiiawatimur@vahoo.com

FORMULIR PENDAFTARAN

Nama

Jabatan

lnstansi/ Rumah Sakit

Alamat

Telp : Hp:
Email

Pembayoron Wo*shop
E Peserta Pelatihan sebesar Rp.3.900.000,-
( Biaya tersebut sudah termosuk Seminar Kit
)

Cara Pemboyomn:
TransferBank : BankCentralAsia{BCAI
Account No. : 752(M52BA
Atas Nama : Datusi Kustiman, Ak
( buhi pembayaran disertskan namepeserta & instansi
s erta di kir im emai I :
Wgiqv, ett imur@yahoo. c om )
Pemhayamn Akomodosi:
flHotel Evora Type Smart Room sebesar Rp. 365.000,-/nett

Coro Pembayaran:
Bank
Transfer : Bank BCA Cab Manyar
AccountNo. :1302044613
Atas Nama : BudiTjahyono
( bukti pembayaron disertakan nama pesertd & instansi
serto dikirim emoil : persijawatimur@yahoa.com )
PROPOSAL PELATIHAN
EMERGENCY AMBULANCE SERVICE TRAINING
(EAST)
PERSI JAWA TIMUR – AGD 118 RSUD Dr.SOETOMO

A. Latar Belakang
Pengenalan Layanan Pre-Hospital
Pada laporan Delegasi RI dalam menghadiri Sidang WHA ke-60 (The Sixtieth
World Health Assembly) Sidang Umum Organisasi Kesehatan Sedunia ke-60. WHA
merupakan badan pengambil kebijakan tertinggi pada badan dunia WHO yang mengikat
dan dipatuhi oleh seluruh negara anggota WHO. Resolusi ke-11 Nomor WHA60.22Health
system: emergency-care systems. Memperhatikan bahwa setiap tahunnya lebih dari 100
juta orang mengalami injuries, dan sekitar 5 juta orang meninggal akibat kekerasan dan
kecelakaan, dimana 90% kejadian tersebut terjadi di negara-negara miskin dan menengah,
maka sidang meminta kepada negara-negara anggota, antara lain: (a) melakukan penilaian
secara komprehensif tentang pre-hospital dan emergency-care; (b) keterlibatan Depkes
dalam koordinasi lintas sector dalam penguatan penyediaan pelayanaan trauma dan gawat
darurat; (c) mempertimbangkan dikembangkannya system pelayanan terpadu trauma dan
gawat darurat; (d) membangun mekanisme monitoring dan menjamin standar minimal
untuk training, peralatan, infrastruktur dan komunikasi; (e) mengembangkan nomor
telepon yang bisa diakses secara luas/universal; (f) identifikasi pelayanan utama untuk
trauma dan kegawatdaruratan; (g) mempertimbangkan insentif buat petugas petugas
kesehatan dalam pelayanan tersebut; (h) menjamin kompetensi dalam kurikulum
pendidikan dan pendidikan lanjutan bagi petugas-petugas kesehatan tsb; (i) penguatan
sistem pelayanan terpadu trauma dan gawat darurat melalui data obyektif; dan (j)
melakukan kajian terhadap aspek peraturan yang menjamin akses pelayanan trauma dan
gawat darurat. Kepada DG WHO, Sidang meminta untuk: (a) melakukan standarisasi
instrument dan teknik penilaian kebutuhan akan pre-hospital dan emergency-care; (b)
mengembangkan teknik kajian kebijakan dan peraturan penyediaan pre-hospital dan
emergency-care; (c) menetapkan standar, mekanisme dan teknik pengawasan fasilitas dan
mendukung Negara anggota untuk desain program quality improvement; (d) menyediakan
pedoman pengembangan dan penguatan system manajemen masscasualty; (e) mendorong
penelitian berkolaborasi dengan negara anggota dalam pengembangan kebijakan dan
program berbasis ilmiah; (f) meningkatkan awareness bahwa tersedia cara-cara murah
untuk mengurangi kematian melalui penyediaan pelayanan trauma dan kegawatdaruratan;
dan (g) memobilisasi sumber-sumber dana dari donor.

1|Proposal AGD 118 SURABAYA


Perspektif Pelayanan Pre-hospital
Bertolak dari naskah di atas, pre-hospital care merupakan penanggulangan gawat
darurat sehari-hari baik kegawatan trauma fisik maupun non trauma sehingga keselamatan
nyawa dan kemungkinan kecacatan akan terhindar, kegawatdaruratan ini bisa ber-
ekskalasi menjadi kegawatdaruratan bencana atau pengungsi. Jika penanganan pre-
hospital dilakukan dengan baik, maka dapat menekan korban meninggal hingga 50 persen.
Namun, masing-masing rumah sakit masih memiliki cara penanganan korban yang
beragam sehingga belum memiliki keseragaman dalam penanganan maupun kesiapannya.
Keberhasilan penanggulangan gawat darurat sehari-hari akan memberikan dampak yang
sangat bermanfaat bagi eskalasi gawat darurat massal atau bencana.
Salah satu upaya menanggulangi kegawatan di luar rumah sakit yaitu berupa
pembentukan Ambulans Gawat Darurat (AGD) yang merupakan komponen dari
Emergency Medical Service (EMS). Oleh karena adanya perbedaan sistem di suatu
negara, layanan ambulans salah satunya di negara kita, Indonesia, sebagian besar berada
di rumah sakit (hospital-based), dinaungi oleh unit pra rumah sakit.
Ini artinya pelayanan pre-hospital harus segera dimasyarakatkan terutama
melibatkan profesi keperawatan. Memang, sejak penemuan kendaraan bermotor lebih
seabad lalu, diperkirakan sekitar 30 juta orang telah terbunuh akibat kecelakaan jalan
(road crashes). Kajian terbaru menunjukkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun
akibat kecelakaan jalan di seluruh dunia. Angka tersebut merupakan peningkatan dari
880.000 korban kecelakaan tahun 1999, dan pada 2010 diperkirakan meningkat antara 1,1-
1,2 juta, kemudian menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun 2020. Pada periode yang
sama mobil telah membunuh lebih banyak orang daripada keseluruhan korban perang
termasuk dalam dua perang dunia. Korban kecelakaan jalan juga lebih banyak
dibandingkan korban kecelakaan angkutan udara, laut, danau, maupun kereta api.
Di Indonesia pelayanan pra rumah sakit (baca : ambulans) dilakukan oleh perawat.
Meskipun mereka telah dibekali kurikulum paramedic, namun basic knowledge and skill-
nya adalah nursing. Pelayanan ambulans di Indonesia merupakan hospital-based
ambulance dimana operasional palayanan ambulans ini sepenuhnya tergantung pada
pendanaan dan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah rumah sakit yang bersangkutan.
Sedangkan kru yang paling umum adalah para perawat, pengemudi, serta operator radio
komunikasi. Pada beberapa center, mereka memilih perawat dilatih mengemudi ambulans
juga. Karena secara human resources capital ini lebih efisien, daripada mendidik
realdriver ‘menjadi’ perawat. Tentu saja melibatkan seorang dokter jika memang
diperlukan untuk memenuhi tindakan sesuai kompetensi dasarnya.

Evidens
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 kecelakaan
jalan merupakan penyebab terbesar ketiga kematian di seluruh dunia, setelah penyakit
jantung dan depresi. Di Amerika, sejak mobil ditemukan sebanyak 3 juta orang meninggal
akibat kecelakaan jalan, jauh lebih banyak dibandingkan kematian 650.000 orang Amerika
akibat perang sejak perang revolusi sampai perang Iraq. Di Afrika, lebih banyak anak-
anak yang mati akibat kecelakaan jalan daripada akibat virus HIV/AIDS. Kecelakaan jalan

2|Proposal AGD 118 SURABAYA


juga membunuh banyak orang muda (usia 15-44 tahun) di Afrika daripada akibat penyakit
malaria.
Cedera merupakan penyebab utama kematian pada individu yang berusia 1-19
tahun. Enam bentuk cedera yang paling umum meliputi kecelakaan lalu lintas, tenggelam,
terbakar dan tersiram air panas, tersedak, keracunan, dan jatuh. (Wong, 1999)
Di Indonesia angka kejadian kecelakaan lalu lintas masih sangat tinggi. Sebagai
ilustrasi uji petik acak, pada tahun 2008 jumlah insiden kecelakaan lalu lintas berjumlah
30.000 angka kejadian kecelakaan. Hal ini tentu tidak hanya membawa korban materi saja,
namun juga hilangnya jumlah usia produktif sebagai korban kecelakaan tersebut. Sehingga
ketika usia produktif berkurang,maka ketergantungan usia belum dan tidak produktif
semakin tinggi sehingga akan terpelihara kondisi kemiskinan di Negara kita. Sebenarnya
angka kesakitan dan kematian bisa ditekan jika sistem penanggulangan gawat darurat
terpadu berjalan dengan baik. Salah satu komponen sistem tersebut yaitu pelayanan
transportasi Ambulans Gawat Darurat 118 (AGD 118) dan tentu saja harus bersinergi
dengan fase Unit Gawat Darurat RS (UGD RS). Selama ini penanganan gawat darurat di
Indonesia masih belum memadai. Tidak sebandingnya rasio antara AGD dibanding jumlah
penduduk menyebabkan waktu tanggap yang seharusnya di bawah 10 menit jadi lebih
lama. Misalnya di Jakarta, tiap tahun terdapat 751-1069 orang muda korban kecelakaan
lalu lintas yang masih hidup pada saat polisi datang, tapi meninggal dalam perjalanan
menuju RS (Aryono, 2008).
Masalah pada sistem airway, breathing, circulation, disability terkadang tidak
pernah memberi toleransi kepada korban. Hal ini karena tidak ada pertolongan tanggap
darurat ke lokasi kejadian kecelakaan dengan cepat, tepat, dan cermat.

Sejarah Ambulans Gawat Darurat 118


Di daerah-daerah, unit ambulans ditempatkan di bagian kendaraan atau di bagian
‘belakang’ yang disetarakan antara ambulans gawat darurat untuk si sakit dan yang sudah
meninggal. Namun dekade terakhir ini, rumah sakit sudah mulai menyadari akan
pentingnya ambulans gawat darurat seiring dengan peradaban manusia terutama mode
transportasi yang kerap menyebabkan cidera. Sehingga memerlukan pertolongan yang
harus cepat dan tepat di lokasi kejadian hingga menuju ke lokasi rujukan.
Di beberapa daerah atau kota sudah mengembangkan pelayanan AGD 118 yang
merupakan komponen Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu-SPGDT. Namun
karena sumber dana dan sumber daya masing-masing rumah sakit berlainan, maka
perkembangan pelayanan ambulans ini kurang memadai. Jarang sekali suatu kecelakaan
lalu lintas bisa ditangani oleh tim ambulans ini. Hal ini karena masyarakat kita yang
mempunyai sifat ‘suka menolong’, mereka cepat-cepat membawa korban ke RS terdekat
dengan kendaraan umum-ironisnya dengan sedan (taksi). Hal ini sangat menimbulkan
resiko sekali bagi pasien terutama pada pasien dengan curiga cidera spinal. Dua kali,
penulis pernah merespon berita dari siaran radio bahwa ada kecelakaan di jalan raya,
ketika merespon dengan mengirimkan unit ambulans, ternyata pasien sudah diantar
memakai mobil pribadi di RS. Jadi memang banyak hal yang harus mendukung
pelayanan ambulans gawat darurat ini. Peralatan yang ada di AGD 118 juga bervariasi,
tergantung kondisi pasien. Kebanyakan RS menyimpan peralatan di UGD ketika ambulans

3|Proposal AGD 118 SURABAYA


tidak terpakai. Peralatan dimasukkan ambulans jika ada panggilan. Tentu saja hal ini
banyak faktor kenapa harus terjadi dan membutuhkan solusi.
Angka kematian di Indonesia baik oleh karena trauma maupun non trauma seakan
semakin meningkat, ditunjukkan dengan pemberitaan di media elektronik maupun cetak
yang setiap hari menampilkan berita kecelakaan terutama lalu lintas. Kenapa ini bisa
terjadi, salah satunya karena masyarakat Indonesia tidak mengetahui cara menolong
korban yang baik.
Untuk itulah dengan adanya latar belakang pelayanan ambulans gawat darurat
yang berbeda, kami berkeinginan mengajukan proposal pelatihan untuk menyamakan
persepsi tentang layanan ambulans gawat darurat.

B. Tujuan Pelatihan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan EAST – Emergency Ambulance Service Training, peserta
mampu mengoperasikan ambulans gawat darurat secara baik dan benar sebagai bagian
dari sub sistem SPGDT-Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.

2. Tujuan Khusus
a. Memiliki pengetahuan tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) sesuai dengan pelayanan keperawatan gawat darurat yang ada di
Indonesia.
b. Memiliki pengetahuan mengenai sistem rujukan antar rumah sakit.
c. Memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis alat transportasi medis.
d. Memiliki pengetahuan tentang ilmu dan skill operasional ambulans gawat darurat:
cara mengemudi yang baik, merawat mobil ambulans, dan tertib berlalu lintas.
e. Memiliki pengetahuan dan skill tentang mobil ambulans beserta kelengkapannya.
f. Memiliki pengetahuan dan skill tentang penanganan pasien gawat darurat trauma
(cidera) fase pre-hospital.
g. Memiliki pengetahuan dan skill tentang penanganan pasien gawat darurat non
trauma (non cidera) atau pasien medikal fase pre-hospital.
h. Memiliki pengetahuan dan skill tentang manajemen panggilan gawat darurat.
i. Memiliki pengetahuan dan skill tentang rujukan dari tempat kejadian ke RS
terdekat dan memadai, emergency transfer.
j. Memiliki pengetahuan dan skill tentang inter-hospital transfer (rujukan antar RS)
k. Memiliki pengetahuan tentang manajemen transfer pasien ke bandar udara untuk
penerbangan komersil.
l. Memiliki pengetahuan tentang teknik memasukkan pasien ke dalam pesawat
dengan penerbangan komersil (loading)
m. Memberikan bantuan hidup dasar pada pasien yang mengalami kegawatdaruratan.
n. Melakukan pengkajian awal (initial assesment) pada pasien yang mengalami
kegawatdaruratan di pre-hospital.
o. Memiliki pengetahuan dan melakukan pendokumentasian pasien pre-hospital.

4|Proposal AGD 118 SURABAYA


C. RUNDOWN PEMBELAJARAN ILMU & KETRAMPILAN, SYLABUS EMERGENCY AMBULANCE SERVICE TRAINING

DIREKTUR PELATIHAN : dr. Urip Murtedjo, SpB(K)KL.FINACS(K).FICS


KOORDINATOR : dr. Dedy Hermawan (Ka. AGD 118)

HARI KE I HARI : JUMAT TGL.: 27 BULAN : Oktober TAHUN : 2017


07.00 – 07.30 WIB REGISTRASI PESERTA 13.00 – 14.30 WIB AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION,
OLEH : TIM EAST DISABILITY, EXPOSURE
OLEH : Dr.dr. APRIL POERWANTO
BASOEKI,Sp.AN.
07.30 – 08.00 WIB PEMBUKAAN & PRE TEST 14.30 – 15.45 WIB CPR
OLEH : TIM EAST OLEH : Dr.dr. APRIL POERWANTO
BASOEKI,Sp.AN.
08.00 – 09.00 WIB DEMONSTRASI RUJUKAN PASIEN DENGAN AMBULANS 15.45 – 16.00 WIB COFFEE BREAK & SHOLAT
OLEH : TIM EAST OLEH : PANITIA
09.00 – 10.00 WIB OVERVIEW PELAYANAN HOSPITAL – BASED EAS 16.00 – 18.00 WIB ENAM LANGKAH EMERGENGY RESPONSE
OLEH : dr. DEDI HERMAWAN (Ka. Unit Ambulans 118 IRD) OLEH : BEBAION IDIATMAJA, SST, EMT-P.
10.00 – 10.15 WIB REHAT KOPI 18.00 – 18.15 WIB BREAK SHOLAT
OLEH : PANITIA OLEH : PANITIA
10.15 – 11.30 WIB - SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT 18.15 – 19.30 WIB - RUJUKAN PASIEN DENGAN MODE
TERPADU REGULER
- SISTEM KOMUNIKASI, TRANSPORTASI, FLIGHT / AIR AMBULANCE CHARTER
KEMAMPUAN SDM & TATA LAKSANA SPGDT PRA OLEH : Mayor dr. AGUNG MALINDA
RUMAH SAKIT
OLEH : dr. URIP MURTEDJO, Sp.B(K)KL.FINACS.FICS
11.30 – 13.00 WIB ISHOMA & SHOLAT JUM’AT 19.30 – 21.30 WIB SKILL STATION CPR
OLEH : PANITIA OLEH : TIM EAST
-------------PELATIHAN EAST HARI PERTAMA SELESAI-------------

5|Proposal AGD 118 SURABAYA


HARI KE II HARI : SABTU TGL.: 28 BULAN : Oktober TAHUN : 2017
08.00 – 10.30 WIB TEKNIK SAFETY MENGEMUDI AMBULANS GAWAT DARURAT 14.15 – 15.15 WIB SKILL STATION DI LAPANGAN KOMUNIKASI,
- TEKNIK MENGEMUDI, MAJU – MUNDUR, KECEPATAN, PARKIR EKSTRIKASI DAN TRANSPORTASI
- MAINTENANS MOBIL AMBULANS, CHECKING MESIN, BBM, OLIE, OLEH : TIM EAST
DAN ASSESORIS
- PREVILEGE RIGHTS ON THE STREET, PERLUKAH ?
OLEH : AKBP KATIRIN, SH
10.30 – 10.45 WIB REHAT KOPI 15.15 – 15.30 WIB BREAK SHOLAT
OLEH : PANITIA OLEH : PANITIA
10.45 – 12.45 WIB KOMUNIKASI RADIOMEDIK REGIONAL JAWA TIMUR 15.30 – 17.30 WIB SKILL STATION DI LAPANGAN KOMUNIKASI,
- TATA CARA PENGGUNAAN, TEKNIS DAN KOMUNIKASI RUJUKAN EKSTRIKASI DAN TRANSPORTASI
YANMEDIK OLEH : TIM EAST
OLEH : KOMPOL Ir. PRAJOGA SUMARJANTA, M.Kom
12.45 – 13.15 WIB ISHOMA 17.30 – 18.00 WIB BREAK SHOLAT
OLEH : PANITIA OLEH : PANITIA
13.15 – 14.15 WIB SKILL STATION DI LAPANGAN KOMUNIKASI, 18.00 – 20.00 WIB ON – GOING ASSESSMENT / PENGKAJIAN &
EKSTRIKASI DAN TRANSPORTASI DOKUMENTASI SAAT TRANSPORT
OLEH : TIM EAST - MENGANALISIS KEMUNGKINAN MASALAH YANG
MUNCUL PADA PASIEN, PETUGAS DAN ARMADA
AMBULANS
- PELAPORAN
OLEH : Ns. SENJA SETIAKA, S.Kep.,EMT-P

-------------PELATIHAN EAST HARI KEDUA SELESAI-------------

6|Proposal AGD 118 SURABAYA


HARI KE III HARI : MINGGU TGL.: 29 BULAN : Oktober TAHUN : 2017
08.00 – 09.00 WIB RESUME HARI I & HARI II 12.30 – 14.30 WIB SKILL INITIAL ASSASSEMENT : PASIEN DI LOKASI
OLEH : dr. DEDI HERMAWAN (Ka. Unit Ambulans 118 IRD) KEJADIAN, STABILISASI & MEMASUKKAN KE DALAM
AMBULANS
OLEH : TIM EAST
09.00 – 11.00 WIB EVALUASI SKILL CPR 14.30 – 15.30 WIB EVALUASI / POST TEST
OLEH : TIM EAST OLEH : TIM EAST
11.00 – 11.15 WIB COFFEE BREAK 15.30 – 15.45 WIB BREAK SHOLAT
OLEH : PANITIA OLEH : PANITIA
11.15 – 12.15 WIB SKILL INITIAL ASSASSEMENT : PASIEN DI LOKASI KEJADIAN, 15.45 – 16.15 WIB PENUTUPAN
STABILISASI & MEMASUKKAN KE DALAM AMBULANS OLEH : TIM EAST
OLEH : TIM EAST
12.15 – 12.30 WIB ISHOMA
OLEH : PANITIA -------------PELATIHAN EAST HARI KETIGA SELESAI-------------

7|Proposal AGD 118 SURABAYA


D. Perangkat Evaluasi
Pada akhir pelatihan, tim akan mengadakan evaluasi yang meliputi evaluasi peserta, fasilitator
dan penyelenggara. Evaluasi peserta terdiri dari evaluasi pengetahuan evaluasi pengetahuan
dilakukan pada awal pelatihan melalui pre test, pada proses pelatihan pada proses ceramah-tanya
jawab, dan pada akhir pelatihan melalui ujian tulis. Sedangkan uji skill tidak dilakukan
mengingat peserta pelatihan ini terdiri dari beberapa personil dengan latar belakang akademik
yang tidak linier. Hal ini terjadi karena tidak menutup kemungkinan, peserta adalah pengemudi
ambulans yang notabene tidak mempunyai latar belakang akademik keperawatan maupun
kedokteran.

E. Peserta Pelatihan
Peserta pelatihan adalah:
1. Para dokter yang berminat untuk mengetahui lebih dalam tentang layanan ambulans gawat
darurat.
2. Perawat Gawat Darurat, Dosen/fasilitator klinik, mahasiswakeperawatan semester berjalan
atau perawat/ners yang dipersiapkan untuk melaksanakan asuhankeperawatangawat darurat /
kecelakaan /bencana di pre-hospital.
3. Para operator pelayanan ambulans gawat darurat, baik yang hospital based, puskesmas,
maupun independent

F. Instruktur Pelatihan
Peserta pelatihan akan diajar oleh para akademisi dan atau praktisi di bidang masing-masing.
Tim instruktur / Narasumber terdiri dari:
1. Perawat/Ners operator Ambulans Gawat Darurat 118 Surabaya.
2. Perawat/Ners IRD/ICU RSUD Dr.Soetomo Surabaya
3. Perawat/Ners instruktur Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support tingkat nasional.
4. Dokter Spesialis Bedah / Anestesi
5. Kepolisian Republik Indonesia

G. FASILITAS PELATIHAN
- Sertifikat dari PERSI Jawa Timur
Dengan Akreditasi dari IDI dan PPNI
- Modul EAST
- Tas , blok note, balpoint

H. Organisasi/Institusi Penyelenggara

Emergency Ambulance Service Training (EAST) ini merupakan pelatihan yang diadakan oleh
Operator Ambulans Gawat Darurat 118 RSUD Dr.Soetomo Surabaya yang berada di IGD RSUD
Dr.Soetomo Surabaya bekerjasama dengan PERSI Jawa Timur. Guna sosialisasi dan untuk
penyamaan persepsi, maka perlu diadakan pelatihan EAST

Demikian proposal tentang pelatihan EAST ini kami buat. Tidak menutup kemungkinan bagi
kami untuk mengajukan proposal pelatihan kegawatdaruratan lainnya yang berhubungan dengan
kompetensi profesi keperawatan.

|JADWAL PELATIHAN EAST


|JADWAL PELATIHAN EAST
|JADWAL PELATIHAN EAST

Anda mungkin juga menyukai