Anda di halaman 1dari 136

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN KOMPRES
HANGAT UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA REMAJA PUTRI
KELAS 3 SMP DENGAN DISMENOREA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SELAPARANG

FEGIYARTO
NIM. P07120118014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021
PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN KOMPRES
HANGAT UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA REMAJA PUTRI
KELAS 3 SMP DENGAN DISMENOREA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SELAPARANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat UntukMenyelesaikan PendidikanProgram


Studi DiplomaIII(D III) Keperawatan Mataram Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram Tahun Akademik 2020/2021

FEGIYARTO
NIM. P07120118014

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tanngan dibawah ini:

Nama : Fegiyarto

NIM : P07120118014

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebanarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan

atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulisan ini hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

...............,...... ............... 2021

Pembuat Pernyataan

Fegiyarto
NIM. P07120118014

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Akhmad fathoni ,S.Kp.,M.Kes. Aan Dwi Sentana, M.Kep


NIP. 197208132000031001 NIP.197303202002121001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh RIANTI PUSPITA CAHYANI NIM.

P07120117040 dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Tindakan

pemberian kompres hangat Untuk Mengurangi Nyeri Pada Remaja Putri

kelas 3 smp Dengan DismenoreaDi Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang

Tahun 2021” telah dipertahankan di depan dewan penguji Politeknik Kesehatan

Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi DIII Keperawatan

Mataram Tahun Akademik 2020/2021 pada:

Hari :

Tanggal :

Mataram, Januari 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr.Akhmad fathoni ,S.Kp.,M.Kes. Aan Dwi Sentana, M.Kep


NIP. 197208132000031001 NIP.197303202002121001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah Oleh Fegiyarto Nim:P07120118014 Dengan Judul

“Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Kompres Hangat Untuk

Menurunkan Nyeri Disminorea Pada Remaja Putri Kelas 3 SMP Diwilayah

Kerja Puskesmas Selaparang Tahun 2021”Telah Di Pertahankan Di Depan

Dewan Penguji Pada Tanggal :

Dewan Penguji

Penguji ketua Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Mardiatun,M.Kep Dr.Akhmad Fathoni,S.Kp.,M.Kes A’an Dwi Sentana,M.Kep


Nip: 198002052006042001 Nip: 197912202002122002 Nip : 197303202002121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Keperawatan

Rusmini,S.Kep.,Ns.,MM
Nip: 19701016198932001

iv
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan pemberian

kompres hangat Untuk Menurunkan Nyeri Pada Remaja Putri kelas 3 smp

Dengan Dismenore di Wilayah Kerja Puskesmas Selaparang Tahun 2021”

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak H. Awan Dramawan, S.Pd., M.Kes., selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini, S.Kep. Ns., MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H. Moh Arip,S.Kp.,M.Kes. selaku ketua program studi D III

keperawatan politeknik kesehatan kemenkes mataram.

4. Ibu Mardiatun, S.Kep.,Ns,M.Kep.selaku ketua penguji seminar proposal

Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang

bermanfaat bagi penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Dr.Akhmad fathoni ,S.Kp.,M.Kes.sebagai Pembimbing I yang telah

banyak memberikan semangat, masukan, arahan, dan saran-saran yang

bermanfaat bagi penulis dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini.

v
6. Bapak A’an Dwi Sentana, M.Kep. sebagai Pembimbing II yang telah banyak

memberikan semangat, masukan, arahan, dan saran-saran yang bermanfaat

bagi penulis dalam penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini.

7. Kedua Orang Tua, yaitu bapak usman dan ibu St. sandorayang telah

memberikan doa, semangat serta dukungan dan juga memfasilitasi dalam

menyelasaikan proposal karya tulis ilmiah .

8. Sodara –sodaraku tersayang kaka ku Nurjaitun, Nurfemi Setiawati, dan adik-

adiku Didin Sudiana, Amelia Wati,Chaca Regina Putri, yang selalu

memberikan dukungan dan doa sehingga penulis terus semangat dalam

menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini

9. Sahabat seperjuangan angkatan 2018yang senantiasa memberikan semangat

dan dukungan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu sehinggaKarya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan serta dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan kepada para pembaca yang memerlukan.

Mataram,Januari2021

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR........................................................................................ v

DAFTAR ISI......................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x

BABIPENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus..................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus................................................................5

BABIITINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7

A. Konsep Disminorea .................................................................7


1. Pengertian ..........................................................................7
2. Klasifikasi..........................................................................7
3. Etiologi............................................................................... 9
4. Manifestasi Klinis..............................................................12
B. Konsep Nyeri ..........................................................................13
1. Definisi Nyeri.....................................................................13
2. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ...................................14
3. Tanda Dan Gejala Nyeri ....................................................17
4. Proses Atau Mekanisme Nyeri...........................................17

vii
5. Patway Disminorea............................................................21
6. Pengukuran Skala Nyeri.....................................................22
C. Terapi Kompres Hangat...........................................................24
1. Pengertian Kompres Hangat..............................................24
2. Manfaat Efek Kompres Hangat..........................................24
3. Mekanisme Kerja Panas.....................................................26
4. Prosedur Pemberian Kompres Hangat ..............................26
D. Asuhan Keperawatan Denga Disminorea................................28
1. Pengkajian..........................................................................28
2. Diagnosa............................................................................. 31
3. Perencanaan .......................................................................33
4. Pelaksanaan........................................................................43
5. Evaluasi.............................................................................. 44
BABIIIMETODE STUDI KASUS .................................................................45

A. Rancangan Studi Kasus............................................................45


B. Subyek Studi Kasus..................................................................45
C. Fokus Studi..............................................................................46
D. Definisi Operasional.................................................................47
E. Instrumen Studi Kasus.............................................................48
F. Pengumpulan Data...................................................................48
G. Tempat Dan Waktu..................................................................50
H. Penyajian Data ........................................................................50
I. Etika Studi Kasus.....................................................................50
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................53

LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Patway Dismenorea (Shobihat Abd Rossyd,2016)

Gambar 1.2 Gambar Pengukuran Skala Nyeri ( Numeric Rating Scale)

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan ( Informed consent )

Lampiran 3 Lembar Format pengkajian keperawata Disminore

Lampiran 4 SOP Kompres Hangat

Lampiran 5 Kusioner

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2014) jumlah remaja putri di dunia yaitu 43.5 juta

jiwa.Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN), jumlah remaja putri di Indonesia tahun 2019 adalah

31.279.012 jiwa. Berdasarkan data (Riskesdas 2018) Jumlah remaja putri

di Indonesia yaitu 44.818.600 jiwa.

Nyeri menstruasi akan mengganggu aktivitas, sebagian besar

remaja putri ingin tindakan yang segera agar tidak mengganggu aktivitas

dan dapat melanjutkan aktivitas lagi. Menurut remaja putri cara yang

paling cepat mengatasi nyeri haid adalah mengonsumsi obat-obatan pereda

rasa nyeri [ CITATION Anu11 \l 1033 ]. Obat pereda rasa nyeri merupakan

obat-obatan kimia, walaupun aman dan tanpa efek samping, tetapi bila

dikonsumsi terus – menerus akan menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan. Selain itu, terdapat dampak mental psikologis yang

membuatpenderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan dari obat-obat

pereda nyeri. Dampak lain yang muncul adalah resistensi terhadap obat-

obatan yang dikonsumsi secara terus menerus, sehingga membutuhkan

dosis yang lebih tinggi untuk mengatasi nyeri haid apabila telah

mengalami resistensi obat pereda rasa nyeri [ CITATION And13 \l 1033 ].

1
2

Dismenorea dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau

aktivitas para wanita khususnya remaja.Dismenorea adalah rasa sakit atau

nyeri hebat pada bagian bawah perut yang terjadi saat wanita mengalami

siklus menstruasi.Nyeri biasanya berlangsung sesaat sebelum haid, selama

haid, hingga berakhirnya siklus menstruasi.Nyeri yang terus-menerus

membuat penderitanya tidak bisa beraktivitas [ CITATION rah18 \l 1033 ].

Menurut [ CITATION Pra05 \l 1033 ]dismenorea membuat wanita

tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan resep obat.Keadaan

tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup wanita, sebagai contoh

mahasiswi yang mengalami dismenorea primer tidak dapat berkonsentrasi

dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang

dirasakan.Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50%

wanita mengalami dan 15% wanita diantaranya mengalami nyeri yang

hebat [ CITATION Nug14 \l 1033 ].

Pubertas merupakan masa awal pematanagan seksual, yakni suatu

periode dimana seseorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan

seksual serta mampu melakukan proses produksi. Hal ini ditandai dengan

mulainya remaja putri mengalami menstruasi.Menstruasi sering

menimbulkan permasalahan pada perempuan yaitu nyeri haid atau yang

disebut dismenorea [ CITATION Har16 \l 1033 ].

Upaya untuk mengetahui dismenorea adalah dengan menggunakan

farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan dismenorea dengan

farmakologi yaitu dengan obat pereda rasa nyeri dan non farmakologi
3

salah satunya dengan kompres hangat. Kompres hangat dapat mengatasi

dismenorea dan kompres hangat lebih aman dan tidak mengandung efek

samping karena menggunakan proses fisiologis tubuh. Kompres hangat

yaitu dimana kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan

menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga

dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan

perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan

vasokongesti pelvis, (Potter,2010).

Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan

menggunakan buli-buli panas atau botol air panas yangdi bungkus kain

yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke

dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan

akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang di

rasakan akan berkurang atau hilang (Potter,2010).

Teknik ini merupakan intervensi keperawatan secara mandiri untuk

menurunkan intensitas nyeri haid sehingga perlu dilakukan penelitian

kompres hangat terhadap penurunan nyeri saat menstruasi. Oleh karena itu

penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan

dengan penerapan kompres hangat untuk mengurangi nyeri pada remaja

putri dengan dismenorea.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas penulis

ingin melakukan penelitian tentang bagaimanakah asuhan keperawatan

“penerapan kompres air hangat untuk menurunkan nyeri diminorea pada

remaja putri kelas 3 SMP.

C. Tujuan

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian kompres

hangat dalam menurunkan nyeri pada remaja putri dengan dismenorea.

1. Tujan Umum

Untuk mengatahui gambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian

kompres hangat dalam menurunkan nyeri pada remaja putri dengan

disminorea.

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan penatalaksanaan asuhan keperwatan dengan

pemberian kompres hangat dalam menurunkan nyeri pada remaja putri

kelas 3 SMP dengan disminorea, dengan penerapan langsung proses

keperawatan dan prosedur keperawatan, maka penulis diharapkan

dapat :

a. Melakukan pengkajian pada pasien disminorea remaja putri dengan

tindakan pemberian kompres hangat dalam menurunkan nyeri haid.

b. Menentukan diagnosa keperawatan pada pasien disminorea remaja

putri dengan tindakan pemberian kompres hangat dalam

menurunkan nyeri haid.


5

c. Menerapkan rencana tindakan keperawatan dengan baik dan benar

pada pasien disminorea remaja putri dengan tindakan pemberian

kompres hangat dalam menurunkan nyeri haid.

d. Melakukan implementasi keperawatan dengan baik dan benar pada

pasien disminorea remaja putri dengan tindakan pemberian

kompres hangat dalam menurunkan nyeri haid.

e. Melakukan evaluasi keperawatan dengan baik dan benar pada

pasien disminorea remaja putri dengan tindakan pemberian

kompres hangat dalam menurunkan nyeri haid.

D. Manfaat

1. Teoritis

Sebagai pustaka dalam bidang keperawatan khususnya keperawatan

klomplometer dalam pemeberian intervensi keperawatan pada remaja

putri yang mengalami dismenore. Dan juga sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya untuk meneliti manfaat kompres air hangat selain

berpengaruh untuk mengurangi nyeri haid.

2. Praktis

a. Bagi dinas ksehatan

Sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan

untuk pengembangan kebijkan kesehatan khususnya untuk pengaruh

kompres air hangat terhadap penurunan nyeri haid pada remaja

putri.
6

3. Masyarakat

Setelah dilakukan tindakan pemberian kompres hangat dalam

membantu mengatasi dismenorea dapat menambah pengetahuan

tentang pemberian kompres hangat sehingga aktivitas dapat dijalankan

meskipun dalam keadaan menstruasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Disminorea

1. Pengertian Dismenorea

Dismenorea adalah rasa sakit atau nyeri hebat pada bagian bawah

perut yang terjadi saat wanita mengalami siklus menstruasi.Nyeri

biasanya berlangsung sesaat sebelum haid, selama haid, hingga

berakhirnya siklus menstruasi.Nyeri yang terus-menerus membuat

penderitanya tidak bisa beraktivitas [ CITATION Placeholder1 \l 1033 ].

Dismenorea adalah nyeri perut yangberasal dari kram rahim dan terjadi

selama mestruasi [ CITATION Nug14 \l 1033 ].

2. Klasifikasi

a. Disminorea Primer

Disminorea Primer adalah nyeri haid yang dijuampai pada alat-alat

genital yang nyata.Disminoreaprimer terjadi beberapa waktu setelah

manarche. Disminorea primer adalah suatu kondisi yang

dihubungkan dengan siklus ovulasi.

1) Usia lebih muda, maksimal 15-25 tahun

2) Timbul setelah terjadi siklus haid yang teratur

3) Sering terjadi pada nulipara

4) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic

7
8

5) Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama

atau kedua haid

6) Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic

7) Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik

8) Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa

9) Pemeriksaa pelvik normal

10) Sering disertai neusea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala.

b. Dismenorea Skunder

Dismenorea Skunder adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan

oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi

pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Disminoreaskunder

adalah nyeri menstruasi yang berkembang dari disminorea primer

yang terjadi sesudah usia 25 tahun dan penyebabnya karena kalainan

pelvis.

1) Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun

2) Cendrung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur

3) Tidak berhubungan dengan siklus paritas

4) Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul

5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan

keluarnya darah

6) Berhubungan dengan kelainan dengan kelainan pelvic

7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi

8) Seringkali memerlukan tindakan operatif


9

9) Terdapat kelainan pelvic.

3. Etiologi

Disebut dismenorea primer jika tidak di temukan penyebab yang

mendasari dan dismenorea skunder jika penyebabnya adalah kelainan

kandungan.Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari

50% wanita mengalami dan 15% wanita diantaranya mengalami nyeri

yang hebat. Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu

sekitar 2-3 tahun setalah menstruasi pertama.Nyeri pada dismenorea

primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh

prostaglandin.Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau

potongan jaringan dari lapisan rahim melewati servix (leher rahim),

terutama jika saluran servixnya sempit.Pertambahan umur dan kehamilan

akan menyebabkan menghilangnya dismenorea primer. Hal ini diduga

terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan

hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan. Perbedaan beratnya nyeri

tergantung kepada kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami

dismenorea memiliki kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi

dibandingkah dengan wanita yang tidak mengalami dismenorea.

Dismenorea sangat mirip dengan nyeri dirasakan oleh wanita hamil yang

mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan

[ CITATION Nug14 \l 1033 ].


10

Penyebab adanya dismenorea meliputi banyak hal, dari mulai factor

endokrin sampai psikologis. Penyebab munculnya dismenorea, antara

lain :

a. Merokok

b. Haid pada usia dini, kurang dari 12 tahun

c. Berusia dibawah 30 tahun

d. Mengalami pendarahan hebat saat siklus menstruasi terjadi

e. Riwayat keluarga memiliki dismenorea

f. Memiliki adenomiosis

g. Kista ovarium

h. Penderita darah rendah atau anemia

i. Wanita dengan gangguan endometriosis

j. PID (Pelvic Inflammation Disease)

k. Leimioma submukosa

l. Septum vagina transverse

m. Malformasi kogenital

n. Obstruksi kanalis servikalis

o. Utrine fibroid

p. Utrine polip[ CITATION Placeholder1 \l 1033 ]

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dismenorea:

Penyebab terjadinya dismenore yaitu keadaan psikis dan fisik seperti stres,

shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit menahun, kurang darah,


11

dan kondisi tubuh yang menurun. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

dismenorea antara lain:

a. Faktor menstruasi

1) Menarche dini, gadis remaja dengan usiamenarche dini

insidendismenoreanya lebih tinggi.

2) Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuandengan

siklus yang panjangmengalami dismenorea yang lebih parah.

b. Paritas, insiden dismenorealebih rendah pada wanita multiparitas. Hal

ini menunjukkan bahwa insiden dismenorea primer menurun setelah

pertama kali melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat

keparahan.

c. Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenorea. Hal

itu juga terlihat bahwa kejadian dismenorea pada atlet lebih rendah,

kemungkinan karena siklus yanganovulasi. Akan tetapi, bukti untuk

penjelasan itu masih kurang.

d. Pemilihan metode kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral

sebaiknya dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan

ataumemperburuk kondisi. Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi

lainnya dapat mempengaruhi nyeri dismenorea.

e. Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan

endometriosis dengan dismenorea primer.

f. Faktor psikologis (stres) Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak

stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penjelasan yang baik


12

tentang proses haid, mudah timbul dismenorea. Selain itu, stres

emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau

pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

Adapun faktor penyebab pada dismenorea, yaitu :

a. Terjadi akibat kontraksi yang kuat atau lama dinding rahim

b. Hormon prostaglandinyang tinggi

c. Pelebaran leher rahim saat keluarnya darah haid

d. Adanya infeksi daerah panggul

e. Endometriosis

f. Tumor jinak pada rahim

g. Postur tubuh yang kurang baik (sikap yang salah)

h. Rahim tidak berkembang secara optimal

i. Diperberat jika mengkonsumsi kopi dan stress

4. Manifestasi klinis.

Gejala-gejala dismenorea yang biasa terjadi adalah nyeri perut

bagian bawah, pusing, mual hingga muntah, dan nyeri dibagian paha

dalam serta pinggang. Gejala dismenorea juga dibagi menjadi tiga

berdasarkan derajatnya:

a. Derajat I : Nyeri yang dialami berlansung hanya beberapa saat, dan

penderita masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya.

b. Derajat II : Rasa nyeri yang dialami cukup mengganggu, sehingga

penderita memerlukan obat penghilang rasa nyeri seperti paracetamol,


13

ibuprofen atau lainnya. Penderita akan merasa baikan jika sudah

meminum obat dan bisa kembali melakukan aktivitasnya.

c. Derajat III : Penderita mengalami rasa nyeri yang luar biasa hingga

membuatnya butuh waktu untuk beristirahat beberapa hari. Biasanya

penderita juga mengalami sakit kepala hingga pingsan, gangguan

metabolisme hingga menyebabkan diare, sakit pinggang dan paha

bagian dalam [ CITATION Placeholder1 \l 1033 ].

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan sensasi sensori dari pengalaman subyektif yang

dialami setiap individu dan berbeda persepsi antara satu orang dengan

yang lain yang menyebabkan perasaan tidak nyaman, tidak menyenagkan

berkaitan dengan adanya atau potensial kerusakan jaringan.

Nyeri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang sukar dipahami dan

fenomena yang kompleks meskipun universal, tetapi masih merupakan

misteri.Nyeri adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh manusia

yang menunjukkan adanya pengalaman masalah. Nyeri merupakan

keyakinan individu dan bagaimana respon individu tersebut terhadap

sakit yang dialaminya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri

adalah fenomena yang subyektif dimana respon yang dialami setiap


14

individu akan berbeda untuk menunjukkan adanya masalah atau perasaan

yang tidak nyaman.

2. Faktor yang mempengaruhi nyeri

a. Budaya

Latar belakang etnik dan warisan budaya telah lama dikenal

sebagai faktor faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri dan ekspresi

nyeri tersebut. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah

sebuah bagian dari proses sosialisasi. Individu mempelajari apa yang

diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini

meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan perbedaan yang telah dikodratkan Tuhan.

Perbedaan anatara laki-laki dengan perempuan tidak hanya faktor

biologis, tetapi aspek sosial kultural juga membentuk berbagi

karakter sifat gender. Karakter jenis kelamin dan hubungan dengan

sifat keterpaparan dan tingkat kerentanan memegang peranan

tersendiri. Jenis kelamin dengan respon nyeri laki-laki dan

perempuan berbeda. Hal ini terjadi karena laki-laki lebih siap untuk

menerima efek, komplikasi dari nyeri sedangkan perempuan suka

mengeluhkan sakitnya dan menangis.

c. Usia

Usia dalam kamus besar bahasa indonesia adalah waktu

hidup atau ada sejak dilakirkan. Semakin bertambah usia semakin


15

bertambah pula pemahaman terhadap suatu masalah yang

diakibatkan oleh tindakan dan memiliki usaha untuk mengatasinya.

Umur lansia lebih siap melakukan dengan menerima dampak, efek

dan komplikasi nyeri.

Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kelompok

usia anak-anak yang masih kecil memiliki kesulitan memahami nyeri

dan prosedur yang dilakukan perawat.

d. Makna nyeri

Beberapa klien dapat lebih mudah menerima nyeri

dibandingkan dengan klien lain, bergantung pada keadaan dan

interpretasi klien mengenai makna nyeri tersebut. Seorang klien yang

menghubungkan rasa nyeri dengan hasil akhir yang positif dapat

menahan nyeri dengan sangat baik. sebaliknya, klien yang nyeri

kroniknya tidak mereda dapat merasa lebih menderita. Mereka dapat

berespon dengan puts asa, ansietas, dan depresi kerena mereka tidak

dapat menghubungkan makna positif atau tujuan nyeri

e. Kepercayaan spiritual

Kepercayaan spiritual dapat menjadikan kekuatan yang

mempengaruhi pengalaman individu dari nyeri. Pasien mungkin

terbantu dengan cara berbincang dengan penasihat spiritual mereka.

f. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat


16

dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya

pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun.

g. Ansietas

Stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik yang

diyakini mengendalikan emosi seseornag, khususnya ansietas.

h. Lingkungan dan dukungan keluarga

Individu dari kelompok sosiobudaya yang berbeda

memeiliki harapan yang berbeda tantang orang, tempat mereka

menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri, klien yang mengalami

nyeri seringkali bergantung pada anggota keluarga atau teman untuk

memperoleh dukungan, bantuan, atau perlindungan. apabila tidak

ada kleuarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri membuat klien

semakin tertekan.

i. Pengalaman sebelumnya

Mahasiswa yang pernah mengalami haid kemungkinan

akan lebih siap menghadapi nyeri dibandingkan remaja yang belum

pernah. Namun demikian, pengalaman nyeri sebelumnya tidak

berarti bahwa individu akan mengalami nyeri yang lebih mudah pada

masa yang akan datang. apabila individu sejak lama sering

mengalami serangkaian nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut

akan muncul dan sebaliknya.


17

3. Tanda dan gejala nyeri

dan gejala nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin

dari pasien. Secara umum orang yang mengalami nyeri akan dapat respon

psikologis berupa:

a. Suara : menangis, merintih, menarik/menghembuskan nafas

b. Ekspresi wajah : meringis, meringu mulut

c. Menggigit lidah, mengatup gigi, dahi berkerut, tertutup

rapat/membuka mata atau mulut, mengigit bibir.

d. Pergerakan tubuh : kegelisahan, mondar-mandir, gerakan

menggosok atau berirama, bergerak melindungi bagian tubuh,

immobilisasi, otot tegang.

e. Interaksi sosial : menghindari percakapan dan kontak sosial,

berfokus beraktifitas untuk mengurangi nyeri, disorientasi waktu.

4. Proses atau mekanisme nyeri

Proses fisiologis yang berhubungan dengan persepsi nyeri diartikan

sebagai nosisepsi. ada empat proses yang terlibat dalam mekanisme nyeri

sebagai berikut :

a. Transduksi

Aktivasi dari reseptor nyeri terjadi selama proses transduksi.

Transduksi merupakan proses dari stimulus nyeri yang diubah ke

bentuk yang dapat diakses pleh otak. Selama fase transduksi,

stimulus berbahaya (cedera jari tangan) memicu pelepasan mediator

biokimia misal : prostaglandin, bradykinin, serotinin, histamin.


18

1) Bradykinin adalah vasodilator kuat untuk meningkatkan

permeabilitas kapiler dan mengalami kontraksi otot polos,

memiliki peran yang penting dari mediator kimia nyeri pada

bagian yang cidera sebelum nyeri mengirimkan pesan keotak.

Bradykinin juga pemacu pengeluaran histamin dan kombinasi

dengan respon inflamasi seperti adanya kemerahan

pembengkakakn, dan nyeri yang merupakan ciri khas adanya

reaksi inflamasi.

2) Prostaglandin adalah hormon seperti substansi tambahan untuk

mengirim stimulus nyeri ke CNS.

3) subtansi P/zat P merupakan reseptor sensitif pada saraf untuk

merasakan nyeri dan meningkatkan tingkat penembakan saraf.

prostaglandin, subtansi P, dan serotonin (adalah hormon yang

akan aktif untuk menstimulasi otot polos, menghambat sekresi

lambung dan proses vasokonstriksi) yaitu nerurotrasmitter atau

substansi baik untuk meningkatkan atau menghambat target

saraf.

Proses transduksi dimulai ketika nociceptor yaitu reseptor yang

berfungsi untuk menerima ranfsangan nyeri teraktivasi. Aktivasi

reseptor ini (nociceptor) merupakan sebagai bentuk respon

terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan.


19

b. Transmisi

Implus nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medula spinalis. Zat

P bertindak sebagai neurotransmiter, yang meningkatkan pergerakan

implus menyebrangi setiap sinaps dari neuron aferen primer ke

neuron ordo kedua di kornu dorsalis medula spinalis. tranmisi dari

medula dan asendens, melalui traktus spinotalamikus, ke batang otak

dan talamus. Lalu melibatkan transmisi sinyal antara talamus ke

korteks sensorik somatik tempat terjadinya persepsi nyeri.

c. Persepsi

Persepsi dari nyeri melibatkan proses sensori bahwa akan

datang persepsi nyeri. Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang

terhadap nyeri. Stimulus nyeri ditransmisikan naik ke medulla

spinalis ke talamus dan ke otak tengah. dari talamus, serabut

menstransmisikan pesan nyeri ke berbagai area otak, termasuk

korteks sensori dan kortek asosiasi (kedua lobus parietalis), lobus

frontalis, dan sistem limbik. ada sel-sel didalam limbik yang diyakini

mengontrol emosi, khususnya ansietas, selanjutnya diterjemahkan

dan ditindak lanjut berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.

d. Modulasi

Proses dimana sensasi nyeri dihambat atau dimodifikasi

disebut modulasi. Sensai nyeri diantaranya dapat diatur atau

dimodifikasi oleh subtansi yang dinamakan neuromodulator.

neuromodulator merupakan campuran dari opioid endogen yang


20

keluar secara alami, seperti morphin pengatur kimia di ganglia spinal

dan otak. Mereka memeiliki aktifitas analgetik dan mengubah

persepsi nyeri.

Endorphin dan ekephalin merupakan neuromodulator

opioid. Endorphin diproduksi si sinap neural tepatnya titik sekitar

CNS. Endorphin ini merupakan penghambat kimia nyeri terkuat

yang memiliki efek analgesik lama memproduksi euphoria.

Enkephalin yang mana tersebar luas seluaruhnya di otak dan ujung

dorsal di ganglia spinal, dipertimbangkan sedikit potensi dari pada

endorphin. Enkephalin dapat mengurangi sensasi nyeri oleh

penghambat yang dilepaskan dari subtansi Pneuron afferent terminal.


21

5. Pathway disminore

1.

Gangguan Menstruasi

Penyakit adenometritis,
Gangguan susunan saraf Penyakit,alergi obat kista ovarium, kalinan
obatan dll

disminorhea
Kegagalan fungsi Siklus menstruaasi
hipotaklamus-hipofiaia terganggu
Nyeri Intoleransi aktivitas
akut
Ovarium tidak terganggu Tidak terjadi siklus
menstruasi

Sekresi hormon FSH &


LH menurun Amonarea skunder

Estrogen & progesteron


Estrogen dan progesteron
tidak dilasilkan

Endometrium tipis Estrogen dan progesteron


Siklus menstruasi tidak seimbang
tidak terjadi
Polimanarhea Hipomaanarhea
oligamenarhea
Ansietas
Mual muntah
Seratinin menurun
Amoarea primer
Nutrisi kurang dari
kebutuuhan tubuh Pre menstruasi syndrome
Tanda tanda skunder
tidak muncul

Gambar 1.1( Shobihat Abd Rosyid 2016)


22

6. Pengukuran skala nyeri

Pengukuran skala nyeri dalam penelitian ini menggunakan

Numeric Rating Scale (NRS). skala penilaian numerik lebih digunakan

sebagai pengganti alat deskripsi kita. klien menilai nyeri dengan

menggunakan skala 0-10. skala paling efektif digunakan saat mengkaji

intensitas nyeri sebelun dan setelah intervensi terapeutik.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TIDAK NYERI NYERI NYERI NYERI

NYERI RINGAN SEDANG BERAT SANGAT

BERAT
gambar 1.2. (Numeric Rating Scale)

Keterangan skala nyeri

Skala Nyeri Keterangan (kriteria nyeri)


0 Tidak ada keluhannyeri haid/kram diarea perut

(Tidak Nyeri) bagian bawah, wajah tersenyum, vocal positif,

bergerak dengan mudah, tidak menyentuh atau

menunjukakan arean yang nyeri.


1-3 Terasa kram pada perut bagian bawah, tetapi

(nyeri ringan) masih dapat ditahan, masih dapat melakukan

aktivitas, masih dapat berkonsentrasi dlam belajar


4-6 Terasa kram diarea perut bagian bawah,

(nyeri sedang) kram/nyeri tersebut menyebar ke pinggang,

kurang nafsu makan, sebagian aktivitas dapat

terganggu, sulit/susah berkonsentrasi belajar,


23

terkadang merengek kesakitan, wajah netral, tubuh

bergesar secara netral, menepuk/meraih area yang

terasa nyeri.
7-9 Terasa kram berat pada perut bagian bawah, nyeri

(nyeri berat) menyebar ke pinggang, paha atau punggung, tidak

ada nafsu makan, mual, badan lemes, tidak kuat

bersktifitas, tidak adapat berkonsentrasi dalam

belajar, menangis, wajah mengkerut/meringis,

kaki dan tanagn tegang/tidak dapat digerakkan.


10 Terasa keram yang berat sekali pada perut bagian

(nyeri sangat bawah, nyeriu menyebar ke pinggang, kaki,

berat) punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit

kepala, badan tidak bertenaga, tidak bisa berdiri

atau bangun dari tempat tidur, tidak dapat

beraktivitas, tangan menggenggam, mengatupkan

gigi, menjerit, terkadang bisa sampai pingsan.

C. TerapiKompres Hangat

1. Pengertian Kompres Hangat

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk

memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan

nyeri,mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat


24

pada daerah tertentu (Uliyah and Hidayat, 2010). Kompres hangat adalah

suatu prosedur menggunakan kain atau handuk yang telah dibasahi dengan

air hangat dan ditempelkan pada bagian tubuh tertentu (Yulian, 2010).

Sedangkan menurut (Yulita, 2015) kompres hangat adalah memberikan

rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yag

menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Menurut Price

and Wilson (2010) kompres hangat sebagai metodeyang sangat efektif

untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.Jadi berdasarkan definisi di atas,

dapat disimpulkan bahwa kompres hangat merupakan kebutuhan rasa

nyaman dan mengurangi relaksasi pada otot.

2. Manfaat Efek KompresHangat

Menurut Kozier, (2009) kompres hangatdigunakan secara luas

dalam pengobatan karena memiliki efek danmanfaat yang besar. Adapun

manfaat efek kompres hangat adalah: efek fisik, efek kimia, efek biologis.

a. Efekfisik

Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian

ke segala arah.

b. Efekkimia

Sesuai dengan Van Hoff (dalam Gabriel, 2009) bahwa rata-rata

kecepatan reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada

temperatur.Menurunnya reaksi kimia tubuh sering dengan menurunnya

temperatur tubuh. Permeabilitas membran sel akan meningkat sesuai


25

dengan peningkatan suhu, pada jaringan akan terjadi peningkatan

metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia

tubuh dengan cairan tubuh.

c.Efek biologis

Panas dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan

peningkatan sirkulasi darah.Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas

yaitu menyebabkan pembuluh darah, menurunkan kekentalan darah,

menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan

meningkatkan permeabilitas kapiler.Respon dari panas inilah yang

digunakanuntuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang

terjadi dalam tubuh. Panas menyebabkan vasodilatasi maksimum dalam

waktu15-20 menit, melakukan kompres lebih dari 20 menit

akanmengakibatkan kongesti jaringan dan klien akan beresiko mengalami

luka bakar karena pembuluh darah yang berkontriksi tidak mampu

membuang panas secara adekuat melalui sirkulasi darah (Kozier,2009).

3. Mekanisme KerjaPanas

Energi panas yang hilang atau masuk kedalam tubuh melalui

kulit dengan empat cara yaitu: secara konduksi, konveksi, radiasi, dan

evaporasi. Prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli-

buli panas yang dibungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi

perpindahan panas dari buli-buli panas kedalam perut yang akan

melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan otot sehingga

akan menurunkan nyeri pada wanita disminore primer, karena pada


26

wanita yang disminore ini mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot

polos (Gabriel, 2009).

Menurut Uliyah and Hidayat (2010), Kompres hangat dilakukan

dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain yaitu secara

konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh

sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi

penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan

berkurang atau hilang. Berikut ini merupakan suhu yang

direkomendasikan untuk kompres hangat.

4. Prosedur Pemberian KompresHangat

Menurut Kozier, (2009) ada beberapa cara prosedur pemberian

kompres hangat di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Perlengkapan

a. Botol air panas dengantutupnya

b. Sarungbotol

c. Air panas dan sebuahtermometer

2. Pelaksanaan

a. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa

hal tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat

bekerjasama.

b. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi

yangtepat.

c. Berikan privasiklien.
27

d. Berikan komprespanas.

3. Variasi botol airpanas

Ukur suhu air, ikuti praktik institusi tentang penggunaan suhu

yang tepat. Suhu yang sering digunakan adalah:

a. 46-52˚C untuk orang dewasanormal.

b. 40,5-46˚C untuk orang dewasa yang tidak sadar atau yang

kondisinya sedanglemah.

c. Isi sekitar dua pertiga botol dengan airpanas.

d. Keluarkan udara dari botol, udara yang tetap berada di botol

akan mencegah botol mengikuti bentuk tubuh yang

sedangdikompres.

e. Tutup botol dengankencang.

f. Balikkan botol, dan periksa adanyakebocoran.

g. Keringkanbotol.

h. Bungkus botol dengan handuk atau sarung botol airpanas.

i. Letakkan bantalan pada bagian tubuh dan gunakan bantal untuk

menyangga jikaperlu.

D. Asuhan Keperawatan dengan Disminorea

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama didalam

memberikan asuhan keperawatan.Perawat harus mengumpulkan data

tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

singkat dan berkesinambungan. Kebenaran data sangat penting dalam


28

merumuskan diagnose keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,

serta melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah

klien. Pengumpulan data juga harus dapat menggambarkan status

kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah yang dialami oleh klien.

Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :

a. Pengumpulan data dengan cara anamneses, observasi, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang.

b. Sumber data bisa didapat dari pasien, keluarga, atau orang yang

terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan catatan lainnya.

c. Data yang dkumpulkan harus lengkap, akurat, nyata dan relevan.

d. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

1) Status kesehatan pasien masa lalu.

2) Status kesehatan pasien saat ini.

3) Status biologis-psikologis-sosial-spiritual pasien

4) Respon terhadap terapi yang diberikan.

5) Harapan pasien terhadap tingkat kesehatan yang optimal.

6) Resiko tinggi masalah-masalah yang mungkin terjadi [ CITATION

Hut10 \l 1033 ].

Adapun karakteristik yang dapat dikaji pada proses asuhan keperawatan

dengan dismenorea menurut [ CITATION Placeholder1 \l 1033 ] , yaitu

sebagai berikut:

a. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, tempat tingal, dan

pekerjaan.
29

b. Pemeriksaan pasien yang meliputi pengecekan tekanan darah,

denyut nadi, suara jantung dan suhu tubuh.

c. Riwayat penyakit dahulu : tanyakan atau perlu dikaji apakah pasien

mempunyai riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan

dismenorea, dan kaji riwayat nyeri yang serupa timul pada saat

setiap siklus haid. Dismenorea primer biasanya mulai saat setelah

menarche. Riwayat gelaja neurologis seperti kelelahan yang

berlebihan ketika siklus menstruasi, atau pernah memiliki

endometritosis.

d. Riwayat penyakit sekarang : biasanya pasien mengeluh nyeri pada

abdomen ketika siklus menstruasi berlangsung, dan nyeri itu

menjalar sampai pada pinggang bawah, mengalami sakit kepala

atau pusing, badan terasa lemas atau rasa letih, mual, muntah, sakit

daerah bawah pinggang.

e. Riwayat penyakit keluarga : tanyakan atau perlu dikaji apakah ada

keluarga yang memiliki gejaja penyakit ganguan menstruasi sama

seperti pasien, atau adakah penyakit keturunan dari keluarga.

f. Gelaja utama yang dikeluhkan : nyeri dibagian abdomen dan

daerah sekitar abdomen.

g. Riwayat mentruasi, meliputi :

1) Pertama kali menstruasi : umur 12 tahun

2) Siklus : teratur 28 hari

3) Banyaknya : normal
30

4) Lamanya : tujuh hari

5) Keluhan : nyeri dismenorea

h. Riwayat menikah

i. Riwayat penggunaan alat kontrasepsi.

j. Pemeriksan tambahan, meliputi :

1) Pemeriksaan Abdomen :Abdomen lunak tanpa adanya

rangsangan peritoneum atau suatu keadaan patologik yang

terlokalisir, serta bising usus normal.

2) Pemeriksaan pelvis : pada kasus dismenoreaprimer,

pemeriksaan pelvis akan menghasilkan data normal.

3) Ekstremitas (integument atau muskuloskletal) : turgor kulit

normal, warna kulit normal, kontraktur pada persendian

ekstremitas tidak ada, kesulitan dalam pergerakan tidak ada.

2. Diagnosis

Diagnosis keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan

rencana tindakan asuhan keperawatan.Diagnosis keperawatan sejalan

dengan diagnosis medis sebab dalam mengumpulkan data-data saat

melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk menegakkan

diagnosis keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosis

medis.

Tujuan diagnosa keperawatan adalah:


31

a. Mengidentifikasi masalah yang dialami oleh klien, adanya respon

klien terhadap status kesehatan atau penyakit klien (mengidentifikasi

problem).

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan

suatu masalah (mengidentifikasi etiologi).

c. Mengidentifikasi keadaan klien termasuk kemampuan klien untuk

mencegah atau menyelesaikan masalah yang dialaminya

(mengidentifikasi tanda dan gejala).

Proses diagnose keperawatan terdiri dari: Analisis data, Interpretasi data,

Validasi data, Perumusan diagnose keperawatan, Prioritas diagnose

keperawatan. Dalam merumuskan diagnose keperawatan, diperlukan

komponen-komponen diagnose keperawatan, yang terdiri dari :

a. Problem (P)

Problem (masalah) menjelaskan masalah dan status kesehatan pasien

secara jelas dan sesingkat mungkin.Problem selalu didahului oleh

kata yang menguraikan tingkat masalah (mulai dari masalah actual,

resiko, kemungkinan, sejahtera kemudian sindrom).

b. Etiologi (E)

Etiologi (penyebab) merupakan factor klinik dan personal yang

dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan

masalah.
32

c. Symtom (S)

Symptom (tanda dan gejala) merupakan data-data klien yang

terdapat dalam pengkajian [ CITATION Hut10 \l 1033 ].

Adapun diagnose keperawatan yang terdapat pada proses asuhan

keperawatan pada remaja putri dengan dismenorea menurut [ CITATION

Placeholder1 \l 1033 ], yaitu sebagai berikut:

a. Ansietas berhubungan dengan pengetahuan yang tidak memadai

tentang penyakit yang dideritanya dan perubahan status kesehatan.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sakit perut karena

dismenorea.

c. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, saraf

nyeri uterus, dan hipersensitivitas.

d. Nutrisi yang masuk kedalam tubuh pasien tidak sesuai normalnya

sehingga pasien mengalami penurunan jumlah nutrisi berhubungan

dengan mual dan muntah yang dialami pasien.

e. Koping Individu menjadi tidak efektif berhubungan dengan

emosional berlebih yang dihasilkan dari homon.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang

meliputi tujuan perawatan, penetapan criteria hasil, penetapan rencana

tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk memecahkan masalah


33

yang dialami klien serta rasional dari masing-masing rencana tindakan

yang akan diberikan. Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain

untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang

diidentifikasi pada diagnose keperawatan. Pada tahap ini perawat

membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan

meningkatkan status kesehatan pasien.

Tujuan rencana keperawatan adalah:

a. Konsolidasi dan organisasi terhadap informasi yang didapatkan dari

klien untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan.

b. Sebagai alat komunikasi antara perawat dengan klien untuk

menyelesaikan masalah yang ditemukan.

c. Sebagai alat komunikasi antara anggota tim kesehatan terhadap

penyelesaian masalah yang ditemukan.

Jenis rencana keperawatan ada 2 (dua), yaitu:

a. Rencana keperawatan secara mandiri.

Rencana keperawatan mandiri merupakan rencana keperawatan

dimana aktivitas keperawatan yang dilaksanakan berdasarkan

inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan

keterampilan yang sudah dimiliki.

b. Rencana keperawatan kolaboratif.

Rencana keperawatan kolaboratif merupakan rencana keperawatan

dimana aktivitas keperawatan dilakukan atas kerjasama dengan


34

pihak lain atau tim kesehatan lain, misalnya dokter [ CITATION

Hut10 \l 1033 ].

Adapun rencana keperawatan yang terdapat pada proses asuhan

keperawatan pada remaja putri dengan dismenorea menurut [ CITATION

Placeholder1 \l 1033 ], yaitu sebagai berikut:

a. Diagnosis 1 : Ansietas berhubungan dengan pengetahuan

yangtidakmemadai tentang penyakit yang dideritanya danperubahan

status kesehatan.

1) Tujuan : Pasien tidak lagi terlihat takut dan cemas.

2) Kriteria hasil:

a) Pasien menjadi lebih tenang.

b) Pasien bisa mengkomunikasikan rasa cemas dan takutnya.

c) Pasien bisa mengatasi stress.

d) Pasien bisa mengatasi rasa cemas saat terjadi sesuatu

yangberhubungan dengan sakitnya.

e) Tanda tanda vital pasien dalam batas normal, meliputi;

Tekanan darah normal (100 -140 mmHg / 60 – 90 mmHg).

Nadi normal (60 – 100 x / menit).

Suhu normal (36,5 ºC – 37,5 ºC).

Pernafasan normal (16 -24 x / menit).

3) Intervensi

a) Berikan informasi lengkap pada pasien tentang penyakitnya.


35

Rasional : Agar pasien tidak takut dan bersiap dengan segala

resiko karena penyakitnya.

b) Menjelaskan bagaimana cara penanganan mandiri yang harus

dilakukan saat pertama kali.

Rasional : Dapat membantu pasien melakkan tindakan

penanganan secara mandiri dengan baik saat

penyakitnya terjadi lagi

c) Menjelaskan secara rinci prosedur penanganan yang akan

dilakukan dan bagaimana reaksi dari prosedur tersebut

Rasional : Agar pasien merasa aman yang dapat mengurangi

ansietas.

d) Mengajak keluarga atau orang terdekat untuk ikut

berpartisipasi dalam penanganan.

Rasional : Agar pasien merasa didampingi dan

akanmembuatnya lebih terbuka.

e) Mengajak pasien berdiskusi tentang penyakitnya dan

mendengarkan keluhan pasien dengan seksama.

Rasional : Untuk membuat pasien merasa ditemani dan

disemangati

f) Menerapkan teknik relaksasi non farmakologi seperti ambil

nafas mendalam, imajinasi, dan terapi yoga.


36

Rasional :Dapat membantu pasien untuk lebih tenang dan

dapat mengatasi rasa takut, cemas, serta

menghilangkan setress.

g) Lakukan pemantauan tanda-tanda vital pasien setiap harinya.

Rasional :Respons fisik dapat menggambarkan tingkat

kecemasan pasien.

h) Kolaborasi :Meminta bantuan psikiater

Rasional :Untuk membantu mengatasi masalah pada pasien

yang kronis dan koping maladaftif.

b. Diagnosis 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sakit

perutkarena dismenorea.

1) Tujuan : Pasien akan kembali melakukan aktivitas

sepertibiasanya tanpa bantuan perawat atau orang terdekat.

2) Kriteria hasil:

a) Pasien akan kembali melakukan aktivitas seperti biasanya

tanpa bantuan perawat atau orang terdekat.

b) Pasien mengatakan merasa lebih baik dan bertenaga.

c) Tanda-tanda vital pasien dalam Tanda batas normal,

meliputi;

Tekanan darah normal (100 -140 mmHg / 60 – 90 mmHg).

Nadi normal (60 – 100 x / menit).

Suhu normal (36,5 ºC – 37,5 ºC).

Pernafasan normal (16 -24 x / menit).


37

3) Intervensi

a) Jangan melakukan intervensi yang tidak penting yang akan

membuat pasien lelah.

Rasional :Kelelahan dapat meningkatkan stress dan

membuat pasien merasa tidak nyaman.

b) Terus melakukan pemantauan selama tiga jam sekali

mengenai respons fisiologis terhadap aktivitasnya, seperti

berubahnya tekanan darah dan frekuensi jantung serta

pernafasan.

Rasional : Toleransi memiliki jenisnya masing masing,

semua bergantung pada tahap proses penyakit,

status nutrisi, keseimbangan cairan, dan

oksigenasi.

c) Memberikan tindakan kenyamanan pada pasien dengan

menggosok punggung, membantu untuk mengatur posisi

tidurnya, dan penurunan stimulis dalam ruangan seperti

menjadikan ruangan lebih redup.

Rasional : Demi menurunnya tegangan pada otot dan

mengatasi lelah yang akan meningkatkan rasa

nyaman.

d) Menyarankan dan membantu pasien untuk mendapatkan

istirahat atau waktu tidur yang cukup dan berkualitas


38

(selama delapan sampai sepuluh jam per-malam). terasa

nyeri.

Rasional : Pola tidur yang berkualitas dapat mengatasi

kelelahan dan meningkatkan resistensi terhadap

infeksi.

e) Mengobservasi adanya faktor stress yang mengganggu

kenyamanan.

Rasional : Agar perawat dapat mencegah terjadinya efek

kemulatif terhadap kondisi fisik.

c. Diagnose 3 : Nyeri berhubungan dengan meningkatnya

kontraktilitas uterus, saraf nyeri uterus, danhipersensitivitas.

1) Tujuan : pasien menyatakan skala nyeri berkurang hingga

0-1

2) Kriteria hasil:

a) Ekspresi pada wajah pasien tidak tegang lagi atau meringis.

b) Pasien mengatakan dirinya merasa nyaman.

c) Tanda-tanda vital pasien dalam tanda batas normal,

meliputi;

Tekanan darah normal (100 -140 mmHg / 60 – 90 mmHg).

Nadi normal (60 – 100 x / menit).

Suhu normal (36,5 ºC – 37,5 ºC).

Pernafasan normal (16 -24 x / menit).


39

3) Intervensi

a) Kompreshangat area perut yang terasa nyeri.

Rasional: Untuk mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal

yang menyenangkan, dan dapat membuat

terjadinya vasodilatasi serta mengurangi

kontraksi spasmodic uterus.

b) Memijat atau mengurut area perut yang terasa nyeri.

Rasional: Dapat mengatasi nyeri karena adanya stimulus

sentuhan terapeutik yang nantinya akan

membuat skala nyeri menurun.

c) Mengajak pasien untuk melakukan olah raga ringan, seperti

mengerak-gerakkan badan, dan lainnya.

Rasonal: Berguna untuk mengembalikan aliran darah ke

uterus dan tonus otot seperti normal.

d) Menerapkan teknik relaksasi non farmakologi : kompres

hangat untuk mengurangi nyeri dismenorea pada remaja

putri

Rasonal: Agar dapat mengurangi tekanan yang berguna

untuk pasien merasakan rileks dan berguna untuk

menurunkan skala nyeri pasien.

e) Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital pasien

tiap empat jam.


40

Rasional: Peningkatan nyeri dapat dilihat dari perubahan

pada tanda-tanda vital.

f) Sarankan pasien untuk mengkonsumsi dieresis natural

seperti vitamin, atau hanya dengan tidur atau beristirahat

yang cukup.

Rasional: Untuk menurunkan kongesti.

d. Diagnose 4 : Nutrisi yang masuk kedalam tubuh pasien tidak

sesuainormalnya sehingga pasien mengalami penurunanjumlah

nutrisi berhubungan dengan mual dan muntahyang dialami pasien.

1) Tujuan : nutrisi pasien akan terpenuhi

2) Kriteria hasil:

a) Rasa mual yang diderita pasien nantinya bisa berkurang.

b) Nafsu makan pasien akan meningkat.

c) Berat badan pasien bisa kembali normal.

d) Penambahan berat badan progresif.

3) Intervensi

a) Terus mendampingi pasien guna melakukan control

masuknya makanan setiap hari.

Rasonal: Agar mempermudah perawat mengidentifikasi

kekuatan atau definisi nutrisi

b) Menyemangati pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya

nutrisi, dan protein dengan cara memasukan cairan adekuat.


41

Rasional: Berguna untu menambah jumlah kebutuhan

jaringan metabolic dan cairan yang berguna untuk

menghilangkan produk sisa

c) Menyemangati pasien untuk menambah jam makannya

menjadi lebih sering, sekaligusmenganjurkan

mengkonsumsi suplemen.

Rasional: Dapat mempertahankan kalori dan protein

adekuat.

d) Melakukan pemantauan terhadap makanan pasien, agar

pasien tidak memakan makanan yang terlalu manis,

berlemak, atau pedas.

Rasional: Dapat mencegah respons mual muntah.

e) Menyemangati dan membantu pasien dalam penggunaan

teknik relaksasi, visualisasi,bimbingan imajinasi, latihan

sedang sebelum makan.

Rasional: Dapat menurunkan sekala rasa mual, penurunan

anoreksia, dan memungkinkan pasien

meningkatkan masukan oral.

f) Mengidentifikasi pasien yang mengalami mual atau muntah

yang diantisifasi.

Rasional: Rasa mual atau muntah psikogenik terjadi karena

perubahan lingkungan pengobatan yang mungkin

efekif.
42

e. Diagnosis 5 : Koping Individu menjadi tidak efektif

berhubungan dengan emosional berlebih yang dihasilkan

darihormon.

1) Tujuan : Koping individu menjadi efektif.

2) Kriteria hasil:

a) Emosi dapat dikendalikan.

b) Pasien tidak akan mengalami stress berlebih.

c) Emosi pasien dapat dikontrol.

3) Intervensi

a) Melakukan pengkajian mengenai pasien tentang penyakit

yang dideritanya.

Rasional:Rasa cemas yang ada pada pasien akibat rasa sakit

yang dideritanya sangat dipengaruhi oleh

pengetahian dia mengenaipenyakit tersebut.

b) Mencari tau dan mencatat hal-hal apa saja yang menjadi

penyebab stress tambahan.

Rasional:Stress dapat mengancam pasien karena

ketegangan hanya akan mengganggu saraf

otonom, yang akan membuat rasa sakit

bertambah semakin parah.

c) Membantu pasien untuk terampil dalam mengidentifikasi

koping selama periode berlansnung.


43

Rasional: Menerapkan perilaku efektif selama perawatan

dapat membantu pasien beradaptasi dengan rasa

sakit yang dialaminya.

d) Memberikan tidur yang prima.

Rasional: Agar pasien tidak merasa kelelahan yang nanti

akan merasa berat.

e) Menyemangati pasien untuk bisa menangani stresnya,

seperti membantunya mengajarkan teknik relaksasi

imajinasi, bimbingan, latihan nafas, dalam dan visualisasi.

Rasional: Untuk mengalihkan perhatian pasien terhadap

nyeri, dan pasien merasa nyerinya berkurang.

4. Pelaksanaan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan

guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Implementasi keperawatan dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:

a. Independent, yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat

tanpa petunjuk dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

b. Interdependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerjasama dari

tenaga kesehatan lainnya.

c. Dependen, berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan

medis/instruksi dari tenaga medis[ CITATION Sua13 \l 1033 ].


44

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir

yang teramati dan tujuan atau criteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan[ CITATION Sua13 \l 1033 ].

a. Nyeri yang dirasakan pasien berkurang

b. Ekspresi pada wajah pasien tidak tegang lagi atau meringis.

c. Pasien mengatakan dirinya merasa nyaman.

d. Tanda-tanda vital pasien dalam tanda batas normal,

1) Tekanan darah normal (100 -140 mmHg / 60 – 90 mmHg).

2) Nadi normal (60 – 100 x / menit).

3) Pernafasan normal (16 -24 x / menit).


BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah yang digunakan adalah studi kasus : prosedur

tindakan keperawatan. Studi kasus berorientasikan pada asuhan

keperawatan dengan pendekatan yang dilaksanakan secara komperehensif

dimana bentuk pelaporannya lebih memaparkan secara mandalam salah

satu tindakan fokus sesuai masalah (prosedur tindakan tertentu) dari

rencana tindakan keperawatan menurut asosiasi institusi pendidikan vokasi

keperawatan Indonesia [ CITATION AIP17 \l 1033 ].

Dalam studi kasus ini membahas tentang asuhan keperawatan

dengan kompres hanga tuntuk mengurangi nyeri pada remaja putri dengan

dismenorea.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus merupakan bagian dari populasi yang dapat

dijangkau dan dapat dipergunakan sebagai subjek Karya Tulis Ilmiah

untuk menyeleksi bagian dari populasi yang dapat mewakili sebagian

subyek pada studi kasus tersebut.Dalam subyek studi kasus ini

menggunakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk mengambil

kasus.

45
Berdasarkan ketetapan teori tentang subyek studi kasus diatas, maka

jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 1 (satu) orang remaja putri yang

menderia dismenorea. Dalam studi kasus ini terdapat kriteria inklusi dan

eksklusi yaitu:

1. Kriteria inklusi

a. Remaja putri yang mengalami nyeri waktu haid.

b. Usia15 - 16tahun.

c. Bersedia menjadi responden dari awal sampai dengan akhir

penelitian.

2. Kriteria Esklusi

Kriteria esklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

mempengaruhi kriteri inklusi dari studi karena berbagai sebab

(Nursalam, Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoma Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan, 2012)

Kriteria esklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Remaja putri yang mengalami disminore yang tidak melakukan

kompres hangat

b. Remaja putri yang mendapat obat analgesik selama disminore

C. Fokus Studi

Fokus studi kasus ini adalah penerapan kompres hangat pada

remaja putri yang mengalami dismenorea melalui pendekatan proses


47

keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan,

implementasi, sampai evaluasi.

D. Definisi Oprasional

1. Dismenorea (nyeri haid)

Dismenorea (nyeri haid) adalah rasa tidak nyaman yang paling sering

dirasakan seorang pasien remaja putri yang mengalami dismenorea

saat siklus menstruasi dengan nyeri sedang, berusia usia 15-16 tahun.

Alat ukur yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS)cara

ukurnya yaitu dengan cara mengisi instumen Numeric Rating Scale

(NRS).

2. Kompres hangat

Kompres hangat adalah metode yang sangat efektif untuk mengurangi

nyeri hai yang digunakan responden untuk mengatasi nyeri haid

(dismenorea) pada responden yang sedang mengalami nyeri haid.

Instrument yang digunakan adalah SOP kompres hangatcara ukur

dengan cara observasi responden.

3. Asuhan keperawatan adalah suat proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada

bebagai tatana pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan

kebutuhan dasar manusia (KDM), dengan mengunaka metodologi

proses keperawatan dan berpedoman pada standar keperawatan,


48

dilandasi kode etik dan etika keperwatan, dalam lingkup wewenang

serta tanggung jawab keperawatan.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan dalam studi kasus ini adalah fom asuhan

keperawatan pasien dengan disminorea dan standar oprasional prosedur

kompres hangat.

1. Fom asuhan keperawatan

2. Botol air panas dengan tutupnya

3. Sarung botol /waslap

4. Air panas dan sebuah thermometer

F. Pengumpulan Data

1. Wawancara

adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut[ CITATION Mol10 \l 1033 ].Teknik

wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu

wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun.


49

2. Observasi

adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk melihat

dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang

diteliti.Dalam penelitian ini, dilakukan observasi secara langsung dan

mengunakan beberapa model instrument seperti skala

penilaian.Peneliti melakukan observasi sebanyak dua kali yaitu

sebelum melaksanakan tindakan dan setelah selesai melaksanakan

tindakan kompres hangat dalam waktu seminggu dengan kriteria hasil

penurunan tingkat nyeri ke nilai 0 -1.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah tehnik pengumpulan data melalui formulir-

formulir yang berisi pernyataan yang di ajukan secara tertulis pada

seseorang dan atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban

atau tangapan dann informasi yang di perlukan oleh peneliti (Mardalis,

2008).

Penelitian ini menggunakan kuesioner daftar pertaanyaan di buat

secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan tertutup dengan jawaban

ya dan tidak, metode ini di gunakan untuk memperoleh data dari

remaja yang mengalami nyeri haid (dismenore).


50

G. Tempat Dan Waktu

1. Tempat penelitian yaitu di wilayah kerja Puskesmas Selaparang. Jln

Jendral Sudirman No 19 Selaparang Mataram Nusa Tenggara Barat

2. Waktu penelitian akan dilakukan pada hari senin 5 april 2021

H. Penyajian Data

Penyajian data disesuaikan dengan desain studi kasus deskriptif

yang dipilih untuk studi kasus.Data disajikan secara terstruktur atau narasi

dan dapat disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi

kasus yang merupakan data pendukungnya.

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul dari hasil wawancara,

observasi dan kusioner tentang tindakan kompres hangat pada remaja putri

dengan disminorea, kemudian disajikan dalam bentuk narasi.

I. Etika Studi Kasus

Etika studi kasus adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan studi kasus yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti (subyek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut [ CITATION Not12 \l 1033 ]. Sebelum

melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari

institusi untuk mengajukan permohonan izin kepada institusi/lembaga

tempat penelitian. Menurut [ CITATION Ali08 \l 1033 ] dalam melaksankan

penelitian ini penulis menekankan masalah etika yang meliputi:


51

1. Lembar Persetujuan (Informed consent)

Informed consent merupkan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan.Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menandatangai lembar persetujuan.Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed consent

tersebut adalah: partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan,

jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial

yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah

dihubungi, dan lain-lain [ CITATION Ali08 \l 1033 ]

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan

nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial

saja.
52

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality adalah masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset [ CITATION Ali08 \l 1033 ]. Peneliti

menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

Pada bab ini akan diuraikan mengenai penelitian tentang mengatasi

nyeri desminore menggunakan kompres hangat pada pasien remaja di SMP 6

Mataram yang telah dilksanakan tanggal 5, April 2021. adapun hasil

penelitian yang di dapatkan meliputi gambaran umum lokasi penelitian,

gambaran umum responden serta hasil penelitian tentang kompres hangat

untuk mengurangi nyeri haid (dismenore). Adapun secara rinci di uraikan

sebagai berikut:

1. Gambaran Umum Lokasi Studi Kasus

Penelitian ini dilaksankan di rumah Pasien.Karena dalam masa

pandemi Covid19 dalam penelitian ini mengunakan satu siswa SMP 6

Mataram yang mengalami nyeri haid (dismenore).

53
54

1. Alamat SMP 6 Mataram

SMP 6 Mataram berada di Jln. Udayana, karang baru, kec selaparang,

kota mataram,Nusa Tenggara Barat. Kode pos: 83122

2. Data Kepegawaian Kepala sekolah

1 orang, jumlah guru di SMP 6 Mataram 59 0rang.

4. Peserta Didik Jumlah peserta didik (siswa) SMP 6Mataram tahun

pelajaran 2020/2021 sebanyak 1,158 siswa terdiri dari siswa perempuan

berjumlah 539 dan siswa laki-laki berjumblah 619, dan julah siswa

perkelas yang berbeda kisara antaran 30 orang perkelas.

B. Gambaran umum responden

Responden yang berkunjung ke UKS, mengalami dismenore pada

tahun 2019 berjumlah 40 orang dan dalam penelitian ini mengunakan hanya 1

remaja yang mengalami nyeri haid (dismenore). Diambil melalui pemilahan

dan menggunakan kententuan kriteria intrinsik.Penelitian ini menggunakan 1

siswa yang bersekolah di SMP 6 Mataram, berumur 16 tahun dan melakukan

Tindakan di rumah Pasien yang berada di Jln. Kh mansyur 4 no 20.Pada

tanggal 5-8 April 2021.

C. Hasil Studi Kasus

Bagian ini terdiri dari dua bagian yaitu, bagian pertama berisikan

tentang uraian hasil yang diperoleh dari studi kasus.Bagian kedua memuat

uraian tentang pembahasan atas temuan-temuan studi kasus atau studi kasus

yang telah dikemukakan pada bagian pertama dan keterkaitannya dengan


55

teori. Bagian ini juga dilengkapi dengan keterbatasan dari studi kasus yang

dilaksanakan sebagai berikut

I. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal, 5 April 2021

pukul 07.10 pagi dengan data-data sebagai berikut, Nama Nn.E,

Umur16 Tahun, Suku Sasak, Agama Islam, Pendidikan SMP, Status

siswa, Alamat Jln. Kh mansyur 4 no 20.

b. Riwayat Keperawatan

1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah

seperti di pelintir skala nyeri 7 ( skala 0-10 ).

2. Keluhan saat dikaji : Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian

bawah seperti di pelintir P : nyeri perut karena menstruasi, Q :

seperti dipelintir, R : perut bagian bawah, S : skala 7, T : Hilang

timbul

3. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan pada pukul 06.10

mengalami menstruasi di sertai rasa sakit pada bagian panggul,

payudara terasa kencang dan setelah keluar haid hari pertama ini

pasien mengalami sakit bagian perut bawah dan terasa seperti

terlilit.

4. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan pertama mulai haid

SMP kelas 2.
56

5. Riwayat penyakit keturunan : Pasien mengatakan tidak memiliki

riwayat penyakit keturunan seperti mengalami nyeri haid yang di

derita.

6. Keadaan kesehatan lingkungan : Pasien mengatakan tinggal

bersama bapak, ibu dan adik perempuanya, rumah selalu di

bersihkan setiap pagi dan sore.

7. Riwayat kesehatan lainnya : Pasien dalam keadaan sehat tidak

mempunyai penyakit kronis.

c. Riwayat Bio-psiko-Sosial-Spiritual

1. Pola nutrisi dan metabolisme Sebelum sakit : pasien mengatakan

makan 3 kali sehari dengann porsi satu piring di habiskan seperti

nasi, sayur, tahu, tempe dan ayam. Saat sakit : pasien mengatakan

sejak sakit saat haid, nafsu makan klien berkurang karena nyeri

yang dialami klien hanya dapat meghabiskan ½ porsi makanan saat

pagi hari sampai dengan siang hari namun pasien juga

mengkonsumsi 2 pisang, snack/ biskuit, teh manis hangat saat sore

hari dan malam hari pasien mengatakan jarang makan lewat dari

jam 7.

2. Pola eliminasi

Sebelum sakit : BAB : pasien mengatakan biasa BAB satu kali

sehari dengan kosistensi lembek, warna kuning dan berbau khas

feses. BAK : pasien mengatakan 4-5 kali sehari, urine berwarna


57

kuning bening jernih dan bau khas urine. Tidak ada gangguan

dalam eliminasi.

Saat sakit : BAB : pasien mengatakan biasa BAB satu kali sehari

dengan kosistensi lembek, warna kuning dan berbau khas feses.

BAK : pasien mengatakan 3-4 kali sehari, urine berwarna kuning

bening jernih dan bau khas urine. ada gangguan dalam eliminasi

saat jongkok sakit.

3. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur dengan rentang waktu 7-

8 jam dalam sehari. Tidur malam pukul 22.00 WITA dan bagun

pagi pukul 06.00 WITA

Saat sakit : pasien mengatakan susah tidur saat haid ini karna sakit

perut bagian bawah yang hilang timbul, tidur dengan rentang

waktu 6-7 jam perhari.

4. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit : pasien mengatakan melakukan aktifitas seperti

belajar, membantu ibu memasak dan kadang kesekolah untuk

mempersiapkan kelulusan di SMP dan membersihkan rumah

seperti menyapu.

Saat sakit : pasien mengatakan sulit beraktifitas karena sakit perut

yang dirasakan hilang timbul, pasien mengatakan hanya berbaring

di tempat tidur dan hanya pergi ke toilet untuk BAB dan BAK saja
58

tidak melakukan aktifitas di luar kamar apalagi di luar rumah

aktifitas yang dia lakukan sangat terbatas.

5. Pola hubungan dan peran

Sebelum sakit : pasien mengatakan melakukan hubungan sosial

kepada orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar dan mejalankan

peranya sebagai anak pertama dengan baik.

Saat sakit : pasien mengatakan menjalin hubungan yang terbatas

dengan keluarga dan masyarakat sekitar karna dalam keadaan sakit

dan peran sebagai anak terggangu dan di gantikan oleh sang adik

perempuan yang membantu ibu melakukan kegiatan yang sering

iya lakukan seperti menyapu dan membatu ibu memasak.

6. Pola sensori dan kognitif

Sebelum sakit : pasien mengatakan indra penglihatan,

pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman dalam

keadaan baik dan tidak merasakan nyeri pada bagian perut bawah.

Saat sakit : pasien mengatakan indra penglihatan, pendengaran,

perabaan, pengecapan, dan penciuman dalam keadaan baik, manun

pasien mengatakan takut dan cemas dengan nyeri yang di rasakan

pada perut bagian bawah yang di alami pada saat ia menstruasi

dirasakan seperti terpelintir dan nyeri hilang timbul, karna

informasi yang di dapat dari temanya bahwa tidak mengalami nyeri

saat haid, pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami


59

dan pasien mengatakan terkadang saat nyeri haid datang

melakukan kompres air hangat.

7. Pola seksual dan reproduksi

Sebelum sakit : pasien mengatakan menstruasi teratur setiap bulan

dan siklusnya 7 hari dan tanggal haid berubah ubah kadang maju

kadang mundur. Saat sakit : pasien mengatakan mengalami siklus

menstruasi setiap bulan selama 7 hari, mengalami sakit Ketika hari

pertama haid dan hari kedua.

8. Pola tata nilai dan kepercayaan

Sebelum sakit : pasien mengatakan ia selalu berdoa sholat 5 waktu

dan mengerjakan kewajiban sesuai isyarat islam.

Saat sakit : klien mengatakan tidak melakukan sholat karna dalam

keadaan menstruasi.

d. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan status generalis

a) Keadaan umum : Lemah

b) Tanda-tanda vital : GCS :E4 V5 M6, Kesadaran: composmentis

TD : 90/60 Mmhg, Suhu : 36,5˚, Nadi : 79 X/Menit RR : 16 X/

Menit, TB : 145 Cm dan BB : 45 Kg.

2. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)

a) Kepala : pasien tampak meringis, rambut berwarna hitam

Panjang sebahu tidak ada kemerahan, lesi, tidak ada massa,

rambut rontok. tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa
60

b) Mata : konjungtiva berwarna merah muda, sclera tidak ikterik,

pupil bulat. tidak ada nyeri tekan pada mata.

c) Hidung : tidak ada luka, tidak tampak pernafasan cuping

hidung, hidung simetris, bersih dan tidak ada benjolan. tidak

ada nyeri tekan pada hidung.

d) Mulut : tidak ada luka pada mulut atau bibir, gigi tampak bersih

dan tidak terdapat lubang, tidak ada sariawan, tidak ada

perdarahan gusi, lidah dalam keadaan bersih, dan bibir tidak

tampak kering. tidak ada nyeri tekan di area mulut dan tidak

teraba massa

e) Telinga : simetris kiri dan kanan, tampak bersih, tidak ada luka

dan tidak ada benjolan. tidak ada nyeri tekan dan tidak terba

benjolan atau massa.

f) Wajah : simetris antara kiri dan kanan, ada beberapa jerawat

tampak kemerahan, tidak ada luka, massa pada wajah dan pada

dagu terdapat bekas luka jahitan. tidak ada nyeri tekan dan

tidak teraba massa atau benjolan.

g) Leher : tampak berlipat kecil, tidak ada bendungan vena

jugularis, tidak ada luka, benjolan, pembesaran kelenjar tyroid,

pasien tampak menelan dengan baik. tidak ada benjolan dan

tidak ada nyeri tekan.

h) Dada : bentuk dada simetris tak tampak lesi pada dada. tidak

teraba massa dan tidak ada nyeri tekan pada dada. suara nafas
61

vesikuler, tidak ada wheezing atau ronchi, tidak ada kelainan

bunyi jantung. perkusi dada klien resonan

i) Abdomen : tampak pasien memegangi perut, tidak tampak

kemerahan, luka, benjolan, tidak ada udem perut (asites). nyeri

tekan pada perut bagian bawah, tidak teraba benjolan atau

massa. bunyi tympani. bising usus 14 x/ Menit

j) Integument : tidak tampak kemerahan, kulit tampak bersih

tidak ada luka. akral hangat tidak ada nyeri tekan dan tidak

teraba massa atau benjolan.

k) Ekstermitas : kedua tangan dan kaki tampak simetris, tidak

tampak atropi otot, tidak tampak kemerahan, luka atau pun

benjolan. CRT < 2 detik tidak ada edema dan tidak ada nyeri

tekan, teraba hangat, kekuatan otot dinilai dari 0-5 adalah

lengan kanan 5, lengan kiri 5, tungkai kanan 5 dan tungkai kiri

5.

l) Genetalia : pasien mengatakan penyebaran bulu merata tidak

ada kemerahan, benjolan atau pun massa. tidak ada nyeri tekan.

e. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang tidak dilakukan

pemeriksaan Laboraturium, Ct-scan, Rongen dan terapi

f. Terapi Obat

Tidak ada obat yang di konsumsi oleh pasien.


62

II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Nn.E adalah sebagai

berikut : Nama pasien : Nn. E No. RM : -

Umur : 16 Tahun Ruangan : -

1. Analisa Data

No Data Penunjang (Symptom) Etiologi Problem


1 S: Pasien mengeluh nyeri kontraksi dan Nyeri
pada perut bagian distremia uterus
bawah seperti di
pelintir.
P: nyeri perut karena iskemia
menstruasi
Q : seperti dipelintir
R : perut bagian bawah dismenore
T : Hilang timbu primer

O : Keadaan umum
sedang nyeri haid
• Kesadaran
composmentis
• nyeri yang dirasakan Nyeri
pad skala 7 (0-10)
• Pasien Tampak
meringis
• Pasien tampak
memegangi perut
• immobilisasi
2 S : pasien mengatakan meningkatnya Intoleransi
sulit beraktifitas kontraksi dan aktivitas
karena sakit perut distremia uterus
yang dirasakan hilang
timbul, pasien
mengatakan hanya iskemia
berbaring di tempat
tidur dan hanya pergi
ke toilet untuk BAB dismi
dan BAK saja enore primer
melakukan aktifitas di
luar kamar apalagi di
luar rumah aktifitas nyeri haid
yang dia lakukan
63

sangat terbatas.
O : pasien tampak Intoleransi
berbaring di atas aktivitas
tempat tidu
3 S : pasien mengatakan kurang Ansietas
mengatakan takut dan informasi
cemas dengan nyeri
yang di rasakan pada
perut bagian bawah dismenore
yang di alami pada skunder
saat ia menstruasi
dirasakan seperti
terpelintir dan nyeri dismenore
hilang timbul, karna primer
informasi yang di
dapat dari temanya
bahwa tidak nyeri haid
mengalami nyeri saat
haid, pasien tidak
mengetahui tentang ansietas
penyakit yang di
alami dan pasien
mengatakan terkadang
saat nyeri haid datang
melakukan kompres
air hangat.
O : pasien terlihat
binggung dan cemas.

2. Rumusan diagnosa keperawatan

Ada beberapa rumusan diagnosa yang terdapat pada Nn.E

sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas

uterus, saraf nyeri, uterus dan hipersensitifitas di tandai

dengan pasien mengatakan Pasien mengeluh nyeri perut

karna menstruasi, seperti dipelintir, perut bagian bawah,

skala 7 (0-10), Hilang timbul, Kesadaran composmentis,


64

Pasien Tampak meringis, Pasien tampak memegangi perut

dan immobilisasi

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sakit perut karna

dismenore di tandai dengan pasien mengatakan sulit

beraktifitas karena sakit perut yang dirasakan hilang timbul,

pasien mengatakan hanya berbaring di tempat tidur dan

hanya pergi ke toilet untuk BAB dan BAK saja tidak

melakukan aktifitas di luar kamar apalagi di luar rumah

aktifitas yang dia lakukan sangat terbatas dan pasien

tampak berbaring di atas tempat tidur

c. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit yang dideritanya di tandai dengan Pasien

mengatakan takut dan cemas dengan nyeri yang di rasakan

pada perut bagian bawah yang di alami pada saat ia

menstruasi dirasakan seperti terpelintir dan nyeri hilang

timbul, karna informasi yang di dapat dari temanya bahwa

tidak mengalami nyeri saat haid, pasien tidak mengetahui

tentang penyakit yang di alami dan pasien mengatakan

terkadang saat nyeri haid datang melakukan kompres air

hangat.

III. Perencanaan Keperawatan


65

Perencanaan keperawatan Yang dilakukan pada Nn.E adalah

sebagai berikut : Nama pasien : Nn. E No. RM : -

Umur : 16 Tahun Ruangan : -

1. Prioritas Masalah

a. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas

uterus, saraf nyeri, uterus dan hipersensitifitas

b. . Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang

penyakit yang dideritanya

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sakit perut karena

dismenore

2. Rencana keperawatan.

N Hari/ D Tujuan dan Perencanaan Rasional


tangga l X
o /jam kriteria hasil
1 Senin5Ap I Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk
ril 2021 dilakukan nyeri memanta
tindakan 2. Kompres air u tingkat
keperawatan hangat area nyeri
3x6 jam perut yang pasien
diharapkan terasa nyeri 2. Untuk
pasien (checklist menguran
menyatakan kompres gi nyeri,
skala nyeri hangat) skala
berkurang nyeri
3. Mengajak
hingga 0-1 berkurag,
pasien untuk
Dengan membuat
melakukan
kriteria hasil: terjadinya
olahraga
1. wajah vasodilata
ringan,
pasien si dan
seperti
tidak pasien
bejalan dan
meringis merasa
mengerakan
2. menyatak nyaman.
badanya
an perut 3. Untuk
66

tidak 4. Menerapkan memanta


nyeri tehnik u aktivitas
3. skala relaksasi atau
nyeri nafas dalam pergeraka
berkurang 5. lakukan n dan
atau pemantauan Berguna
hilang terhadap untuk
4. pasien tanda- tanda mengemb
sudah vital. alikan
tidak lagi aliran
6. Atur posisi
memegan darah ke
senyaman
gi perut uterus dan
mungkin
bagian tonus otot
bawah. 7. Sarankan seperti
5. pasien pasien untuk normal
dapat beristirahat 4. Agar
bergerak dan tidur dapat
dengan yang cukup menguran
bebas gi tekanan
6. Tanda – yang
tanda berguna
vital untuk
dalam pasien
batas merasaka
normal n rileks
2 Senin II Setelah 1. Berika 1. Agar
5April dilakukan n informasi pasien
2021 tindakan lengkap tidak takut
keperawatan pada pasien dan
3x6 jam tentang bersiap
diharapkan penyakitny dengan
pasien tidak a segala
lagi terlihat 2. Jelaskan resiko
takut dan bagaimana karena
cemas Dengan cara penyakitn
kriteria hasil: penangana Agar Dapat
1. Pasien n mandiri membantu
menjadi yang harus klien
lebih dilakukan melakuka
tenang saat n
2. Pasien pertama Tindakan
bisa kali penangana
mengatas 3. Jelaskan n secara
i stress secara rinci mandiri
3. Pasien prosedur dengan
bisa penangana baik saat
67

mengko n yang penyakitn


munik akan ya terjadi
asikan dilakukan lagi
perasaan dan 8. Agar
cemas bagaimana pasien
dan reaksi dari merasa
takutnya prosedur aman yang
4. Pasien tersebut dapat
bisa 4. Ajak menguran
mengatas keluarga gi ansietas
i rasa atau orang 9. Agar
cemasnya terdekat pasien
saat untuk ikut merasa di
terjadi berpartisip dampingi
suatu asi dalam dan kan
yang penangana membuatn
berhubug n ya lebih
an 5. Ajak klien terbuka
dengan untukberdi 10. Untu
sakitnya skusi k
5. Tanda – tentang membuat
tanda penyakitny pasien
vital a dan merasa di
pasien mendegark temani
dalam an keluhan dan di
batas pasien semangati
normal. dengan 11. Dapa
seksama t
6. Ajarkan membantu
terhnik pasien
relasasi untuk
nafas dalam lebih
7. Lakukan tenang dan
pemantaua dapat
n tanda- mengatasi
tanda vital rasa takut,
cemas,
serta
menghilan
gkan
stress
12. Respo
n fisik
dapatmenga
mba rkan
tingkat
68

kecemasan
klein.
3 Senin 5 II Setelah 1. Jangan 1. Kelehan
April I dilakukan lakukan dapat
2021 tindakan intervensi meningka
keperawatan yang tidak tkan
3x6 jam penting stress dan
diharapkan yang akan membuat
pasien membuat klien
memperlihatk pasien merasa
an perbaikan Lelah tidak
toleransi 2. Lakukan nyaman
aktivitas pemantauan 3. Toleransi
hingga mengenai memeiliki
meningkat respon jenisnya
secara fisiologis masing
optimum terhadap masing
Dengan aktivitasnya semua
kriteria hasil: , seperti bergantun
1. Pasien berubahnya g pada
akan tekanan tahap
Kembali darah dan proses
melakuka frekuensi penyakit,
n jantung status
aktivitas serta nutrisi,
seperti pernafasan keseimba
biasanya 3. Beri ngan
tanpa Tindakan cairan dan
bantuan kenyamana oksigenasi
perawat n seperti 4. Demi
atau mengatur menuruny
orang posisi tidur a
terdekat dan tegangan
2. Klien penuruanan pada otot
mengatak stimulus dan
an dalam mengatasi
marasa ruangan. Lelah
lebih 4. Sarankan yang akan
baik dan dan meningkat
bertenaga membantu kan rasa
klien nyaman
mendapat 5. Pola tidur
istirahat yang
atau waktu berkualita
tidur yang s dapat
cukup dan mengatasi
69

berkualitas kelelahan
(selama 8- dan
10 jam meningkat
permalam). an
5. Observasi resistensi
adanya terhadap
faktor stress infeksi
yang 6. Agar
menggangu perawat
kenyamana dapat
n mencegah
terjadinya
efek
kumulatif
terhadap
kondisi
fisik

IV. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan perawat ke Nn. E adalah

Nama pasien : Nn. E No. RM : -

Umur : 16 Tahun Ruangan : -

Hari/tgl Jam DX Implementasi Respon hasil Paraf


Selasa 07:30 I 1. Mengkaji tingkat 1. P:nyeri
6 april nyeri perut
2021 karena
menstruas
i
Q: seperti di
pelintir
R:perut
bagian
bawah
S: skala 7.
07:33 T:hilang
2. Mengkaji tanda-tanda timbul \
vital pasien 2. TD:
90/60mm
hg N :
79x/menit
S : 36,3˚C.
70

RR:16x/meni
t
Tampak
wajah
07:36 meringi
3. Melakukan kompres 3. pasien
air hangat pada perut mengatak
bagian bawah yang an perut
mengalami nyeri hal terasa
yang pertama hangat
dilakukan adalah dan
mencuci tangan, nyaman
mengunakan hand nyeri
scoon (jika yang
diperlukan), dirasakan
menyiapkan baskom belum
dan menuang kan air berkurang
hangat ke dalam .
baskom, mengukur
suhu air 45-50,5 ˚C
dengan termoeter air,
mengisi buli-buli ½ -
¾, mengeringkan,
mengatur posisi
pasien terlentang dan
07:39 meletakan buli-buli di
atas perut pasien yang
mengalami nyeri.
4. Mengajarkan pasien 4. Pasien
07:4 untuk berolahraga belum
5 ringan seperti berjalan mau
dan mengerakan berolahra
badanya. ga ringan
5. Mengajarkan pasien
07:5 untuk melakukan 5. Pasien
0 relaksasi nafas dalam bersedia
yang membuat pasien dan
rileks mencoba
6. Mengarur posisi melaksan
pasien senyaman akanya
mungkin saat 6. Pasien
07:59 pengkajian tampak
maupun pemeriksaan. nyaman
7. Menganjurkan pasien dengan
untuk istirahat dan posisi
tidur yang cukup semi
71

8. Menanyakan keadaan flower


apakah pasien masih 7. Pasien
08:00 mengalami nyeri tampak
9. Melanjutkan Kembali masih
Tindakan kompres kesulitan
hangat seperti untuk
Tindakan dipagi hari tidur
10. Mengajarkan karna rasa
08:15 Kembali pasien sakit.
olahraga ringan 8. Pasien
mengatak
11. Mengajarkan an
tehnik relaksasi nafas nyerinya
08:30 dalam belum
sepenuhn
ya
08:33 berkurang
9. Pasien
12. Mengobservasi mengata
pasien melakukan kan
Tindakan kompres perut
hangat secara mandiri terasa
08:35 atau dengan bantuan hangat
keluarga. 10. Pasien
hanya
melihat
saja
belum
13. Menanyakan mau
tingkat skala nyeri melakuk
yang dirasakan pasien an
08:40 11. Pasien
mencoba
meniru
tehnik
tersebut
12. Pasien
mengata
kan
melakuk
an
kompres
hangat
pada
malam
hari agar
72

nyeri
dapat
berkuran
g
13. Pasien
mengata
kan
berkuran
g
menjadi
skala 6
Selasa 08:45 II 14. Memberikan 13. Pasien
6 April informasi lengkap tampak
2021 kepada pasien tentang mendenga
penyakitnya seperti rkan
pengertian, tanda dan
gejala dismenore atau
08:5 nyeri haid yang
0 dialaminya 14. Pasien
15. Menjelaskan mengataka
bagaimana cara n akan
penaganan mandiri mencoba
yang harus dilakukan tindakan
saat pertama kali yang
seperti melakuakan mudah dan
kompres air hangat, cepat
08:5 distraksi dan istirahat
5 yang cukup. 15. Kelua
16. Mengajak rga tidak
keluarga atau orang ikut
terdekat untuk ikut berpartisip
berpartisipasi dalam asi dalam
penanganan dan penangana
Tindakan keperawatan n nyeri
09:00 haid.
17. Mejelaskan secara 16. Pasien
rinci alat yang mengetahu
diperlukan, prosedur i alat apa
penanganan yang akan saja yang
dilakukan dan harus ada
bagaimana reaksi dari ketika
prosedur kompres air akan
hangat melakukan
kompres
air hangat
pasien dan
73

mengetahu
i
prosedurn
09:10 ya.
17. Pasien
18. Mengajarkan mencoba
tehnik relaksasi nafas menerapka
dalam n relaksasi
nafas
09:15 dalam

18. TD:9
19. Melakukan
pemantauan tanda- 19. /
09:3 tanda vital 60mmhg
0 N :
79x/menit S
:36,3˚C
20. Memberikan RR :
informasi Kembali 16x/men
terkait dengan 20. Pasien
pengertian, tanda dan tampak
gejala dismenore mengerti
dengan
yang di
jelaskan
perawat
09:45 dan dapat
menjawab
tentang
apa itu
21. Menjelaskan dismenore
ulang cara penanganan 21. Pasien
mandiri yang bisa mengataka
dilakukan pasien n
mengetahu
i Tindakan
yang bisa
ia lakukan
secara
mandiri
Pasien
09:50 tampak
mengerti
dan akan
melaksana
74

22. Menjelaskan kan


bagaimana cara 22. tindakan
penaganan mandiri kompres
yang harus dilakukan hangat
09:5 saat pertama kali kembali
5 seperti melakuakan saat nyeri
kompres air hangat, haid
distraksi dan istirahat
yang cukup.
23. Mengajak klien
10:00 untuk berdiskusi 23. Pasien
tentang penyakitnya tampak
dan mendegarkan cemas
keluhan pasien dengan dengan
seksama keadaany
24. Pasien
24. Mengajukan bisa
pertanyaan terkait menjawab
dengan informasi yang menyebut
telah di berikan tentang kan tanda
dismenore dan gejala
dismenore
namun
hanya
beberapa
poin.
25. Pasien
25. Mengobservasi mengatan
waktu pasien istirahat tadi siang
pada pagi dan siang tidur
hari sekitar
1jam
10:05 III 1. Melakukan intervensi 1.
yang penting saja dan Meminim
menghindari alkan
intervensi yang akan kegiatan
membuat pasien Lelah yang
tidak
penting
dalam
perawata
n untuk
menginda
10:1 ri
0 2. Melakuakan kelelahan
pemantauan pada
75

meneganai respon pasien


fisiologis terhadap 2. Aktivitas
aktivitas pasien pasien
masih di
bantu
oleh
10:15 3. Memberikan keluarga
Tindakan seperti
kenyamanan seperti menyapu
mengatur posisi tidur dan
dan penurunan makan
stimulus dalam 3. Pasien
ruangan seperti tampak
pencahayaan yang nyaman
agak redup dan dengan
10:2 lingkungan dalam posisi
0 keadaan nyaman dan yang di
bersih berikan
4. Mengobservasi oleh
adanya faktor stress perawat.
10:25 yang menggangu
kenyamanan 4. Pasien
5. Memberikan masih
Tindakan tampak
kenyamanan seperti murung
mengatur posisi yang 5. Pasien
10:3 nyaman tampak
0 nyaman
dengan
perubahan
6. Melakuakan posisi
pemantauan terlentang
meneganai respon 6. Pasien
fisiologis terhadap tampak
10:3 aktivitas pasien belum
5 melakukan
aktifitas
selain
7. menyarankan pasien pergi ke
mendapat istirahat toilet
atau waktu tidur yang 7. Pasien
cukup dan berkualitas tampak
(selama 8-10 jam per- mencoba
malam) dan
menerapka
n anjuran
76

dan solusi
yang di
berikan
untuk
memaksim
alkan
proses
penyembu
han dari
nyeri haid
yang
dialami
dan tidur
11:0 hanya 5-6
0 8. menyakan aktivitas jam
apa saja yang 8. Pasien
dilakukan mengataka
n belum
melakukan
aktivitas
selain
tidur dan
ke toile
Rabu 7 7:30 I 1. Mengkaji tingkat 1. P: nyeri
april nyeri perut
2021 karena
menstruas
i
Q: seperti
di pelintir
R: perut
bagian
bawah
S: skala 4
T: hilang
timbul
07:35 2. Mengkaji tanda-tanda 2. TD:90/60
vital pasien mmhg
N:72x/me
nit S:
36˚C
RR:16x/
menit
ekspresi
wajah
pasien
77

tidak
meringis
lagi,
kerutan
pada dahi
berkurang
3. Pasien
3. Melakukan kompres mengatak
07:10 air hangat pada perut an, perut
bagian bawah yang terasa
mengalami nyeri hal hangat,
yang pertama nyeri
dilakukan adalah sedikit
mencuci tangan, berkurang
mengunakan hand
scoon (jika
diperlukan),
menyiapkan
baskomdan menuang
kan air hangat ke
dalam baskom,
mengukur suhu air
45-50,5 ˚C dengan
termoeter air, mengisi
buli-buli ½ - ¾,
mengeringkan,
mengatur posisi
pasien terlentang dan
meletakan buli-buli di
atas perut pasien yang
mengalami nyeri.
4. Mengajarkan pasien
07:30 untuk berolahraga
ringan seperti berjalan
dan mengerakan
badanya.

07:3 5. Mengajarkan pasien


5 untuk melakukan
relaksasi nafas dalam
yang membuat pasien 6. Pasien
rileks berusaha
melakuk
an
6. Mengarur posisi klien gerakang
78

07:40 senyaman mungkin erakan


saat pengkajian ringan
maupun saat 7. Pasien
pemeriksaan. tampak
meniruka
n tehnik
relaksasi
nafas
dalam.
8. Pasien
mengatak
an lebih
nyaman
posisi
semi
7. Menganjurkan fowler
07:45 klien untuk istirahat yang
dan tidur yang cukup diajarkan
saat
pengkajia
n dan
posisi
tidur saat
pemeriks
aan
9. Pasien
mengatak
an
07:5 8. Melanjutkan Kembali tidurnya
0 Tindakan kompres berangsur
hangat seperti baik tapi
Tindakan dipagi hari perut
bagian
bawah
07:5 9. Mengajak pasien masih
5 untuk melakukan terasa
olahraga ringan sedikit
sakit
10. Pasien
mengatak
an perut
08:0 10. Mengatur posisi terasa
0 pasien senyaman lebih
mungkin nyaman
11. Pasien
tampak
79

melakuka
11. Menganjurkan n gerakan
klien untuk istirahat ringan
dan tidur yang cukup walau
08:05 tidak
banyak
12. Pasien
mengatak
an posisi
12. Melanjutkan Kembali terlentang
Tindakan kompres nyaman
hangat seperti untuk
Tindakan dipagi hari sekaran
13. Pasien
08:1 mengatak
0 13. Mengajak pasien an sudah
untuk melakukan melakuka
olahraga ringan n
14. Mengatur posisi tindakan
pasien senyaman kompres
mungkin dan
merasaka
n nyeri
08:50 15. Mengobservasi berkuran
Tindakan kompres g
hangat yang dilakukan 14. Pasien
malam ini yang mengatak
dilakukan secara an skala
mandidri danbantuan nyeri
keluarga yang
dirasakan
pada
skala 3

09:00 16. Mengkaji tingkat


nyeri
Selasa 08:20 II 1. Memberiakan 1. Pasien
7 april informasi lengkap tampak
2021 pasien tentang memperh
penayakitnya seperti atikan
faktor penyebab, saat
faktor resiko dan juga perawat
komplikasi dari memberik
dismenore atau haid an
yang dialami informasi
terkait
80

dengan
faktor
penyebab,
faktor
resiko dan
juga
komplika
08:30 2. Menjelaskan si dari
bagaimana cara dismenor
penaganan mandiri e
yang harus dilakukan 2. Pasien
saat pertama kali mengatak
seperti melakuakan an akan
kompres air hangat mencoba
menerapk
an tehnik
kompres
08:40 3. Mejelaskan secara air hangat
rinci prosedur dan
penanganan yang tenhik
akan dilakukan dan distraksi
bagaimana reaksi dari 3. Pasien
prosedur kompres air mengetah
hangat ui
08:5 langkah-
0 4. Mengajak keluarga langkah
atau orang terdekat dan tahu
untuk ikut manfaat
berpartisipasi dalam kompres
penanganan dalam air hangat
Tindakan 4. Keluarga
keperawatan tampak
antusias
menyaksi
09:00 5. Memberikan ulang kan
informasi lengkap tindakan
pasien tentang yang
penayakitnya seperti dilakukan
pengertian, faktor perawat
penyebab, faktor kepada
resiko dan juga pasien
komplikasi dari 5. Pasien
dismenore atau haid dapat
yang dialami menyebut
kan faktor
penyebab
81

dismenor
e salah
09:10 6. Mejelaskan ulang satunya
secara rinci prosedur anemia
penanganan yang dan umur
akan dilakukan dan saat
bagaimana reaksi menstruas
dari prosedur i pertama
kompres air hangat kurang
dari 12
tahun
6. Pasien
09:20 7. Mengajak klien untuk mengatak
berdiskusi tentang an akan
penyakitnya dan melakuka
mendegarkan nya
keluhan pasien secara
dengan seksama mandiri
sebagai
tindakan
pertama
yang di
lakukann
09:3 ya karna
0 8. Bertanya terkait mudah
dengan penyakitnya untuk
yang belum bisa iya dilakukan
pahami 7. Pasien
tampak
membuka
diri dan
bercerita
kepada
09:4 perawat
5 9. Observasi apakah tentang
pasien cemas setiap kali
menstruas
i
mengala
mi nyeri
8. Pasien
mengatak
an
memaha
mi
dengan
82

materi
yang di
berikan
terutama
faktor
penyebab
dismenor
e
9. Pasien
tampak
tidak
murung
lagi

Selasa 09:55 III 1. Melakukan 1. Pasien


7 april pemantauan mengataka
2021 meneganai respon n
fisiologis terhadap mengambil
aktivitas klien makanan
sendiri dari
10:0 dapur
0 2. Memberikan 2. Pasien
Tindakan tampaknya
kenyamanan seperti sudah bisa
mengatur posisi tidur merapikan
dan penuruanan tempat
stimulus dalam tidur dan
ruangan seperti mengatur
pencahayaan yang posisi
agak redup dan kamar secara
yang bersih mandiri
sesuai
dengan
kenyamana
10:1 nya
5 3. menyarankan pasien 3. Pasien
mendapat istirahat mengataka
atau waktu tidur yang n kualitas
cukup dan berkualitas tidurnya
(selama 8-10 jam per- meningkat
malam) menjadi 7
jam /hari
10:20 4. Mengobservasi 4. Pasien
adanya faktor stress mengataka
yang menggangu n
kenyamanan kecemasan
83

akan
masalah
yang
diderita
mulai
berkurang
10:25 5. Pantau aktivitas yang 5. Pasien
di lakukan pasien mulai
melakuka
gerakan
namun
tidak
10:3 banyak
0 6. Tanyakan apakah 6. Pasien
aktivitas yang dia bisa mengataka
lakukan hari ini n
mengambil
nasi secara
10:4 mandiri
0 7. Tanyakan apakah bisa 7. Pasien
tertidur mengataka
n tidur
sebentar
hanya 30
menit siang
10:5 tadi.
0 8. Apa saja aktifitas 8. Pasien
yang bisa di lakukan mampu
malam ini mengambil
makanan
dan
merapikan
tempat
tidur
11:00 9. Apakah banyak 9. Pasien
bergerak mengataka
n aktivitas
yang
dilakukan
tidak
banyak
Rabu 8 0730 I 1. Mengkaji tingkat 1. P: nyeri
april nyeri perut
2021 karna
menstruas
i Q:
84

seperti di
pelintir R:
perut
bagian
bawah
S: skala 3
07:35 2. Mengkaji tanda-tanda T: hilang
vital pasien timbul
2.
TD:90/60m
mhg N:70
x/menit S:
07:40 3. Melakukan kompres 36˚C
air hangat pada perut RR:17
bagian bawah yang x/menit
mengalami nyeri hal pasien
yang pertama sudah tidak
dilakukan adalah meringis
mencuci tangan, lagi
mengunakan hand 2. Pasien
scoon (jika menyataka
diperlukan), n nyeri
menyiapkan baskom perut
dan menuang kan air sangat
hangat ke dalam berkurang
baskom, mengukur perut terasa
suhu air 45-50,5 ˚C nyaman
dengan termoeter air, pasien
mengisi buli-buli ½ - tampak
¾, mengeringkan, tidak
mengatur posisi memegangi
pasien terlentang dan perut lagi.
meletakan buli-buli di
atas perut pasien yang
mengalami nyeri.
4. Mengajarkan pasien
07:45 untuk berolahraga
ringan seperti berjalan
dan mengerakan
badanya.

07:50 5. Mengajarkan pasien 3. Pasien bisa


untuk melakukan melakukan
relaksasi nafas dalam gerakan-
yang membuat pasien gerakan
rileks fisik
85

/ringan
08:00 6. Mengarur posisi walaupun
pasien senyaman tidak
mungkin saat banyak
pengkajian semi 4. Pasien
fowler maupun saat menerapka
pemeriksaa. n tehnik
08:1 reklaksasi
0 7. Melanjutkan Kembali dan
Tindakan kompres mengataka
hangat seperti n merasa
Tindakan dipagi hari rileks dan
08:20 8. Ajarkan Kembali tenang.
tentang olahraga 5. Pasien
ringan tampaknya
bisa
mengatur
posisi
08:25 9. Lakukan tehnik dengan
relaksasi bebas
6. Pasien
mengataka
n perut
08:30 10. Mengatur posisi tersa
pasien hangat,
nyaman
dan nyeri
sangat
berkurang
dari hari
8:40 11. Menganjurkan kemarin
klien untuk istirahat 7. Pasien
dan tidur yang cukup dapat
melakukan
08:50 12. Bertanya terkait gerakan
dengan penerapan olah raga
kompres hangat yang ringan
dilakukan malam ini 8. Pasien
dan apa yang tampak
dirasakan menerapka
n tehnik
09:00 13. Berapakah tingkat relaksasi
nyeri yang dirasakan nafas
setelah kompres dalam
9. pasien
mampu
86

mengatur
posisi yang
nyaman
secara
mandiri
10. Pasien
mengataka
n mampu
melakukan
tindakan
kompres
hangat
secara
mandiri
11. Pasien
09:1 mengataka
0 n nyeri
skala 2.

Rabu II 1. Menanyakan 1. Pasien


8 april tentang informasi mengataka
2021 yang telah di berikan n sudah
terkait dengan mengerti
09:2 pengertian, tanda dan dan tahu
0 gejala, faktor terkait
penyebab, faktor dengan
resiko dan juga informasi
komplikasi dari yang di
dismneore atau nyeri berikan,
haid pasien
dapat
menyebutk
an
beberapa
faktor
resiko dari
dismenore
09:30 2. Menjelaskan 2. Pasien
bagaimana cara melakukan
penaganan mandiri tehnik
yang harus dilakukan kompres air
saat pertama kali hangat
seperti melakukan secara
87

kompres air hangat mandiri


untuk
mengurangi
nyeri
3. Pasien
09:35 3. Mejelaskan secara mengataka
rinci prosedur n sudah tau
penanganan yang dengan
akan dilakukan dan prosedur
bagaimana reaksi dari atau
prosedur tersebut Langkah
kompres air
09:50 4. Observasi apakah hangat, non
pasien masih tampak farmakolog
cemas i, sederhana
dan mudah
untuk
dilakukan
10:00 5. Menanyakan Kembali
tentang informasi 4. Pasien
yang telah di berikan tampak
terkait dengan tidak cemas
pengertian, tanda dan lagi
gejala, faktor
penyebab, faktor 5. Pasien
resiko dan juga mengataka
88

komplikasi dari n sudah


dismneore atau nyeri mengerti
haid dan tahu
tentang
informasi
6. Mmenjelaskan ulang yang di
secara rinci prosedur berikan dan
penanganan yang mampu
akan dilakukan dan menyebutk
bagaimana reaksi dari an faktor
prosedur tersebut resiko dan
komplikasi
dari
dismenore.
7. Menanyakan 6. Pasien
Kembali apakah mengataha
sudah paham dengan n sudah
penegetahuan tentang tahu
dismenore tentang
prosedur
kompres
hangat dan
tahu reaksi
dari
tindakan
tersebut
7. Pasien
mengatakan
sudah
mengerti
dan
pahamtenta
89

ng
pengetahua
n
dismenore
mulai
daripengerti
an, tanda
gejala,
faktor
penebab,
faktor
resiko dan
juga
komplikasi.

tentang
pengetahua
n
dismenore
mulai
daripengerti
an, tanda
gejala,
faktor
penebab,
faktor
resiko dan
juga
komplikasi.
90

Sela 10:10 III 1. Melakukan 1. Pasien tampak


sa 7 intervensi tenang dan rileks
april penting saja
2021 dan
menghindari
intervensi
yang akan
membuat 2. Pasien mengatakan
pasien lelah mengambil
2. Melakukan makanan sendiri
10:15 pemantauan dari dapur dan
meneganai sudah beraktivitas
respon 3. Pasien tampaknya
fisiologis sudah bisa menyapu
terhadap kamar tempat tidur
aktivitas dan mengatur posisi
pasien secara mandiri
3. Memberikan sesuai dengan
10:20 Tindakan kenyamananya
kenyamanan tampak lampu
seperti kamar tidur redup
mengatur dan kamar tampak
posisi tidur bersih
dan 4. Pasien mengatakan
penuruanan kualitas tidurnya
stimulus dalam membaik menjadi 7
ruangan ½ jam/ hari.
seperti
pencahayaan
yang agak
redup dan 5. Pasien mengatakan
kamar yang aktivitas yang iya
bersih lakukan
4. Melakuakan membersihkan
observasi kamar dan menyapu
10:25 waktu klien 6. Pasien dapat
91

istirahat atau mengatur posisi


tidur yang secara mandiri
cukup dan 7. Pasien mengatakan
berkualitas istirahat siang tadi
5. Menanyakan sekitar 1 jam
kembali 8. Pasien mengatakan
10:35 aktifitas apa aktivitas yang biasa
saja yang di di lakukan
lakukan berangsur membaik
9. Pasienmengatakan
keaadannya terus
10:40 6. Atur posisi membaik dari hari
pasien kemarin

10:45 7. Tanyakan
berapa jam
istirahat

10:50 8. Apa saja


aktifitas yang
bisa dilakukan
sampai saat ini
10:55 9. Observasi
keadaan pasien
apakah
membaik
92

Rbu 07:30 I 1. Mengkaji 1. Nyeri pasien


8 tingkat berkurang menjadi
april Kembali nyeri skala 1
2021 setelah
kompres 2. Tanda-tanda vital
hangat dalam keadaan
07:35 2. Mengkaji normal
tanda-tanda 3. Pasien dapat
vital melakukan gerakan
dengan bebas
3. Memantau
07:40 pemahaman
pasien setelah
di ajarkan
berolahraga
ringan seperti
berjalan dan 4. Pasien tampak
mengerakan menerapkan tehnik
badan relaksasi nafas
4. Memantau dalam
07:45 penerapan
tehnik
relaksasi nafas
dalam pada
pasien

Rab 07:55 II 1. Mengobservasi 1. Pasien mengetahui


u 8 Kembali terkait apa itu dismenore,
april informasi tanda gejala, faktor
2021 tentang penyebab, faktor
pengtahuan resiko dan juga
penyakitnya komplikasi
08:00 2. Mengobservasi 2. Pasien mampu
apakah pasien melakukan
mampu penanganan
melakukan kompres air hangat
Tindakan dan pengukuran
kompres hangat suhu air
secara mandiri
08:15 3. Mengobservasi 3. Pasien dapat
tentang prosedur y melakukan tindakan
secara mandiri
Rab 08:30 III 1. Mengobservas 1. Pasien tampak
u 8 i aktivitas melakukan aktivitas
april yang bisa namun tidak banyak
2021 dilakukan 2. Pasien tampak
93

pasien mampu mengatur


posisi dengan bebas
08:45 2. Mengobservas 3. Pasien mengatakan
i apakah waktu istirahatnya
pasien bisa meningkat
menerapkan
posisi deengan
bebas

09:00 3. Mengobservas
i waktu
istirahat pasien

V. Evaluasi Keperawatan

di dapatkan dari implementasi yang dilakukan sebagai berikut :

Nama pasien : Nn. E No. RM : -

Umur : 18 Tahun Ruangan : -

Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf


Kamis 9 09:10 I S: Pasien mengatakan
Maret setelah perawat
2021 melakukan Tindakan
kompres hangat pasien
menyatakan nyeri
perut berkurang.
O:
94

1. Wajah pasien tidak


meringis lagi
2. Pasien sudah tidak
memegangi perut
3. Pasien dapat
bergerak dengan bebas
4. tampak
menerapkan tehnik
relaksasi
5. nyeri skala 1.
TD: 90/70 mmhg
N: 71 x/menit S: 36,
2˚C
RR: 16 x menit
A: Masalah teratasi
P: Intervensi Dihentikan
95

Kamis 9 09:25 II S: pasien mengatakan


April cemas dan takutnya
2021 sangat berkurang dari
hari kemarin, banyak
informasi yang di dapat
terkait degan
dismenore, pasien juga
paham dengan prosedur
kompres air hangat dan
akan menerapkanya
sebagai Tindakan
sederhana dan mudah
untuk dilakukan secara
mandiri.
O:
1. pasien tampak
tampak tidak cemas
lagi
2. pasien bisa
menjawab
pertanyaan yang di
ajukan seperti
menyebutkan
pengertian, tanda
gejala, dan
penanganan
dismenore.
3. pasien tampak
nyaman dan tenang
4. pasien tampak
mampu mengkoping
stress dengan
kegiatan rumah.
TD: 90/60 mmhg
N: 68 x/menit
S: 36,2˚C RR: 17 x
menit
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

Kamis 9 10:50 III S: Pasien mengatakan


april 2021 aktivitasnya membaik,
iya mulai melakukan
aktivitas walaupun
tidak banyak seperti
mengambil makan
96

sendiri, menyapu,
membersihkan dan
merapikan tempat
tidur.
O:
1. pasien tampak rileks
2. pasien tampak
beraktivitas kembali
3. kamar tidur tampak
bersih dan rapi
4. pasien mengatakan
sudah lebih baik dari
hari kemarin
5. pasien mengatakan
istirahat tidur
membaik menjadi
8jam.
A : Masalah teratasi
P: Intervensi di
dihentikan

4. Pembahasan

Asuhan keperawatan KMB dilakukan pada Nn. E dengan Dismenore pada

remaja SMP 6 Mataram.Kunjungan dimulai pada tanggal 5-04-2021. Berikut

penulis akan mendeskripsikan hasil studi kasus secara narasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses keperawatan dalam

mengkaji harus memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang di dapat

dari pasien (sumber data primer), data yang di dapat dari orang lain

(sumber data sekunder), catatan kesehatan pasien, informasi atau laporan

laboratorium, tes diagnostic, keluarga dan orang yang terdekat, atau

anggota tim kesehatan


97

Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, penulis melakukan

pengkajian pada Nn. E dengan menggunakan metode pengkajian

keperawatan medikal bedah, wawancara dan pemeriksaan fisik untuk

menambah data yang diperlukan.

Berdasarkan teori jurnal yang di dapatkan dismenore adalah nyeri

saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama

atau setelah menstruasi.Nyeri dapat bersifat kolik atau terus

menerus.Timbul akibat kontraksi distritmik lapisan lapisan myometrium

yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga

berat pada perut bagian bawah, daerah pantat dan sisi medial paha (lestari

dewi 2013).akan pengkajian dasar (Hidayat, 2012).

Berdasarkan data yang ada terjadi kesenjangan antara teori dengan

kasus yang di peroleh di lapangan karena gejala yang terdapat di teori

tidak semuanya ada pada kasus di lapangan.responden hanya mengalami

nyeri pada perut bagian bawah seperti di pelintir, nyeri hilang timbul.

Skala nyeri yang dialami yaitu skala 7 ( skala 0-10 ), intoleransi aktivitas

karna saat sakit pasien melakukan aktivitas yang terbatas dan hanya

berbaring di tempat tidur, Ansietas karena kurang informasi tentang

penyakit yang dideritanya dan untuk tanda gejala yang lain responden

tidak mengalaminya seperti emosional berlebih pasien tampak diam dan

tenang dan tidak di temukan juga masalah pada pasien yaitu mual dan

muntah pada saat pengkajian di karenakan dukungan dari keluarga yang


98

selalu memberikan perhatikan lebih, support dan tidak memberi tekanan

kepada Nn.E.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan mengacu pada P-E-S dimana untuk problem

(P) dapat digunakan tipologi dari (Ana Ratnawati, 2018).Pada perumusan

diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data subjektif dan

objektif.Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang diperoleh di

lapangan. Diagnosa yang timbul pada responden antara lain :

a. Nyeri berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, saraf

nyeri, uterus dan hipersensitifitas di tandai dengan klien mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah terasa seperti di pelintir, hilang timbul

dan skala 7 (0 – 10).

b. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit yang

dideritanya dan perubahan status Kesehatan di tandai dengan klien

mengatakan takut dan cemas dengan keadaanya yang setiap kali haid

mengalami nyeri

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berhubungan dengan sakit

perut karna dismenore di tandai dengan klien mengatakan sulit

beraktifitas, klien mengatakan hanya berbaring dan aktifitas yang dia

lakukan sangat terbatas

Sedangkan diagnosa yang tidak muncul pada kasus yang diperoleh

di lapangan yaitu :
99

a. Nutrisi yang masuk kedalam tubuh pasien tidak sesuai

normalnya sehingga pasien mengalami penurunan jumlah

nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah yang dialami

pasien

b. Koping individu menjadi tidak efektif berhubungan dengan

emosional berlebih yang dihasikan dari hormone

Dua diagnosa ini tidak di temukan atau muncul pada saat

melakukan penelitian pada Nn. E di karenakan keluarga pasien

memperhatikan asupan makanan yang di inginkan pasien dan

memberikan dukungan lebih kepada pasien yang dalam keadaan

kurang sehat.

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan Keperawatan adalah bagian dari tahap proses

keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, penetapan criteria hasil,

penetapan rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien untuk

memecahkan masalah yang dialami klien serta rasional dari masing-

masing 95 rencana tindakan yang akan diberikan. Perencanaan meliputi

pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalahmasalah yang diidentifikasi pada diagnosa

keperawatan (Hutahaean, 2010).

Setelah ditemukan masalah keperawatan maka penulis melakukan

perencanaan pada setiap diagnosa yang diangkat yaitu pertama, Nyeri

berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus.Dimana


100

Perencanaan yang direncanakan di lapangan yaitu, Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Observasi reaksi

non verbal dan ketidaknyamanan, Berikan terapi non farmakologi terapi

kompres hangat, Tingkatkan istirahat yang adekuat.

Sedangkan Perencanaan menurut teori yaitu, Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Observasi reaksi

non verbal dan ketidaknyamanan, Berikan terapi non farmakologi terapi

kompres hangat, Tingkatkan istirahat yang adekuat, Ajarkan cara

menggunakan analgetik secara tepat, Kaloborasi pemberian analgetik.

Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut penulis menyusun

perencanaan keperawatan dari hasil analisa yang didapatkan maka penulis

menfokuskan penelitian dengan pemberian kompres hangat untuk

menurunkan nyeri dismenore.

Pada diagnosa ke dua yaitu Ansietas berhubungan dengan kurang

informasi tentang penyakit yang dideritanya Perencanaan yang

direncanakan yaitu, Memberikan informasi lengkap pada pasien tentang

penyakitnya, mengajarkan Tindakan mandiri saat mengalami nyeri haid,

menjelaskan secara rinci tentang prosedur penanganan yang akan di

lakukan, mengajak keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam

penanganan, menerapkan tehnik relaksasi non farmakologi seperti nafas

dalam dan Monitoring vital sign.

Sedangkan Perencanaan menurut teori yaitu, Memberikan

informasi lengkap pada paasien tentang penyakitnya, mengajarkan


101

Tindakan mandiri saat mengalami nyeri haid, menjelaskan secara rinci

tentang prosedur penanganan yang akan di lakukan, mengajak keluarga

pasien untuk berpartisipasi dalam penanganan, menerapkan tehnik

relaksasi non farmakologi seperti nafas dalam,yoga, imajinasi, minta

bantuan psikiater dan Monitoring vital sign.

Berdasarkan uraian tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus yang diperoleh di lapangan karena dapat dipeoleh dengan

pemeberian/penyuluhan kepada pasien.

Pada diagnosa ke tiga yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan berhubungan dengan sakit perut karna dismenore.Intervensi yang

direncanakan yaitu, melakukan Perencanaan yang penting saja, melakukan

pemantauan vital sign, mengatur posisi, penagaturan ruangan seperti

lampu yang agak redup, pasien istirahat 7-8 jam dan mengobservasi

adanya faktor stress.

Sedangkan Perencanaan menurut teori yaitu, jangan Memberikan

Perencanaan yang tidak penting yang akan membuat pasien lelah,

melakukan pemantauan selaama 3 jam sekali mengenal respons fisiologis

terhadap aktivitas, seperti berubahnya tekanan darah dan frekuensi jantung

dan pernafasan, memberikan Tindakan kenyamanan pada pasien dengan

menggosok punggung, menyarankan pasien dapat beristirahat atau waktu

tidur yang cukup dan berkualitas 8 - 10 jam dan mengobservasi adanya

faktor stress yang mengganggu kenyaman.


102

Berdasarkan uraian tersebut tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus yang diperoleh di lapangan karena dapat dipeoleh dengan

pemberian/penyuluhan kepada pasien.

4. Impelentasi keperawatan

Implementasi dilakukan sesuai dengan tindakan yang sudah

direncanakan.Pada diagnosa pertama yaitu, Nyeri berhubungan dengan

meningkatnya kontraktilitas uterus.Dimana Perencanaan yang

direncanakan di lapangan yaitu, Identifikasi lokasi, karakteristik,

frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Observasi reaksi non verbal dan

ketidaknyamanan, Berikan terapi non farmakologi terapi kompres hangat,

Tingkatkan istirahat yang adekuat.

Pada diagnosa ke dua yaitu, Ansietas berhubungan dengan kurang

informasi tentang penyakit yang dideritanya sudah direncanakan yaitu,

memberikan pengetahuan tentang penyakitnya, membatu dan mengajarkan

cara penanganan sendiri dan secara mandiri bila nyeri haid datang lagi

secara rinci, dan kaji peningkatan pengetahuan pasien.

Pada diagnosa ke tiga yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan berhubungan dengan sakit perut arna dismenore sudah

direncanakan yaitu, Monitoring vital sign, Kaji kemampuan Pasien dalam

mobilisasi, observasi kegiatan yang dilakukan pasien dan membatasihal

yang tidak pentng dilakukan.

Impelemrntasi kompres hangat ini dilakukan selama 3 hari di

rumah Nn. E pada tanggal 5 - 8 maret 2021, kompres air hangat dilakukan
103

selama 10-15 menit satu kali Tindakan kompres dan dilakukan 3x dalam

sehari Implementasi yang dilakukan menunjukkan bahwa teknik

nonfarmakologi kompres hangat efektif untuk mengurangi nyeri pada

pasien penderita dismenore, namun dikarenakan keterbatasan waktu hasil

yang didapat kurang maksimal oleh karena itu terapi harus dilakukan

secara berkala dan menyertakan dukukungan dari keluarga untuk

melanjutkan Tindakan ini untuk memaksimalkan hasil dari kompres

hangat ini. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori

dengan hasil studi kasus yang dilakukan.

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan

yang dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan suatu tindakan

keperawatan yang dibuat, evaluasi dilakukan sesuai dengan teori yang

menggunakan metode SOAP.

Pada penelitian ini evaluasi dilakukan setelah dilaksanakannya

tindakan keperawatan Pada tanggal 5 april 2021 di dapatkan hasil 3

diagnosa keperawatan dapat teratasi setelah melakukan Tindakan

keperawatan, ansietas pasien sangat berkurang, intoleransi aktivitas,

aktivitasnya membaik dan sudah melakukan aktivitas Kembali walaupun

tidak banyak, dan nyeri yang dialami Pasien berkurang dari skala 7

menjadi skala 6 pada tanggal 6 april 2021 nyeri yang dialami Pasien

berkurang dari skala 4 menjadi 3 dan pada tanggal april Maret 2021 nyeri

yang dialami Pasien berkurang dari skala 3 menjadi skala 2 dan pada
104

tanggal 8 april 2021 menjadi skala 1. Tindakan ini bisa dilanjutkan oleh

pasien dan keluarga bila masih mengalami nyeri untuk mendapatkan

hasil yang maksimal.

Pemberian kompres hangat adalah salah satu Tindakan mandiri

memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman,

mengurangi atau membebaskan nyeri.Mengurangi atau mencegah spasme

otot dan memberikan rasa rasa hangat pada daerah tertentu Sesuai dengan

teori bahwa terjadi penurunan skala nyeri yang signifikan setelah di

berikan kompres hangat.

5. Keterbatasan

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian

ini.Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam melaksanakan

penelitian. Adapun kendala atau hambatan peneliti selama proses penelitian

ini antara lain yaitu:

1. Konsep yang digunakan door to door atau rumah kerumah pasien

dikarenakan adanya wabah virus corona (covid-19) sehingga tidak

memungkinkan melakukan penelitian di sekolah.

2. Keterbatasan pada saat pengkajian terutama dalam pemeriksaan head to

toe peneliti tidak leluasa dalam mengakaji dkarenakan harus memenuhi

atau mengikuti protokol covid 19 yaitu physcal distancing.

3. Pada saat melakukan implementasi peneliti meminta air hangat kepada ibu

pasien
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan maka penulis dapat

menyimpulkan pada pengkajian dengan gangguan sistem reproduksi dengan

disminorea primer didapatkan data subjektif dan data objektif. Data subjektif

diperoleh dari wawancara dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa

nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga mengganggu aktifitas pasien.

Setelah diberikan asuhan keperawatan dan diberikan terapi non farmakologi

seperti kompres hangat mengatakan nyeri pada perut bagian bawahnya

berkurang sehingga dapat beraktifitas seperti biasanya. Di buktikan dengan

responden nyeri yang dirasakan responden dari nyeri berat ke nyeri sedang.

B. Saran

1. Untuk pasien, keluarga dan masyarakat Memberi ilmu pengetahuan

tambahan dalam penanganan penurunan nyeri haid pada pasien

dismenore sehingga dapat diupayakan sebagai terapi non farmakologi

yang efektif dan mudah untuk dilakukan secara mandiri.

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Pemberian kompres hangat untuk mengatasi nyeri haid (dismenore)

khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada remaja yang

mengalami nyeri saat menstruasi.

55
56

3. Untuk Institusi Pendidikan

Untuk menjadikan kompres hangat sebagai salah satu Tindakan

alternatif yang bisa di gunakan pada remaja, dapat di jadikan sebagai

percobaan dan dapat di kembangkan di dalam institusi pendidikan.

4. Untuk Peneliti lain

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya terutama

dalam hal pemberian terapi kompres hangat untuk mengurangi nyeri

pada pasien dismenore.


57

5. Bagi Penulis

Agar lebih meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

menstruasi terutama dismenorea sehingga kedepannya dapat memberikan

asuhan yang kompherensif dan meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

6. Bagi peneliti selanjutnya

Agar meningkatkan wawasan dalam bidang penelitian dengan

mengaplikasikan teori dan praktek keperawatan yang telah didapat selama

studi sehingga menghasilkan penelitian selanjunya yang lebih baik dan

berkualitas.
58

DAFTAR PUSTAKA

Adrews, G. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: EGC.
AIPViKI. (2017). PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN
DIPLOMA
III KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta Pusat.
Alimul, H. A. (2008). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Alter, M. J. (2008). Sport Stretch. Floride International Univwesity.
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Anugroho, D., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
Andi.
Anurogo, D., & Wulandari, A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta:
Penerbit
ANDI.
Bnde, F. M., & Mocingka, M. Pengarug Kompres Panas Terhadap Penurunan Derajat
Nyeri Haid Pada Siswi SMA Dan SMK yadika Kopandakan II. Jurnal e Biomedik.2014

Haryono, R. (2016). Sikap Menghadapi Menstruasi dan Monopause. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.
Hutahaean, S. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: CV. Trans
Info
Media.
Hartatik, F.S., & Putri, D. M. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid Pada
Mahasiswi Semester VI Akper William Booth Surabaya. Keperawatan.

Ishak, R., Monayo, E. R., & Mursyidah, A. Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Disminore Primer Pada Siswi Di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten
Gorontalo.KIM Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2. (Tahun 2018/2019). Ikhtisar Data


Pendidikan.
Jakarta.
Lowdermilk, D., Shannon, P., & Mery, C. (2013). Keperawatan Maternitas, Ed. 8.
Singapura:
Elsevier.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nugroho, D. T., & Utama, D. B. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta:
59

Nuha Medika.
Nugroho, T. B. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Prawirohardjo.S. (2005). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan Keenam. . Jakarta:
Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Potter,P. A., & Perry, A. G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep dan
Praktik,Edisi 4.Jakarta : EGC.2005.

Proverawati, & Maisaroh. (2009). Manarch. Yogyakarta: Nuha Medika.


Rahmawati, a. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Rahmawati, A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sinaga, E. (2017). Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Iwwash.
Suara, M., & Een, R. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Woo, P., & McEneaney, M. J. (2010). New Strategis to treat primary dysmenorrhea.The
Clinical Advisior
106

Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram


Jurusan
Keperawatan Prodi D.3 Keperawatan,Fegiyartodengan ini meminta
anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam penelitian yang
berjudul Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian kompres hangat
untuk menurunkan nyeri pada remaja Putri Kelas 3 SMP dengan
Dismenore.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui
bagaimana
penerapkan asuhan keperawatan dengan pemberian kompres hangat
untuk menurunkan nyeri Dismenore. yang dapat memberikan manfaat
berupamenurunkan nyeriDismenore penelitian ini akan berlangsung
selama .................................................
3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin
dengan menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung
lebih kurang 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan
ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini
untuk kepentingan pengembangan asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam ikutsertaan anda pada penelitian
ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan /
tindakan yang diberikan
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara
sampaikan akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian
ini, silahkan menghubungi peneliti pada nomer
Hp: ....................................

Peneliti

…………………………
107

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh Fegiyarto dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan Pemberia
Kompres Hangat Untuk Menurunkan Nyeri pada Remaja Putri Kelas 3 SMP
dengan Dismenore.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan.Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi
apapun.

Mataram………………21.

Saksi Yang memberikan


persetujuan

……………………….. ………………………..

Mataram………………21.

Peneliti
108

………………………
108

Lampiran 3

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN KOMPRES


HANGAT DENGAN DIAGNOSA MEDIS DISMENORE DI SMAN 8
MATARAM

Nama Mahasiswa :

NIM :

Ruang :

No. Register :

Tanggal Masuk :

Tanggal pengkajian :

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku/bangsa :

Agama :

Status marietal :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Bahasa yang digunakan :

Alamat :

Kiriman dari :
109

Cara masuk :

Diagnose medis :

Alasan dirawat :

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Suku/bangsa :

Agama :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Bahasa yang digunakan :

Alamat :

Hubungan dengan pasien :

C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan Utama
2. Keluhan saat dikaji
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
Genogram :

6. Keadaan kesehatan lingkungan


7. Riwayat kesehatan lainnya
110

D. RIWAYAT BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
1. Pola nutrisi dan metabolism
Sebelum sakit :

Saat sakit :

2. Pola eliminasi
Sebelum sakit :

Saat sakit :

3. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit :

Saat sakit :

4. Pola aktifitas dan latihan


Sebelum sakit :

Saat sakit :

5. Pola hubungan dan peran


Sebelum sakit :

Saat sakit :

6. Pola sensori dan kognitif


Sebelum sakit :

Saat sakit :

7. Pola seksual dan reproduksi


Sebelum sakit :

Saat sakit :

8. Pola tata nilai dan kepercayaan


Sebelum sakit :

Saat sakit :
111

E. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum :
2. Tanda-tanda vital GCS :
TD : Kesadaran:

Suhu :

Nadi : Atropometri

RR : TB :

BB :

IMT : LILA :

3. Pemeriksaan Fisik (HEAD TO TOE)


a. Kepala
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

b. Mata
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

c. Hidung
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi
112

d. Mulut
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

e. Telinga
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

f. Wajah
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

g. Leher
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

h. Dada
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi
113

i. Abdomen
-Auskultasi

-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

j. Integument
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

k. Ekstermitas
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

l. Genetalia
-Inspeksi

-Palpasi

-Perkusi

-Auskultasi

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboraturium
2. Ct-scan
3. Rongen
4. Terapi
Dll
114

G. TERAPI OBAT

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

1. Analisa Data
No. Data Penunjang (SYMPTOM) ETIOLOGI PROBLEM

2. Rumusan diagnosa keperawatan


1.

2.
115

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

1. Prioritas Masalah
1.
2.

Hari/tgl DX Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil

J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

Hari/tgl Jam DX Tindakan Keperawatan Respon hasil Paraf

K. EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : No. RM :

Umur : Ruangan :

Hari/tgl Jam DX EVALUASI Paraf


116

Lampiran 4

CHECKLIST

TINDAKAN KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN NYERI


DISMENORE

Nama : …………………………………… NIM :


…………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI


I II III
Definisi :
memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa
nyaman,
mengurangi atau membebaskan nyerl, mengurangi atau mencegah
spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu
Tujuan :
Kompres hangat
 Memperlancar sirkulasi darah
 Mengurangi rasa sakit atau nyeri pada bagian tertentu
 Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
 Menurunkan suhu tubuh
 Merangsang peristaltik usus
Indikasi :
1) Klien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah)
2) Klien dengan perut kembung
3) Klien yang mempunyai penyakit peradangan, seperti
radang persendian
4) Spasme otot
5) Nyeri akibat dismenore
6) Adanya abses, hematoma
Kontraindikasi :
1). 24 jam pertama setelah terjadi cedera atau trauma berat
karna rasa panas pada kompres hangat menimbulkan efek
vasodilatasi sehingga dapat meningkatkan perdarahan dan
pembekakan pada daerah tertentu

2). Gangguan pada kulit / iritasi yang dapat menyebabkan


kemerahan atau lepuh karna rasa panas tersebut dapat
membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
117

3). Perdarahan yang masih aktif karna bisa menyebabkan


pelebaran pembuluh darah dan akan meningkatkan
terjadinya perdarahan.

Persiapan alat dan bahan :


 Buli-buli beserta sarungnya/botol kaca
 Termometer air panas
 Termos berisi air panas
 Lap kerja / HPC
 1 Baskom
 Bak instrument berisi Sarung tangan
 Perlak pengalas
 Bengkok

Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
Menjelaskan tentang kerahasiaan

Tahap pre interaksi


1. Cuci tangan
2. Gunakan hand scoon
3. Siapkan alat-alat

Tahap Kerja
1. Siapkan baskom tuangkan air hangat kedalam buli - buli
yang sudah di ukur suhu airnya 45-50,5˚C
2. Isi buli-buli di isi air panas ½ - ¾ ( saat mengisi air buli-
buli diletakan rata dengan kepala, kemudian buli-buli di
tekuk sampai permukaan air kelihatan agar udara tidak
masuk.
3. Tutup dengan rapat dan membalik kepala buli-buli
dibawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tupah
4. Mengeringkan buli-buli dengan lap kerja/HPC agar tidak
basah lalu bungkus dengan sarung buli-buli.
 Siapkan klien
1. Atur posisi klien terlentang jika memungkinkan
2. Letakan pengalas di bawah daerah perut bagian
bawah yang akan di pasang buli-buli
3. Letakan buli-buli pada perut bagian bawah yang
mengalami nyeri haid dan kompres selama 20
menit.
118

4. Catat perubahan yang terjadi selama selama


tindakan
5. Cuci tangan.

Tahap terminasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah
dilakukan tindakan
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :

0 = Tidak dikerjakan

1 = Dikerjakan dengan lengkap/ tidak sempurna

2 = Dikerjakan dengan sbenar/ sempurna


119

Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


PEMBERIAN KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN NYERI DISMENORE

A. Identitas Responden
1. No.responden :
2. Nama :
3. Jenis kelamin : laki – laki / perempuan
4. Tempat / tgl.lahir :
5. Umur :

B. Dismenore
Berilah tanda () pada salah satu pilihan yang kamu anggap benar

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakahanda pernah mendengar kata nyeri haid ?

2. Apakah haid anda teratur ?

3. Apakah saat menstruasi anda mengalami nyeri perut pada


bagian bawah?
4. Apakah saat menstruasi anda mual ?

5. Apakah saat menstruasi anda mengalami kesulitan


konsentrasi belajar ?
6. Apakah saat menstruasi aktiftas anda terganggu?

7. Apakah saat menstruasi nafsu makan anda terganggu ?

8. Apakah saat menstruasi ada nyeri punggung /paha ?

9. Apakah anda pernah absen tidak mengikuti pelajaran


kerna nyeri haid (menstruasi) ?
10. Apakah anda pernah melakukan kompres hangat ketika
mengalami nyeri haid saat menstruasi ?
120

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

SETELAH MELAKUKAN TINDAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


PEMBERIAN KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN NYERI DISMENORE

A. Identitas Responden
1. No.responden :
2. Nama :
3. Jenis kelamin : laki – laki / perempuan
4. Tempat / tgl.lahir :
5. Umur :

B. Dismenore
Berilah tanda () pada salah satu pilihan yang kamu anggap benar

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda merasakan nyaman setelah dilakukan


kompres hangat ?
2. Apakah setelah melakukan kompres hangat anda
merasa rileks ?
3. Apakah setelah kompres hangat anda meras lebih
tenang?
4. Apakah nyeri haid anda berkurang ?

5. Apakah kompres hangat ini berpengaruh


menurunkan nyeri haid anda ?

Anda mungkin juga menyukai