Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada masa kini menjadi hal yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Bukan hanya sebagai bekal hidup tetapi juga sebagai pembentukan karakter orang

tersebut. Karena itu ada banyak sekali macam pendidikan baik itu pendidikan formal,

nonformal, maupun pendidikan karakter. Di berbagai universitas pun banyak sekali

jurusan yang berkaitan dengan pendidikan, dan yang paling menarik adalah manajemen

pendidikan. Asal usul manajemen pendidikan dimasukan sebagai bidang studi itu dimulai

di Amerika Serikat pada awal abad kedua puluh. Karena lingkup pendidikan itu luas,

manajemen pendidikan bermacam-macam definisi bergantung dengan lingkup yang

digunakan.

Namun secara umum bisa didefinisakan sebagai usaha kompleks yang

mengelola berbagai sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pada

dasarnya suatu organisasi endid pasti ada hubungan antar manusia yang memainkan

peran utama. Karenanya harus ada kebebasan dan fleksibilitas yang memadai disatu sisi

serta diperlukan disiplin dan kesopanan di sisi lain lembaga endidikan.

Artinya manajemen endidikan menerapkan tindakan praktis untuk memastikan endid

bekerja dan mencapai tujuan dari sebuah institusi endidikan.

Dalam suatu organisasi ada beberapa tugas-tugas kepemimpinan kritis

manajer yang mencakup penarikan, penyeleksian, pengembangan dan

penggunaan  sumberdaya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi Tanpa

orang-orang yang cakap suatu organisasi dan manajemen akan gagal mencapai

tujuannya. Bagaimana manajer melaksanakan fungsi penyusunan personalia

(staffing) secara efektif akan menentukan sukses atau kegagalan mereka sebagai

1
manajer. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis bermaksud membahas

mengenai fungsi-fungsi organik manajemen dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa pembahasan, diantaranya:

1. Pengertian manajemen dalam Pendidikan Islam

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

3. Proses Perencanaan Dalam Pendidikan (Educational Planning)

4. Pengorganisasian Pendidikan (Organizing)

5. Kepemimpinan Pendidikan (Quality Control of Education)

6. Pengawasan Mutu Pendidikan (Quality Control Of Education)

7. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Quality Assurance)

C. Tujuan Penulisan

1. Mendeskripsikan arti manajemen dalam Pendidikan Islam

2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi manajemen

3. Menjelaskan proses perencanaan dalam pendidikan (educational planning)

4. Mendeskripsikan pengorganisasian pendidikan (organizing)

5. Mendeskripsikan kepemimpinan pendidikan (quality control of education)

6. Mendeskripsikan pengawasan mutu pendidikan (quality control of education)

7. Mendeskripsikan sistem penjaminan mutu pendidikan (quality assurance)

2
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam dikenal juga manajemen pendidikan islam.

Secaraumum, manajemen pendidikan Islam memiliki banyak kesamaan dengan

manajemen pendidikan secara umum, namun ada perbedaan dalam beberapa

karakter. Diantara karakteristik yang membedakan teori manajemen dalam Islam

dengan teori lain adalah fokus dan konsen teori Islam terhadap segala variabel

yang berpengaruh (influence) terhadap aktivitas manajemen dalam dan di luar

organisasi (perusahaan, negara), dan hubungan perilaku individu terhadap faktor-

faktor social yang berpengaruh. Teori Islam memberikan injeksi moral dalam

manajemen, yakni mengatur bagaimana seharusnya individu berprilaku.

Mujamil Qomar mengemukakan “manajemen pendidikan islam adalah

suatu proses pengelolaan secara islami terhadap lembaga pendidikan islam dengan

cara menyiasati sunber-sumber belajar dan hal-hal yang terkait untuk mencapai

tujuan pendidikan islam secara efektif dan efisien”. 1

Dari definisi tersebut maka pengertian dari Manajemen pendidikan islam

adalah suatu proses penataan/pengelolaan lembaga pendidikan islam yang

melibatkan sumber daya manusia muslim dan non manusia dalam

menggerakannya untuk mencapai tujuan pendidikan islam secra efektif dan

efisien.2

B. Fungsi-Fungsi Manajemen

1 1)Dr. H. Muwahid Shulhan, M.Ag. H. Soim, M.Pd.I, Manajemen Pendidikan Islam,


(Yogyakarta: Teras, 2013), hlm 6

2 2)Ibid., hlm 7

3
Dalam hal ini para pakar manajemen pendidikan islam merumuskan proses

manajemen pedidikan islam menjadi perencanaan pendidikan islam dan

pengawasan pendidikan islam. Siklus proses manajemen pendidikan Islam ini

juga dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Siklus Proses Manajemen Pendidikan Islam

1. Perencanaan Pendidikan islam

Dalam manajemen islam di sebuykan bahwa semua tindakan Rasulullah

selalu membuat perencanaan yang teliti. Proses manajemen pada dasarnya adalah

perencanaan segala sesuatu secara sistematis melahirkan keyakinan yang

berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat.

Perbuatan yang tidak ada manfaatnya sama saja perbuatan yang tidak pernah

direncanakan, jika  perbuatan itu tidak pernah di rencanakan maka tidak termasuk

dalam kategori manajemen pendidikan islam yang baik.

Perencanaan merupakan suatu proses berfikir. Di sini Nabi menyatakan

bahwa berfikir itu adalah ibadat. Jadi, sebelum kita melakukan sesuatu wajiblah

dipikirkan terlebih dahulu. Ini berarti bahwa semua pekerjaan harus diawali

4
dengan perencanaan. Allah memberika kepada kita akal dan ilmu guna melakukan

suatu ikhtiar, untuk menghindari kerugian/kegagalan. Ikhtiar disini adalah suatu

konkrentasi atau perwujudan dari proses berfikir, dan merupakan konkrentasi dari

suatu perencanaan.3

2. Pengorganisasian Pendidikan Islam

Pengorganisasian adalah suatu mekanisme atau suatu struktur, yang

terstruktur itu semua subjek, perangkat lunak dan perangkat keras yang

kesemuanya dapat bekerja secara efektif, dan dapat di manfaatkan menurut fungsi

dan porsinya masing-masing. “Bekerjalah kamu nanti Allah akan memperhatikan

bukti pekerjaan kalian masing-masing”. (Surat At-Taubah: 105). Dalil tersebut

jelas menunjukan bahwa manusia dalam prakteknya berkarya menurut kecakapan

masing-masing.

Sewaktu Rasulullah membentuk atribut_atribut Negara dalam kedudukan

beliau sebagai pemeganf kekuasaan tertinggi, beliau membentuk organisasi yang

di dalamnya terlibat para sahabat beliau yang beliau tempatkan pada kedudukan

menurut kecakapan dan ilmu masing-masing. Kita idak dapat mnengungkiri

bahwa Rasulullah itu adalah seorang organisatoris ulung, administrator yang

jenius, dan pendidik yang baik, yang menjadi turutan dan panutan, karena beliau

berfungsi sebagai panutan yang baik. (uswatun hasanah).

3. Penggerakan Pendidikan Islam

Penggerakan atau actuating merupakan fungsi manajemen yang komplek

dan merupakan ruang lingkup yang cukup luas sera sangat berhubungan erat

dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya actuating merupakan pusat
3 3)Sulistyorini,Manajemen Pendidikan Islam,hlm 29

5
sekitar aktivitas-aktivitas manajemen. Pada suatu lembaga pendidikan islam,

kepemimpinan efektif hendaknya memberikan arah kepada usaha dari semua

personil dalam mencapai tujuan lembaga pendidikan Islam. Tanpa kepemimpinan

atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dengan tujuan organisasi

bias kendur. Ini bias membawa pada situasi terhadap orang-orang yang bekerja

untuk mencapai tujuan pribadi mereka, sedang organisasi sendiri tidak efektif

dalam mencapai tujuan-tujuannya.4

4. Pengawasan Pendidikan Islam

Controlling (pengawasan) merupakan langkah penentu terhadap apa yang

harus dilaksanakan, sekaligus menilai dan memperbaiki, sehingga pelaksanaanya

sesuai dengan rencana serta terwujudnya secara efektif dan efisien. Menurut

Siagian (1983) fungsi pengawasan yaitu upaya penyesuaian antara rencana yang

telah disusun dengan pelaksanaan atau hasil yang benar-benar dicapai.

Tujuan pengawasan pendidikan islam haruslah positif dan konsruktif, yaitu

memperbaiki, mengurangi pemborosan waktu, uang, material dan tenaga di

lembaga pendidikan islam. Di samping  itu juga bertujuan untuk membantu

menegakkan agar prosedur, program, standar dan peraturan di taati, sehingga

dapat mencapai efisiensi lembaga pendidikan islam yang setinggi-tingginya. 5

C. Proses Perencanaan Dalam Pendidikan (Educational Planning)

1. Pengertian

4 4)Ibid., hlm 31-32

5 5)Ibid., hlm 33

6
Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan

keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi seperti (peristiwa, keadaan,

suasana), dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-kira,

manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit. Dan persiapan

perencanaan harus dinilai.

2. Tujuan Perencanaan

Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur di dalam

membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dilihat dari

pengambilan keputusan tujuan perencanaan adalah :

a. Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat

tingkat nasional yang berwenang.

b. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai

bidang/satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan

kebijaksanaan.

3. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan

pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance,

menghindari pemborosan sumber daya, menghindari pemborosan sumber

daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan. Jadi

yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana, adalah berhubungan

dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil

serta tujuan tertentu.

7
4. Proses Perencanaan

Secara umum, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di

dalam perencanaan yang baik, yaitu:

a. Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas.

b. Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan

tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan factor-faktor lingkungan

apabila tujuan itu tercapai.

c. Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam

kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan.

d. Penunjukan orang-orang yang akan menerima tanggung jawab

pelaksanaan (pimpinan) termasuk juga orang yang akan mengadakan

pengawasan.

e. Penentuan system pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan

pembandingan apa yang harus dicapai, dengan apa ya ng telah tercapai,

berdasarkan criteria yang telah ditetapkan.

D. Pengorganisasian Pendidikan (Organizing)

1. Pengertian

Pengorganisasian adalah bagian dari proses manajemen yang

memperhatikan penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, siapa yang

akan melakukannya, bagaimana pekerjaan itu dikelompokkan, siapa yang

melapor kepada siapa, dan di mana (jenjang manajemen yang mana)

keputusan harus diambil. Dalam fungsi perencanaan terlaksananya penetapan

8
tujuan, kemudian perumusan strategi dan pembuatan rencana untuk mencapai

tujuan tersebut.

2. Struktur Oganisasi

a. Kompleksitas

Berfungsi menetapkan berapa banyak diferensiasi dalam organisasi.

Semakin banyak bagian-bagian tugas semakin banyak jenjang hierarki

manajemen, semakin luas tersebar letak geografis satuan-satuan kerja

organisasi, semakin sulit untuk mengkoordinasi orang-orang serta

kegiatannya. Untuk itu kita pakai kata kompleksitas (himpunan) untuk

menggambarkan struktur yang semacam itu.

b. Formalisasi

Formalisasi ialah tingkat keterikatan organisasi pada aturan dan prosedur

yang mengarahkan tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas.

Dalam hal organisasi belum mempunyai tradisi demokrasi dan disiplin

individual yang tinggi, maka semakin ketat formalisasi dalam struktur

organisasinya.

c. Sentralisasi

Menetapkan dimana wewenang pengambilan keputusan diletakkan.

Sebagian organisasi mempunyai pengambilan keputusan bersifat

sentralistik (berorientasi pusat), pengambilan keputusan dilimpahkan

kepada eksekutif senior untuk memecahkan masalah.

3. Komponen Pengorganisasian

9
a. Input; Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan

tanggung jawab dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk

mencapai tujuannya dibagi secara merata dengan baik sesuai dengan

kemampuan, fungsi, dan wewenang yang telah ditentukan.

b. Proses; Melalui iklim demokratis diharapkan seluruh komponen organisasi

sekolah dapat berperan aktif.

c. Output; Dari kedua komponen di atas diharapkamn lahir berbagai

kreativitas, gagasan yang penuh improvisasi dan inovatif, sehingga

sekolah berkembang lebih maju dna dapat menghindari tindakan pimpinan

dan bawahan.

4. Langkah-langkah Pengorganisasian

a. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai

tujuan organisasi

b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang logis

dapat dilaksanakan oleh satu orang dan sekelompok orang lainnya.

c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk

mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang padu

dan harmonis.

d. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis

dan efesien

e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah

penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

E. Kepemimpinan Pendidikan (Quality Control of Education)

10
1. Pengertian

Merupakan suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengarahkan

dan membimbing, mengkoordinir dan menggerakkan orang lain yang ada

hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan

pendidikan agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif didalam

pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan pengarahan adalah

kegiatan untuk menggerakkan atau mengarahkan orang lain supaya mampu

dan dapat bekerja dengan baik dalam upaya mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Tujuan

a. Menjamin kontinuitas perencanaan

b. Membudayakan prosedur standar

c. Menghindari kemangkiran yang tak berarti

d. Membina disiplin kerja

e. Membina motivasi yang terarah

3. Prinsip-prinsip pengarahan kepemimpinan pendidikan

a. Mengarah pada tujuan

b. Keharmonisan dengan tujuan

c. Kesatuan dengan komando

4. Cara-cara pengarahan kepemimpinan pendidikan

a. Orientasi; Pengarahan dilakukan dengan cara memberikan informasi yang

perlu agar kegiatan dapat dilakukan dengan baik

11
b. Delegasi; Wewenang Bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan

pemberian perintah. Pimpinan melimpahkan semua wewenang kepada

bawahannya.

c. Perintah; Permintaan dari pemimpin kepada anggota.

F. Pengawasan Mutu Pendidikan (Quality Control Of Education)

1. Pengertian

Pengawasan adalah proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa

kegiatan tersebut memang dilaksanakan terarah dan menuju kepada

pencapaian tujuan yang direncanakan dan mengadakan koreksi terhadap

kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau kurang tepat sasaran yang dituju.

2. Bentuk-bentuk Pengawasan

a. Pengawasan pra-kerja. Bentuk pengawasan pra-kerja ini sangat disukai

karena sifatnya yang mempersiapkan antisipasi permasalahan yang akan

datang.

b. Pengawasan semasa kerja Pengawasan dilakukan pada saat tugas-tugas

diselenggarakan, memungkinkan menejer melakukan perbaikan ditempat

pada waktu penyimpangan diketahui.

c. Pengawasan pasca kerja Kebanyakan pengawasan berwujud pengawasan

jenis ini, yaitu pengawasan dilaksanakan sesudah suatu kegiatan atau

pekerjaan berlangsung dan malah sudah berselang waktu yang lama.

3. Sasaran Pengawasan

a. Kepegawaian

12
Manejer menilai pegawai melalui pelaksaan kerjanya, secara sistematis

melalui pengukuran keberhasilan dengan kriteria yang dibuat secara

seobjektif mungkin. Pegawai mengetahui benar akan imbalan yang akan

mereka peroleh bila dia bekerja baik atau menyeleweng.

b. Keuangan

Keuangan adalah tujuan yang paling diutamakan dalam perusahaan.

Pemeriksaan akuntan sangat diperlukan dan dipentingkan, tetapi laporan

keuangan berkala dengan teratur diketahui dan dianalisis oleh pimpinan.

c. Pelaksaan Kerja

Pengawasan pelaksanaan kerja secara khas menjaga agar produksi terjadi

tepat waktu, mengawasi kemampuan bagian pembelian agar bahan baku

tersedia pada waktunya baik kuantitas maupun kualitas harga serendah

mungkin memantau kualitas produksi perusahaan apakah sesuai dengan

standar yangditentukan, menjaga bahwa perlengkapan terawat dengan

baik.

d. Informasi

Informasi selalu merupakan sumber dan dasar bagi menejer dalam

mengambil keputusan dan dalam mengelola perusahaannya. Bila informasi

tidak akurat, tidak lengkap, atau sudah basi, tentu akan merusak bagi

manajemen.

e. Pelaksaan Organisasi

13
Pengawasan pelaksanaan kerja organisasi diperlukan karena lingukungan

eksternal dan internal seperti pegawai, sangat mempunyai kepentingan atas

keberhasilan pelaksanaan tugas perusahaan.

4. Rancangan Sistem Pengawasan

Terdapat beberapa hal dalam rangan sistem pengawasan diantaranya:

a) Kecermatan, sistem pengawasan yang mengembangkan informasi yang

tidak cermat dan tidak benar akan menggagalkan manajemen untuk bertindak

mengatasi permasalahan yang akan muncul; b) Tepat waktu, pengawasan

meminta perhatian menejer untuk dapat dilkukan pada waktu yang tepat dalam

mengatasi satu permasalahan; c) Ekonomis, sistem pengawasan harus

beroperasi secra hemat. Pengawasan bertujuan untuk menjaga agar tidak

terjadi pemborosan, penyelewengan, makan sistem pengawasan sendiri harus

ekonomis; d) Fleksibel, pengawasan yang efektif harus efektif agar

berkesesuaian; e) Dapat dimengerti; f) Kriteria masuk akal; g) Penempatan

yang strategis; e) Berikan penekanan pada kekhususan; f) Kriteria beragam; g)

Tindakan korektif.

G. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Quality Assurance)

1. Pengertian

Merupakan kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program

pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah

daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan

kehidupan bangsa melalui pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan

kegiatan sistemik dan terpadu adalah terdapatnya mekanisme yang jelas dalam

14
memperbaiki mutu pendidikan dengan melibatkan berbagai pihak yang

berkepentingan.

2. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai melalui sistem penjaminan mutu

pendidikan ini adalah terbangunnya Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,

meliputi :

a. Terbangunnya budaya mutu pendidikan;

b. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional pada

satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program

pendidikan, pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan

Pemerintah;

c. Ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu

pendidikan formal dan/atau nonformal;

d. Terpetakannya secara nasional mutu pendidikan yang dirinci menurut

provinsi, kabupaten/kota, dan satuan atau program pendidikan;

e. Terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi

informasi dan komunikasi.

3. Prinsip

a. Keberlanjutan;

b. Terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target

capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan

formal dan nonformal;

c. Menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal;

15
d. Memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan

regulasi negara yangeminimal mungkin;

e. Sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan.

4. Fungsi Jaminan Mutu Pendidikan

Penjaminan Mutu dibutuhkan oleh pendidikan adalah: a) Memeriksa

dan mengendalikan mutu; b) Meningkatkan mutu; c) Memberikan jaminan

pada stakeholders; d) Standarisasi, e) Persaingan nasional dan internasional; f)

Pengakuan lulusan; g) Memastikan seluruh kegiatan institusi berjalan dengan

baik dan terus meningkat secara berkesinambungan; dan h) Membuktikan

kepada seluruh stakeholders bahwa institusi bertanggung jawab (accountable)

untuk mutu seluruh kegiatannya

5. Mekanisme Jaminan Mutu Pendidikan

Substansi utama SPM pendidikan dilaksanakan dengan pendekatan

siklus PDCA (Plan–Do–Check–Action) pada proses penyelenggaraan

pendidikan.

a. Perencanaan Mutu (Plan)

Adanya perencanaan berkaitan dengan perencanaan mutu, meliputi

penetapan kebijakan mutu, penetapan tujuan mutu beserta indikator

pencapaiannya, serta penetapan prosedur untuk pencapaian tujuan mutu.

b. Pelaksanaan (Do)

Adanya pelaksanaan dari apa yang sudah direncanakan. Maka untuk

menjamin mutu pendidikan, seluruh proses pendidikan, termasuk

16
pelayanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang

telah ditentukan.

c. Evaluasi (Check)

Adanya monitoring, pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi terhadap

pelaksanaan dan hasil pelasanaan termasuk audit mutu internal.

d. Action

Adanya tindak lanjut dan perbaikan dari hasil evaluasi. Mmenyusun

rencana perbaikan dan menyusun laporan pelaksanaan program

pendidikan. .

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen pendidikan merupakan keseluruhan proses semua sumberdaya

yang ada yang dikelola untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien

dan produktif.. Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang

menyebutnya “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling.

Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua

berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Perencanaan merupakan suatu

rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan

terjadi seperti (peristiwa, keadaan, suasana), dan sebagainya. Pengorganisasian

adalah bagian dari proses manajemen yang memperhatikan penentuan tugas-tugas

yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melakukannya, bagaimana pekerjaan itu

17
dikelompokkan, siapa yang melapor kepada siapa, dan di mana keputusan harus

diambil.

Sedangkan kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan proses

mempengaruhi, mengarahkan dan membimbing, mengkoordinir dan

menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu

pendidikan dan pelaksanaan pendidikan agar kegiatan yang dijalankan dapat lebih

efektif didalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Pengawasan

adalah proses pemantauan kegiatan untuk menjaga bahwa kegiatan tersebut

memang dilaksanakan terarah dan menuju kepada pencapaian tujuan yang

direncanakan dan mengadakan koreksi terhadap kegiatan-kegiatan yang

menyimpang atau kurang tepat sasaran yang dituju. Sistem Penjaminan Mutu

Pendidikan merupakan kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program

pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah,

Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan

bangsa melalui pendidikan.

B. Saran

Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa penulisan

makalah ini jauh dari sempurna, kritik dan saran yang membangun penulisan

makalah selanjutnya untuk jauh lebih baik sangat penulis harapkan. Semoga

makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://sanaky.staff.uii.ac.id/2011/09/04/sistem-penjaminan-mutu-pendidikan-
spmp/

Hafidudin Didin, Tanjung Hendri, Manajemen Syariah dalam Prkatik (Jakarta,


Gema Insani, 2003).

Hasibuan Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia , (Jakarta: Bumi


Aksara, 2009).

Badarudin, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta. Cet 1, 2013).


Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008).

Mushaf ‘aisyah, Al Qur’an dan Terjemah untuk wanita Mahdi bin Ibrahim,
Amanah dalam Manajemen, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1997).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008). Husaini


Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006).

19
Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan ala Rasulullah, (Jogyakarta: Ar- Ruzz
Media, 2012).

FUNGSI-FUNGSI ORGANIK MANAJEMEN

20
Oleh :
1. Rahmadani
2. Eka Satriana

Kelompok 1
Semester VII. A
Jurusan PAI
Dosen Pembimbing:
Dr. Mardia, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


DARUD DA’WAH WAL-ISYAD
(STAI DDI PINRANG)
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan taufik dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tersebut dengan baik,

Walaupun ada kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan

pertolongan Allah SWT. Shawat dan salam tidak lupa disampaikan kepada Nabi

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya menuju

jalan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Adapun judul makalah ini yaitu “Fungsi-

Fungsi Organik Manajemen”.

Walaupun demikian, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini

masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan

21
kemampuan penulis. Oleh karena itu, saran dan kritk yang bersifat membangun

dari semua pihak, penulis harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang

akan datang bisa lebih baik lagi.

Harapan penulis semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang

membacanya. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb

Pinrang,............................2017

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan........................................... 3

B. Fungsi-Fungsi Manajemen........................................................ 3

B. Proses Perencanaan Dalam Pendidikan

22
(Educational Planning)............................................................. 7

C. Pengorganisasian Pendidikan (Organizing).............................. 8

D. Kepemimpinan Pendidikan (Quality Control of Education).... 10

E. Pengawasan Mutu Pendidikan

(Quality Control Of Education)................................................ 12

F. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

(Quality Assurance).................................................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 17

B. Saran.......................................................................................... 18

Daftar Pustaka................................................................................................... 19

23

Anda mungkin juga menyukai