Anda di halaman 1dari 7

1.

JURNAL I
a. Judul
“Pengalaman Perawat IGD Merawat Pasien Do Not Resuscitate Pada
Fase Perawatan Menjelang Ajal”

b. Hasil Temuan
Hasil Penelitian empat tema yaitu :
1) Memahami kegagalan resusitasi merupakan pasien DNR
2) Melakukan resusitasi sebagai Protap Penanganan awal
3) Berkolaborasi mengambil keputusan DNR,
4) Menyiapkan kematian pasien dengan baik.
Kesimpulannya yaitu pengambilan keputusan DNR (Do Not
Resuscitate) membutuhkan pertimbangan dan pemahaman pada
kriteria DNR, selain itu perawat harus terlibat dalam kolaborasi dengan
tim yang merawat pasien, sehingga keputusan DNR tepat. Perawatan
DNR di IGD memberikan resusitasi sebagai tindakan awal dan
mempersiapkan kematian pasien dengan baik dengan melibatkan
keluarga pasien.

c. Pembahasan
DNR merupakan suatu tindakan spesifik untuk tidak
memberikan resusitasi jantung paru pada pasien, namun tetap
melakukan perawatan rutin (Brizzi, 2012). Keputusan DNR diambil
ketika tindakan CPR selama 30 menit tidak menunjukan ada nadi,
pernafasan dan respon pasien. Penerapan DNR di IGD RSUD Saiful
Anwar yaitu setelah upaya komprehensif mencegah nafas dan henti
jantung tidak menunjukkan adanya perbaikan.
Kriteria pasien DNR menurut Brizzi (2012) yaitu pasien usia 75
tahun dengan penurunan fungsi organ tubuh, telah mengalami stroke
sebelumnya dan perdarahan pada intraventicular dikaitkan dengan
ketidakoptimalan hasil yang dicapai apabila dilakukan CPR. Park
(2000) menyebutkan DNR suatu tindakan penghentian upaya
memperpanjang umur klien. Saczynski (2010) menentukan kriteria
DNR yaitu pasien berusia 85 tahun mengalami penuruanan fungsi
tubuh, dan mengalami ketergantungan untuk melanjutkan hidupnya,
memiliki riwayat komorbiditas seperti diabetes mellitus (DM)
hipertensi, dan gagal jantung.
Pemahaman, dan pengetahuan yang baik terkait DNR
mendukung perawat dalam mengambilan keputusan tepat dan efektif
terkait DNR dan mempersiapkan perawatan menjelang ajal. Hal ini
sejalan dengan yang diungkapkan oleh Wolf, (2015) yang
menyebutkan kurangnya pemahaman patofisiologi penyakit dalam
mengidentifikasi kondisi menjelang ajal menjadi penyebab
ketidaksiapan perawat dalam memberikan dukungan sosial dalam
perawatan menjelang ajal. Sikap yang positif, keyakinan yang tinggi
menjadi indikasi perawat dalam memberikan perawatan menjelang ajal
yang berkualitas. Perhatian dan kepedulian maupun manajemen
holistik menjadi komponen yang penting dalam perawatan menjelang
ajal yang baik.

d. Kesimpulan
Pengambilan keputusan DNR (Do Not Resuscitate)
membutuhkan pertimbangan dan pemahaman pada kriteria DNR.
Selain itu, perawat harus terlibat dalam kolaborasi dengan tim yang
merawat pasien, sehingga keputusan DNR tepat. Perawatan DNR di
IGD memberikan resusitasi sebagai tindakan awal dan mempersiapkan
kematian pasien dengan baik dengan melibatkan keluarga pasien (YA,
YU, TN).

2. JURNAL II
a. Judul
“Pengalaman perawat IGD merawat pasien do not resuscitate pada fase
perawatan end of life di Ruangan IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado”
b. Hasil temuan
Empat tema yang didapati yaitu: Penentuan DNR, Protap Penanganan
Pasien, Pengambil Keputusan DNR, dan Proses Setelah DNR.

c. Pembahasan :
DNR atau do not resuscitation adalah tindakan yang dilakukan
kepada pasien untuk mendapatkan kenyamanan tidak dilakukan CPR
atau cardio pulmonary resuscitation serta menghentikan alat bantu
hidup berdasarkan keputusan dan pertimbangan baik dari keluarga dan
atau tim medis yang ada (Tia & Cornelia, 2017).
Penentuan DNR dapat didasarkan pada kondisi pasien seperti
umur, jenis kelamin, harapan hidup (Tia & Cornelia, 2017) sejalan
dengan itu Junod, Marobia, A de Torrente (2018) dalam penelitianya
mengemukakan penentuan DNR ditentukan mulai dari umur, jenis
kelamin, status kesehatan pasien (medical diagnosis) dan tingkat
perkembangan mental klien berdasarkan status pasien dari dokumen
yang perawat susun. (maria, 2017). Ada pun menurut Brizzi (2012)
kriteria pasian DNR yaitu pasien yang berusia >75 tahun dan
mengalami kondisi seperti penurunan fungsi organ, mengalam stroke
serta perdarahan pada intraventicular terkait tidak berhasilnya proses
CPR yang telah dilakukan.

d. Kesimpulan
Penentuan untuk melakukan DNR di ruangan IGD RSUP Prof.
Dr. R. D Kandou Manado sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.
Pengambilan keputusan DNR (Do Not Resuscitate) yang tepat
memerlukan kolaborasi antara dokter dan perawat agar penanganan
tepat sasaran sesuai tujuan berfokus pada prioritas tidak dapat
membuat keputusan secara sepihak, keterlibatan keluarga dalam
penentuan DNR juga penting. Alur penanganan pasien yang dilakukan
oleh tim medis sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
3. JURNAL III
a. Judul
“Pengalaman perawat dalam merawat pasien dengan DNR di ruang
ICU RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”
b. Hasil temuan
Penelitian menghasilkan 10 tema yaitu
1) Kesesuaian penerapan prosedur DNR,
2) Sumber informasi DNR inadekuat,
3) Penolakan labelling,
4) Strategi penerimaan labeling,
5) Kompleksitas eksistensi hak keluarga-pasien,
6) Perawatan bermartabat,
7) Dilema psikis,
8) Empati,
9) Inkonsistensi iklim kolaborasi,
10) Perlindungan legalitas.

c. Pembahasan
Penentuan DNR diputuskan oleh dokter sesuai dengan hasil
pemeriksaan maupun berdasarkan usulan perawat. Pengalaman dalam
pengambilan keputusan DNR terkait siapa yang berhak menentukan
diagnosa DNR tersebut didukung oleh Brizzi (2012) bahwa diagnosa
DNR ditentukan oleh dokter dengan melihat berbagai pertimbangan
seperti kondisi pasien dan rekomendasi perawat. Setelah rencana
diagnosa DNR diambil maka sesegera mungkin keluarga diberikan
informasi mengenai kondisi pasien dan rencana diagnosa DNR.
Pemberian informasi dapat dilakukan oleh dokter sendiri ataupun
bersama-sama dengan perawat. penegakkan diagnosa DNR dapat
diputuskan setelah didapatkan hasil dari proses penyampaian informasi
kepada keluarga pasien. Keluarga pasien dapat saja menerima ataupun
menolak rencana diagnosa DNR tersebut dengan pertimbangan-
pertimbangan yang telah disampaikan oleh dokter dan perawat.

d. Kesimpulan
DNR merupakan satu tindakan yang tidak mudah untuk
diputuskan. Banyak faktor yang terkait dengan keputusan DNR.
Informasi DNR yang dimiliki perawat haruslah adekuat agar keputusan
tindakan DNR dilakukan dengan tepat. Adanya penolakan labelling
oleh keluarga, empati dan dilema yang dirasakan perawat, iklim
kolaborasi inkonsisten, ternyata tidak mengahalangi perawat untuk
tetap mendapatkan perawatan bermartabat dengan tetap melihat
kompleksitas eksistensi hak pasien-keluarga. Hal yang lebih penting
lagi adalah bahwa setiap keputusan yang diambil haruslah dilegalkan
dalam bentuk dokumentasi dan saksi diperlukan sebagai penguat
jaminan perlinduungan legalitas.

4. JURNAL IV
a. Judul
“Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Do Not Resuscitation (Dnr)
Dengan Sikap Merawat Pasien Di Icu Rsud Panembahan Senopati
Bantul”

b. Hasil Temuan
Tingkat pengetahuan responden tentang DNR sebagian besar
berada pada kategori baik. Sikap perawat dalam merawat pasien DNR
sebagian besar dikategorikan baik. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan perawat tentang DNR dengan sikap perawat dalam
merawat pasien DNR di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul.

c. Pembahasan
Tingkat pengetahuan responden mengenai DNR terbanyak
adalah baik dengan jumlah 17 responden dan sikap perawat dalam
merawat pasien DNR paling banyak adalah baik dengan jumlah 18
responden. Tidak ada responden yang memiliki kategori tingkat
pengetahuan kurang dengan sikap merawat kurang, pengetahuan
kurang dengan sikap merawat baik sebanyak 2 responden,
pengetahuan baik dengan sikap merawat kurang kurang sebanyak 1
responden, pengetahuan baik dengan sikap merawat baik sebanyak 16
responden. Berdasarkan hasil uji somer’s didapatkan hasil Pvalue
0,679 (>0,05). Tingkat pengetahuan perawat tentang DNR di RSUD
Panembahan Senopati Bantul kategori tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 2 responden, Sedangkan kategori tingkat pengetahuan baik
sebanyak 17 responden.
Analisa bivariat pada penelitian ini, yaitu menghubungkan
tingkat pengetahuan terhadap sikap perawat dalam merawat pasien
DNR. Untuk kategori tingkat pengetahuan, sebanyak 2 responden
dalam kategori tingkat pengetahuan kurang dan sebanyak 17
responden dalam kategori tingkat pengetahuan baik, sedangkan untuk
kategori sikap perawat, sebanyak 1 responden dalam kategori
penanganan kurang dan sebanyak 18 responden dalam kategori
penanganan baik, berdasarkan hasil uji somer’s didapatkan hasil P
value 0,379 (>0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap sikap perawat dalam
merawat pasien DNR di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
d. Kesimpulan
Tingkat pengetahuan responden tentang DNR sebagian besar
berada pada kategori baik. Sikap perawat dalam merawat pasien DNR
sebagian besar dikategorikan baik. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan perawat tentang DNR dengan sikap perawat dalam
merawat pasien DNR di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati
Bantul.

Anda mungkin juga menyukai