ABSTRAK
Pengkajian ini bertujuan mengetahui apa saja sistem organ hewan (sistem ekskresi dan sistem
reproduksi). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa, ada beberapa organ – organ ekskresi
utama misalnya berupa ginjal, kulit, hati, dan paru – paru. Sedangkan pada sistem reproduksi
ada reproduksi jantan dan betina. Pada reproduksi jantan ada penis dan skrotum, sedangkan
pada bagian reproduksi betina ada lubang vagina, klitoris, dan bibir.
1. PENDAHULUAN
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung
dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat
ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati,
sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh
Malphigi.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan
osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar
penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20,
NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang
berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya
bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat
dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi
sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang
beracun, yaitu dalam bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati
dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang
berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia)
dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di
dalam air rendah.
Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat
pengeluarannya berbeda-beda.
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata
belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya,
invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara
invertebrata satu dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah
tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas
sistem ekskresi pada cacing pipih(Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam
garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu,
ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang
larut dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila
berlebihan; serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa
urin.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan
tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan
panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir
menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan
kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron
terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi
terdapatkapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel
pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler
arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul
Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua
adalah tubulus distal.
Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan
terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan berkembang
menjadi embrio.
Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal atau secara internal.
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina,
yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan
amfibi (katak).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh
hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat
kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang
hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang.
Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi anak. Ovipar terjadi
pada burung dan beberapa jenis reptil.
Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari dalam uterus
(rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan dikeluarkan dari vagina
induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah kelompok mamalia (hewan yang menyusui),
misalnya kelinci dan kucing.
Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih
tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan
yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya
dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah
kelompok reptil (kadal) dan ikan hiu.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang
dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal
ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan
cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk
mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya
akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus.
Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan
banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta
(ari-ari) dan tali pusar.
ABSTRAK
Pengkajian ini bertujuan mengetahui apa perbedaan dan persamaan dari beberapa tumbuhan
dan bagaimana cara mengelompokkan tumbuhan berdasarkan persamaan dari tumbuhan..
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa,setiap jenis dari sejumlah individu, jadi antara satu
jenis dengan jenis lainnya semakin banyak perbedaan. Semakin banyak persamaan jenis,
maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya, jika semakin banyak perbedaan,
maka semakin jauh hubungan kekerabatan kedua jenis tersebut. Dengan dasar
keanekaragaman dan kekerabatan, makhluk hidup dapat diklasifikasikan.
1. PENDAHULUAN
Tumbuhan di dunia ini sangat beragam, baik dalam struktur, bentuk, ukuran, fungsi, maupun
yang lainnya. Klasifikasi tumbuhan bertujuan untuk mengelompokkan atau menggolongkan
tumbuhan berdasarkan pada sifat dan karakteristik yang ada pada keanekaragaman tumbuhan
itu sendiri. Klasifikasi adalah proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat-tingkat kesatuan
kelasnya yang sesuai secara ideal berdasarkan atas persamaan dan perbedaannya. Semakin
kecil tingkatan takson, kesamaan yang diperoleh semakin banyak.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Masing-masing takson menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki
taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman
di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia.
3. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai
bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah takson yang jenjang tingkatnya
berurutan.
5. Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk
semua marga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam
suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae
8. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan
demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dengan
sembarang.
9. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang
berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin
10. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah
dalam bentuk singkatan