ABSTRAK
Perencanaan struktur bangunan tahan gempa sangat penting di Indonesia. Terlebih khusus
juga di daerah yang mempunyai tingkat resiko kegempaan yang tinggi. Jika terjadi bencana
alam seperti gempa yang merupakan salah satu beban lateral, maka struktur di atasnya akan
mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan vertikal relatif kecil
pada umumnya, sedangkan pergerakan lateral akan memberikan beban lateral kepada struktur
yang dapat menyebabkan struktur runtuh. Sehingga, perencanaan bangunan Training Center
ini akan direncanakan komponen struktur gedung beton bertulang yang tahan gempa dengan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan juga direncanakan model struktur
gedung beton bertulang sesuai dengan peraturan SNI yang berlaku.
Struktur gedung yang akan direncanakan memiliki 4 lantai, dengan panjang bangunan 50,4 m,
lebar 14 m, tinggi 14,4 m dan letaknya berada di kota Manado. Komponen struktur atas (upper
structure) yang akan direncanakan yaitu balok, kolom, pelat dan untuk komponen struktur
bawah (lower structure) yang akan direncanakan yaitu pondasi. Beban yang akan dihitung
dalam perencanaan bangunan ini yaitu beban mati, beban hidup, dan juga beban gempa.
Perhitungan beban mati dan beban hidup mengikuti persyaratan dari SNI 1727-2013. Beban
gempa akan dianalisis secara statik dan dinamis dan mengikuti persyaratan dari SNI 1726-
2012. Pemodelan dan analisis struktur akan memakai program ETABS dengan pemodelan 3D.
Berdasarkan hasil analisa dan desain yang telah dilakukan, “strong column weak beam” telah
bekerja menyebar di sebagian besar lantai. Komponen struktur dengan penulangannya dapat
menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti
persyaratan pendetailan dalam SRPMK untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail.
Sehingga untuk persyaratan perencanaan bangunan menggunakan sistem rangka pemikul
momen khusus telah terpenuhi.
Kata kunci : Perencanaan Bangunan, Beton Bertulang, SRPMK, ETABS.
1095
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
gaya yang bekerja pada struktur bangunan 2. Mendapatkan kesimpulan yang dapat
tersebut dan kemudian mendesain setiap membantu dalam hal mendesain dan
elemen struktur yang akan digunakan untuk merencanakan struktur bangunan beton
konstruksi bangunan itu. bertulang yang tahan gempa.
Maka dari itu, penulis akan membuat
perencanaan komponen struktur beton Manfaat Penelitian
bertulang dengan mempertimbangkan Manfaat dari penulisan tugas akhir ini
efisiensi dan tetap mematuhi peraturan- yaitu sebagai bahan referensi untuk
peraturan yang berlaku dalam SNI. Dalam mengetahui nilai kuat tekan dan kuat tarik
penelitian ini, struktur yang direncanakan lentur beton serat kawat bendrat yang ditekuk
adalah bangunan “Training Center” dengan 4 dengan variasi sudut berbeda.
lantai yang berlokasi di kota Manado.
Berdasarkan data jenis dan lokasi gedung, LANDASAN TEORI
maka Kategori Desain Gempa berdasarkan
Parameter Respon Percepatan Perioda Pendek Sistem Struktur Bangunan Tahan Gempa
masuk pada kategori D yang dimana kategori Pada dasarnya setiap sistem struktur
D termasuk pada tingkat resiko kegempaan pada suatu bangunan merupakan
yang tinggi dan harus menggunakan metode penggabungan berbagai elemen struktur
sistem rangka pemikul momen khusus secara tiga dimensi. Fungsi utama sistem
(SRPMK) sebagai pedoman desainnya. struktur adalah memikul secara aman dan
efektif beban yang bekerja pada bangunan
Rumusan Masalah serta menyalurkannya ke tanah melalui
Penulisan laporan tugas akhir ini pondasi (Juwana, Jimmy S, 2005). Dalam
membahas tentang bagaimana merencanakan berbagai sistem struktur, baik yang
suatu bangunan beton bertulang yang berada menggunakan bahan beton bertulang, baja
di daerah dengan tingkat resiko kegempaan maupun komposit selalu ada komponen
yang tinggi dengan melakukan pendekatan (subsystem) yang dapat dikelompokkan
dengan metode SRPMK (Sistem Rangka dalam sistem yang digunakan untuk menahan
Pemikul Momen Khusus). Diharapkan gaya gravitasi dan sistem untuk menahan gaya
dengan menggunakan metode SRPMK, lateral.
bangunan dapat memiliki struktur yang
fleksibel (memiliki daktilitas tinggi). Definisi dan Prinsip SRPMK
Pendetailan dalam SRPMK adalah untuk Sistem Rangka Pemikul Momen
memastikan respons inelastik dari struktur, Khusus adalah desain strukur beton bertulang
dengan mengacu pada prinsip : Strong- dengan pendetailan yang menghasilkan
Column/Weak-Beam yang bekerja menyebar struktur yang fleksibel (memiliki daktilitas
di sebagian besar lantai dan tidak terjadinya yang tinggi). Dengan pendetailan mengikuti
kegagalan geser pada balok, kolom dan joint. ketentuan SRPMK, maka faktor reduksi gaya
Analisis struktur akan menggunakan bantuan gempa R dapat diambil sebesar 8, yang
dari program ETABS. Berdasarkan rumusan artinya bahwa gaya gempa rencana hanya 1/8
masalah tersebut maka diambil judul dari gaya gempa untuk elastis desain
penelitian untuk dibahas, yaitu : (Pengambilan nilai R>1 artinya
“Perencanaan Gedung Training Center mempertimbangkan post-elastic desain, yaitu
konstruksi Beton Bertulang 4 Lantai di Kota struktur mengalami kelelehan tanpa
Manado” kegagalan fungsi). Ketentuan SRPMK
dijelaskan dalam SNI 03-2847-2013.
Tujuan Penelitian Saat ini, SPRMK wajib digunakan
Adapun tujuan tugas akhir ini adalah : untuk wilayah dengan resiko gempa tinggi
1. Merencanakan komponen struktur gedung (ketagori desain sesimik D, E dan F dalam
beton bertulang tahan gempa dengan SNI 1726-2012). SPRMK dapat digunakan
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus juga dalam kategori desain seismik A, B dan
dan merencanakan model struktur gedung C, namun perlu diperhatikan jika tidak
beton bertulang sesuai dengan peraturan ekonomis. Berdasarkan pengalaman para
SNI yang berlaku. praktisi, untuk desain yang ekonomis dengan
SPRMK, bentang balok yang proporisional
1096
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
adalah 6 sampai 9 m. Untuk jarak antar lantai penumpu yang sama dengan yang lebih
disarankan tidak lebih dari 6 m. Untuk jarak kecil dari (a) dan (b) :
antar lantai yang tinggi, perlu diperhatikan a) Lebar komponen struktur penumpu,
kemungkinan soft story. dan
Struktur SRPMK diharapkan memiliki b) 0,75 kali dimensi keseluruhan
tingkat daktilitas yang tinggi, yaitu mampu komponen struktur penumpu.
menerima mengalami siklus respon inelasitis
pada saat menerima beban gempa rencana. Persyaratan Tulangan Longitudinal Balok
Pendetailan dalam ketentuan SRPMK adalah SRPMK
untuk memastikan bahwa respon inelastis dari Persyaratan penulangan longitudinal
strukur bersifat daktail. Prinsip ini terdiri dari balok SRPMK mengikuti peraturan dalam
tiga: SNI 2847-2013 pasal 21.5.2 yaitu:
1. Strong-Column/weak-beam yang bekerja Persyaratan penulangan longitudinal balok
menyebar di sebagian besar lantai SRPMK mengikuti peraturan dalam SNI
2. Tidak terjadi kegagalan geser pada balok, 2847-2013 pasal 21.5.2 yaitu:
kolom dan joint 1. Untuk luas tulangan atas maupun bawah,
3. Menyediakan detail yang memungkinkan jumlah tulangan tidak boleh kurang dari
perilaku daktail yang diberikan oleh Pers. (10-3) dalam
4. SNI 2847-2013 tetapi tidak kurang dari
1,4bwd/fy, dan rasio tulangan, ρ, tidak
boleh melebihi 0,025. Paling sedikit dua
batang tulangan harus disediakan menerus
pada kedua sisi atas dan bawah.
2. Kekuatan momen positif pada muka joint
harus tidak kurang dari setengah kekuatan
momen negatif atau positif pada sebarang
penampang sepanjang panjang komponen
struktur tidak boleh kurang dari
Gambar 1. Desain SPRMK mencegah seperempat kekuatan momen maksimum
terjadinya mekanisme soft story (a) dengan yang disediakan pada muka salah satu dari
membuat kolom kuat sehingga drfit tersebar joint tersebut.
merata sepanjang lantai (c) atau sebagian 3. Sambungan lewatan pada tulangan lentur
besar lantai (b). diizinkan hanya jika ada tulangan
sengkang atau spiral disediakan sepanjang
Persyaratan Balok pada SRPMK panjang sambungan. Spasi tulangan
Persyaratan perencanaan komponen transversal yang mengikat batang tulangan
struktur lentur dengan SRPMK sesuai SNI yang disambung lewatkan tidak boleh
Beton 2847-2013 pasal 21.5.1 yaitu: melebihi yang lebih kecil dari d/4 dan 100
1. Gaya tekan aksial terfaktor pada mm.
komponen struktur, Pu, tidak boleh
melebihi dari Agfc’/10. Persyaratan Tulangan Transversal Balok
2. Panjang bentang bersih untuk komponen SRPMK
struktur, ln, tidak boleh kurang dari empat Persyaratan penulangan transversal
kali tinggi efektifnya. balok SRPMK mengikuti peraturan dalam
3. Lebar komponen, bw tidak boleh kurang SNI 2847-2013 Pasal 21.5.3 sebagai berikut:
dari yang lebih kecil dari 0.3h dan 250 1. Sengkang tertutup harus disediakan pada
mm. daerah hingga dua kali tinggi balok diukur
4. Lebar komponen, bw, tidak boleh kurang dari tumpuan pada kedua ujung komponen
dari yang lebih kecil dari 0.3h dan 250 struktur lentur. Selain itu, sengkap tertutup
mm. juga harus dipasang disepanjang daerah
5. Lebar komponen struktur, bw, tidak boleh dua kali tinggi balok pada kedua sisi dari
melebihi lebar komponen struktur suatu penampang, pada tempat yang
penumpu, ditambah suatu jarak pada diharapkan dapat terjadi leleh lentur.
masing-masing sisi komponen struktur 2. Sengkang tertutup pertama harus
ditempatkan tidak lebih dari 50 mm dari
1097
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
muka komponen struktur penumpu. Jarak c) Pada kolom dengan sengkang bulat,
antar sengkang tertutup tidak boleh jumlah tulangan longitudinal minimum
melebihi yang terkecil dari (a), (b) dan (c): harus 6.
d d) Sambungan lewatan hanya boleh dipasang
a) 4
ditengah tinggi kolom dan harus diikat
b) Enam kali diameter tulangan dengan tulangan confinement dengan spasi
longitudinal terkecil tulangan yang ditetapkan pada Pasal
c) 150 mm 21.6.4.3.
3. Bila sengkang tertutup tidak diperlukan,
sengkang dengan kait gempa pada kedua Persyaratan Tulangan Transversal Kolom
ujung harus dispasikan dengan jarak tidak SRPMK
lebih dari d/2 sepanjang panjang Berdasarkan persyaratan tulangan
komponen struktur. transversal dalam SNI 2847:2013 Pasal 21.6.4
bahwa tulangan harus dipasang sepanjang
Persyaratan Kekuatan Geser Balok panjang lo dari setiap muka joint dan pada
SRPMK kedua sisi sebarang penampang. Panjang lo
Gaya geser desain, Ve, harus ditentukan tidak boleh kurang dari (a), (b), dan (c) :
dari peninjauan gaya statis pada bagian a) Tinggi penampang komponen struktur
komponen struktur antara muka-muka joint. pada muka joint atau dimana pelelehan
Harus diasumsikan bahwa momen-momen lentur sepertinya terjadi.
dengan tanda berlawanan yang berhubungan b) Seperenam bentang bersih komponen
dengan kekuatan momen lentur yang struktur.
mungkin, Mpr, bekerja pada muka-muka joint c) 450 mm.
dan bahwa komponen struktur dibebani Spasi tulangan transversal sepanjang lo
dengan beban gravitasi tributari terfaktor komponen struktur tidak boleh melebihi yang
sepanjang bentangnya. terkecil dari :
➢ Seperempat dimensi komponen struktur
Persyaratan Kolom dengan SRPMK terkecil
Persyaratan komponen struktur yang ➢ Enam kali diameter batang tulangan
menerima beban lentur dan beban aksial beton longitudinal yang terkecil, dan
bertulang sesuai SNI 2847-2013 Pasal 21.6 ➢ boleh melebihi 150 mm dan tidak perlu
pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus diambil kurang dari 100 mm.
adalah sebagai berikut : ➢ Diluar daerah sepanjang lo dari hubungan
1. Persyaratan dari sub pasal ini berlaku balok kolom jarak sengkang tertutup
untuk komponen struktur rangka momen diambil tidak melebihi nilai terkecil antara
khusus yang membentuk bagian sistem 6 kali diameter tulangan longitudinal atau
penahan gaya gempa dan yang menahan 150 mm.
gaya aksial terfaktor, Pu, akibat sebarang
kombinasi beban yang melebihi Agfc’/10. Persyaratan Tulangan Longitudinal Joint
2. Dimensi penampang terpendek, diukur Balok-Kolom
pada garis lurus yang melalui pusat 1. Gaya-gaya pada tulangan balok
geometri, tidak boleh kurang dari 300 mm. longitudinal di muka joint harus
3. Rasio dimensi penampang terpendek ditentukan dengan mengasumsikan bahwa
terhadap dimensi tegak lurus tidak boleh tegangan pada tulangan tarik lentur adalah
kurang dari 0.4. 1,25fy.
2. Bila tulangan balok longitudinal menerus
Persyaratan Kekuatan Lentur dan melalui joint balok-kolom, dimensi kolom
Penulangan longitudinal Kolom SRPMK yang sejajar terhadap tulangan balok tidak
Persyaratan kekuatan lentur dan boleh kurang dari 20 kali diameter batang
tulangan memanjang kolom SRPMK menurut tulangan balok longitudinal terbesar untuk
SNI 2847:2013 Pasal 21.6.3 adalah sebagai beton normal (normalweight). Untuk
berikut : beton ringan (lightweight), dimensinya
a) ΣMnc ≥ 1,2 ΣMnb tidak boleh kurang dari 26 kali diameter
b) Luas tulangan memanjang, Ast, tidak boleh batang tulangan.
kurang dari 0.01Ag atau lebih dari 0.06Ag.
1098
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
1099
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
➢ Data Tanah :
Berdasarkan data hasil laporan
penyelidikan tanah yang dilakukan pada 5
titik dengan uji sondir didapat hasilnya
sebagai berikut :
➢ Lapisan tanah keras (qc) ≥ 150 kg/cm2
pada titik S1, S2, S3 berada pada
kedalaman rata-rata 3.46 m sedangkan
pada titik S4, S5 berada pada kedalaman
rata-rata 5.3 m,
➢ MAT berada pada kedalaman ± 5 m,
➢ Jenis tanah adalah sands, silt mixtures
dan sand mixtures.
(a)
Analisis Data
Analisis data untuk beban gempa statik
ekivalen yaitu dengan meninjau beban-beban
gempa statik ekivalen, sehubungan dengan
sifat struktur gedung beraturan yang praktis
berperilaku sebagai struktur 3 dimensi,
sehingga respons dinamiknya praktis hanya
ditentukan oleh respons ragamnya yang
pertama dan dapat ditampilkan sebagai akibat
dari beban gempa statik ekivalen. Faktor
pembebanan yang digunakan yaitu :
1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL+ 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2DL + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2DL + 1,0W+ L+ 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2DL + 1,0E+ L+ 0,2S
(b)
6. 0,9DL + 1,0W
Gambar 2. (a) Tampak Samping Struktur, (b) 7. 0,9DL + 1,0E
Tampak Depan Struktur
1100
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
1101
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
(V). Hasil analisis geser dasar adalah sebagai Tabel 4. Kontrol Displacement
berikut. ∆X
Elevasi Syarat
Displace-
Tabel 2. Kontrol Base Shear Gempa Struktur Displace-
St. ment 𝛿 Ket.
Base Shear (Kg) Kontrol (L) ment L/240
(mm)
(mm) (mm)
Arah Statis Dinamis VT/V
4 14400 20.781 60 Ok
V VT *100%
∆Y
X 1328.48 1129.21 85 %
Elevasi Syarat
Y 1561.55 1342.94 86 % Struktur Displace- Displace-
St. ment 𝛿 Ket.
(L) ment L/240
(mm)
(mm) (mm)
Kontrol Simpangan dan Displacement
4 14400 23.998 60 Ok
Berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 7.12.1,
Simpangan antar lantai tingkat desain (∆) Simpangan maksimum struktur
tidak boleh melebihi simpangan antar lantai (Displacement) (𝛿) pada lantai ke-4
tingkat ijin (∆α) = 0.020hsx. Untuk mempunyai besar simpangan yaitu 20.781
displacement, simpangan struktur (∆) tidak mm pada arah X dan 23.998 mm pada arah Y.
boleh melebihi L/240 dimana L adalah tinggi Tetapi masih dalam keadaan aman karena
total struktur. Hasil simpangan berdasarkan tidak melewati batas persyaratan
analisis program ETABS adalah sebagai displacement yaitu L/240.
berikut.
Perencanaan Tulangan Balok
Tabel 3. Kontrol Simpangan Perencanaan tulangan balok meliputi
∆X penulangan lentur, penulangan geser dan
penulangan torsi/badan. Khusus untuk balok
hi ∆s ∆m ∆a
St.
(mm) (mm)
Cd
(mm) (mm)
Ket. sloof dihitung dengan perhitungan yang
berbeda.
4 3600 4.57 5.5 25.16 72 Ok
3 3600 6.203 5.5 34.11 72 Ok Tabel 5. Rekapitulasi Tul. Lentur Balok
2 3600 6.004 5.5 33.02 72 Ok No. Uk. Balok Daerah
St.
1 3600 4.88 5.5 26.84 72 Ok Balok (b x h) Tump. Lap.
B46 400 x 600 4D19 3D19
∆Y
Rt 3D19 3D19
hi ∆s ∆m ∆a
St. Cd Ket. B57 400 x 600 3D19 3D19
(m) (mm) (mm) (mm)
3D19 3D19
4 3600 6.999 5.5 38.49 72 Ok
B190 250 x 400 3D16 2D16
3 3600 7.376 5.5 40.56 72 Ok
2D16 2D16
2 3600 8.05 5.5 44.27 72 Ok
B32 500 x 700 5D19 4D19
1 3600 4.88 5.5 26.84 72 Ok
4D19 4D19
B44 400 x 600 3D19 3D19
Simpangan antar lantai (Δ) terbesar 3D19 3D19
St.3
terjadi pada lantai ke-3 dengan besarnya B48 400 x 600 6D19 4D19
simpangan yaitu 9.277 mm pada arah Y. 4D19 3D19
Tetapi masih dalam keadaan aman karena
B222 250 x 400 2D16 3D16
tidak melewati batas persyaratan simpangan
2D16 2D16
antar lantai ijin (Δα).
St.2 B61 400 x 600 3D19 3D19
1102
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
1103
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
1104
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah Pamungkas. Erny Harianti. 2009. Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa. its Press,
Surabaya.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 2847:2013. Jakarta, Standar Nasional Indonesia.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2012. Jakarta, Standar Nasional
Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain, SNI 03-1727-2013. Bandung: BSN.
Badan Standardisasi Nasional. 2017. Baja Tulangan Beton, SNI 2052-2017. Jakarta : BSN.
Honarto, Ricky Januar. Handono, B.D. Pandaleke, R. 2019. Perencanaan Bangunan Beton
Bertulang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus di Kota Manado. Universitas
Sam Ratulangi. Manado. Jurnal Sipil Statik, Vol.7, No.2, Februari 2019.
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Edisi 1. Erlangga. Jakarta.
Meyerhof, G.G. 1956. “Penetration Test and Bearing Capacity of Cohesi on less Soil.” Journal
of the Soil Mechanics and Foundations Division. American Society of Civil Engineers.
Vol. 82. No. SM-1. pp. 1-19.
Riza, Muhammad Miftakhur. 2010. Aplikasi perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS.
Jakarta : ARSGROUP.
Setiawan, Agus. 2016. Perancangan Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847 : 2013.
Erlangga. Jakarta.
1105
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.8 Agustus 2019 (1095-1106) ISSN: 2337-6732
1106