OLEH
NAMA : YUHANNA
NIM : D1A019591
KELAS : F1
Anak Angkat
Kedudukan hukum anak angkat di lingkungan hukum adat di beberapa
daerah tidak sama. Seperti contoh di Bali, perbuatan mengangkat anak
adalah perbuatan hukum yang melepaskan hak anak dari pertalian orang
tua kandungnya, sehingga anak tersebut menjadi anak kandung dari yang
mengangkatnya dengan tujuan untuk melanjutkan keturunannya.
Sedangkan di Jawa, perbuatan mengangkat anak hanyalah memasukkan
anak itu ke kehidupan rumah tangganya saja, sehingga anak tersebut hanya
menjadi anggota rumah tangga orang tua yang mengangkatnya dan tidak
memutuskan pertalian keluarga antara anak itu dengan orang tua
kandungnya. Jadi, bukan untuk melanjutkan keturunan seperti di bali.
Anak Tiri
Anak tiri yang hidup bersama dengan ibu kandungnya dan bapak tirinya
atau sebaliknya adalah warga serumah tangga pula. Terhadap bapak atau
ibu kandungnya anak itu adalah ahli waari, tetapi terhadap bapak atau ibu
tirinya anak itu bukanlah ahli waris melainkan hanya warga serumah
tangga saja.
Anak yang lahir di luar perkawinan.
Anak yang lahir di luar perkawinan hanya menjadi ahli waris dari ibunya.
Kedudukan Janda
Di dalam hukum adat, kedudukan janda di dalam masyarakat di
Indonesia adalah tidak sama sesuai dengan sifat dan sistem kekeluargaan.
Di masyarakat tapanuli dan batak, istri dapat mewarisi harta peninggalan
suaminya. Anak yang belum dewasa dibawah kekuasaan ibunya dan harta
kekayaan anak dikuasai ibunya. Janda wajib tetap berada dalam ikatan
kekeluargaan kerabat suaminya, bahkan sering janda menjadi isteri dari
saudara suaminya.
Kedudukan Duda
Di daerah Minangkabau, dengan sifat matrilineal, suami pada
hakekatnya tidak masuk keluarga istri sehingga duda tidak berhak atas
warisan istri. Di masyarakat Batak dan Bali, suami berhak atas warisan
istrinya yaitu barang-barang yang dulu di bawa oleh istrinya. Di Jawa,
duda berhak mendapat nafkah dari harta kekayaan rumah tangga setelah
istrinya meninggal dunia.
1) Zawil Furudh
Zawil Furudh adalah kelompok ahli waris yang menerima bagian tertentu.
Yang termasuk ke dalam kelompok zawil furudh adalah ahli waris perempuan
dan laki-laki.
Ahli waris dari kalangan laki-laki, diantaranya yaitu :
Anak laki-laki
Ayah
Suami
Orang laki-laki yang memerdekakan budak
Anak perempuan
Ibu
Istri
2) Ashobah
3) Zawil Arham
Zawil arham adalah kelompok yang tidak menerima bagian kecuali tidak
ada ashab al-furuiid dan ashabah. Ahli waris ini punya kedekatan kekerabatan.
Contohnya cucu perempuan dari anak perempuan dan kakek dari garis ibu.
g. Furudhul Muqaddarah
Furudhul Muqaddarah berarti ahli waris yang bagian-bagian besarnya telah
ditentukan di dalam Al-quran. Furudhul muqaddarah ada enam, yaitu:1/2, 1/4,
1/8 , 2/3, 1/3, 1/6.
• Anak perempuan
• Cucu perempuan dari anak laki-laki
• Saudara perempuan kandung
• Saudara perempuan sebapak
• Suami, jika tidak ada anak dari almarhum istri
h. Penghalang Kewarisan
Pada umumnya, hal-hal yang menjadi penghalang kewarisan itu yaitu :
- Beda agama
- Pembunuhan
- Perbudakan
4) Bagian suami
- ½, bila tidak ada anak
- ¼, bila ada anak
5) Bagian istri
- ¼, bila tidak ada anak
- 1/8, bila ada anak
6) Bagian sodara laki-laki dan sodara perempuan seibu
- 1/6, bila hanya seorang, tidak ada anak atau ayah
- 1/3, bersama-sama, bila jumlah saudara 2 orang atau lebih, tidak ada anak
atau ayah
7) Bagian dari sodara dari perempuan kandung (seayah)
- ½, bila hanya seorang, tidak ada anak atau ayah
- 2/3 bersama-sama, bila 2 orang atau lebih, tidak ada anak atau ayah
- 1 : 2 (ashobah), bila bersama saudara laki-laki kandung atau seayah