Anda di halaman 1dari 30

A.

JUDUL PENELITIAN
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PPKN TENTANG
JENIS-JENIS PEKERJAAN MELALUI MODEL PEMBELJAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD PADA SISWA KELAS V SD IMPRES 01 KARADIRI TAHUN
PELAJARAN 2021/2022”.

B. BIDANG KAJIAN
Mata Pelajaran IPA ( ILMU PENGETAHUAN ALAM ) Tentang Jenis-jenis Pekerjaan

C. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu konsep untuk mengembangkan potensi yang ada dalam

diri individu, artinya pendidikan sangat berperan penting untuk proses kemajuan manusia
yang memiliki potensi dan daya pikir kritis. Pendidikan adalah tindakan yang dilakukan
dengan tujuan memelihara dan mengembangkan potensi sumber daya alam (SDA) melalui
kegiatan pengajaran.
Pendidikan sudah menjadi keharusan untuk mendapat prioritas atau perhatian
utama karena kualitas suatu bangsa atau kualitas sumber daya alam (SDA) ditentukan
oleh keberhasilan pendidikan. Kemampuan seseorang setelah mengenyam pendidikan
adalah landasan untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut dari yang tidak
tahu menjadi tahu.
Sistem pembelajaran dalam pandangan konstruktivisme mempunyai ciri siswa terlibat
aktif dan menggali pengetahuan dalam belajarnya, siswa dapat mempelajari materi
secara bermakna dengan bekerja dan berpikir guru berperan sebagai fasilitator
menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruks pengetahuan siswa berjalan mulus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
faktor di luar diri siswa dan faktor pada diri siswa, diantaranya faktor emosi, eksternal dan
internal.
Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar memegang peran strategis dalam

1
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru harus mampu menguasai materi dan
dapat menyajikan suatu metode ajar yang membuat proses belajar mengajar lebih
menyenangkan. Hal ini selaras dengan tanggung jawab seorang guru sebagai fasilitator
dalam pembelajaran yaitu seorang guru dapat merangsang, membimbing dan meningkatkan
mutu pengetahuan peserta didik.
Pelaksanaan pengajaran agar berjalan efisien dan mengaktifkan siswa diperlukan
perencanaan yang tersusun secara sistematis. Sehingga siswa akan lebih tertarik dan
termotivasi dalam belajar, yang akan di ajarkan oleh guru karena guru menggunakan metode
yang kreatif dan menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut.
Proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau sebagian
besar peserta didik aktif, baik secara fisik, mental, maupun pengetauhan dalam proses
pembelajaran, serta menunjukkan gairah atau semangat belajar yang besar dan rasa percaya
pada diri sendiri. Selain itu bahwa hasil belajar juga menunjukkan keberhasilan
pembelajaran sendiri.
Pembelejaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari seluruh
peserta didik atau setidaknya sebagian besar peserta didik siswa

yang mendapat nilai buruk pada mata pelajaran bukan berarti siswa tersebut bodoh dalam
mata pelajaran itu, akan tetapi terkadang anak malas terhadap suatu mata pelajaran tetapi
sangat giat dan ingin tahu dalam mata pelajaran yang lain.
Bakat anak yang tidak berkembang karena tidak diperoleh motivasi yang tepat.
Apabila sesorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa,
sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak terduga
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi siswa agar dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah atau nyata. Materi IPA untuk jenjang sekolah dasar tidak dilihat dari aspek
disiplin ilmunya karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologi
serta karakteristik kemampuan berfikir peserta didik yang bersifat holistik. Pembelajaran
dan hasil belajar IPA dapat digali dari fungsi sikap yang terdapat pada diri manusia.
Siswa yang memiliki sikap positif terhadap pembelajaran IPA karena mereka
merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut.dengan sikap positif tersebut siswa akan

2
mempelajari IPA secara optimal, sehingga berpengaruh secara signifikan bagi peningkatan
hasil belajar IPA.
Salah satu upaya untuk memciptakan pembelajaran yang menyenangkan
adalah dengan menggunakan permainan edukatif (belajar sambil bermain). Seperti
diketahui, dunia anak-anak seusia murid SD/MI adalah dunia bermain. Melalui
keterlibatannya dalam permainan, mereka dapat mengembangkan dirinya serta mulai
memahami status dan peranannya dalam kelompok teman sebayanya. Bermain bagi anak
adalah alat utama yang menjadi latihan untuk pertumbuhan karena anak langsung mencoba
secara aktif. Bermanfaat untuk memahami peran dan statusnya dalam masyarakat kelak
setelah beranjak dewasa untuk menjelajahi dunianya dari yang tidak dikenali sampai ia
mengetahui.
Namun, yang terjadi di lapangan, dalam proses belajar mengajar, masih banyak
guru yang hanya terpaku pada buku ajar sebagai satu-satunnya sumber belajar mengajar. Hal
semacam ini yang meyebabkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan hanya terpusat pada
penyampaian buku ajar saja, kurangnya keterampilan guru dalam mengembangkan
pendekatan, model, maupun metode, sehingga fokus pembelajaran hanya terpusat pada
guru. Selain itu, kurangnya partisipasi peserta didik, hal ini yang menyebabkan faktor
menurunnya kualitas pembelajaran IPA.

Sehingga proses belajar cenderung membosankan dan siswa

merasa jenuh. Hasilnya peserta didik kurang tertarik dan tidak berminat pada mata
pelajaran IPA.
Setelah melakukan observasi dari bulan Mei-Juni tahun 2021 di SD Negeri Inpres 01
Karadiri, Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa terkait materi Jenis-jenis
Pekerjaan dari 12 siswa hanya 5 ( 13%) siswa yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi Jenis-jenis Pekerjaan dan 17
(74%) Siswa mendapat nilai di bawah KKM dari materi yang diajarkan yang harus dipahami
oleh siswa ternyata proses pembelajaran yang sedang berjalan itu masih terpusat pada guru,
sehingga siswa kurang aktif dalam menanggapi suatu materi karena guru lebih suka
menerapkan model tersebut. meskipun ada beberapa model yang pernah diterapkan namun,
pembelajaran belum terbilang aktif., karena metode yang sering digunakan adalah

3
ceramah sehingga siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan materi dari guru saja.
Pada akhirnya siswa dalam penguasaan materi juga kurang maksimal. Dalam kondisi
tersebut, siswa kurang diajarkan dengan beberapa strategi yang dapat memahamkan
bagaimana belajar, berfikir, bertindak, dan peserta didik akan merasa termotivasi dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Adapun mata pelajaran yang dianggap masih rendah tingkat pemahaman siswa
adalah IPA khususnya materi jenis-jenis pekerjaan, baik itu soal-soal yang membedakan
jenis-jenis pekerjaan, dapat mejelaskan masing-masing tugas dan hasil dari jenis-jenis
pekerjaan. Hal semacam ini terjadi karena siswa dalam pembelajaran tidak ditunjang dengan
media atau alat prkatik yang terkait dengan materi. Padahal jika itu mampu diterapkan akan
membawa peserta didik fokus dan konsentrasi, serta tidak merasa bosan.

4
Dari permaslahan diatas, harus ada tindakan yang lebih lanjut dari guru agar dalam
proses pembelajaran tidak hanya menggunakan metode konvensional saja. Metode
pembelajaran yang sejalan dan sesuai akan dapat menciptakan perasaan senang bagi
peserta didik dan menimbulkan perasaan untuk menikmati setiap detik proses
pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Dalam hal ini, ada usaha untuk menciptakan pembelajaran yang menarik
perhatian bagi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam menyampaikan pembelajaran.
Berdasarkan pandangan tersebut, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
STAD merupakan salah satu dari sekian jenis model pembelajaran dalam model-model
pembelajaran aktif, dan sangat mungkin dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Salah satunya dalam pembelajaran mengenal jenis-jenis pekerjaan yang
memerlukan diskusi dan kerja kelompok untuk menyelesaikan permasalahan dengan
cara membuat peta konsep.
Selain itu, berangkat dari adanya model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan

pula untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan alam.
Metode pembelajaran ini bertujuan untuk mengembangakan kemandirian
peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat pembelajaran yang
berarti bagi siswa dalam memaksimalkan kreativitas berfikirnya juga dapat
meningkatkan keterampilan dasar yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan
menata informasi. Adapun keterampilan dasar yang dapat merangsang belajar peserta
didik antara lain konsentrasi terfokus, cara mencatat organisasi, menghubungkan antar
konsep dan tehnik mengingat. .
peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat pembelajaran
yang berarti bagi siswa dalam memaksimalkan kreativitas berfikirnya juga dapat
meningkatkan keterampilan dasar yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan
menata informasi. Adapun keterampilan dasar yang dapat merangsang belajar peserta
didik antara lain konsentrasi terfokus, cara mencatat organisasi, menghubungkan antar
konsep dan tehnik mengingat. .

5
Berhasil tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama, mereka harus
mampu saling berinteraksi untuk mendiskusikan masalah yang dihadapi.
Harapannya dengan bekerja sama dan berdiskusi siswa memiliki sifat jujur, kritis,
antusias, bekerja sama, kreatif, komunikatif dan bertanggung jawab.
Berangkat dari alasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “ Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA tentang jenis-jenis
pekerjaan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SD
Negeri Inpres 01 karadiri Tahun Pelajaran 2021/2022” .

D. PERUMUSAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut:
 Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STA dapat meningkatkan hasil
belajar pelajaran IPA materi jenis-jenis pekerjaan siswa kelas V SD
Negeri 01 Inpres Karadiri Tahun Pelajaran 2021/2022 ?

2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka pemecahan
masalah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
 Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STA dapat meningkatkan hasil
belajar pelajaran IPA materi jenis-jenis pekerjaan siswa kelas V SD
Negeri Inpres 01 Karadiri Tahun Pelajaran 2021/2022 ?

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pelajaran IPA materi jenis-jenis
pekerjaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STA pada
siswa kelas V SD Negeri 01 Inpres Karadiri Tahun Pelajaran 2021/2022

F. MANFAAT PENELITIAN

6
1. Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini maka penulis dapat mengetahui hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA materi jenis-jenis pekerjaan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STA pada siswa kelas
V SD Negeri 01 Inpres Karadiri Tahun Pelajaran 2021/2022
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keberanian mengungkapkan ide, pendapat,
pertanyaan, dan saran.
2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri
maupun kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Menumbuhkan antusias belajar siswa karena merasa tidak bosan dan
jenuh.
b. Bagi Guru
1) Suatu alternatif yang menarik dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa yaitu penerapan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif.
2) Guru lebih mengetahui potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
sehingga dapat mengoptimalkan proses kegiatan belajar mengajar
secara efektif dan efisien.
3) Memberikan dorongan kepada guru untuk meningkatkan
profesionalisme dalam kegiatan pembelajaran melalui kreatifitas
menerapkan metode pembelajaran dan proses pembelajaran yang
lebih baik.

c. Bagi Sekolah
1) Dapat memberikan kontribusi bagi sekolah berupa perbaikan
sistem pembelajaran.
2) Memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe STA sebagai
referensi bagi sekolah khususnya para guru pada penerapan
pembelajaran.

7
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Secara psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan alam dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut relatif permanen
karena sebagai hasil pengalaman dan mampu mengkomunikasikannya
kepada orang lain. Keberadaan sekolah yang sebagai agen perubahan dan
tempat berkembangkanya aspek intelektual mengkomodasikan tujuan
belajar yakni dari tujuan terendah, mengetahui fakta sampai ke tujuan
tertinggi yaitu kemampuan memecahkan masalah.
Belajar pada dasarnya adalah sebagai proses dimana suatu
organisme berubah tingkah lakunya sebagai akibat dari pengalamannya.
Perubahan ini akan nyata pada seluruh tingkah laku seseorang
pembentukan tingkah laku ini meliputi keterampilan, kebiasaan, sikap,
pengetahuan, pemahaman, dan apresias

8
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan yang terpadu dalam satu kegiatan
dimana interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung. Bagi Gegne, belajar dimaknai dengan suatu proses
untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan , dan
tingkah laku.
Belajar untuk belajar tumbuh dari sinergi antara intelektual
dan moral yang terekspresi dari hasil belajar otentik dalam bentuk
karya dan perilaku. Dalam proses belajar, individu akan mengenali
bakat dan potensi diri terbaiknya karena dalam proses belajarnya akan
berhadapan dengan berbagai tantangan, kesulitan, dan berbagai
kendala. Semua itu merupakan proses pemahaman diri. Melalui
proses tersebut ia akan mengetahui potensi diri secara benar
sehingga ia akan konsisten pada satu bidang yang dapat
dimunculkan satu maha karya.
Belajar seharusnya bertujuan untuk membantu individu dan
kelompok untuk mengembangkan intelektual, personal, dan sumber
daya alam yang akan membuat mereka mampu untuk ikut serta
sebagai masyarakat yang aktif, berindustri dalam kebutuhan
pengocoran air dan perkembangan sebagai individu dalam
keanekaragaman dan merubah lingkungan

b. Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadi

9
suatu belajar atau bagaimana informasi diproses didalam pikiran siswa
itu.berbagai teori dan implementasinya dalam pembelajaran yang mendukung
tujuan pembelajaran IPA yaitu:

1) Teori Piaget
Piaget mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Perkembangan kognitif sebagai
proses dimana anak akan secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi mereka.
Dalam pandangan Piaget, siswa membangun sendiri skemamata pemahaman dari
pengalaman dan tindakan dari interaksi aktif dengan lingkungannya.

Piaget yakin bahwa IPA dangan teman sebaya, khususnya


beragumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada
akhirnya membuat pemikiran itu lebiah logis.
Disini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi.
Guru hanya perlu menciptakan lingkungan yang baik bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STA, siswa diajak
membuat peta konsep dengan teman sekelompoknya untuk menghubungkan
konsep-konsep yang saling berhubungan, memberikan waktu yang cukup untuk
menemuk
ide-ide dengan menggunakan pola-pola berfikir formal. Adanya penanaman
konsep, pemahaman konsep serta pelatihan kreativitas akan mampu
membangun sistem belajar bermakna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman sehingga akan mampu meningkatkan hasil belajar.
Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang memadai agar peserta didik
dapat menemukan pengalaman-pengalaman nyata dan terlibat langsung dengan
alat dan media yang sudah disediakan.
Dibawah bimbingan guru, siswa mampu membangun dirinya terlibat aktif
dalam situasi belajar, berinteraksi aktif dengan lingkungan alam, hal demikian
mengidentifikasikan bahwa lingkungan dimana siswa belajar sangat menentukan
proses perkembangan kognitifnya. Sehingga peranan guru sangat penting untuk

10
menciptakan situasi belajar sesuai dengan teori piaget.
2) Teori Vygotsky
Menurut Vygotsky (2011 : 76) bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja
atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-ugas
tersebut berada dalam jangkauan kemampuan siswa atau berada,dalam
yaitu daerah perkembagan sedikit diatas perkembangan sesorang saat ini.
Vygotsky yakin bahwa fungsi mental siswa yang tinggi pada umumnya muncul
dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang
lebih tinggi ini terserap teraplikasi kedalam individu tersebut.
Relevansi teori Vygotsky dalam pembelajaran IPA yang berorientasi pada
pembelajaran mandiri dalam kelompok dengan membangun sendiri pengetahuan,
pengalaman dan daya kreativitas siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan
memposisikan guru sebagai fasilitaor.
Hal ini sangat membantu siswa untuk menunjukkan kekreatifan mereka dalam
berfikir kritis, dan mengeluarkan semua potensi yang dimiliki oleh setiap
kelompok. teori ini merupakan interaksi antara aspek internal dan
eksternal yan penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

3) Teori Ausubel
Inti dari teori Ausebel mengemukakan pentingnya be lajar
bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Teori tersebut diperkuat bahwa proses belajar akan terjadi jika
seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru.
Dari sudut pandang diatas jika diimplementasikan kedalam
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif, mengemukakan belajar
bermakna dalam mengajar IPS sangat penting karena dengan kebermaknaan itu

11
pembelajaran akan lebih menarik, bermanfaat dan lebih menantang.

Menurut teori ini, dalam pembelajaran IPA akan membantu siswa menanamkan
pengetahuan baru dari suatu materi, dimana siswa mengerjakan
permasalahan yang memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa
sebelumnya untukmenyeesaikan permasalahan yang nyata. Dengan demikian
konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep yang sudah ada
dalam struktur kognitif siswa.

Teori Ausubel juga disebut teori yang holistik sebab mempunyai pandangan
yangmenyeluruh dalam mempelajari bagian-bagian, bagan, atau peta keterkaitan
yang bersifat hirarkis sebagai bentuk lain dari merangkum, meringkas dan
ikhtisar.

c. Belajar Menurut Para Ahli


Di bawah ini penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang
pengertian Belajar, antara lain:
1) Belajar menurut Margaret E Gredler
Belajar merupakan proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang
biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi
tugas yang kompleks. Akan tetapi menurut Goldberg kapasistas belajar
adalah karakteristik yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Hanya manusia yang memiliki otak yang berkembang baik untuk digunakan
melakukan tindakan yang memiliki tujuan.

2) Belajar menurut Ngalim Purwanto


Beliau mengemukakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang mengalami
perubahan, karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah
atau berfikir, keterampilan, sikap, ataupun kecakapan.
3) Belajar Menurut Jim Scrivever

12
Belajar-apapun- dimanapun-meminta energi dan perhatian dari seorang pelajar

tersebut. Seseorang tidak dapat mempelajari sesuatu untuk orang lain.


Sehingga hal itu harus dilakukan dengan usaha sendiri.
4) Menurut musthofa Fahmi
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
dorongan,Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku yang melibatkan individu secara keseluruhan baik
fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan melalui pelatihan dan
pengalaman.

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar yang sudah dijelaskan, dapat kita
pahami pula makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil belajar dari kegiatan belajar.
Keberhasilan dalam belajar dipengaruhi oleh fungsi secara integratif dan
proses perubahan tingkah laku atau penampilan ke arah yang lebih matang.
Hasil belajar menurut Gadne dan Driscol adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa . Dick dan Raiser mengatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan

pembelajaran. Pengertian lain hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-


nilai, pengertian- pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan peserta didik dalam
menyerap suatu pembelajaran dalam pola pengetahuan, sikap, dan tindakan
untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan yang sudah digalinya dan
mampu membuktikannya dengan adanya diberikan soal-soal latihan .untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai itu sesuai atau tidak maka
perlu dilakukan evaluasi, dimana untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

13
dalam penguasaan materi pelajaran dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik.
Hasil dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan, dan
sebagainya oleh usaha, pikiran. Bell Gredler mendefinisikan belajar
sebagai proses memperoleh berbagai kemampuan, keterampilan dan sikap.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa
melalui tes setelah proses pembelajaran.
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah
melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian luas mencakup bidang kognitif (pengetahuan), afektif (perasaan dan
sikap), serta psikomotorik (keterampilan dan perbuatan). Penilaian dan
pengukuran hasil hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil hasil
belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan pengajaran.
Hasil proses pembelajaran perlu nampak dalam perubahan perilaku, dalam
perubahan dan perkembangan intelektual serta dalam bersikap
mempertahankan nilai-nilai.
a. Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi tipe hasil
belajar pengetahuan hafalan (knowledge), tipe hasil belajar
pemahaman (comprehention), tipe hasil belajar penerapan
(aplikasi), tipe hasil analisis, tipe hasil belajar sintesis, dan
tipe belajar evaluasi.

b. Tipe hasil belajar bidang afektif. Bidang afektif berkenaan


dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila
seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi.
c. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik. Hasil belajar
bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu (perseorangan).

14
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:
1. Peserta didik yang dengan sejumlah latar
belakanngnya, yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat,
sikap, minat, motivasi, kedisiplinan, tanggung jawab, dan
kesadaran.
2. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran,
sehingga lahan peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse)
untuk belajar.
3. Strategi, model, metode dan Kurikulum sebagai kerangka dasar
atau arahan, khusus mengenai perubahan tingkah laku (behavior
change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan dengan
kognitif, afektif dan psikomotor.
Adapun faktor dalam diri (internal) yang mempengaruhi hasil belajar
meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah dari individu.
1) Aspek jasmaniah meliputi kondisi kesehatan jasmani dan
kondisi fisik individu yang menyangkut kelengkapan dan
kesehatan indra.
2) Aspek rohaniah meliputi kondisi psikis kesehatan, kemampuan
intelektual, sosial, psikomotor dan kondisi afektif
seseorang.

3) Faktor Psikologis, Sekurang-kurangnya ada enam faktor


yang tergolong dalam faktor psikologi yang mempengaruhi
belajar, yaitu : intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan,
dan kesiapan.
Faktor dari luar diri siswa (ekaternal) yang mempengaruhi belajar berada pada

15
lingkungan keluarga, sekolah , dan masyarakat.
1) Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mendapatkan
pendidikan. Pengaruh dari keluarga bisa berupa cara orang tua
mendidik, suasana rumah, dan keadaan lingkungan keluarga.
2) Faktor sekolah mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman
siswa yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, disiplin sekolah, standar mata pelajaran.
3) Masyarakat merupakan Perkembangan yang diciptakan
individu yang didasari oleh kemampuan belajar dan kapasitas
mereka untuk menciptakan penemuan baru yang dilanjutkan dari
generasi ke generasi
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan

sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama


guru dalam kegiatan ini adalah merancang perangkat instrumen dan kriteria
penilaian yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
Hasil belajar dalam penelitian ini lebih ditekankan pada ranah kognitif siswa. Tes
yang diberikan pada akhir pembelajaran (post-test) digunakan untuk
mengukur tingkat penyerapan materi atau pemahaman peserta didik mengenai
mata pelajaran IPA materi jenis-jenis pekerjaan, kemudian tingkat pemahaman
peserta didik akan ditranformasikan dalam bentuk nilai.

Selama proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas, setiap guru


menginginkan keberhasilan pada setiap peserta didik. Keberhasilan suatu
kegiatan tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
Faktor-faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi :
a. Bakat
Bakat yang ada dalam diri siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Setiap siswa memiliki kemampuan dan potensial yang berbeda-beda. Potensi

16
atau kemampuan yang ada dalam diri siswa disebut bakat.
b. Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknyaa, karena tidak ada daya tarik baginya.
c. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan belajar sangat ditentukan oleh tinggi


rendahnya intelegensi. Semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang
siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya,
semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang maka semakin kecil
peluangnya untuk meraih sukses.
Motivasi dalam belajar juga merupakan faktor yang sangat penting karena
hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk lebih giat dalam
belajar. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Faktor-faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar siswa itu sendiri,
meliputi:
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama bagi anak, karena
dalam keluargalah seorang anak dilahirkan tumbuh berkembang menjadi dewasa.
Lingkungan keluarga juga tempat pertama anak mengenal dan memperoleh
pendidikan dari orang tua, sehingga dikatakan salah satu faktor yang
menentukan keberhasilan belajar anak. Hal ini disebabkan oleh keharmonisan
antara anggota keluarga serta perhatian yang besar dari orang tua terhadap
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.
2) Faktor sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua untuk mendapatkan
pendidikan. Keluarga seharusnya tidak menyerahkan sepenuhnya tugas
mendidik kepada pihak sekolah melainkan keluarga dan sekolah saling bekerja

17
sama untuk saling mengisi dalam memberikan bantuan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Metode mengajar, keadaan fasilitas di sekolah, tenaga
pengajar, keadaan ruangan, dan pelaksanaan tata tertib sekolah, semua ini turut
mempengaruhi keberhasilan siswa.
3) Faktor masyarakat
Lingkungan masyarakat juga merupakan lembaga pendidikan non formal yang
sangat bgerpengaruh kepada prestasi belajar siswa. Apa saja yang diterima
anak dalam keluarga dan sekolah akan dipraktekkan dalam masyarakat.

c. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Untuk meningkatkan hasil belajar pasti ada upaya-upaya yang dilakukan


pendidik agar proses belajar dapat berjalan lancar dan seefektif mungkin. Upaya
yang dilakukan guru adalah menciptakan pembelajaran seefektif mungkin,
mampu merangsang siswa untuk berpartisipasi dalam belajar supaya siswa tidak
hanya duduk dan mendengarkan saja, memancing siswa agar mengeluarkan
semua potensi-potensi yang dimilikinya, serta mempunyai rasa ingin tahu
yang tinggi. Dan mengarahkan peserta didik kearah yang positif dan guru
tetap memperhatikan aspek psikologinya, sehingga peserta didik mampu
belajar dengan mudah.
Selain itu, pendidik juga harus mampu menerapkan berbagai model, metode
maupun strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar.
Dengan pebelajaran tersebut siswa akan mudah menerima dan cepat dalam
penguasaan materi yang diajarkan. Pendidik juga diharapkan mampu memahami
karakter yang fungsinya untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik
dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, dengan
demikian siswa akan mampu belajar dengan mudah dan hasil belajarnya
meningkat.

3. Model Pembelajaran

18
a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (suatu rencana pembelajaran jangka panjang) merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain. Model ialah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak
berdasarkan model itu. Model pengajaran disusun untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Model pembelajaran tersebut juga dapat dijadikan pola
pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

b. Model Pembelajaran Kooperatif


1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi
pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk nmencapai tujuan belar. Pembelajaran
kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.
Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja
kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas
yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara
terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif di antara anggota
kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan
secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi
guru.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting
kelompok- kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota
kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu
masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada

19
waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif


Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi sehingga
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh kelompoknya dan
juga meningkatksn prestasi kelas melalui sharing bersama kawan yang
berkemampuan, memecahkan masalah bersama dan menimbulkan motivasi
belajar siswa dengan bantuan teman sebaya.
Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Setiap anggota memiliki peran;
b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara
belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya;
d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan
interpersonal kelompok;
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahkan mereka sedang bekerja sama
unutk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan
sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa
bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil
terhadap suksesnya kelompok.
b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.
Belajar kooperatif akan me ningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi
dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota
kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah
karena kegagalan seseorang dalam kelompok memengaruhi suksesnya kelompok.
Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan

20
mendapatkan dari teman sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam kooperatif
adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang
dipelajari bersama.
c. Tanggung jawab individual.
Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung
jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan bantuan.
Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain
dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut juga
untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.
d. Proses kelompok.
Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok, proses
kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan
mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement


Division)
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model
pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa terdiri atas berbagai unsur yang berbeda
sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam;,berbeda-beda jenis dan
karakteristiknya.

Model yang dikembangkan oleh Slavin ini melibatkan “kompetisi” antar


kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan,
gender, ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama
dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara
individual melalui kuis-kuis.

21
Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh
kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai
maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang
tinggi.
Slavin menyatakan bahwa model STAD ini dapat diterapkan untuk
beragam materi pelajaran, termasuk sains, yang di dalamnya terdapat unit tugas
yang hanya memiliki satu jawaban yang benar.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:


a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,
dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa, pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.
STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:
a. Presentasi Kelas, menyampaikan indikator yang harus dicapai
hari itu dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi
yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi
dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi, agar siswa
dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki.
b. Tim/ Tahap Kerja Kelompok, kelompok yang dibentuk adalah

22
kelompok yang heterogen beranggotakan 4-5 siswa, yang
mewakili hasil-hasil akademis dalam kelas, jenis kelamin dan
ras atau etnis. Tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang
akan dipelajari. Pada setiap poin, penekanan diberikan pada
setiap anggota kelompok untuk saling membantu anggotanya.
Guru sebagai fasilitator dan motivator. Hasil kerja kelompok
ini dikumpulkan.
c. Kuis/ Tahap Tes Individu, setelah guru selesai meyajikan
materi pelajaran dan pembentukan kelompok, siswa diberi kuis
secara individual. Siswa diharapkan bertanggung jawab untuk
memahami materi secara individual dan tidak boleh saling
membantu dalam mengerjakan kuis.
d. Tahap Perhitungan Skor Kemajuan Individu, skor kemajuan
individu diberikan kepada siswa sebagai hasil prestasi
maksimum yang dapat dicapai dari hasil kerja keras siswa, agar
menjadi umpan balik untuk masa yang akan datang. Setiap
siswa diberi skor dasar yang diambil berdasarkan nilai rata-rata
siswa sebelumnya, selanjutnya skor kuis siswa diperhitungkan
sebagai bantuan poin bagi kelompoknya.

Tahap Pemberian Penghargaan/ Rekognisi Tim, jika memperoleh skor


rata-rata yang telah melebihi kriteria penilaian yang ditetapkan, kelompok-
kelompok siswa yang telah dibentuk dapat diberikan penghargaan berupa
serifikat atau bentuk penghargaan lain.
a) Penyampaian Tujuan dan Motivasi Menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa untuk belajar.
b) Pembagian Kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa
yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam

23
prestasi akademik, gender/ jenis kelamin, ras atau etnik.
c) Presentasi dari Gur Guru menyampaikan materi pelajaran
dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pertemuan tersebut. Di dalam proses
pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
d) Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)Siswa belajar dalam
kelompok yang dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja
sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua
anggota menguasai dan masing-masing memberikan
kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan,
memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila
diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
e) Kuis (Evaluasi)Guru mengevaluasi hasil belajar melalui
pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga
melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-
masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual
dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk
menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab
kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal,
misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat
kesulitan siswa.
f) Penghargaan Prestasi Tim Setelah pelaksanaan kuis, guru
memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan
rentang 0-100.
Tipe STAD yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

24
Strategi pelaksanaan/ siklus aktivitas model STAD menurut Shahran dalam
Tukiran Taniredja adalah sebagai berikut.
a. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang
yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya.
b. Guru memberikan pelajaran.
c. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
d. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi
tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain.
e. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-
rata mereka sendiri sebelumnya.
f. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi
peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai
itu melampaui nilai mereka yang sebelumnya.
g. Nilai-nilai dijunmlah untuk mendapatkan nilai kelompok.
h. Kelompok yang bisa mencapai kriteria tertentu bisa
mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa kelebihan dan


kekurangan dalam meningkatkan penguasaan materi siswa dan untuk
mengembangkan potensi siswa secara efektif, sehingga peran guru tidak lagi
terlalu dominan dan kemampuan berfikir siswa dapat berkembang yang akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun kelebihan
pembeljaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu
masalah.
b. Siswa mudah diawasi dan dibimbing, karena jumlahnya relatif
kecil.

25
c. Siswa mudah berdiskusi, bertukar pikiran dan memecahkan
masalah secara demokratis.
d. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
e. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
f. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki
kekurangan sebagai berikut:
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa
sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru
sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan
pembelajaran kooperatif.

c. Murid yang kurang pandai akan merasa minder bekerja


sama dengan siswa-siswa yang lebih mampu.
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya suka bekerja
sama.
e. Penilaian terhadap individu sulit karena tersembunyi di
balik kelompok.
Jadi karakteristik setiap model pembelajaran itu berbeda- beda, begitu juga
dengan model pembelajaran kooperatif lainnya. Karakteristik kooperatif tipe
STAD adalah penyajian kelas, pembentukan kelompok, kuis, pemberian skor,
perkembangan individu, penghargaan kelompok. Suatu strategi pembelajaran
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Salah satu kelebihan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah semua siswa ikut berperan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sedangkan kelemahannya yaitu
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.

26
4. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut pendapat Putnam, ada tiga tujuan pembelajaran kooperatif tipe STAD
yaitu sebagai berikut.
a. Untuk memperbaiki hubungan kemanusiaan dalam ruang
kelas denganmengembangkan kegiatan saling
ketergantungan dalam keahlian bekerjasama.
b. Untuk meningkatkan prestasi melalui beberapa
kelompok karena siswa dpat belajar dari masing-masing
siswa lain.
c. Memberikan sebuah pilihan persaingan dari hampir
setiap ruang kelas yang akhir-akhir ini menghilangkan
semangat siswa untuk belajar.

4. Mata Pelajaran IPS dan Materi Jenis-jenis Pekerjaan


a. Hakikat IPS

Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial” nama program studi di perguruan tinggi


yang identik dengan sebutan “social studies” dalam kurikulum
persekolahan lain khususnya di negara-negara Barat seperti Australia dan
Amerika Serikat.
Hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran
berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga
dengan memberikan pendidikan IPS saat ini diharapkan dapat melahirkan
warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas
pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia.
Ciri IPS sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dari mata pelajaran agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi
peserta didik sehingga pengorganisasian materi atau bahan pelajaran
disesuaikan dengan lingungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

27
b. Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu. Manusia
perlu bekerja untuk memenuhi dan pempertahankan hidupnya. Contohnya,
menggarap sawah, mencari ikan, menjual barang dipasar,dan membuat
kerajinan. Dengan bekerja seseorang akan mendapat uang. Uang yang diperoleh
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, oleh sebab itu uang teresbut
harus berasal dari hasil kerja yang halal.

Banyak alasan orang yang bekerja yaitu untuk menyalurkan kemampuan yang
dimiliki atau sebagai hobi. Dan juga banyak pihak atau kalangan yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ada beberapa lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta
meliputibidang pertanian, pertambangan, agraris, industri, perdagangan dan jasa
Tujuan manusia bekerja adalah memenuhi kebutuhan hidup,
meningkatkan pendapatan, mengasah keterampilan dan kemampuannya,
mengembangkan bakat dan minatnya, dan memberi identitas diri.
pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan. Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul- Nya agar
mereka mengatakan kepada yang mau bertobat dan membersihkan diri dari dosa-
dosa dengan cara bersedekah. katakanlah, wahai Rasul kepada mereka:
bekerjalah kamu untuk duniamu, akhiratmu, untuk dirimu dan umatmu. Karena
amallah yang menjadi sumber kebahagiaan dan Allah kelak akan melihat
amalanmu. Baik amalanmu itu berupa kebajikan ataupun kejahatan
(kemaksiatan).

Allah juga memerintahkan kepada RasulNya agar menyampaikan kepada


mereka bahwa apabila mereka telah melakukan amal-amal saleh tersebut maka

28
Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai
amal-amal tersebut. Akhirnya mereka akan dikembalikan Nya ke alam
akhirat, akan diberikan ganjaran kepada mereka ataamalan yang telah
mereka lakukan selama hidup didunia. Dari penjelasan tersebut dapat kita
ketahui bahwa juga menjelaskan tentang perintah bekerja dan melakukan
amalan-amalan baik selama hidup didunia.

29
30

Anda mungkin juga menyukai