Secara teroteris seharusnya dapat menjadi negara tempat penanaman modal asing yang
baik. Hal ini disebabkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif sebgai
berikut:
1. Sumber daya alam yang melimpah (seperti minyak, gas bumi, pertamabangan,hasil
hutan dan hasil laut).
2. Pasar dalam negeri yang luas dengan penduduk lebih dari 200.000.000 (dua ratus
juta) jiwa.
3. Upah buruh yang relatif murah
4. Kebijaksanaan ekspor yang kondusif.
5. Kebijaksanaan rezim devisa bebas.
6. Letak strategis di antara 2 benua dan 2 lautan.
Disamping itu, harapan dari masyarakat pebisnis adalah agar Indonesia dapat
memberikana kemudahan lain, seperti:
1. Kemudahan pajak
2. Keamanan dan stabilitas politik
3. Stabilitas nilai tukar rupiah
4. Kemudahan, kebersihan dan transparansi biokrasi
5. Law Enforcenment dan kepastian hukum
Suatu perusahaan penanaman modal asing, di samping tunduk kepada Undang-Undang
tentang perseroan terbatas, tunduk juga kepada Undang-Undang tentang penanaman
modal asing, beserta seluruh peraturan pelaksanaannya.
Berikut ini penjelasan bagi masing-masing kategori tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Penjajakan dan Negoisasi
Biasanya pihak asing yang ingin menanamkan modalnya di suatu negara akan
melakukan penjajakan dan negoisasi dengan partner usahanya di negara yang
bersangkutan. Inilah tahap yang paling awal dari suatu proses penanaman asing
tersebut.
2. Tahap Pembuatan MOU
Setelah adanya penjajakan dan menemukan partner usaha yang cocok, maka biasanya
mulailah dipikirkan untuk menandatanganinya suatu kontrak pendahuluan untuk
suatu perusahaan Joint Venture.
3. Tahap Penandatanganan Kontrak Joint Venture
Suatu Kontrak yang komprehensif tentang penanaman modal asing perlu dipikirkan
agar para pihak tahu apa-apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Inilah yang
disebut dengan kontrak penanaman modal asing.
4. Tahap Mendapat Izin Penanaman Modal Asing (PMA)
Para pihak juga harus memperosessuatu izin penanaman modal asing dari pihak yang
berwenang, dalam hal ini diproses kepada atau melalui Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) atau departemen pemerintah lainnya, untuk mendapatkan kepastian
bahwa penanaman modal asing tersebut.
5. Tahap Pembuatan Akta Pendirian Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)
Setelah izin diberikan, maka untuk memulai pendirian suatu PT PMA, terlebih dahulu
harus dibuat akta pendirian pada notaris seperti layaknya pendirian suatu perseroan
terbatas.
6. Tahap Pengesahan Perusahaan oleh Menteri Kehakiman
Akta pendirian PT PMA yang telah dibuat oleh notaris tersebut harus mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman agar PT tersebut memperoleh statusnya sebagai
suatu badan hukum.
7. Tahap Pendaftaran Perusahaan
Seperti yang berlaku untuk PT biasa, maka untuk akta pendirian dari PT PMA juga
harus didaftarkan dalam daftar perusahaan yang disediakan khusus untuk itu.
8. Tahap Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara
Tahap selanjutnya adalah bahwa akta pendirian, yang di dalamnya terdapat anggran
dasar perusahaan harus diumumkan dalam tambahan berita negara agar publik
mengetahui keberadaan PT PMA tersebut.
C. Negative List
Tidak terhadap semua bidang bisnis dapat dimasuki oleh suatu penanaman Modal Asing.
Ada bidang tertentu dimana PT PMA tidak boleh masuk. Pada prisipnya bidang tertentu
yang tertutup terhadap penanaman modal asing adalah bidang-bidang:
1. Berbahaya bagi kepentingan umum
2. Bidang yang menjadi jatah pihak tertentu, misal bidang yang menjadi jatah
perusahaan menengah kecil atau koperasi.
Daftar yang berisikan bidang bisnis yang tidak boleh dimasuki oleh pihak asing disebut
dengan istilah “daftar negatif investasi”
D. Struktur PT Joint Venture
Stuktur dari suatu PT PMA tidak jauh berbeda dengan struktur dari perusahaan biasa.
Perbedaan yang mencolok terletak pada:
1. Permodalan
2. Kepengaruhan dan ketenagakerjaan
Dalam bidang permodalan, perbedaan yang mencolok adalah terdapatnya unsur modal asing
dalam suatu PT PMA. Meskipun begitu, perkembangan arah policy tentang penanaman modal
asing yang semakin relaka menyebabkan pihak asing dapat memegang saham 100% dalam PT
yang banyak bergerak hampir di semua bidang bisnis yang boleh dimasuki oleh penanaman
modal asing tersebut.
Namun demikian, bagaimana sebenarnya komposisi pemegang saham dari suatu PT PMA adalah
salah satu dari kemungkinan berikut ini:
1. 100% saham asing
2. Mayoritas asing
3. Minoritas asing
4. Pemegang saham asing dan domestik berbanding 50:50
5. Pemilikan saham 49:49, dengan saham pengawas dipegang oleh pihak ketiga
Dalam bidang kepengurusan, dalam suatu PT PMA diperkenankan untuk menduduki
posisi komisaris atau pengurus. Sedangkan untuk posisi selain komisaris atau pengurus
baru dibenarkan jika ada izin untuk itu dari yang berwenang. Pemberian izin tersebut
diberikan dengan memperhatikan dalam bidang yang bersangkutan.
E. Kawasan Berikat
Ada daerah-daerah tertentu yang oleh pemerintah disediakan berbagai kemudahan
manakala pihak asing mau menanamkan modalnya di daerah tersebut. Kemudahan yang
diberikan di kawasan berikat tersebut yaitu:
1. Kumudahan pajak
2. Kemudahan bea masuk
3. Ketersediaan prasarana dan sarana fisik secara baik
Selain itu juga ada wilayah di suatu negara yang diprioritaskan penanaman modal asing
meskipun tidak dimaksudkan sebagai kawasan berikat. Misalnya, Indonesia pernah
mendorong penanaman modal asing jika dilakukan di kawasan Indonesia Timur.
F. Kemudahan Investasi
Agar suatu investasi dapat terjadi di suatu negara, pemerintah di negara tersebut haruslah
memiliki iklim investasi yang baik. Di atas telah tersebutkan beberapa iklim investasi
yang baik atau yang diharapkan untuk diperbaiki agar lebih komdusif.