Anda di halaman 1dari 8

Nama : Stefani Chrystabel

NIM : 12030120420037
No. Peserta : 51021040053

BAB 17 - PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK PENGUJIAN


PERINCIAN SALDO
A. Perbandingan Sampling Audit Untuk Pengujian Atas Rincian Saldo
Dan Untuk Pengujian Pengendalian Serta Pengujian Substantif Atas
Transaksi
Tiga penentu penting dari ukuran sampel adalah tingkat keyakinan yang diinginkan, salah saji
yang dapat diterima, dan salah saji yang diestimasi. Tujuan sampling audit adalah untuk
menarik kesimpulan mengaenai seluruh populasi dari hasil suatu sampel. Dalam pengujian
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, dan pengujian atas rincian saldo memiliki
resiko sampling maupun nonsampling. Untuk mengatasi resiko sampling, auditor dapat
menggunakan metode nonstatistik atau statistik atas ketiga jenis pengujian tersebut.
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,
pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh auditor.
a. Pengujian pengendalian  : bagian yang diukur efektivitas pengoperasian pengendalian
internal
b. Pengujian substantif atas transaksi  : bagian yang diukur Etektivitaspengendalian
c. Pengujian perincian saldo : Jumlah uang dalam saldo akun yang mengalami salah saji
secara material
Tujuan auditor melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi:
a. Untuk menentukan apakah tingkat pengecualian populasi cukup rendah.
b. Untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian dan karenanya mengurangi pengujian
atas rincian saldo
c. Untuk perusahaan publik, guna menyimpulkan bahwa pengendalian telah beroperasi
secara efektif demi tujuan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Ada tiga jenis utama metode sampling yang digunakan untuk menghitung salah saji saldo
akun dalam dolar yaitu (1) sampling non statistik, (2) sampling unit moneter, dan (3)
sampling variabel.

1
B. Sampling Nonstatistik
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo.
Langkah-langkah Audit untuk Langkah-langkah Audit untuk Pengujian
Pengujian atas rincian saldo Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi
Merencakanan Sampel Merencakanan Sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian 1. Menyatakan tujuan pengujian audit
audit.
2. Memutuskan apakah sampling 2. Memutuskan apakah sampling audit dapat
audit dapat diterapkan. diterapkan.
3. Mendefinisikan salah saji. 3. Mendefinisikan atribut dan pengecualian.
4. Mendefinisikan populasi. 4. Mendefinisikan populasi.
5. Mendefinisikan unit sampling. 5. Mendefinisikan unit sampling.
6. Menetapkan salah saji yang dapat 6. Menetapkan tingkat pengecualian yang
ditoleransi. dapat ditoleransi.
7. Menetapkan risiko yang dapat 7. Menetapkan resiko yang dapat diterima atas
diterima atas penerimaan yang penilaian risiko pengendalian yang terlalu
salah. rendah (ARACR).
8. Mengestimasi salah saji dalam 8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi.
populasi.
9. Menentukan ukuran sampel awal. 9. Menentukan ukuran sampel awal.
Memilih Sampel dan Melaksanakan Memilih Sampel dan Melaksanakan Prosedur
Prosedur Audit Audit
10. Memilih sampel. 10. Memilih sampel.
11. Melaksanakan prosedur audit. 11. Melaksanakan prosedur audit.
Mengevaluasi Hasil Mengevaluasi Hasil
12. Menggeneralisasi dari sampel ke 12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi
populasi
13. Menganalisis salah saji 13. Menganalisis pengecualian.
14. Memutuskan akseptabilitas 14. Memutuskan akseptabilitas populasi
populasi

1. Menyatakan Tujuan Pengujian Audit


Auditor akan mengambil sampel untuk pengujian atas rincian saldo guna menentukan apakah
saldo akun yang sedang diaudit telah dinyatakan secara wajar.
2. Memutuskan Apakah Sampling Audit Dapat Diterapkan
Sampling audit diterapkan setiap kali auditor berencana membuat kesimpulan mengenai
populasi berdasarkan sampel.
3. Mendefinisikan Salah Saji

2
Karena sampling audit untuk pengujian atas rincian saldo mengukur salah saji moneter, yaitu
salah saji yang terjadi apabila item sampel disalahsajikan.
4. Mendefinisikan Populasi
Dalam pengujian atas rincian saldo, populasi didefinisikan sebagai item yang
membentuk populasi dolar yang tercatat. Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan
populasi ke dalam subpopulasi (stratified sampling) sebelum menerapkan sampling audit.
Stratifikasi memungkinkan auditor menekankan item populasi tertentu.
5. Mendefinisikan Unit Sampling
Untuk sampling nonstatistik dalam pengujian atas rincian saldo, unit sampling hampir selau
merupakan item yang membentuk saldo akun. Auditor dapat menggunakan item membentuk
populasi tercatat sebagai unit sampling untuk menguji semua tujuan audit kecuali
kelengkapan.
6. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
Auditor menggunakan salah saji yang dapat ditoleransi untuk menentukan ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil sampling nonstatistik dengan memulai pertimbangan pendahuluan
mengenai materialitas.
7. Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima Atas Penerimaan yang Salah
Risiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah disebut ARIA (acceptable risk of
incorrect acceptance) adalah risiko yang bersedia ditanggung auditor karena menerima suatu
saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam saldo tersebut melampaui salah
saji yang dapat ditoleransi.
8. Mengestimasi Salah Saji dalam Populasi
Biasanya auditor membuat estimasi ini berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan menilai
risiko inhern, yang mempertimbangkan hasil pengujian pengendalian, pengujian substantif
atas transaksi, dan prosedur analitis yang telah dilaksanakan.
9. Menentukan Ukuran Sampel Awal
Untuk membantu auditor membuat keputusan menyangkut ukuran sampel, auditor seringkali
mengikuti pedoman oleh kantor akuntannya atau beberapa sumber lainnya.
10. Melaksanakan Prosedur Audit  
Auditor menerapkan prosedur audit yang tepat pada setiap item sampel untuk menentukan
apakah item tersebut mengandung salah saji.
11. Menggeneralisasi Dari Sampel ke Populasi dan Memutuskan Akseptabilitas
Populasi
Auditor harus menggeneralisasikan dari sampel ke populasi dengan:
3
1. Memproyeksikan salah saji dari hasil sampel ke populasi
2. Mempertimbangkan kesalahan sampling serta risiko sampling (ARIA).
12. Menganalisis Salah Saji
Auditor harus mengevaluasi sifat dan penyebab setiap salah saji yang ditemukan dalam
pengujian atas rincian saldo. Hal tersebut pada gilirannya akan menyebabkan auditor
mengurangi ARIA, yang akan meningkatkan ukuran sampel yang direncanakan.
13. Tindakan yang Diambil Apabila Populasi Ditolak
Jika auditor menyimpulkan bahwa salah saji dalam suatu populasi mungkin lebih besar dari
salah saji yang dapat ditoleransi setelah mempertimbangkan kesalahan sampling, populasi
tidak dianggap dapat diterima. Pada titik tersebut, auditor memiliki beberapa tindakan yang
dapat dilakukan:
a. Tidak mengambil tindakan hingga pengujian atas bidang audit lainnya telah selesai
b. Melaksanakan pengujian audit yang diperluas pada bidang tertentu
c. Meningkatkan ukuran sampel
d. Menyesuaikan saldo akun
e. Meminta klien untuk mengoreksi populasi
f. Menolak untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian

C. Sampling Unit Moneter


Sampling unit moneter (monetary unit sampling = MUS) merupakan metode sampling
statistik yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki
kesederhanaan statistik bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang
diekspresikan dalam dolar (atau mata uang lainnya yang sesuai).
1. Perbedaan Antara Sampling Unit Moneter (MUS) Dan Sampling Nonstatistik
MUS serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik. Beberapa perbedaannya yaitu:
a. Definisi Unit Sampling adalah suatu Dolar Individual
b. Ukuran Populasi adalah Populasi Dolar yang Tercatat
c. Pertimbangan Pendahuluan Mengenai Materialitas Digunakan untuk Setiap Akun dan
Bukan Salah Saji yang Dapat Ditoleransi
d. Ukuran Sampel Ditentukan dengan Menggunakan Rumus Statistik
e. Aturan Keputusan Formal Digunakan untuk Memutuskan Akseptabilitasi Populasi
f. Pemilihan Sampel Dilakukan dengan Menggunakan PPS
g. Auditor Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi yang Menggunakan Teknik MUS
2. Menentukan penerimaan populasi Menggunakan MUS

4
Auditor membandingkan kesalahan penyajian terhitung yang terikat dengan salah saji yang
dapat diterima. Jika batasan melebihi salah saji yang dapat diterima, populasi dianggap tidak
dapat diterima dan diambil kesimpulan bahwa nilai buku mengandung salah saji yang
material.
3. Menentukan Ukuran Sampel Menggunakan MUS
Risiko yang dapat diterima dari Penerimaan yang salah ARIA adalah penilaian auditor
tentang tingkat jaminan yang diperlukan untuk aplikasi pengambilan sampel dengan cara
menentukan:
a.
risiko yang dapat diterima dari penerimaan yang salah
b.
Nilai populasi yang tercatat
c.
Salah saji yang dapat ditoleransi
d.
Salah saji yang dapat ditoleransi sebagai persentase dari Nilai populasi
e.
perkiraan salah saji populasi
f.
rasio populasi yang diperkirakan Salah saji terhadap Salah saji yang dapat
ditoleransi
g. Faktor Keyakinan
h. Ukuran sampel
i. Interval Sampling
4. Generalisasi dari Sampel ke Populasi Ketika Salah Saji Tidak Ditemukan dengan
Menggunakan MUS
Asumsikan bahwa auditor mengonfirmasi suatu populasi pitang dagang atas kebenaran nilai
moneternya. Total Populasi adalah Rp 1.200.000 dan sampelnya menggunakan 100
konfirmasi. Selama audit, seluruh salah saji ditemukan dalam sampel. Auditor ingin
menentukan jumlah maksimum dari lebih saji atau kurang saji yang dapat muncul dalam
populasi meskipun salah saji tidak ditemukan dalam sampel. Hal ini disebut batas salah saji
atas (upper misstatement bound) dan batas salah saji bawah (lower misutatement bound).
Menghitung batasan salah saji akan melibatkan tiga langkah:
a. Persentase yang Tepat dalam Asumsi Salah Saji
Ketika salah saji ditemukan, auditor menghitung salah saji yang diproyeksikan dan
penyisihan untuk risiko pengambilan sampel.
b. Salah saji sampel proyek
Salah saji yang diproyeksikan adalah persentase salah saji dikali interval
pengambilan sampel, karena persentase salah saji adalah untuk seluruh interval
pengambilan sampel.
c. Menghitung penyisihan untuk risiko Sampling

5
Salah saji yang diproyeksikan ditingkatkan dengan penyisihan untuk risiko
pengambilan sampel, yang dihitung sebagai ketepatan dasar ditambah penyisihan
tambahan untuk risiko pengambilan sampel untuk setiap kesalahan penyajian yang
ditemukan dalam unit pengambilan sampel yang lebih kecil dari interval
pengambilan sampel.
5. Generalisasi Ketika Salah Saji Ditemukan
Empat aspek dalam menggeneralisasi dari sampel ke populasi, tetapi penggunaannya telah
dimodifikasi sebagai berikut:
1. Jumlah lebih saji dan kurang saji ditangani secara terpisah dan kemudian
digabungkan.
2. Asumsi salah saji yang berbeda dibuat untuk setiap salah saji, termasuk salah saji nol.
3. Auditor harus berhadapan dengan lapisan CUER dari tabel sampling atribut.
4. Asumsi salah saji harus dikaitkan dengan setiap lapisan yaitu dengan mengaitkan
secara konservatif persentase salah saji dolar yang terbesar dengan lapisan yang
terbesar.
6. Audit Dengan Menggunakan Sampling Unit Moneter
Sampling unit moneter memilki sedikitnya empat fitur yang menarik bagi auditor:
a. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
b. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
c. MUS mudah diterapkan. Sampel unit moneter dapat dievaluasi dengan menerapkan
tabel yang sederhana. Jadi jauh lebih mudah mengajarkan dan mengawasi
penggunaan teknik MUS.
d. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik. Banyak
auditor yakin bahwa sampling statistik akan membantunya dlam membuat kesimpulan
yang lebih baik dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.
MUS memiliki 2 kelemahan yaitu :
1. Batas salah saji total yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk berguna bagi auditor.
2. Mungkin sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi besar tanpa bantuan
komputer.

D. Sampling Variabel

6
Sampling variabel adalah metode statistik yang digunakan oleh auditor. Sampling variabel
dan sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo memiliki tujuan yang sama
untuk mengukur salah saji dalam suatu saldo akun.
1. Perbedaan antara sampling variabel dan nonstatistik
Dalam hal ini sampling variabel termasuk kedalam sampling staitistik. Dalam sawyer’s
internal auditing mengatakan bahwa tidak ada perbedaan antara sampling statistik dengan
sampling nonstatistik dalam hal pelaksanaan rancangan sampling atau dalam pendekatan
yang mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh atau tanggung jawab auditor untuk
mendeteksi kesalahan
2. Distribusi sampling
Distribusi sampling memiliki arti normal apabila memenuhi dua ciri, yaitu: apabila kurva
berbentuk simetris dan sample yang jatuh dengan porsi dari distribusi sample sekitar rata –
rata dari mean. Berikut adalah tiga bentuk dari percobaan mengambil sample dalam jumlah
yang besar dari populasi yang diketahui:
1. Nilai mean dari semua sample mean sama dengan populasi mean
2. Bentuk distribusi frekuensi dari sample mean adalah distribusi normal selama ukuran
sample dalam jumlah yang besar
3. Presentase dari sample mean diantara dua nilai dari sample distribusi yang diukur dan
iasumsikan bahwa auditor sebagai eksperimen mengambil ribuan sampel rata-rata yang
berulang dengan jumlah yang sama dari suatu populasi data akuntansi.
3. Inferensi Statistik
Inferensi statistik adalah auditor yang dengan pengetahuan mengenai distribusi pengambilan
sampel dapat menarik kesimpulan yang dibuat dari interval keyakinan dengan menggunakan
inferensi statistik dalam acara yang berebeda. Auditor harus mengetahui reliabilitas proses
inferensi statistik yang digunakan untuk menarik kesimpulan.
4. Metode Variabel
1. Estimasi Perbedaan
Auditor menggunakan estimasi perbedaan untuk mengukur estimasi jumlah salah saji total
dalam populasi apabila ada nilai tercatat maupun nilai yang diaudit bagi setiap item sampel,
yang hampir selalu terjadi dalam audit.
2. Estimasi Rasio
Estimasi rasio serupa dengan estimasi perbedaan. Estimasi rasio dapat menghasilkan ukuran
sampel yang jauh lebih kecil ketimbang estimasi perbedaan jika ukuran salah saji populasi
proporsional dengan nilai tercatat item populasi.
7
3. Estimasi Rata-rata Per Unit (mean per unit estimation)
Auditor berfokus pada nilai yang diaudit dan bukan pada jumlah salah saji setiap item dalam
sampel. Jika auditor telah menghitung batas keyakinan atas dan bawah, mereka akan
memutuskan akseptabilitas populasi dengan membandingkan jumlah tersebut dengan nilai
buku yang tercatat.

5. Metode Statistik Berstratifikasi


Sampling berstratifikasi adalah metode sampling dimana semua unsur dalam total populasi
dibagi menjadi dua atau lebih sub populasi. Setiap sub populasi kemudian di uji secara
independen. Perhitungannya dilakukan bagi setiap strata dan kemudian digabung menjadi
estimasi populasi secara keseluruhan untuk interval keyakinan populasi secara menyeluruh.
Hasilnya diukur secara statistik. Stratifikasi dapat diterapkan pada estimasi perbedaan, rasio,
dan rata-rata per unit, tetapi paling sering digunakan dengan estimasi rata-rat per unit. Tentu
saja, menstratifikasi suatu populasi bukan merupakan hal yang unik bagi sampling statistik.
6. Risiko Sampling 
a. ARIA 
ARIA (Acceptable risk of incorrect acceptance/Risiko yang dapat diterima atas kesalahan
penerimaan) adalah risiko statistik yang diterima auditor bahwa populasi secara material telah
salah saji.
b. ARIR 
ARIR adalah risiko statistik yang muncul akibat auditor menyimpulkan bahwa populasi
secara material telah salah saji, padahal tidak. ARIR memegaruhi tindakan auditor hanya jika
mereka menyimpulkan bahwa suatu populasi tidak disajikan secara wajar, mereka biasanya
akan menambah jumlah sampel atau melakukan pengujian lain.

Anda mungkin juga menyukai