Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN


GUGATAN TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

Mochamad Rizki Permana1, Hendra Haryanto2, Yessy Kusumadewi3


1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana
2,3
Dosen Pembimbing I dan II Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana

ABSTRAK
Upaya melakukan gugatan guna membatalkan Hak Desain Industri dari pihak yang
memiliki kepentingan masih kerap kali terjadi yang disebabkan adanya dugaan unsur
“itikad tidak baik” oleh pihak pemohon pendaftaran Desain Industri, sehingga tidak
jarang berujung kepada pembatalan Hak Desain Industri dikarenakan tidak memenuhi
ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
(“UU Desain Industri”). Substansi penelitian ini guna memperoleh pengetahuan terkait
implementasi pembatalan Hak Desain Industri berdasarkan gugatan terkait adanya unsur
itikad tidak baik berdasarkan ketentuan pada UU Desain Industri. Metode penelitian
pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian yuridis normatif dengan jenis
penulisan deskriptif analisis. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwasanya terkait
ketentuan Pasal 38 UU Desain Industri, upaya untuk membatalkan Hak Desain Industri
berdasarkan gugatan bisa dilakukan bagi pihak yang memiliki kepentingan yang merasa
hak eksklusifnya dilanggar oleh pihak lain dengan mengacu kepada alasan-alasan yang
diamanatkan pada ketentuan Pasal 2 UU Desain Industri. Adanya unsur kesengajaan
dari pihak pemohon pendaftar Desain Industri yang mendaftarkan Desain Industrinya
dan Desain Industri sebagaimana didaftarkan tersebut sudah lebih dulu muncul di
masyarakat dan telah menjadi milik umum, dapat diduga desain industri itu tidak dapat
memenuhi unsur “kebaruan” dan unsur kesengajaan tersebut tergolong kepada unsur
“itikad tidak baik”.
Kata Kunci: hak desain industri, gugatan, itikad tidak baik.

ABSTRACT
The lawsuits for cancellation of Industrial Design Rights by interested parties still often
involve those suspected of representing "bad faith" by the applicant for registration of
Industrial Designs, so often will end up in the result of the cancellation of Industrial
Design Rights following the provisions of Law Number 31 of 2000 regarding Industrial
Design. The purpose of this research to study the implementation of the cancellation of
Industrial Design Rights based on lawsuits related to the absence of bad faith based on
the provisions in Law Number 31 of 2000 regarding Industrial Design. The research
method used in this study uses normative juridical research with descriptive analysis
research type. The results of the research can be concluded based on the provisions of
Article 38 of Law Number 31 the Year 2000 regarding Industrial Design, the
cancellation attempt to the Right of Industrial Design based on a lawsuit can be carried
out by interested parties who feels that they exclusive rights have been violated by
another party by referring to the reasons stated in the provisions of Article 2 of Law
Number 31 of 2000 regarding Industrial Design. The intentional existence from the
applicant of Industrial Design who registered his Industrial Design whereas the
requested Industrial Design is already on the market or has become public property
should be suspected if the Industrial Design referred to are no longer included in the

95
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

category or meet the requirements of "novelty" and the intentional existence is


classified as the element of "bad faith".
Keywords: industrial design right, lawsuit, bad faith.

PENDAHULUAN umum. Terkait hal ini dapat diduga desain


industri tersebut terkategorikan tidak
Latar Belakang
sesuai syarat “kebaruan”.2
Kemajuan ekonomi sebuah negara
Menurut ketentuan sesuai Pasal 1 ayat
bisa ditinjau melalui jumlah hak kekayaan
(3) Undang-Undang Dasar Negara
intelektual negara tersebut. Makin tinggi
Republik Indonesia Tahun 1945
jumlah hak kekayaan intelektual sebuah
disebutkan bahwa: “Indonesia sebagai
negara, maka laju perkembangan ekonomi
Negara Hukum,” memiliki makna bahwa
negara itu secara optimal bisa
1 perlindungan hukum atas segala hal yang
diwujudkan. Namun demikian,
terjadi di semua aspek kehidupan sejatinya
sayangnya pelanggaran hukum di bidang
sesuai berdasarkan hukum positif.
kekayaan intelektual khususnya
Sementara itu implementasi perlindungan
pelanggaran atas hak desain industri
hukum di bidang desain industri sendiri
masih kerap kali terjadi di Indonesia.
diwujudkan oleh Indonesia yang hadir
Dilatarbelakangi oleh perkembangan era
serta diimplementasikan dengan
pasar bebas dan ketatnya persaingan
penandatanganan Agreement on Trade
bisnis, membuat perselisihan yang terjadi
Related Aspect of Intellectual Property
antar pelaku usaha di bidang desain
Rights (Persetujuan TRIPS/WTO) dengan
industri tidak jarang berujung pada pilihan
membentuk produk hukum UU Desain
jalur hukum.
Industri.3 Substansi Persetujuan
Adanya putusan batal demi hukum TRIPs/WTO yakni upaya perlindungan
oleh pengadilan atas pendaftaran desain serta supremasi hak kekayaan intelektual
industri yang tidak memenuhi unsur dengan promosi penemuan teknologi serta
“kebaruan” di dalam suatu sengketa pengalihan serta distribusi teknologi di
desain industri setelah melalui proses mana berkontribusi dalam hal keuntungan
persidangan, merupakan konsekuensi untuk produser termasuk untuk pihak
hukum yang diterima oleh pihak yang yang menggunakan ilmu teknologi secara
telah mendaftarkan desain industrinya ke kondusif untuk kesejahteraan sosial
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan ekonomi dan keseimbangan antara hak
Intelektual Republik Indonesia. Dalam dan kewajiban.4
praktiknya hingga kini kerap kali hadirnya
Sejalan dengan hal itu, UU Desain
pihak yang “beritikad tidak baik” di mana
Industri juga berlatar belakang guna
memproses permohonan guna melakukan
membuat industri kita lebih unggul serta
pendaftaran desain industri. Perbuatan
dapat menciptakan daya saing pada dunia
pemohon yang “beritikad tidak baik”
merupakan perbuatan pemohon desain
industri di mana memproses permohonan
desain industri, dan desain industri yang 2 Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
dilakukan pengajuannya sudah lebih dulu Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015,
“Laporan Akhir Penyelarasan Naskah Akademik
beredar di pasaran ataupun telah dimiliki Rancangan Undang-Undang Tentang Desain
Industri,”
https://www.bphn.go.id/data/documents/Penyelara
1 Ansori Sinungan, Perlindungan Desain Industri: san-NA-RUU-ttg-Desain-Industri.PDF, diakses
Tantangan dan Hambatan dalam Praktiknya di hlm. 124.
3
Indonesia, Cet ke-1, (Bandung: Alumni, 2011), Ibid, hlm. 1.
4
hlm. 147. Ibid, hlm. 95.

96
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

perdagangan tidak hanya secara nasional dilindunginya hak desain industri adalah
namun juga secara internasional, dan oleh 10 tahun sejak tanggal permohonan.9
karenanya diperlukan suasana nan Ketika periode dilindunginya hak desain
kondusif sehingga mampu mendukung industri selesai, maka desain industri
kreasi serta inovasi masyarakat luas pada terkait otomatis dimiliki oleh masyarakat
ruang lingkup Desain Industri yang atau public domain, di mana orang atau
merupakan sub-sistem Hak Kekayaan pihak lain bisa dengan tanpa syarat
Intelektual.5 mempergunakan desain industri yang
dimaksud telah menjadi “public domain”
Pengertian Desain Industri sendiri
tanpa harus memperoleh persetujuan oleh
diatur di dalam ketentuan Pasal 1 angka 1
pihak manapun namun tidak boleh
UU Desain Industri yakni:
dimiliki dengan cara mendaftarkan Desain
“Desain Industri adalah suatu kreasi Industri tersebut.
tentang bentuk, konfigurasi, atau
Selanjutnya, pentingnya sistem
komposisi garis atau warna, atau garis
kekayaan intelektual sendiri jika dilihat
dan warna, atau gabungan
dari perspektif ilmu hukum didasari oleh
daripadanya yang berbentuk tiga
beberapa teori, salah satunya adalah
dimensi atau dua dimensi yang
“Natural Right Theory” yakni pencipta
memberikan kesan estetis dan dapat
memiliki hak guna mengawasi
diwujudkan dalam pola tiga dimensi
digunakannya ide termasuk dalam bentuk
atau dua dimensi serta dapat dipakai
keuntungan yang dihasilkan atas gagasan
untuk menghasilkan suatu produk,
yang dimaksud, dan juga setelah gagasan
barang, komoditas industri, atau
tersebut diberitahukan kepada
kerajinan tangan.”6 10
masyarakat. Pengontrolan penggunaan
Perlindungan hukum atas hak desain dan keuntungan dari ide si pencipta ini
industri sendiri diberikan atas dasar perlu didasarkan kepada aturan-aturan
permohonan sebagaimana diatur di dalam hukum yang berlaku sehingga dalam
ketentuan Pasal 10 UU Desain Industri.7 pelaksanaannya unsur perlindungan
Sementara itu menurut ketentuan Pasal 1 hukum si pencipta dapat terwujud.
angka 5 UU Desain Industri dijelaskan Munculnya usaha-usaha perlindungan
bahwa terhadap hak milik intelektual sama
“Hak Desain Industri adalah hak tuanya dengan bentuk ciptaan dari
eksklusif yang diberikan oleh negara manusia, hal ini disebabkan melindungi
Republik Indonesia kepada Pendesain secara hukum kepada hak milik intelektual
atas hasil kreasinya untuk selama secara substansi merupakan perlindungan
waktu tertentu melaksanakan sendiri, bagi pencipta.11
atau memberikan persetujuannya Penerapan pembatalan hak desain
kepada pihak lain untuk industri berdasarkan gugatan terkait
8
melaksanakan hak tersebut.” adanya unsur itikad tidak baik ini terjadi
Untuk frasa “waktu tertentu” sendiri pada kasus antara Soefianto Leonard dan
di atur di dalam ketentuan Pasal 5 UU Bhawna Gidwani yang diawali oleh
Desain Industri bahwa jangka waktu
9 Ibid., Pasal 5.
5 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang 10 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual
Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN (HKI) di Era Global, Cetakan ke-1, (Yogyakarta:
No. 4045) bagian Menimbang poin a. Garaha Alumni, 2010), hlm. 10.
6 Ibid., Pasal 1 angka 1. 11 Taryana Soenandar, Perlindungan HAKI (Hak
7 “Hak Desain Industri diberikan atas dasar Milik Intelektual) di Negara-Negara Asean,
Permohonan.” Ibid., Pasal 10. Cetakan ke-2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm.
8 Ibid., Pasal 1 angka 5. 7.

97
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

gugatan pembatalan desain industri ke dinyatakan batal berdasarkan hukum


Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada kedua desain industri atas nama Bhawna
tanggal 2 Desember 2014 oleh Soefianto Gidwani karena bukanlah desain industri
Leonard kepada Bhawna Gidwani yang yang baru dikarenakan telah menjadi milik
dianggap berulang kali telah meniru hak umum serta memerintahkan Kementerian
kekayaan intelektual hasil pikiran dan Hukum dan HAM cq. Direktorat Jenderal
kreasi dari Soefianto Leonard dengan HKI cq. Direktorat Hak Cipta, Desain
telah melakukan pendaftaran desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit
Industri yakni: (1) Judul Desain Industri Terpadu dan Rahasia Dagang untuk
KEMASAN “multicolor bunga” dengan mencatat pembatalan kedua pendaftaran
Nomor Pendaftaran IDD0000031751, dan desain industri atas nama Bhawna
(2) Judul Desain Industri KEMASAN Gidwani pada daftar umum desain industri
“kuning hijau”, dengan Nomor serta melakukan pengumuman pada berita
Pendaftaran IDD0000031752, di mana resmi desain industri. Putusan pada
kedua desain industri tersebut bukanlah pengadilan tingkat mahkamah agung ini
desain industri baru, hal ini dikarenakan dilatarbelakangi bahwa sebelumnya
dianggap meniru desain industri milik Soefianto Leonard dikalahkan di
Soefianto Leonard yang telah digunakan pengadilan tingkat pertama pada
sejak tahun 2008 dan tahun 2003. Selain Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
itu, tanggal 26 Agustus 2013 sebagai Dari uraian di atas menimbulkan
tanggal permohonan pendaftaran kedua pertanyaan bagi penulis, bagaimanakah
desain industri tersebut adalah kurang dari analisa yuridis menurut UU Desain
1 bulan sejak kedua belah pihak Industri atas penerapan dibatalkannya hak
(Soefianto Leonard dan Bhawna Gidwani) desain industri yang sudah didaftarkan di
menandatangani surat perjanjian pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
tanggal 1 Agustus 2013 sebagai upaya Intelektual Republik Indonesia
penyelesaian karena sebelumnya Bhawna berdasarkan gugatan, serta dengan kondisi
Gidwani dilaporkan ke Kepolisian oleh bahwa si pendaftar tersebut sebelumnya
Soefianto Leonard karena telah telah mengetahui jika desain industri yang
menggunakan merek AGREE milik didaftarkannya sudah ada serta sudah
Soefianto Leonard tanpa hak dan didaftarkan oleh pendaftar lain, atau sudah
mengakui kesalahannya dan memasang
diketahui oleh umum atau sudah beredar
iklan permohonan maaf di surat kabar. di masyarakat, dan bagaimanakah
Perkara ini berakhir pada putusan kaitannya hal ini dengan unsur itikad tidak
pengadilan tingkat peninjauan kembali baik dari si pendaftar. Berdasarkan uraian
dengan Putusan Perkara Nomor 10 di atas, hal ini merupakan hal yang
PK/Pdt.Sus-HKI/2017 yang diputus pada menarik untuk dianalisis lebih lanjut yang
tanggal 29 Maret 2017 yang memuat amar akan dituangkan dalam penelitian ini.
putusan penolakan permohonan dari
Rumusan Masalah
pemohon peninjauan kembali saudara
Bhawna Gidwani.12 Dengan adanya 1. Bagaimana Analisa Yuridis
putusan ini menguatkan amar putusan Penerapan Pembatalan Hak Desain
Mahkamah Agung yang memenangkan Industri Berdasarkan Gugatan
Soefianto Leonard sebagai Pemohon Menurut Undang-Undang Nomor 31
Kasasi di mana amar putusannya adalah Tahun 2000 tentang Desain Industri?
2. Bagaimana Penerapan Pembatalan
Hak Desain Industri Berdasarkan
12 Putusan Perkara Mahkamah Agung Nomor 10
PK/Pdt.Sus-HKI/2017 yang diputus pada tanggal
Gugatan Terkait Adanya Unsur Itikad
29 Maret 2017 pada pengadilan tingkat peninjauan
kembali di Mahkamah Agung, hlm. 14.

98
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

Tidak Baik dalam Putusan Nomor 10 berpikir dengan prosedur nalar yang
PK/Pdt.Sus-HKI/2017? digunakan secara deduktif.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Analisa Yuridis PEMBAHASAN
Penerapan Pembatalan Hak Desain Analisa Yuridis Implementasi Untuk
Industri Berdasarkan Gugatan Membatalkan Hak Desain Industri
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Didasarkan Gugatan Menurut UU
Tahun 2000 tentang Desain Industri. Desain Industri
2. Untuk mengetahui Penerapan Frasa “hak desain industri”, jika
Pembatalan Hak Desain Industri dilihat menurut terminologinya, yakni
Berdasarkan Gugatan Terkait Adanya “hak”, “desain” serta “industri”. Menurut
Unsur Itikad Tidak Baik dalam bahasa Inggris hak adalah right, desain
Putusan Nomor 10 PK/Pdt.Sus- adalah design, serta industri adalah
HKI/2017. industry/industrial atau secara lengkap
Metode Penelitian dalam bahasa Inggris disebut dengan
“industrial design right”. Dalam kamus
Penelitian ini menggunakan metode
hukum “hak adalah suatu kebebasan untuk
yuridis normatif. Yakni berupa penelitian
berbuat sesuatu menurut undang-undang”.
hukum di mana dilakukan melalui
Sementara itu mengutip dari Badan
penelitian bahan pustaka atau data
Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
sekunder belaka.13 Penulis menggunakan
Hukum Dan Hak Asasi Manusia
deskriptif analisis, suatu metode untuk
pengertian desain adalah sebagai berikut:
pemaparan fakta dengan cara yang
sistematis dengan melakukan penelitian “Desain adalah bentuk tiga dimensi
menggunakan sumber hukum normatif atau pola dua dimensi yang
atau studi dokumen atau library research diterapkan pada barang (article) yang
di mana bersumber pada kepustakaan direproduksi secara industri dan
seperti halnya peraturan perundang- dipasarkan secara komersil, di mana
undangan, buku, internet, dan lain-lain, bentuk atau pola tersebut ditujukan
serta melakukan tinjauan terhadap norma untuk memberikan kontribusi yang
hukum tertulis yang mencakup beberapa signifikan terhadap keberhasilan
asas hukum. Mengutip dari Satjipto komersial dari barang. Namun
Rahardjo “Asas hukum bukan peraturan demikian ada pengecualian yang tidak
hukum, namun tidak ada hukum yang bisa termasuk objek desain industri, yakni
dipahami tanpa mengetahui asas-asas barang yang didesain dengan ciri
hukum yang ada di dalamnya.”14 Data merupakan artistik murni, seperti
yang diperoleh dalam bentuk data patung atau lukisan, dan desain yang
sekunder yang berfungsi guna sebagai merupakan invensi, karena
bahan hukum. Bahan hukum tersier merupakan murni objek undang-
berupa hasil mendeskripsikan, undang hak cipta dan paten.”15
mensistematisasi, menganalisis, termasuk Sedangkan hak desain industri adalah
menilai hukum positif, serta proses
“Hak yang diberikan kepada orang
atau badan hukum atas karya
rancangan atau desain yang dapat
13 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 13 dan 14. 15 Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
14 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015,
Aditya Bakti, 2014), hlm. 47. Op.cit., hlm. 32.

99
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

berupa pengaturan bagian-bagian atau Pasal 2 atau Pasal 4 kepada


detil-detil atau pola-pola ornamental Pengadilan Niaga.”20
untuk tujuan atau maksud tertentu Berdasarkan ketentuan ini,
yang dikaitkan dengan dan digunakan selanjutnya penulis akan menguraikan ke
dalam industri, di mana pengaturan dalam 3 hal pokok terkait ketentuan di
hak tersebut diatur menurut Undang- dalam pasal tersebut, yakni: Pertama,
Undang.”16 gugatan pembatalan pendaftaran Desain
Upaya hukum merupakan upaya yang Industri kepada Pengadilan Niaga; Kedua,
sah untuk memperoleh perlindungan pihak yang berkepentingan; dan Ketiga,
hukum dan keadilan yang dilindungi dan alasan sebagaimana dimaksud di dalam
diatur oleh hukum.17 Hal itu adalah Pasal 2 atau Pasal 4.
sebagai pengejawantahan atas perwujudan Gugatan Pembatalan Pendaftaran
guna melindungi hak asasi manusia di Desain Industri
mana setiap subjek hukum sejatinya
dilindungi konstitusi dan diatur oleh Mengutip dari Sophar Maru
undang-undang.18 Terkait dengan hal ini, Hutagalung bahwa
bahwa konstitusi yang dimaksud adalah “Gugatan dapat disimpulkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik suatu tuntutan hak, dari setiap orang
Indonesia Tahun 1945 khususnya atau pihak (kelompok) atau badan
ketentuan di dalam Pasal 28D ayat (1) hukum yang merasa hak dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik kepentingannya dirugikan dan
Indonesia Tahun 1945 di mana disebutkan menimbulkan perselisihan, yang
bahwa: “Setiap orang berhak atas ditujukan kepada orang lain atau
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan pihak lain yang menimbulkan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan kerugian itu melalui pengadilan.”21
yang sama di hadapan umum,”19 dan
Undang-Undang yang dimaksud adalah Tata cara gugatan pembatalan
UU Desain Industri. pendaftaran desain industri sendiri dapat
dilakukan menurut ketentuan di dalam
Terkait hal ini, upaya hukum melalui Pasal 39 hingga Pasal 41 UU Desain
bentuk pembatalan pendaftaran hak Industri.22 Menurut ketentuan Pasal 39
Desain Industri berdasarkan gugatan dapat ayat (1) UU Desain Industri disebutkan
dilakukan dengan mengacu kepada yakni “Gugatan pembatalan pendaftaran
ketentuan di dalam Pasal 38 ayat (1) UU Desain Industri diajukan ke Pengadilan
Desain Industri yang menyebutkan: Niaga dalam wilayah hukum tempat
“(1) Gugatan pembatalan pendaftaran tinggal atau domisili tergugat”, dan
Desain Industri dapat diajukan oleh selanjutnya mekanisme gugatan mengacu
pihak yang berkepentingan dengan kepada Pasal 39 ayat (2) hingga ayat (10).
alasan sebagaimana dimaksud dalam Sementara itu, upaya permohonan kasasi
juga dapat dilakukan bagi pihak di mana

20 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang


Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN
16 Ibid., hlm. 27. No. 4045), Pasal 38 ayat (1).
17 H.A. Mukti Arto, Upaya Hukum Kasasi & 21 Sophar Maru Hutagalung, Praktik Peradilan
Peninjauan Kembali Perkara Perdata Agama, Perdata dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
Ekonomi Syariah, dan Jinayah, (Depok: Cetakan ke-2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm.
Prenadamedia Group, 2018), hlm. 1. 1.
18 Ibid., hlm. 2. 22 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
19 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN
Tahun 1945, Pasal 28 D ayat (1). No. 4045), Pasal 39, 40 dan 41.

100
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

memiliki kepentingan dan mengacu “Melalui hak (eksklusif) tersebut,


kepada ketentuan Pasal 40 serta Pasal 41 pemegang hak dapat mencegah orang
UU Desain Industri. Di luar kasasi, terkait lain untuk membuat, menggunakan
putusan di mana sudah mendapatkan atau berbuat sesuatu tanpa izin, serta
kekuatan hukum tetap terkait gugatan tidak sedikit ahli yang berpendapat
untuk membatalkan pendaftaran serta bahwa hak eksklusif merupakan
gugatan ganti rugi hak desain industri bisa reward atas karya intelektual yang
diupayakan melalui peninjauan kembali dihasilkan seseorang.”25
ke mahkamah agung dengan tata cara Pihak Yang Berkepentingan
yang sama dengan kasasi. Namun
demikian, dikarenakan UU Desain Berbicara mengenai “pihak yang
Industri tidak terdapat pengaturan tentang berkepentingan” artinya berhubungan
pemeriksaan peninjauan kembali, oleh dengan subjek hukum. Sementara itu
karena itu pengaturan tentang hal ini menurut Subekti, “Dalam hukum,
berlandaskan pada substansi Pasal 67 perkataan orang (person) berarti pembawa
hingga Pasal 72 Undang-Undang Nomor hak atau subjek di dalam hukum”.26
14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Sehingga dapat dikatakan bahwa subjek
sebagaimana yang telah diubah dengan hukum di dalam Desain Industri adalah
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 subjek hukum yang mempunyai hak
dan perubahan kedua dengan Undang- sebagaimana disebutkan di dalam
Undang Nomor 3 Tahun 2009. ketentuan Pasal 1 ayat (5) UU Desain
Industri tersebut, bahwa hak atas Desain
Selanjutnya, kategori hak yang Industri adalah hak eksklusif pemilik
dimaksud di dalam desain industri adalah desain yang diperoleh dari negara.
termasuk ke dalam kategori hak mutlak Diperolehnya hak tersebut dari negara
yakni “Suatu hak di mana diberikan dengan prosedur permohonan secara
kepada orang atau badan hukum tertulis yang diajukan ke Dirjen HAKI.
berdasarkan undang-undang dan hak
tersebut berlaku terhadap subjek lain yang Selanjutnya mengutip dari BPHN
akan menggunakan hak tersebut.”23 Hak tentang Laporan Akhir Penyelarasan
mutlak ini kiranya mempunyai korelasi Naskah Akademik Rancangan Undang-
terhadap substansi di dalam Pasal 1 ayat Undang Tentang Desain Industri bahwa:
(5) UU Desain Industri.24 “Hak desain industri secara umum
Pemberian perlindungan hukum melindungi fitur-fitur bentuk,
terhadap pemilik hak desain industri konfigurasi atau ornamen yang
sebagai sub-sistem hak kekayaan diterapkan pada suatu barang dengan
intelektual adalah sesuatu yang substansial berbagai proses industri. Fitur-fitur
sebagai penerapan di dalam prinsip secara ini berada dalam suatu produk jadi
umum dan berlaku di dalam hak kekayaan (finished article), dan dapat dilihat
intelektual. Salah satu prinsip umum dan dinilai dengan mata (judge by the
tersebut adalah hak kekayaan intelektual eye). Oleh karena itu, hak desain
memberikan hak eksklusif. Mengutip dari industri melindungi desain yang
Tomi Suryo Utomo bahwa diterapkan pada barang, dan harus
memiliki kebaruan. Orang yang
menghasilkan desain sebagai
pemiliknya maka ia berhak
23 Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015,
Op.cit., hlm. 28.
24 25 Tomi Suryo Utomo, Op.cit., hlm. 13.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
26
Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Cetakan
No. 4045), Pasal 1 angka 5. ke-34, (Jakarta: Intermasa, 2003), hlm. 19.

101
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

menikmati hak eksklusif (exclusive Alasan Sebagaimana Dimaksud di


rights) berkaitan dengan desain Dalam Pasal 2 atau Pasal 4 Kepada
tersebut.”27 Pengadilan Niaga
Menurut Pasal 9 ayat (1) Undang- Menurut ketentuan dalam Pasal 2 UU
Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri disebutkan:30
Desain Industri bahwa “(1) Hak Desain Industri diberikan
“Pemegang Hak Desain Industri untuk Desain Industri yang baru; (2)
memiliki hak eksklusif untuk Desain Industri dianggap baru apabila
melaksanakan Hak Desain Industri pada Tanggal Penerimaan, Desain
yang dimilikinya dan untuk melarang Industri tersebut tidak sama dengan
orang lain yang tanpa persetujuannya pengungkapan yang telah ada
membuat, memakai, menjual, sebelumnya; (3) Pengungkapan
mengimpor, mengekspor, dan/atau sebelumnya, sebagaimana dimaksud
mengedarkan barang yang diberi Hak dalam ayat (2) adalah pengungkapan
Desain Industri.”28 Desain Industri yang sebelum: (a).
tanggal penerimaan; atau (b). tanggal
Hak Eksklusif sendiri adalah:
prioritas apabila Permohonan
“Hak yang hanya diberikan kepada diajukan dengan Hak Prioritas; (c).
pemegang hak desain industri untuk telah diumumkan atau digunakan di
dalam jangka waktu tertentu Indonesia atau di luar Indonesia.”
melaksanakan sendiri atau
Di dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1)
memberikan izin kepada pihak lain.
ini mengandung makna unsur “kebaruan”,
Dengan demikian, pihak lain dilarang
yang berarti bahwa sebuah desain industri
melaksanakan hak desain industri
dinyatakan baru apabila tidak sama
tersebut tanpa persetujuan
dengan jelas dibandingkan desain
pemegangnya. Pemberian hak kepada
sebelumnya atau bukan perpaduan atas
pihak lain dapat dilakukan melalui
tampilan-tampilan desain yang telah ada.31
pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian,
Hal ini kiranya sesuai dengan pendapat
atau sebab-sebab lain.”29
Andriensjah Soeparman yang mengatakan
Sehingga dengan demikian dapat bahwa “penilaian kebaruan desain industri
disimpulkan bahwa pihak yang adalah penilaian terhadap kreasi-kreasi
berkepentingan di dalam desain industri atau fitur-fitur desain industri yang
adalah pihak yang merasa hak diterapkan pada produk berdasarkan pada
eksklusifnya dilanggar dengan alasan aspek kreasi, waktu, tempat, dan
tidak dipatuhinya ketentuan sebagaimana estetika.”32
disebutkan pada Pasal 2 atau Pasal 4 UU
Selain itu di dalam pasal ini juga
Desain Industri yang akan dijelaskan di
memiliki makna bahwa “kebaruan” desain
dalam bagian berikutnya pada jurnal
industri tidak dianggap secara hukum jika
hukum ini.
pihak yang memiliki desain industri yang
dimaksud sudah membuat serta
menggunakannya sebelum pendaftaran

27 30
Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Ibid., Pasal 2.
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015, 31 Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian
Op.cit., hlm. 27-28. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Tahun 2015,
28 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Op.cit., hlm. 94.
Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN 32 Andrieansjah Soeparman, Hak Desain Industri
No. 4045), Pasal 9 ayat (1). Berdasarkan Penilaian Kebaruan Desain Industri,
29 Ibid., Bagian Penjelasan. (Bandung: Alumni, 2013), hlm. 94.

102
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

didaftarkan oleh pihak lain pada Dirjen Penerapan Pembatalan Hak Desain
KI. Selanjutnya di dalam pasal tersebut Industri Terkait Unsur Itikad Tidak
juga dapat diartikan bahwa penelaahan Baik pada Putusan Nomor 10
atas desain industri sebagaimana sudah PK/Pdt.Sus-HKI/2017
ada sebelum tanggal diterimanya Putusan penolakan permohonan
permohonan sebagai tahap pertama terkait peninjauan kembali Bhawna Gidwani oleh
verifikasi “kebaruan” sebuah desain mahkamah agung melalui pengadilan
industri. tingkat peninjauan kembali dalam Putusan
Menurut ketentuan di dalam Pasal 4 perkara nomor 10 PK/Pdt.Sus-HKI/2017
UU Desain Industri disebutkan bahwa yang diputus pada tanggal 29 Maret 2017
ini berarti menguatkan putusan tingkat
“Hak Desain Industri tidak dapat
pengadilan sebelumnya, yakni putusan
diberikan apabila Desain Industri
nomor 554 K/Pdt.Sus-HKI/2015 yang
tersebut bertentangan dengan
diputus pada tanggal 23 Oktober 2015
peraturan perundang-undangan yang
pada pengadilan tingkat kasasi di
berlaku, ketertiban umum, agama,
Mahkamah Agung yang salah satu amar
atau kesusilaan.”
putusannya adalah:
Sementara itu, menurut sifatnya
“…Menyatakan kedua pendaftaran
bahwa Desain Industri adalah termasuk ke
desain industri atas nama Tergugat
dalam “first to file system”33, di mana hal
yang diajukan pada tanggal 26
ini juga didasarkan kepada ketentuan
Agustus 2013 dengan judul: -
pendaftaran yang diatur di dalam Pasal 12
KEMASAN, Daftar Nomor IDD
UU Desain Industri yang menyebutkan
0000037751; dan KEMASAN, Daftar
bahwa “Pihak yang untuk pertama kali
Nomor IDD 0000037752; bukan
mengajukan Permohonan dianggap
merupakan desain industri yang baru,
sebagai pemegang Hak Desain Industri,
karena telah menjadi milik
kecuali jika terbukti sebaliknya.”34 35
umum…”
Sehingga dengan demikian dapat
Menurut Penulis bahwa frasa “Bukan
disimpulkan bahwasanya hak desain
merupakan desain industri yang baru,
industri diberikan bagi pihak di mana
karena telah menjadi milik umum”, dan
sudah melakukan pendaftaran desain
berdasarkan atas pertimbangan mahkamah
industrinya dan dilakukan penetapan
agung yakni:
melalui suatu pendaftaran ketika pertama
kali dilakukan pengajuan serta ketika 1. Bahwa Bhawna Gidwani telah
melakukan pendaftaran, tiada pihak lain mendaftarkan 2 (dua) Desain Industri
yang mampu melakukan pembuktian tersebut 13 tahun atau setidak-
bahwasanya pendaftaran yang dimaksud tidaknya 8 tahun setelah Desain
tidak baru atau sudah ada pengungkapan Industri tersebut digunakan atau
sebelumnya, dan desain industri yang beredar di pasaran;
dimaksud tidaklah bertentangan terhadap 2. Bahwa Penggugat (Soefianto
peraturan perundang-undangan yang Leonard) juga sudah mempergunakan
berlaku, ketertiban umum, agama, ataupun 2 (dua) Desain Industri tersebut
kesusilaan. dengan kemasan “Multi Color
Bunga” dan kemasan “Kuning Hijau”
33 “First to file system adalah sebuah sistem

pendaftaran yang didasarkan pada pendaftar


pertama”, Tomi Suryo Utomo, Op.cit., hlm. 14.
34 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
35
Desain Industri, (LN No. 243 Tahun 2000, TLN Putusan Perkara Mahkamah Agung Nomor 554
No. 4045), Pasal 12. K/Pdt.Sus-HKI/2015.

103
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

dan sudah diperdagangkan sejak mengetahui ketentuan-ketentuan di


tahun 2003 atau 2009. dan36 dalam undang-undang tersebut,
sehingga dengan demikian dapat
3. Bahwa adanya tanggal pendaftaran
disimpulkan bahwa pihak-pihak yang
desain industri yakni tanggal 26
melakukan perbuatan hukum yang
Agustus 2013 di mana tanggal
tidak sesuai atau bertentangan dengan
tersebut adalah kurang dari 1 bulan
ketentuan UU Desain Industri akan
sejak kedua belah pihak (Soefianto
dikenakan sanksi hukum sesuai
Leonard dan Bhawna Gidwani)
dengan segala ketentuan dalam
menandatangani Surat Perjanjian
undang-undang tersebut.
tanggal 1 Agustus 2013 untuk
penyelesaian permasalahan secara 2. Selanjutnya, pada Pasal 12 UU
damai. Desain Industri disebutkan bahwa:
“Pihak yang untuk pertama kalinya
Maka, berdasarkan uraian di atas
mengajukan Permohonan dianggap
menunjukkan adanya dugaan bahwa
pemegang hak desain industri, kecuali
Bhawna Gidwani dengan sengaja telah
jika terbukti sebaliknya.” Frasa
melakukan pendaftaran desain industri
“Kecuali jika terbukti sebaliknya”
dengan unsur itikad tidak baik. Hal ini
merupakan ketentuan yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
merefleksikan prinsip “itikad baik” di
1. Bahwa, melalui pengundangan mana dianut pada sistem hukum
undang-undang pada Lembaran Indonesia. Karenanya, penerapan
Negara memiliki makna membuat prinsip itikad baik pada gugatan
setiap orang terikat guna memahami untuk membatalkan desain industri
keberadaannya, dan untuk itu diimplementasikan ketika tahapan
berlakunya “asas fictie” dalam pembuktian di pengadilan.39
hukum, yang berarti bahwa “setiap Meskipun itikad baik sendiri memang
orang dianggap telah mengetahui tidak dijelaskan di dalam UU Desain
adanya suatu undang-undang, Industri, namun demikian terkait hal
sehingga undang-undang tersebut ini bisa mengacu kepada pengertian
tidak boleh digugat dengan bukti beberapa ahli yakni menurut Subekti,
yang melawannya.”37 Sementara itu, “Itikad baik” menurut terminologi
definisi “Lembaran Negara” sendiri Bahasa Belanda adalah “tegoeder
merupakan “suatu lembaran (kertas) trouw”, terminologi bahasa Inggris
tempat mengundangkan “in good faith”, serta menurut
(mengumumkan) semua peraturan terminologi Bahasa Perancis “de
perundang-undangan negara dan bonne foi”. “Dalam hukum benda itu
peraturan-peraturan pemerintah agar itikad baik berarti kejujuran atau
berlakunya mempunyai kekuatan bersih, dan itikad baik adalah suatu
mengikat.”38 Undang-Undang yang anasir subjektif”.40 Selanjutnya,
dimaksud di sini adalah UU Desain konotasi itikad baik dalam lingkup
Industri dengan semua ketentuan hukum dibagi menjadi 2 asas yakni:
yang ada di dalamnya. Artinya, (1) Itikad baik subjektif bisa dimaknai
berdasarkan hal ini bahwa setiap
orang tanpa terkecuali dianggap
39 Dinar Aulia Kusumaningrum dan Kholis Roisah,
“Implementasi Penilaian Kebaruan dan Prinsip
Itikad Baik Dalam Perlindungan Desain Industri”,
36 Ibid., bagian menimbang. Jurnal Law Reform, Vol. 12, No. 2, (2016), hlm. 9.
37 Umar Said Sugiarto, Pengantar Hukum Indonesia, https://doi.org/10.14710/lr.v12i2.15880, diakses
Cetakan ke-3, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015). hlm. pada 8 September 2019.
47. 40 Subekti, Hukum Perjanjian, Cetakan ke-21,
38 Ibid. (Jakarta: Intermasa, 2005), hlm. 41.

104
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

seseorang sebagai subjek) sejatinya memegangnya, bahwa bukan dialah


harus mengemban sifat jujur terkait pemilik kebendaan tadi.”
pelaksanaan perbuatan hukum, atau Sementara itu, asas itikad baik
dapat dimaknai sikap batin seseorang sebenarnya merupakan sebuah gagasan
sejatinya dapat ditunjukkan niat baik- yang digunakan guna mencegah perilaku
nya melalui kejujuran; serta (2). beritikad tidak baik serta ketidakjujuran
Itikad baik objektif yakni dan bisa saja dilakukan dari pihak lain.
implementasi suatu perjanjian sebagai Itikad tidak baik sendiri dalam Bahasa
objek sejatinya berdasarkan terkait inggris disebut dengan “bad faith”.
norma-norma kelayakan serta norma
yang diberlakukan di masyarakat Melihat kembali ke dalam kronologi
pada umumnya.41 perkara ini, bahwa tanggal 26 Agustus
2013 sebagai tanggal pendaftaran desain
Sesuai KUH Perdata, Itikad baik industri oleh Bhawna Gidwani yang
secara arti subjektif ini diatur pada terhitung kurang dari 1 bulan dari tanggal
lapangan hukum benda (Buku ke-II KUH Surat Perjanjian yakni tanggal 1 Agustus
Perdata), yaitu Pasal 529 hingga Pasal 532 2013, di mana Surat Perjanjian dimaksud
KUH Perdata, masing-masing sebagai dibubuhi tanda tangan oleh para pihak
berikut: sebagai upaya penyelesaian permasalahan
Pasal 529 KUH Perdata: secara damai karena sebelumnya Bhawna
Gidwani dilaporkan ke Kepolisian oleh
“Yang dinamakan kedudukan
Soefianto Leonard dan oleh karenanya
berkuasa ialah, kedudukan seseorang
Bhawna Gidwani mengakui kesalahannya
yang menguasai suatu kebendaan,
dan memasang iklan permohonan maaf di
baik dengan diri sendiri, maupun
surat kabar. Hal ini disebabkan karena
dengan perantara orang lain, dan yang
Bhawna Gidwani telah menggunakan
mempertahankan atau menikmatinya
merek terdaftar AGREE milik Soefianto
selaku orang yang memiliki
Leonard secara tanpa hak. Berdasarkan
kebendaan itu.”
uraian di atas, hal ini cukup menunjukkan
Pasal 530 KUH Perdata: adanya itikad tidak baik oleh Bhawna
“Kedudukan yang demikian ada yang Gidwani. Perbuatan hukum pendaftaran
beritikad baik, ada yang beritikad desain industri oleh Bhawna Gidwani
buruk.” selayaknya tidak terjadi, karena saudara
Bhawna Gidwani tidak jujur di dalam
Pasal 531 KUH Perdata: pendaftaran desain industri karena telah
“Kedudukan itu beritikad baik, mengetahui bahwa desain industri tersebut
manakala si yang memegangnya sudah diperdagangkan sejak tahun 2003
memperoleh kebendaan tadi dengan atau 2009 oleh Soefianto Leonard dan hal
cara memperoleh hak milik, dalam ini juga menunjukkan bahwa Bhawna
mana tak tahulah dia akan cacat cela Gidwani berulang kali telah meniru Hak
yang terkandung di dalamnya.” Kekayaan Intelektual hasil pikiran dan
kreasi dari Soefianto Leonard.
Pasal 532 KUH Perdata:
Selain itu, periode untuk melindungi
“Beritikad buruklah kedudukan itu, Desain Industri hanya diberikan untuk
manakala tahu pun yang periode 10 tahun, sehingga ketika periode
perlindungan hak desain industri selesai,
desain industri dimaksud menjadi dimiliki
masyarakat atau “public domain”. Semua
41 Anonim, “Pengertian Itikad Baik”, pihak bisa dengan bebas menggunakan
http://www.definisimenurutparaahli.com, diakses
10 September 2019.
desain industri yang telah menjadi public

105
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

domain tanpa harus mendapatkan memproses gugatan ke Pengadilan


persetujuan oleh pihak manapun namun Niaga dan membuktikan kepemilikan
tidak boleh dimiliki dengan cara hak tersebut di persidangan. Upaya
mendaftarkan Desain Industri tersebut. hukum dapat dilakukan di Pengadilan
tidak hanya berhenti pada tingkat
Sehingga berdasarkan uraian di atas,
Kasasi namun juga dapat dilakukan
kiranya sangat tepat putusan pengadilan
hingga pengadilan tingkat Peninjauan
pada tingkat Peninjauan Kembali untuk
Kembali. Alasan yang dimaksud
menolak permohonan peninjauan kembali
yakni: unsur “kebaruan” Hak Desain
Bhawna Gidwani dan yang berarti
Industri yang berhubungan dengan
menguatkan putusan pengadilan pada
siapakah pendaftar pertama
pengadilan tingkat Kasasi yang memuat
pendaftaran desain industri adalah
amar putusan bahwa Judul Desain Industri
yang memiliki hak desain industri
KEMASAN "multicolor bunga" dengan
atau dikenal dengan prinsip “first to
Nomor Pendaftaran IDD0000031751, dan
file”. Akibat dibatalkannya
(2) Judul Desain Industri KEMASAN
pendaftaran Desain Industri, maka
"kuning hijau", dengan Nomor
sesuai amanat Pasal 43 UU Desain
Pendaftaran IDD0000031752 atas nama
Industri akan dihapuskannya seluruh
Bhawna Gidwani dinyatakan bukanlah
akibat hukum di mana berkaitan
suatu desain industri yang baru,
dengan Hak Desain Industri serta hak
dikarenakan sudah menjadi milik umum
lainnya di mana berasal dari Desain
dan batal menurut hukum, dengan segala
Industri yang dimaksud serta terkait
akibat hukumnya; serta Memerintahkan
gugatan pembatalan yang sudah
Kementerian Hukum dan HAM cq.
mendapatkan kekuatan hukum tetap
Direktorat Jenderal HKI cq. Direktorat
Direktorat Jenderal melakukan
Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata
pencatatan putusan pembatalan
Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia
tersebut pada Daftar Umum Desain
Dagang untuk mencatat pembatalan kedua
Industri serta melakukan
pendaftaran kedua desain industri
pengumuman pada Berita Resmi
sebagaimana tersebut di atas, atas nama
Desain Industri sebagaimana
Bhawna Gidwani Pada Daftar Umum
ketentuan Pada pasal 42 UU Desain
Desain Industri serta melakukan
Industri;
pengumuman pada Berita Resmi Desain
Industri, sesuai dengan amanat Pasal 42 2. Penerapan dibatalkannya Hak Desain
UU Desain Industri. Industri Berdasarkan Gugatan Terkait
Unsur Itikad Tidak Baik dalam
Putusan Nomor 10 PK/Pdt.Sus-
PENUTUP HKI/2017 adalah sudah tepat, hal ini
1. Penerapan dibatalkannya Hak Desain disebabkan karena meskipun frasa
Industri melalui gugatan menurut UU “itikad baik” tidak disebutkan secara
Desain Industri merupakan langkah jelas pada ketentuan pasal-pasal di
atau upaya perlindungan hukum di dalam UU Desain Industri, namun
mana bisa diterapkan bagi pihak yang mengacu kepada bagian penjelasan
berkepentingan berdasarkan amanat UU Desain Industri di mana frasa
Pasal 38 UU Desain Industri, di mana “Kecuali jika terbukti sebaliknya”
bagi pihak yang merasa hak pada ketentuan Pasal 12 UU Desain
eksklusifnya dilanggar oleh pihak lain Industri merupakan ketentuan yang
yang didasari oleh alasan merefleksikan prinsip itikad baik di
sebagaimana diamanatkan pada mana dianut pada sistem hukum
ketentuan Pasal 2 atau Pasal 4 bisa Indonesia. Hal ini mengandung
makna yakni hak atas desain industri

106
Jurnal Krisna Law Volume 2, Nomor 1, 2020, 95-108

dimaksud sejatinya memiliki sifat Penyelesaian Sengketa. Cetakan ke-2.


dianggap oleh hukum kapan pun bisa Jakarta: Sinar Grafika. 2014.
diajukan gugatan untuk membatalkan Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum.
jika ada tanda-tanda kalau desain Bandung: Citra Aditya Bakti. 2014.
industri dimaksud tidak lagi baru.
Indikasi tersebut dapat ditinjau dari Sinungan, Ansori. Perlindungan Desain
bukti-bukti yang diajukan selama Industri: Tantangan dan Hambatan
proses persidangan dan tindakan dalam Praktiknya di Indonesia. Cet
hukum di mana diwujudkan oleh ke-1. Bandung: Alumni. 2011.
pihak yang melakukan pendaftaran Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji.
Desain Industri yang terangkum di Penelitian Hukum Normatif Suatu
dalam kronologi perkara. Pendaftaran Tinjauan Singkat. Jakarta: Raja
kedua Desain Industri oleh Bhawna Grafindo Persada. 2001.
Gidwani pada tahun 2013 selayaknya
tidak dilakukan karena bertentangan Soenandar, Taryana. Perlindungan HAKI
dengan amanat Pasal 2 UU Desain (Hak Milik Intelektual) di Negara-
Industri di mana kedua desain industri Negara Asean. Cetakan ke-2. Jakarta:
tersebut sudah diperdagangkan sejak Sinar Grafika. 2007.
tahun 2003 atau 2009 oleh Soefianto Soeparman, Andrieansjah. Hak Desain
Leonard sehingga tidak memenuhi Industri Berdasarkan Penilaian
unsur kebaruan dan telah menjadi Kebaruan Desain Industri. Bandung:
milik umum yang artinya siapapun Alumni. 2013.
boleh memakainya, akan tetapi tidak
boleh memilikinya. Selain itu Subekti. Hukum Perjanjian. Cetakan ke-
perbuatan hukum pendaftaran kedua 21. Jakarta: Intermasa. 2005.
Desain Industri Bhawna Gidwani _____. Pokok-Pokok Hukum Perdata.
yang kurang dari 1 bulan setelah Cetakan ke-34. Jakarta: Intermasa.
ditandatanganinya Surat Perjanjian 2003.
oleh Soefianto dan Bhawna Gidwani
Sugiarto, Umar Said. Pengantar Hukum
termasuk ke dalam unsur kesengajaan
Indonesia. Cetakan ke-3. Jakarta:
yang tidak didasari oleh itikad baik,
Sinar Grafika. 2015.
karena Bhawna Gidwani telah
mengetahui adanya penggunaan Utomo, Tomi Suryo. Hak Kekayaan
kedua Desain Industri Soefianto Intelektual (HKI) di Era Global.
Leonard namun dengan sengaja Cetakan ke-1. Yogyakarta: Garaha
mendaftarkan kedua desain industri Alumni. 2010.
tersebut ke Direktorat Jenderal Hak Jurnal
Kekayaan Intelektual.
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
DAFTAR PUSTAKA Manusia Tahun 2015. “Laporan
Akhir Penyelarasan Naskah
Buku
Akademik Rancangan Undang-
Arto, H.A. Mukti. Upaya Hukum Kasasi Undang Tentang Desain Industri.”
& Peninjauan Kembali Perkara https://www.bphn.go.id/data/docume
Perdata Agama, Ekonomi Syariah, nts/Penyelarasan-NA-RUU-ttg-
dan Jinayah. Depok: Prenadamedia Desain-Industri.PDF.
Group. 2018.
Kusumaningrum, Dinar Aulia dan Kholis
Hutagalung, Sophar Maru. Praktik Roisah. “Implementasi Penilaian
Peradilan Perdata dan Alternatif Kebaruan dan Prinsip Itikad Baik

107
PENERAPAN PEMBATALAN HAK DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN GUGATAN
TERKAIT ADANYA UNSUR ITIKAD TIDAK BAIK

Dalam Perlindungan Desain Industri.”


Jurnal Law Reform, Vol. 12, No. 2,
(2016).
https://doi.org/10.14710/lr.v12i2.1588
0. Diakses pada 8 September 2019.
Putusan Pengadilan
Putusan Perkara Mahkamah Agung
Nomor 10 PK/Pdt.Sus-HKI/2017
yang diputus pada tanggal 29 Maret
2017 pada pengadilan tingkat
peninjauan kembali di Mahkamah
Agung.
Putusan Perkara Mahkamah Agung
Nomor 554 K/Pdt.Sus-HKI/2015.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri. (LN No. 243
Tahun 2000, TLN No. 4045).
Internet
Anonim. “Pengertian Itikad Baik”.
http://www.definisimenurutparaahli.c
om. Diakses 10 September 2019.

108

Anda mungkin juga menyukai