Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nailatus Sakdiyah

NIM : 20110011

Kelas : A 16.2

Tugas :

Analisis hubunganABJ dengan Insidensi Kasus DBD.

Uji yang digunakan adalah Korelasi dan Regresi

Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
insiden rate (kasus/100000) 72.50 19.034 6
angka bebas jentik 66.50 16.355 6

Memberikan gambaran rata-rata dan standart deviasi dari insidensi rate DBD dan ABJ

Rata-rata Insiden kasus DBD = 72,50

Rata-rata ABJ = 66,50

Correlations
insiden rate angka bebas
(kasus/100000) jentik
Pearson Correlation insiden rate (kasus/100000) 1.000 -.913
angka bebas jentik -.913 1.000
Sig. (1-tailed) insiden rate (kasus/100000) . .006
angka bebas jentik .006 .
N insiden rate (kasus/100000) 6 6
angka bebas jentik 6 6

Nilai dari Sig 1-tiled adalah 0,006 < 0,05 lebih kecil dari nilai alfa, artinya Ha diterima, jadi
ada hubungan antara ABJ dengan insidensi kasus DBD.

Berdasarkan nilai Pearson Corelation – 0,913, Ada hubungan negative = ABJ memiliki
pengaruh sangat kuat terhadap Insidensi Kasus DBD atau bisa dikatakan ABJ naik
Insidensi Kasus DBD turun atau ABJ turun Insidensi Kasus DBD naik.
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1508.651 1 1508.651 19.926 .011b
Residual 302.849 4 75.712
Total 1811.500 5
a. Dependent Variable: insiden rate (kasus/100000)
b. Predictors: (Constant), angka bebas jentik

Berdasarkan nilai sig = 0,011 < 0,05 lebih kecil dari nilai alfa, artinya Ha diterima = ABJ
berhubungan secara statistika dengan Insidensi Kasus DBD.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .913a .833 .791 8.701
a. Predictors: (Constant), angka bebas jentik

Nilai R square = 0,833 X 100% = 83,3% Insidensi Kaus DBD dipengaruhi oleh Angka
Bebas Jentik. Sedangkan 16,7% dapat dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya : faktor
lingkungan, sanitasi, PHBS, dll.

Pada uji korelasi disebutkan bahwa ABJ memiliki pengaruh sangat kuat terhadap Insidensi
Kasus DBD, sehingga dapt dilakukan uji Regresi untuk memprediksi Insidensi Kasus DBD
melalui Angka Bebas Jentik.

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 143.127 16.216 8.826 .001
angka bebas jentik -1.062 .238 -.913 -4.464 .011
a. Dependent Variable: insiden rate (kasus/100000)
Prediksi dari sampel menggunakan Insiden Kasus DBD 77.

Nilai prediksi sample :

Y = a+b (x)

Y = Angka Bebas Jentik

a = 143,127

b = -1,062

x = 70

Maka : Y = 143,127 + (-1,062) (70)

Y = 68,787

Kesimpulannya adalah jika ABJ 70 maka insidensi kasus DBD 68,787.

Nilai prediksi populasi :

Nilai prediksi = 68,787

Std. eror = 8,701

Tingkat kepercayaan 95%, maka luas daerah 1,96

Hasilnya :

Tahap 1 : 1,96 x 8,701 = 17,05

Tahap 2 : nilai minimum = 68,787– 17,05 = 51,76

Tahap 3 : nilai maksimum = 68,787 + 17,05 = 85,83


Nilai prediksi jika ABJ adalah 70, maka kemungkinan Insidensi Kasus DBD adalah 51,76–
85,83.

Pertanyaan :

1. Berapa besar pengaruh ABJ terhadap insidensi kasus DBD ?


Berdasarkan niali Pearson Corellation dengan nilai 0,913 = pengaruh sangat kuat
2. Apakah ada hubungan ABJ dengan insidensi kasus DBD ?
Dilihat dari nilai sig 1- tailed = 0,006 < 0,05 lebih kecil dari alfa dan dilihat dari
nilai sig = 0,011 < 0,05 lebih kecil dari alfa, artinya Ha diterima, adanya hubungan
antara ABJ dengan Insidesnsi Kasus DBD.
3. Bagaimana pola hubungan ABJ dengan insidensi kasus DBD ?
Pola hubungannya dilihat dari nilai Pearsin Corellation -0,913, hubungannya
negative, dimana nilai ABJ naik Inseidensi Kaus DBD turun atau nilai ABJ turun
Insidensi Kaus DBD naik.
4. Jika ABJ 95 % maka perkiraan insidensi kasus DBD adalah
Nilai prediksi insidensi kasus DBD adalah 51,76– 85,83.

Anda mungkin juga menyukai