PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepak bola indonesia diresmikan pada 19 April tahun 1930 dengan
mendirikan lembaga sepak bola yakni PSSI (Persatuan Sepakbola Selutuh
Indonesia). Adanya sebuah lembaga resmi maka adanya sebuah kompetensi sepak
bola di Indonesia dengan mendirikan klub-klub dari setiap provinsi maupun
daerah sebagai peserta dalam sebuah liga di Indonesia. Terbentuknya sebuah klub
yang aktif dan bermain di kasta liga di Indonesia menjadi kebangaan tersendiri
bagi masyarakat, hingga membentuk supporter klub masing-masing untuk
mendukung klub daerahnya.
Kehadiran supporter merupakan pilar penting yang ada dalam suatu
pertandingan sepakbola karena tanpa adanya supporter bisa menyebabkan
pertandingan sepakbola menjadi kurang menarik, hambar dan tanpa makna.
Supporter juga memiliki peran dalam menunjang kesuksesan sebuah tim
sepakbola, baik untuk pendapatan klub dari tiket ataupun sebagai motivasi tim
yang bertanding.
Supporter memiliki kencederungan yang tinggi untuk bergabung di komunitas
kelompok sehingga masyarakat mengimplementasikan untuk bergabung ke dalam
salah satu supporter di klub dengan tujuan untuk memberikan dukungan kepada
tim sepak bola yang diidolakannya tersebut. Seperti halnya tim sepak bola di
Banda Aceh terdapat dua klub yakni, PERSIRAJA Banda Aceh yang memiliki
pendukung bernama Skull Mania dan Aceh United yang memiliki pendukung
bernama The Poemeurah.
Supporter bukan hanya menonton klub kebanggaan mereka bermain. Akan
tetapi banyak kejadian-kejadian yang dibuat oleh supporter untuk mendukung
klub kebanggannya, dengan memakai atribut yang sama sebagai ciri khas
supporter, memasang spanduk yang bertulisan dukungan serta serentak para
komunitas supporter ini menyanyikan yel-yel (lagu untuk mendukung klub atau
pemain) diiringin dengan gerakan yang struktur hingga menyebabkan suasana
pertadingan bola semakin bereuforia.
Supporter bola terkenal dengan fanatik dan loyal dalam mendukung tim
kesebelasanya bertanding, memiliki perasaan kecintaan dan saling memiliki pada
tim yang dibelanya, sehingga membuat kebersamaan supporter sangat erat, hal itu
didapat karena memiliki kesamaan sikap, nilai-nilai, sifat pribadi, sifat-sifat
demografis yang dimiliki supporter sepak klub kebangganya.
Para supporter menciptakan komunitas-komunitas yang memiliki perilaku
unik dengan membetuk pola interaksi sosial yang menajdi ciri khas dari supporter
itu sendiri memberi dukungan secara penuh tim kebanggannya dengan guna untuk
memenangkan pertadingan klub kebangaanya. Namun supporter sering kali
mendukung secara berlebihan hingga terjadinya hal-hal yang negatif, seperti
kerusahan pertadingan sepak bola yang pernah terjadi antara Persiraja Banda
Aceh dengan PSAP Sigli, berakhir ricuh dan pertandingan terpaksa dihentikan di
Stadion Harapan Bangsa, Lhongraya Banda Aceh (31 Maret 2010).
Ketegangan antar pemain berawal ketika wasit utama, Hadi Suroso dari PSSI
mengeluarkan kartu merah kepada pemain belakang PSAP Sigli karena
menganjal striker Persiraja Mukhlis Nakata. Pada awalnya, wasit mengeluarkan
kartu kuning, namun karena tindakan pemain belakang PSAP itu menyebabkan
Mukhlis harus diusung keluar lapangan, Hadi Suroso kembali mengeluarkan kartu
merah. Saat itu, para pemain PSAP yang digelar laskar Aneuk Nanggroe tersebut
melakukan protes atas tindakan yang dinilai tidak tegas dari wasit Hadi Suroso.
Pertandingan akhirnya terhenti beberapa saat dan pemain saling protes atas
kebijakan yang diputuskan wasit. Tidak hanya pemain, masing-masing ofisial
juga memasuki lapangan hijau.
Ketegangan itu memicu puluhan suporter kedua kesebelasan masuk ke
lapangan. Bahkan, mereka saling lempar batu dan situasinya dinilai mencoreng
dunia persepakbolaan daerah ini. Seorang suporter Persiraja yang membawa
lambang klub tersebut sempat berlari mengelilingi lapangan dan menyenggol
ofisial PSAP Sigli, sehingga saling baku hantam antara kedua pihak. Melihat
kondisi itu, aparat gabungan Polri TNI dan Satpol PP mengamankan sporter yang
memancing kericuhan kewalahan membendung perkelahian yang mengakibatkan
seorang ofisial PSAP luka bibirnya. Situasi yang memanas, ribuan penonton di
tribun barat, selatan, timur dan utara saling lempar botol minuman mineral dan
benda keras lainnya ke tengah lapangan hijau. Lemparan penonton juga
memancing ofisial dan pemain PSAP Sigli membalasnya, sehingga kedua kubu
saling melempar benda keras dan botol minuman mineral (Bola.net).
Kerusahan supporter tidak hanya terjadi di dalam lapangan saja di luar
lapangan sering juga terjadi. Seperti kejadian baru-baru ini antara kedua supporter
dari Persib Bandung dan Persija Jakarta melakukan kerusuhan di luar area parkir
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebelum laga bertanding pada hari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi titik fokus
penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubunngan antara kohesivitas kelompok dengan agresi pada
supporter bola di Banda Aceh?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang, yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kohesivitas dan agresi pada
supporter bola di Banda Aceh.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peniliti:
Untuk mengetahui hubungan yang terjadi dilikungan sosial terhadap
kohesivitas kelompok dengan agresi pada supporter bola di Banda Aceh.
2. Bagi Masyarakat:
Memberikan informasi pada sekolah, masyarakat dan pemerintah tentang
Aceh, hal-hal apa saja yang dialami pada supporter dan masyarakat, tentang
E. Keaslian Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
A. Kohesivitas Kelompok
B. Perilaku Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, agresivitas berasal dari kata
agresif yang berarti bersifat atau bernafsu menyerang, cenderung ingin
menyerang kepada suatu yang dipandang sebagai hal atau situasi yang
mengancam, menghalangi atau menghambat. Kemudian menambah akhiran
itas,- yang bermakna sifat. Sehingga dapat didefinisikan menjadi suatu sifat
yang cenderung memiliki keinginan untuk selalu menyerang kepada suatu
yang dipandang sebagai hal atau situasi yang mengacau, menghalangi atau
menghambat.
Menurut Berkowitz (Sarlito W. S dan Eko A. M, 2009: 148), Agresi
merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseoranh/institusi terhadap
orang/insitusi lain yang disengaja. Pemicu yang umum dari agresi adalah
seseorang mengalami satu kondisi umum tertentu yang sering terlihat adalh
emosi marah.
Sigmund Freud (dikutip dari Sarlito W. S dan Eko A.M, 2009:150)
mengemukakan bahwa perilaku agresi merupakan gambaran ekspresi sangat
kuat dari insting mati (thanatos), karena dengan melakukan agresi maka
secara mekanisme individu telah berhasil mengeluarkan energi destruktifnya
dalam rangka menstabilkan keseimbangan mental antara insting mencintai
(eros) dan insting kematian (thanatos). Meski demikian, walaupun agresi
dapat dikontrol tetapi agresi tidak bisa dieliminasi, karena agresi adalah sifat
alamiah manusia.
Teori belajar sosial dari Bandura menjelaskan bagaimana agresivitas
meruapakan dasar pemahaman nya adalh tingkah laku agresi merupakan salah
bentuk tingkah laku yang rumit. Bandura dalam buku Sarlito W. S dan Eko
A.M, 2009:150). Oleh karena itu dibutuhkan pembelajaran.
Berdasarkan uraian yang di atas dapat disimpulkan bahwa agresivitas
merupakan bersifat bernafsu atau menyerang kepada suatu hal yang
dipandang mengancam dirinya akan tetapi agresivitas dapat dikontrol
walaupun tidak bisa dieliminasi karena agresi merupakan sifat alami dari
manusia. Agresivitas juga merupakan tingkah laku sosial yang dipelajari.
C. Supporter
Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan pertandingan sepak
bola, sehingga bersifat pasif. Sedangkan suporter adalah orang yang memberikan
dukungan, sehinga bersifat aktif. Di lingkungan sepak bola, suporter erat
kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme
terhadap tim. Terdapat dua supporter bola di Banda Aceh, yakni SKULL dari
Persiraja Banda Aceh dan The Poemeurah dari Aceh United.
1. SKULL
SKULL kepanjangan dari Supporter Kutaraja Untuk Lantak Laju ini dibentuk
pada 11 April 2007. Iqbal Djohan (Pendiri SKULL) menggatakan bahwa
lembaga ini lagi bersama beberapa orang teman, yaitu segerombolan anak
muda yang sama-sama menggilai klub Persiraja. Dalam kiprahnya mereka
juga membentuk situs komunitas serta mengkoordinir anggota lewat jejaring
sosial, facebook yang beranggotakan 3.332 orang.
Iqbal menyebutkan, para Skuller (sebutan untuk anggota Skull), siap berjuang
dan berkorban apapun juga demi Persiraja. "Skull tak pernah disusui oleh
siapapun, nggak perlu digendong, dan nggak perlu dipapah. Karena Skull
mampu mandiri sampai saat ini, dan Insya Allah sampai seterusnya," urai
Iqbal lagi.
Mereka pun menancapkan tekad dalam perjuangan mendukung Persiraja,
tidak cengeng, mengeluh, merengek, dan tak asal protes. Kecuali itu, apapun
konsekuensinya Skull selalu tegar dalam mendukung perjuangan para pemain
Persiraja.
Karena itu, lantas kemudian muncul kalimat yang amat akrab di telinga para
Skuller. Persiraja capek, Skull capek. Persiraja kepanasan, Skull kepanasan.
Persiraja kehujanan, Skull kehujanan. Persiraja menang, Skull senang!
2. The Poemeurah
Poemeurah meruapakan nama supporter dari Aceh United yang didirikan pada
tahun 2017 di Banda Aceh. Poemeurah memiliki supporter yang tidak teralu
banyak ketimbang dari SKULL karena komunitas ini baru terbentuk sejak
Aceh United bermain di kasta ketiga di liga indonesia pada tahun 2017.
D. Kerangka Konseptual
Kohesivitas kolompok adalah saling tertariknya atau saling senangnya anggota
satu dengan yang lain dalam kelompok.
E. Hipotesis
Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah adanya Hubungan yang
signifikan antara kohesivitas dan perilaku agresi pada suporter bola SKULL di
Banda Aceh. Artinya semakin tinggi tingkat kohesivitas yang dimiliki suporter
maka akan semakin tinggi perilaku agresi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
kohesivitas yang dimiliki suporter bola SKULL maka akan semakin rendah juga
perilaku agresi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Sugiyono (Ridwan, 2009: 50), penelitian expost facto adalah suatu penelitian
yang digunkan untuk meniliti sebuah peristiwa yang telah terjadi dan kemudian
terjadi.
Variabel adalah obejek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam
variabel penelitian adalah obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu
Dari kedua pendapat tersebut maka dapat disimpilkan bahwa variabel penelitian
merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian dalam penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah teknik purposive
smpling. Purposive smpling (Sugiyono, 2010) mengatakan bahwa teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang
bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Pada
penelitian ini ditentukan atas dasar kajian teoritis yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah suporter klub sepakbola SKULL dan The
Poemeurah yang melihat pertandingan sepakbola secara langsung. Subjek adalah
supporter yang tergabung dalam salah satu kelompok suporter dengan
mendukung salah satu kesebelasan yang akan bertanding, berjenis kelamin laki-
laki dengan kriteria umur 16-26 tahun.
Metode pemberian skor yang diberikan pada penelitian ini adalah metode
skala Likert dengan skor yang bergerak 0 sampai 4. Pernyataan yang ada dalam
skala kohesvitas kelompok dan perilaku agresi terdiri dari aitem favorable dan
unfavorable. Aitem favorable adalah aitem yang mendukung secara positif
terhadap satu pernyataan tertentu, sedangkan aitem unfavorable adalah aitem
yang tidak mendukung secara positif terhadap satu pernyataan tertentu.
Skor aitem yang bersifat favorable adalah:
a. Sangat Sesuai :4
b. Sesuai :3
c. Tidak Sesuai :2
d. Sangat Tidak Sesuai : 1