BUKU 3S ( SDKI, SLKI DAN SIKI) Dosen Pengampu: Ns. Taharrudin, M.Kep
Disusun Oleh:
AYU CITA LARASARI
1911102411190
PROGRAM STUDI S1 ALIH JENJANG KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2021 DIAGNOSA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN LUKA BAKAR No. Diagnosa (SDKI) Luaran (SLKI) Intervensi (SIKI) 1 - Diagnosa : Nyeri akut (D.0077) - Luaran Utama : - Intervensi utama - Definisi : Pengalaman sensorik 1. Tingkat Nyeri 1. Manajemen nyeri atau emosional yang berkaitan 2. Pemberian dengan kerusakan jaringan - Luaran Tambahan analgesik aktual atau fungsional, dengan 1. Fungsi onset mendadak atau lambat Gastrointestinal - Intervensi pendukung dan berintensitas ringan hingga 2. Kontrol nyeri 1. Edukasi manajemen berat yang berlangsung kurang 3. Mobilitas fisik nyeri dari 3 bulan 4. Penyembuhan 2. Aromaterapi - Penyebab/faktor resiko* : luka 3. Dukungan hipnosis 1. Agen pencedera fisiologis 5. Perfusi miokard diri (mis. Inflamasi, iskemia, 6. Perfusi perifer 4. Dukungan neoplasma) 7. Pola tidur pengungkapan 2. Agen pencedera kimiawi 8. Status kebutuhan (mis. Terbakar, bahan bakar kenyamanan 5. Edukasi efek samping iritan) 9. Tingkat cedera obat 3. Agen pencedera fisik (mis. 6. Edukasi proses Abses, amputasi terbakar, - Kriteria hasil : penyakit terpotong, mengangkat berat, 1. Kemampuan 7. Edukasi teknik nafas prosedur operasi, trauma, menuntaskan 8. Konpres dingin latihan fisik berlebihan) aktivitas 9. Kompres panas - Gejala dan tanda mayor : meningkat 10. Konsultasi A. Subjektif 2. Keluhan nyeri 1. Mengeluh nyeri menurun - Tindakan : B. Objektif 3. Meringis Manajemen nyeri 1. Tampak meringis menurun 1. Observasi 2. Bersikap protektif (mis. 4. Sikap protektif Identifikasilokasi, Waspada, posisi menurun karateristik, durasi, menghindari nyeri) 5. Gelisah frekuensi, kualitas 3. Gelisah menurun intensitas nyeri. 4. Frekuensi nadi meningkat 6. Kesulitan tidur Identifikasi skala 5. Sulit tidur menurun nyeri - Gejala dan tanda minor : Identifikasi nyeri non A. Subjektif verbal (tidak tersedia) Identifikasi faktor B. Objektif yang memperberat 1. Tekanan darah meningkat dan memperingan 2. Pola napas berubah nyeri 3. Nafsu makan berubah Identifikasi 4. Proses berpikir terganggu pengetahuan dan 5. Menarik diri keyakinan tentanf 6. Berfokus pada diri sendiri nyeri 7. Diaforesis - Kondisi klinis terkait : Identifikasi pengaruh 1. Kondisi pembedahan budaya terhadap 2. Cedera traumatis respon nyeri 3. Infeksi Identifikasi pengaru 4. Sindrom koroner akut nyeri pada kualitas 4. Glaukoma hidup Monitor keberhasilan terapi komplementer yang suda diberikan Monitor efek samping penggunaan analgetik 2. Terapeutik Berikan teknik nonfakmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri Fasilitasi istiraat dan tidur Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. 3. Edukasi Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri Anjurkan monitor nyeri secara mandiri Anjurkan menggunakan anagetik secara tepat Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 4. Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik, jika peru - 2 Diagnosa : Bersihan jalan napas Luaran utama : Intervensi Utama : tidak efektif (D.0001) 1. Bersihan jalan 1. Latihan batuk efektif Definisi : Ketidakmampuan napas 2. Manajemen jalan napas membersihkan sekret atau obstruksi Luaran tambahan : 3. Pemantauan respirasi jalan napas untuk mempertahankan 1. Kontrol gejala Intervensi pendukung : jalan napas tetap paten 2. Pertukaran gas 1. Dukungan kepatuhan Penyebab/faktor resiko* : 3. Respons alergi program pengobatan Fisiologis lokal Tindakan : 1. Spasme jalan napas 4. Respons alergi Latihan batuk efektif 2. Hipersekresi jalan napas sistemik 1. Observasi 3. Disfungsi neuromuskuler 5. Respons Identifikasi 4. Benda asing dalam jalan ventilasi kemampuan batuk napas mekanik Monitor adanya 5. Adanya jalan napas buatan 6. Tingkat retensi sputum 6. Sekresi yang tertahan infeksi Monitor tanda dan 7. Hiperplasia dinding jalan Kriteria : gejala infeksi napas 1. Batuk efektif Monitor input dan 8. Proses infeksi meningkat output cairan (mis. 9. Respon alergi 2. Produksi Jumlah dan 10. Efek agen famakologis (mis. sputum karakteristik) Anastesi) menurun 2. Terapeutik Situasional 3. Mengi Atur posisi semi 1. Merokok aktif menurun fowler 2. Merokok pasif 4. Meconium Buang secret pada 3. Terpajan polutan (pada tempat sputum Gejala dan tanda mayor neonatus) 3. Edukasi : menurun Jelaskan tujuan dan Subjektif 5. Frekuensi prosedur batuk efektif (tidak tersedia) nafas membaik 4. Kolaborasi Objektif Pola nafas membaik Kolaborasi pemberian 1. Batuk tidak kering mukolitik atau 2. Tidak mampu batuk ekspektoran, jika 3. Sputum berlebih perlu 4. Mengi, wheezing dan/atau Manajemen jalan nafas ronkhi kering 1. Observasi 5. Mekonium di jalan napas Monitor pola nafas (pada neonatus) (frekuensi, Gejala dan tanda minor : kedalaman, usaha Subjektif nafas) 5. Dispnea Sulit bicara Monitor buni nafas 3. Ortopnea tambahan (mis. Objektif Gurgling, mengi, 1. Gelisah wheezing, ronkhi) 2. Sianosis 2. Terapeutik 3. Bunyi napas menurun Berikan posisi semi 4. Frekuensi napas berubah fowler 5. Pola napas berubah Berikan minuman Kondisi klinis terkait : hangat 1. Gullian barre syndrome Berikan oksigen 2. Sklerosis multipel 3. Edukasi 3. Myasthenia gravis Anjurkan asupan 4. Prosedur diagnostik (mis. cairan 200 ml/hari, Bronkoskopi, jika tidak transesophageal kontraindikasi echocardiography [TEE]) Ajarkan teknik batuk 5. Depresi sistem saraf pusat efektif 6. Cedera kepala 4. Kolaborasi 7. Stroke Kolaborasi pemberian 8. Kuadriplegia bronkodilator, 9. Sindrom aspirasi mekonium ekspektoran, 6. Infeksi saluran napas mukolitik, jika perlu Pemantuan respirasi 1. Observasi Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kassmaul, cheyne- stokes, ataksisk) 2. Terapeutik Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien Dokumentasikan hasil pemantauan 3. Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur pematauan Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 3 5.
4 Diagnosa : Resiko infeksi (D.0142)
Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik. faktor resiko : 1. Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus) 2. Efek prosedut invasif 3. Malnutrisi 4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan 5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer: 1) Gangguan peristaltik 2) Kerusakan integritas kulit 3) Perubahan sekresi Ph 4) Penurunan kerja siliaris 5) Ketuban pecah lama 6) Ketuban pecah sebelum waktunya 7) Merokok 8) Statis cairan tubuh 6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder: 1) Penurunan hemoglobin 2) Imununosupresi 3) Leukopenia 4) Supresi respon inflamasi 5) Vaksinasi tidak adekuat Kondisi klinis terkait : 1. AIDS 2. Luka bakar 3. Penyakit paru obstruktif kronis 4. Diabetes melitus 5. Tindakan invasif 6. Kondisi penggunaan terapi steroid 7. Penyalahgnaan obat 8. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) 9. Kanker 10. Gagal ginjal 11. Imunosupresi 12. Lymphedema 13. Leukositopenia 14. Gangguan fungsi hati 5 Diagnosa : Gangguan integritas kulit/jaringan* (D.0129) Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen) Penyebab : 1. Perubahan sirkulasi 2. Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan) 3. Kekurangan/kelebihan volume cairan 4. Penurunan mobilitas 5. Bahan bakar iritatif 6. Suhu lingkungan yang ekstream 7. Faktor mekanis (mis. Penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau faktor elektris (elektridiatermi, energi listrik bertegangan tinggi) 8. Efek samping terapi radiasi 9. Kelembaban 10. Proses penuaan 11. Neuropati perifer 12. Perubahan pigmentasi 13. Perubahan hormonal 14. Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan) Gejala dan tanda mayor : Subjektif (tidak tersedia) Objektif 1. Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit Gejala dan tanda minor : Subjektif (tidak tersedia) Objektif 1. Nyeri 2. Perdarahan 3. Kemerahan 4. Hematoma Kondisi klinis terkait : 1. Imobilisasi 2. Gagal jantung kongestif 3. Gagal ginjal 4. Diabetes melitus 5. Imunodefisiensi (mis. AIDS)