Anda di halaman 1dari 6

Disiplin Belajar

Menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun disiplin pada dasarnya kontrol diri dalam
mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun di luar diri baik keluarga,
lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama. Seorang yang memiliki
disiplin tinggi biasanya tertuju kepada orang yang selalu hadir tepat waktu, taat terhadap
aturan, berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku, dan sejenisnya. Jadi disiplin
dapat diartikan sikap yang selalu patuh kepada waktu dan peraturanperaturan yang ada. Baik
peraturan di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.

Menurut Singgih Tego Saputra disiplin belajar adalah pengendalian diri siswa
terhadap bentuk-bentuk aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan
oleh siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta bentuk kesadaran akan tugas
dan tanggungjawabnya sebagai pelajar, baik disiplin di rumah, di sekolah dengan tidak
melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses belajarnya. 1Selain itu, menurut
Slameto menyatakan bahwa terdapat empat macam disiplin belajar yang dilakukan oleh
peserta didik dalam kegiatan belajar yaitu :

1) Disiplin peserta didik masuk sekolah diantaranya, keaktifan, kepatuhan, dan ketaatan
dalam masuk sekolah.

2) Disiplin dalam mengerjakan tugas

3) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah, adanya keaktifan, keteraturan, ketentuan,


dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada suatu tujuan belajar,

4) Disiplin dalam menaati tata tertib, yakni kesesuaian tindakan peserta didik dengan tata
tertib sekolah dengan penuh kesadaran.

Jadi disiplin belajar adalah sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban
berdasarkan acuan nilai moral yang diwujudkan dalam proses kegiatan belajar. Menurut
Charles Schaefer mengatakan bahwa tujuan kedisiplinan dalam belajar adalah memberikan
pola tingkah laku yang benar, juga untuk mengembangkan kontrol dan arah, misalnya berbuat
sesuatu tanpa harus diarahkan kepada orang lain (kontrol eksternal). Jadi tujuan dari disiplin
belajar yaitu membentuk nilai moral yang baik untuk siswa dengan cara siswa mematuhi
aturan-aturan yang ada di sekolah dalam kegiatan belajar siswa.
1
http://repository.upy.ac.id › ARTIKEL PDF UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR SISWA
Menurut pendapat Reisman and Payne, dapat dikemukakan 9 (sembilan) strategi
untuk mendisiplinkan peserta didik, sebagai berikut.2

1) Konsep diri (self-concept)

2) Keterampilan berkomunikasi (communiation skills)

3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alam (natural and logical consequenes)

4) Klarifikasi nilai (values clarification)

5) Analisis transaksional (transactional analysis)

6) Terapi realitas (reality therapy)

7) Disiplin yang terintegrasi (assertive discipline)

8) Modifikasi perilaku (behavior modification)

9) Tantangan bagi disiplin (dare to discipline)

Melalui berbagai upaya tersebut diaharapkan tercipta iklim yang kondusif bagi implementasi
Pendidikan karakter, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi sesuai
dengan tujuan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan


tindakan berkembang melalui spiral, yaitu suatu daur ulang berbentuk spiral yang dimulai
dari perencanaan (planning), diteruskan dengan pelaksanaan tindakan (acting), dan diikuti
dengan pengamatan sistematis terhadap tindakan yang dilakukan (observing). Refleksi
berdasarkan pengamatan (reflecting), dilanjutkan dengan perencanaan tindakan berikutnya
dan seterusnya sampai tujuan pelaksanaan tindakan ini berhasil.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk mengolah data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil ketercapaian siswa dalam berperilaku disiplin saat pembelajaran penjasorkes. Data
kuantitatif diperoleh melalui teknik observasi (panduan yang berbentuk checklist dengan 2
variasi jawaban) diolah dengan cara menjumlah. Sedangkan

data kualitatif diperoleh dari wawancara terhadap guru penjasorkes.

2
http://repository.upy.ac.id › ARTIKEL PDF UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR SISWA
Jalannya penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut: Tahap Persiapan. Pada tahap
ini dilakukan penyediaan bahan-bahanan alat-alat belajar seperti RPP, lembar observasi,
panduan wawancara guru, menetapkan indikator keberhasilan dan prosedur refleksi. Tahap
pelaksanaan. Tahap ini terdiri atas: 1) planning, peneliti mempersiapkan materi yang akan
diajarkan kepada siswa dan strategi agar siswa selalu disiplin saat pembelajaran berlangsung,
2) acting, guru kolaborator menerapkan proses pembelajaran sesuai engan yang
direncanakan, 3) observing, peneliti dan pengamat mencatat dan mengamati siswa
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya3. Semua kejadian yang ada
dicatat dalam catatan lapangan, dan 4) reflecting, guru kolaborator, peneliti an pengamat
berdiskusi dan berusaha memecahkan permasalahan yang terjadi selama pembelajaran agar
pada pertemuan selanjutnya bisa berjalan lebih baik lagi.

Hakikat Reward dalam Pendidikan

Menurut Purwanto, reward adalah alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat
merasa senang karena perbuatan atau pekerjaanpekerjaannya mendapat menghargaan.
Sedangkan Nugroho menyatakan bahwa reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau
imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat usahanya untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja yang telah dicapai.

Menurut Purwanto ada beberapa macam perbuatan atau sikap pendidik yang dapat
merupakan ganjaran bagi anak didiknya:

1) Guru menggangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu jawaban yang diberikan
oleh seorang anak.

2) Guru memberikan kata-kata yang menggembirakan (Pujian) seperti “Rupanya sudah baik
pula tulisanmu, Min. Kalau kamu terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi.”

3) Pekerjaan dapat juga menjadi suatu ganjaran. Contoh, “Engkau akan segera saya beri soal
yang lebih sukar sedikit, Ali, karena yang nomor 3 ini rupa-rupanya agak terlalu baik engkau
kerjakan.”

4) Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sering sangat perlu. Misalnya, “Karena saya
lihat kalian telah bekerja dengan baik dan lekas selesai, sekarang saya (bapak guru) akan
mengisahkan sebuah cerita yang bagus sekali.” Ganjaran untuk seluruh kelas dapat juga
berupa beryanyi atau pergi berdarmawisata.
3
http://eprints.uny.ac.id › PDF UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS X
5) Ganjaran dapat juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak-
anak.

Ada beberapa syarat ganjaran (reward) yang perlu diperhatikan oleh pendidik:

1) Untuk memberikan ganjaran yang pedagogis perlu sekali guru mengenal betul murid-
muridnya dan tahu menghargai dengan tepat.

2) Ganjaran yang diberikan kepada seorang anak janganlah hendaknya menimbulkan rasa
cemburu atau iri hati bagi anak yang lain yang merasakan pekerjaannya juga lebih baik,
tetapi tidak mendapat ganjaran.

3) Memberi ganjaran hendaklah hemat

4) Jangan memberikan ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu sebelum anak-anak


menunjukkan prestasi kerjanya apalagi bagi ganjaran yang diberikan kepada seluruh kelas.

5) Pendidik harus berhati-hati memberikan ganjaran, jangan sampai ganjaran yang diberikan
kepada anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih payah yang telah dilakukannya.

Menurut Mulyani Sumantri dan Nana Syaodh bahwa terdapat tiga fungsi hadiah yang
amat penting dalam pendidikan, yaitu:

1) Memiliki nilai pendidikan

2) Memberikan motivasi kepada anak

3) Memperkuat perilaku

Reward yang akan diberikan dalam bentuk stiker. Seluruh stiker yang diperoleh siswa
akan ditempelkan di papan prestasi. Reward stiker bergambar adalah penghargaan kepada
setiap peserta didik yang mampu bersikap disiplin baik dalam proses pembelajaran dan
mematuhi aturan yang berlaku di kelas. Keunggulan reward sticker pictured disbanding
dengan reward yang lain yaitu lebih menarik bagi peserta didik karena stiker yang digunakan
bergambar dan berwarna.4

Pelaksanaan Evaluasi Proses Pembelajaran

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini seperti evaluasi, proses
pembelajaran, dan gambar teknik. Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa
dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi
4
http://repository.upy.ac.id › ARTIKEL PDF UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR SISWA
siswa sebagai individu maupun posisinya dalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu
disadari oleh seorang guru karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan
bervariasi. Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa
karakteristik penting, salah satunya yaitu memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa
yang dievaluasi. Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap
kemampuan yang tidak tampak dari siswa5. Apa yang dilakukan adalah dia lebih banyak
menafsir melalui beberapa asfek penting yang diizinkan seperti melalui penampilan,
keterampilan, atau reaksi mereka terhadap suatu stimulus yang diberikan secara terencana.
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses
belajar mengajar, salah satunya yaitu sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah
menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru.

Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini:

1) Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.

2) Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif.

3) Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.

4) Evaluasi dilaksanakan dalam proses berkelanjutan.

5) Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku. Suatu evaluasi
perlu memenuhi bebebrapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian
direfleksikan dalam bentuk tingkah laku.

Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti berikut:

1) valid, 2) andal, 3) objektif, 4) seimbang, 5) membedakan, 6) norma, 7) fair, dan 8) praktis.


Minimal terdapat enam tujuan evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar salah
satunya adalah menilai ketercapaian (attainment) tujuan. Ada ketertarikan antara tujuan
belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan
cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang
digunakan oleh seorang guru.

Evaluasi program adalah metode untuk mengetahui dan menilai efektivitas suatu
program dengan membandingkan kriteria yang telah ditentukan atau tujuan yang ingin
dicapai dengan hasil yang dicapai. Hasil yang dicapai dalam bentuk informasi digunakan

5
https://ejournal.undiksha ac.id › PDF EVALUASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan dan penentuan kebijakan: 33).
Dalam evaluasi ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program.
Meski modelnya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan
data yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang bertujuan untuk menyediakan bahan
bagi pengambilan keputusan (Arikunto, 2014). Pasal 88 ayat (1) UU RI No. 20 tahun 2003
tentang sisdiknas, yang menyatakan evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh
pendidik untuk memantau proses kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesi- nambungan.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai
pembelajaran (Hamalik, 2011: 57). Perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi, Kom- petensi Dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan
pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar. Pelaksanaan proses pem- belajaran merupakan inplementasi dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingakat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.6

Gambar teknik adalah gambar yang digunakan untuk merencanankan sebuah objek
atau (design) yang akan rancang, dibangun atau dipasang. Diketahi bahwa gambar teknik
telah dipergunakan, karena orang tidak dapat membuat rencana dan membangun seperti yang
mereka telah lakukan tanpa menggunakan gambar yang cukup akurat (Giesecke, 2000).
Dalam pembel ajaran gambar teknik di jurusan teknik instalasi tenaga lisrtik mempelajari
gambar potongan dari suatu benda dengan materi gambar potongan. Dalam materi gambar
potongan, banyak sekali elemen-elemen benda dimana bagian dalamnya memiliki rongga.
Untuk mengggambarkan bagian benda yang tidak langsung terlihat seperti rongga tersebut
dapat digunakan garis putus-putus.

6
https://ejournal.undiksha ac.id › PDF EVALUASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

Anda mungkin juga menyukai