Disusun Oleh :
PERTAMEDIKA
JAKARTA SELATAN
2021
Kematangan sosial merupakan suatu evolusi perkembangan perilaku, dimana
nantinya seorang anak dapat mengekspresikan pengalamannya secara utuh dan dia belajar
secara bertahap untuk meningkatkan kemampuannya untuk mandiri, bekerja sama dengan
orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Suatu skala pengukuran yang baik
untuk kematangan sosial adalah skala maturitas sosial dari Vineland (Vineland Social
Maturity Scale). Pada tes ini diperlukan jawaban/informasi yang dapat dipercaya dari orang
tua anak, mengenai perkembangan anaknya mulai dari tahun-tahun pertam sampai pada saat
tes dilakukan.
A. Pengukuran Vineland
Tes VSMS yaitu dengan meneliti dengan menjelaskan arti atau makna dari
bagian yang sekecil-kecilnya. Pencatatan harus menggunakan pertimbangan sendiri
seperti pada variasi atau pengganti keadaan atau perilaku yang menyenangkan atau
memuaskan kebutuhan atau keperluan utama dari tiap-tiap bagian termasuk
pertimbangan keperdlian subyek harus dicatat atau direkap secara singkat
(Doll,2013).
Selanjutnya Doll (2013: 10-13) menyatakan bahwa penelitian yang actual
adalah sebagai berikut :
1. Nilai (+)
Jika kelihatan jelas inti butir tersebut terpenuhi dan merupakan
kebiasaan yang dilakukan tanpa paksaan atau secara intensif, atau tidak
hanya terjadi pada keadaan kasus aja. Uraian diatas disimpulkan bahwa
subjek mendapatkan nilai +1 (satu) tiap nomor bila subjek mampu
melakukan kebiasaan atau menyelesaikan masalah secara memuaskan.
2. Nilai setengah (1/2)
Diberikan bagi butir-butir pemeriksaan yang transisional atau yang
kadang-kadang dilakukan tetapi tidak selalu berhasil. Perfomans
semacam ini harus bukan dilakukan sepintas. Skor ini dihitung setengah
kredit. Skor ini dapat menunjukkan adanya :
a) Perasaan malu, tidak peduli, tidak adanya imbalan,
ketergantungan, tidak adanya perjuangan menuntut hak.
b) Isolasi, tidak adanya kesenangan, atau adanya dominasi
orang tua.
c) Adanya bahaya dalam lingkungan yang khusus dan lain-lain.
C. Sistem Penilaian
x 100%
Pada tes ini akan diperoleh nilai kamatangan sosial dengan langkah-
langkah berikut:
a. Tes ini sifatnya secara individual dengan waktu tes yang tidak terbatas
maka dari awal penelitian, peneliti secara aktif berusaha memperoleh
keterangan dan data tentang siswa yang dijadikan objek penelitian.
Kemudian dari informasi yang diperoleh ditentukan hal-hal khusus dari
form butir-butir VSMS yaitu perolehan data tentang kematangan sosial
subjek
b. Menentukan responden yang akan diberikan tes VSMS dengan kriteria
anak tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita usia 12-13 tahun di SDLB
Negeri Sengon
c. Tes ini tidak semua poin dilakukan langsung kepada responden akan
tetapi melalui media orang tua, guru atau tester sendiri yang melakukan
pengisian form VSMS, selain itu pada poin yang bisa dilaksanakan testee
pada saat itu maka dilakukan testee
d. Bila responden telah ditentukan, dan ada yang mengisi dari form VSMS
maka langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya
e. Tentukan usia testee dengan cara mengurangkan tanggal, bulan, tahun tes
dengan tanggal, bulan, dan tahun lahir testee, misalnya:
: 0-06-12
= Usia 12 tahun, 6 bulan, 0 hari
: 8-02-12
: 15-09-13
f. Tes dimulai pada hari periode umur yang sesuai dengan usia testee
dikurangi satu periode ke atas, misalnya:
1) Usia 12 tahun, 06 bulan, 0 hari
Usia lebih dari 6 bulan maka dibulatkan menjadi 14 tahun. Periode XIV
pada tes dimulai periode XII
g. Dari hasil pengamatan langsung dan informasi sesuai butir VSMS dari
subjek ataupun informasi orang yang dekat dengan subjek kemudian
diperoleh data disesuaikan dengan butir-butir pada tes VSMS dan dari
informasi tersebut dilakukan skoring pada tes.
GCS (Glasgow Coma Scale)
1. Definisi
GCS adalah suatu skala neurologik yang dipakai untuk menilai secara obyektif derajat
kesadaran seseorang. GCS pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 oleh Graham
Teasdale dan Bryan J. Jennett, professor bedah saraf pada Institute of Neurological Sciences,
Universitas Glasgow. GCS kini sangat luas digunakan oleh dokter umum maupun para medis
karena patokan / kriteria yang lebih jelas dan sistematis.
GCS terdiri dari 3 pemeriksaan, yaitu penilaian: respons membuka mata (eye
opening), respons motorik terbaik (best motor response), dan respons verbal terbaik (best
verbal response).
Masing-masing komponen GCS serta penjumlahan skor GCS sangatlah penting, oleh
karena itu, skor GCS harus dituliskan dengan tepat, sebagai contoh: GCS 10, tidak
mempunyai makna apa-apa, sehingga harus dituliskan seperti: GCS 10 (E2M4V3). Skor
tertinggi menunjukkan pasien sadar (compos mentis), yakni GCS 15 (E4M6V5), dan skor
terendah menunjukkan koma (GCS 3 = E1M1V1)
Poin dialokasikan untuk respon dalam setiap komponen. Jumlah titik-titik ini
menunjukkan tingkat keparahan penurunan kesadaran. Rata GCS terendah adalah 3 dan skor
tertinggi adalah 15. Keparahan cedera otak dapat diklasifikasikan menurut skor GCS.
a. Cedera otak parah - skor 3-8
b. Cedera otak sedang - skor 9-12
c. Rata cedera otak ringan dari 13-15
3.Tingkat kesadaran
Tingkat kesadatan adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan
yang berasal dari lingkungan. Dengan demikian, kondisi tingkat kesadaran seseorang tidak
selalu berada dalam kondisi normal.
Pada keadaan tertentu, seperti keracunan, kekurangan oksigen baik karena berada di tempat
sempit, tertutup atau karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan adanya tekanan yang
berlebihan di dalam rongga tulang kepala dapat menyebabkan seseorang dapat mengalami
penurunan tingkat kesadaran.
Oleh karena itu maka tingkat kesadaran ini dibedakan menjadi beberapa tingkat yaitu :
Adeleye, Amos O. dkk, 2012, “Physicians’ knowledge of the Glasgow Coma Scale in a
Nigerian university hospital: is the simple GCS still too complex?”. Original Research
Article, Volume 3, Article 28,
Dewi, Rismala, dkk. 2011. “Perbandingan FOUR score dengan GCS dalam menentukan
prognosis”. Sari Pediatri, Volume 13, No. 3.
Practice, Nursing. 2014. “Forty years on: updating the Glasgow Coma Scale” Nursing
Times. Volume 110, No. 42.