Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PENULISAN ILMIAH

Membuat BAB 1 (Latar Belakang dan Ruang lingkup)

GAP,Justifikasi, ramifikasi, hipotesis dan dampak akibat

Nama : Ira Nurhalimah


NPM : 07200100006
Kelas : 8A

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia dalam kehamilan menurut WHO didefinisikan sebagai kadar

hemoglobin yang kurang dari 11 gr/d. Anemia merupakan penurunan kapasitas

darah dalam membawa oksigen yang disebabkan oleh penurunan jumlah sel

darah merah atau berkurangnya konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah

(Farid, 2013). Penyebab kematian ibu pada kehamilan yang terbanyak yaitu

pendarahan hal ini dapat disebabkan karena kondisi ibu dengan anemia. Anemia

pada kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama(Rai,

2016). Profil kesehatan Indonesia menjelaskan bahwa beberapa penyebab

kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan. Penyebab kematian bayi

yang terbanyak adalah asfiksia hal ini salah satunya dapat disebabkan karena

kondisi ibu hamil dengan anemia (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Angka kematian merupakan indikator yang menggambarkan

kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Pada tahun 2015 AKI di dunia


mecapai 216/100.000 kelahiran hidup atau perkiraan jumlah kematian ibu

mencapai 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di negara

berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan AKI di negara maju yaitu

239/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2015).

Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2017 penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007

yaitu dari 390/100.000 KH menjadi 228/100.0000 KH. Namun demikian SDKI

tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan menjadi

359/100.000 KH dan AKI kembali menunjukkan penurunan pada tahun 2015

menjadi 305/100.000 KH. Selain itu penurunan Angka Kematian Balita (AKB)

di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2015 yaitu dari 32/1.000

KH menjadi 22/1.000 KH (Kemenkes RI, 2017).

AKI di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak 696 orang (76.03/100.000

KH), jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2016, kematian ibu

sebanyak 799. Jumlah Kematian Ibu dengan proporsi kematian pada Ibu Hamil

183 orang (19,9/100.000), pada Ibu Bersalin 224 orang (24,47/100.000 KH).

Dan pada Ibu Nifas, 289 orang (31,57/100.000 KH) dan proporsi Kematian Bayi

pada tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran hidup, menurun 0,53 poin dibanding

tahun 2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran hidup. Dari kematian bayi sebesar

3,4/1.000 kelahiran hidup atau 84,63 % kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28

hari, dengan demikian disarankan dalam penanganan AKB lebih difokuskan

pada Bayi Baru Lahir (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).
AKI di Kabupaten Bandung tahun 2017 sebanyak 73,29/100.000 KH,

dan AKB di Kabupaten Bandung sebanyak 3,41/1000 KH. Sedangkan AKI di

Kabupaten Bandung tahun 2015 sebesar 38/100.000 KH, dan AKB di

Kabupaten Bandung tahun 2015 sebesar 33,64/1.000 KH. Jumlah AKI dan AKB

di Kabupaten Bandung mengalami kenaikan (Profil Kesehatan Kabupaten

Bandung 2017).

Kondisi ibu hamil dengan anemia dapat dipengaruhi oleh faktor langsung

dan tidak langsung. faktor Langsung adalah faktor yang mempengaruhi kadar

hemoglobin pada ibu hamil meliputi Konsumsi tablet Fe, Status Gizi, infeksi,

Perdarahan bahkan bisa terjadi sampai persalinan dan nifas, Faktor penyebab

tidak langsung adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil sebagai dampak dari

adanya penyakit sebelumnya atau berkembang selama kehamilan. Penyebab

kematian tak langsung anatara lain terdiri dari Frekuensi ANC, Paritas, Riwayat

Obstetri Umur Ibu hamil, Jarak Kehamilan, status social,ekonomi, Pendidikan,

budaya. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi kondisi ibu hamil sehingga

menyebabkan komplikasi yang lebih parah, komplikasi tidak terdeteksi dengan

baik dan penggunaan yang tidak adekuat yang disebabkan karena penolong

persalinan ataupun karena terlambat memperoleh pertolongan segera (Sumiyarsi,

dkk, 2018).

Dampak Anemia pada kehamilan akan mempengaruhi janin dan ibu pada

trimester III bisa menyebabkan partus-prematurus, pendarahan antepartum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim terhambat (PJT), asfiksia intrauterin


sampai kematian, BBLR, dan ketuban pecah dini. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan yang sulit, walaupun tidak

terjadi pendarahan (Evi Pratami, 2016).

Oleh karena itu pemberian pelayanan yang berkualitas bagi ibu maupun

bayi sangat berperan dalam menurunkan AKI & AKB. Pelayanan yang

berkualitas bagi ibu terutama meliputi pelayanan pada masa kehamilan, bersalin,

nifas dan bayi baru lahir atau asuhan komprehensif merupakan asuhan yang

diberikan kepada ibu secara berkesinambungan. Asuhan komprehensif

merupakan asuhan yang tidak terputus memenuhi kebutuhan klien sehingga

terciptanya mutu pelayanan kebidanan (Profil Kesehatan Indonesia,2015).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “apakah ada hubungan

faktor ibu dengan kejadian anemia ringan pada ibu hamil Di Puskesmas Ibun

Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019?”.

1.3 TujuanPenelitian

1.3.1 Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor yang mempengaruhi

kejadian anemia pada ibu hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung

Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya frekuensi distribusi faktor ibu (status gizi, paritas,

kunjungan ANC) dan kejadian anemia pada ibu hamil Di Puskesmas

Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019

2. Diketahuinya hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada ibu

hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14

Desember 2019

3. Diketahuinya hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14

Desember 2019

4. Diketahuinya kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember

2019.

1.4 Ruang lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah analisis informasi data untuk

pengambilan keputusam yang tepat tentang faktor ibu dengan kejadian anemia

pada ibu hamil di Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober –

14 Desember 2019.
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empiris mengenai

hubungan faktor ibu dengan kejadian anemia pada ibu hami Di Puskesmas Ibun

Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Kepala Puskesmas Ibun

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan pada

pengambilan kebijakan tentang upaya pencegahan anemia pada ibu hamil

remaja yaitu dengan peningkatan promosi kunjungan ANC sesuai standar

di Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung

2. Bagi Bidan diruang KIA

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam

memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada klien

untuk meningkatan kunjungan ANC setsuai standar pada ibu hamil.


3. Bagi peniliti selanjutnya

Hasil penlitian ini dapat menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya

berkaitan dengan anemia pada ibu hamil.

GAP

Anemia dalam kehamilan menurut WHO didefinisikan sebagai kadar

hemoglobin yang kurang dari 11 gr/d. Anemia merupakan penurunan kapasitas

darah dalam membawa oksigen yang disebabkan oleh penurunan jumlah sel

darah merah atau berkurangnya konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah

(Farid, 2013). Penyebab kematian ibu pada kehamilan yang terbanyak yaitu

pendarahan hal ini dapat disebabkan karena kondisi ibu dengan anemia. Anemia

pada kehamilan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama(Rai,

2016). Profil kesehatan Indonesia menjelaskan bahwa beberapa penyebab

kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan. Penyebab kematian bayi

yang terbanyak adalah asfiksia hal ini salah satunya dapat disebabkan karena

kondisi ibu hamil dengan anemia (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Justifikasi

Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun 2017 penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007 yaitu dari

390/100.000 KH menjadi 228/100.0000 KH. Namun demikian SDKI tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan menjadi 359/100.000 KH dan

AKI kembali menunjukkan penurunan pada tahun 2015 menjadi 305/100.000


KH. Selain itu penurunan Angka Kematian Balita (AKB) di Indonesia terjadi

sejak tahun 1991 sampai dengan 2015 yaitu dari 32/1.000 KH menjadi 22/1.000

KH (Kemenkes RI, 2017).

AKI di Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak 696 orang (76.03/100.000

KH), jumlah ini mengalami penurunan dibanding tahun 2016, kematian ibu

sebanyak 799. Jumlah Kematian Ibu dengan proporsi kematian pada Ibu Hamil

183 orang (19,9/100.000), pada Ibu Bersalin 224 orang (24,47/100.000 KH).

Dan pada Ibu Nifas, 289 orang (31,57/100.000 KH) dan proporsi Kematian Bayi

pada tahun 2017 sebesar 3,4/1000 kelahiran hidup, menurun 0,53 poin dibanding

tahun 2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran hidup. Dari kematian bayi sebesar

3,4/1.000 kelahiran hidup atau 84,63 % kematian bayi berasal dari bayi usia 0-28

hari, dengan demikian disarankan dalam penanganan AKB lebih difokuskan

pada Bayi Baru Lahir (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017).

AKI di Kabupaten Bandung tahun 2017 sebanyak 73,29/100.000 KH,

dan AKB di Kabupaten Bandung sebanyak 3,41/1000 KH. Sedangkan AKI di

Kabupaten Bandung tahun 2015 sebesar 38/100.000 KH, dan AKB di

Kabupaten Bandung tahun 2015 sebesar 33,64/1.000 KH. Jumlah AKI dan AKB

di Kabupaten Bandung mengalami kenaikan (Profil Kesehatan Kabupaten

Bandung 2017).

Ramifikasi

Kondisi ibu hamil dengan anemia dapat dipengaruhi oleh faktor langsung

dan tidak langsung. faktor Langsung adalah faktor yang mempengaruhi kadar
hemoglobin pada ibu hamil meliputi Konsumsi tablet Fe, Status Gizi, infeksi,

Perdarahan bahkan bisa terjadi sampai persalinan dan nifas, Faktor penyebab

tidak langsung adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil sebagai dampak dari

adanya penyakit sebelumnya atau berkembang selama kehamilan. Penyebab

kematian tak langsung anatara lain terdiri dari Frekuensi ANC, Paritas, Riwayat

Obstetri Umur Ibu hamil, Jarak Kehamilan, status social,ekonomi, Pendidikan,

budaya. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi kondisi ibu hamil sehingga

menyebabkan komplikasi yang lebih parah, komplikasi tidak terdeteksi dengan

baik dan penggunaan yang tidak adekuat yang disebabkan karena penolong

persalinan ataupun karena terlambat memperoleh pertolongan segera (Sumiyarsi,

dkk, 2018).

Hipotesis

1. Ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia ringan pada ibu hamil Di

Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019.

2. Ada hubungan Jumlah Kunjungan ANC dengan kejadian anemia ringan pada

ibu hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14

Desember 2019.

3. Ada hubungan Paritas dengan kejadian anemia ringan pada ibu hamil Di

Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019.

Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia ringan pada ibu

hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14

Desember 2019.

Pertanyaan Penelitian

1. Apakah ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia ringan pada ibu

hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14

Desember 2019.

2. Apakah ada hubungan Jumlah Kunjungan ANC dengan kejadian anemia ringan

pada ibu hamil Di Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober –

14 Desember 2019.

3. Apakah ada hubungan Paritas dengan kejadian anemia ringan pada ibu hamil Di

Puskesmas Ibun Kabupaten Bandung Periode 14 Oktober – 14 Desember 2019.

Dampak akibat

Dampak Anemia pada kehamilan akan mempengaruhi janin dan ibu pada

trimester III bisa menyebabkan partus-prematurus, pendarahan antepartum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim terhambat (PJT), asfiksia intrauterin

sampai kematian, BBLR, dan ketuban pecah dini. Hipoksia akibat anemia dapat

menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan yang sulit, walaupun tidak

terjadi pendarahan (Evi Pratami, 2016).

Anda mungkin juga menyukai