Anda di halaman 1dari 11

QBL 9

INFUS

1. Jelaskan keuntungan dan kerugian rute pemberian obat secara infus IV!

Jawabannya:

 Keuntungan

a. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target
berlangsung cepat.
b. Absorsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi lebih dapat
diandalkan.
c. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankan
maupun dimodifikasi.
d. Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuskular atau subkutan
dapat dihindari.
e. Sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang
besar, iritasi atau ketidak stabilan dalam traktus gastrointestinalis.
 Kerugian

a. Tidak bisa dilakukan “drug recall” dan rnengubah aksi obat tersebut sehingga resiko
toksisitas dan sensitivitas tinggi.
b. Kontrol pemberian yang tidak baik bisa rnenyebabkan “speed shock”.
c. Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu kontaminasi mikroba melalui titik akses
ke sirkulasi dalam periode tertentu, iritasi vaskular seperti flebitis mekanik dan
kimia, inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan CSS, dosis muatan (DL), laju infus (R)!

Jawabannya:

 CSS atau konsentrasi obat pada keadaan tunak: pada keadaan tunak atau plateu konsentrasi
obat menjadi tetap setelah sebelumnya mengalami peningkatan. Pada keadaan tunak, laju
obat yang meninggalkan tubuh sama dengan laju obat masuk tubuh (laju infusi). Berikut
adalah gambaran kurvanya dan persamaan matematisnya:
R = laju infusi (orde 0),

k = konstanta eliminasi (orde 1),

Vd = Volume Distribusi,

Cl = Clearance

Dalam model kompartemen 1, obat yang diinfuskan mengikuti masukan orde nol dan
keluaran orde kesatu. Perubahan yang terjadi pada jumlah obat dalam berbagai waktu
(dDB/dt) selama infus merupakan laju masukan dikurangi laju keluaran.

Integrasi dan subtitusi pada persamaan diatas menghasilkan persamaan berikut:

 Dosis muatan (DL): Dosis muatan atau dosis obat awal pada bolus yang digunakan untuk
memperoleh konsentrasi tunak secepat mungkin. Berikut adalah gambaran kurvanya dan
persamaan matematisnya:
DL = Loading Dose, Css = Konsentrasi obat dalam keadaan tunak, Vd = volume
distribusi, k = konstanta eliminasi, R = laju infus

 Laju infus (R): Laju obat infus IV yang masuk ke dalam tubuh untuk mencapai efek
farmakologis per satuan waktu. Laju obat masuk merupakan zero order.

R = Laju Infus, Css = Konsentrasi obat dalam keadaan tunak, Vd = volume distribusi, k =
konstanta eliminasi

3. Jelaskan tujuan pemberian dosis muatan (loading dose) dan bagaimana bentuk kurvanya!
Jawabannya:

Dosis muatan atau dosis bolus awal dari suatu obat digunakan untuk memperoleh
konsentrasi tunak secepat mungkin. Dosis muatan R/k diberikan, diikuti dengan infusi IV,
sehingga konsentrasi obat dalam plasma tunak diperoleh dengan segera dan dapat
dipertahankan. Mengapa diinginkan konsentrasi pada keadaan tunak? Hal ini dikarenakan
dalam praktik klinis, aktivitas suatu obat akan teramati saat konsentrasi obat mendekati
konsentrasi obat dalam plasma yang diharapkan, yang umumnya merupakan konsentrasi
obat target atau konsentrasi keadaan tunak yang diharapkan. Berikut ini gambaran kurvanya.

Ket: apabila hanya infus IV yang diberikan, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
tunak menjadi lebih lama; apabila hanya DL yang diberikan, kurva menunjukan kesamaan
seperti kurva bolus IV dimana konsentrasi maksimum akan dicapai langsung Ketika
pemberian IV yang selanjutnya diikuti oleh penurunan konsentrasi seiring berjalannya waktu
akibat proses eliminasi oleh tubuh; apabila infus IV diberikan Bersama dengan D L, maka
konsentrasi obat dalam keadaan tunak akan langsung tercapai dan dapat dipertahankan.

Dosis muatan yang diberikan hendaknya sama dengan R/k. hal ini bertujuan untuk
mempertahankan kadar tunak secara cepat. Berikut kurva yang menggambarkan pengaruh
nilai dosis muatan dan R/k pada tercapainya konsentrasi tunak.
Ket:

- Kurva a: jika dosis muatan yang diberikan lebih besar dari R/k konsentrasi obat dalam
plasma, maka waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi obat dalam plasma
ke konsentrasi tunak yang diinginkan lebih Panjang

- Kurva b: jika dosis muatan yang diberikan sama dengan nilai R/k, maka konsentrasi
tunak akan dapat langsung dicapai

- Kurva c: jika dosis muatan lebih kecil dari R/k, konsentrasi obat dalam plasma akan
naik secara lambat ke konsentrasi tunak obat, tetapi lebih cepat daripada tanpa
pemberian dosis muatan

- Kurva d: jika suatu infusi tanpa dosis muatan, hal ini dapat menyebabkan dibutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mencapai konsentrasi tunak dibandingkan dengan
pemberian dosis muatan.

4. Seorang wanita (50 tahun, 70 kg) dengan fungsi ginjal yang normal diberikan obat secara
Infus IV. Berdasarkan literatur, waktu paruh eliminasi obat 8 jam dan Vd 30% BB.
Farmakokinetik obat diasumsikan mengikuti proses orde satu. Konsentrasi yang diharapkan
mencapai 15 μg/ml.

a. Jika diasumsikan tidak ada dosis muatan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai 90% Css?

b. Berapa besar dosis muatan yang dibutuhkan? Berapa ampul yang disarankan untuk
diberi secara IV bolus, jika obat tersedia dalam ampul 100 mg/ampul.

c. Berapa laju infus obat ? Berapa tetes per menit harus diinfuskan jika setelah diberi dosis
muatan dimasukkan 2 ampul ke dalam kantong infus 250 ml?

d. Berapa Klirens total?

e. Jika pasien tiba-tiba dinyatakan gagal ginjal parsial, jelaskan pengaruhnya terhadap
pencapaian 95% Css!

Jawab :
Pada pasien gagal ginjal parsial, nilai k berkurang, hal ini karena eliminasi obat pada
pasien gagal ginjal berkurang. Di sisi lain nilai volume distribusi dan R tetap, sehingga
nilai Css akan menjadi besar.

f. Jika klirens total berkurang 50% karena gagal ginjal parsial, berapa laju infus yang
direkomendasikan untuk mempertahankan Css 15 μg/ml.

g. Jika infus diberikan selama 2 hari lalu dihentikan, hitung kadar obat 2 jam setelah infus
dihentikan!

Jawab:
5. Tn W (laki-laki, 55 tahun, 70 kg) diberikan antibiotik secara infus IV. Waktu paruh
eliminasi obat tersebut adalah 6 jam dan Volume distribusi sebesar 0,3 L/kg. Obat tersebut
diberikan dalam ampul 50 ml dimana konsentrasinya adalah 12,5 mg/ml. Konsentrasi pada
keadaan tunak adalah 25 μg/ml.
a. Berapa laju infus yang anda rekomendasikan?
b. Apakah diperlukan dosis muatan? Jika ya, kapan diberikan dan berapa dosis muatan
yang dibutuhkan untuk pasien ini?
c. Pabrik obat merekomedasikan laju infus obat 15 ml/jam, Apakah Anda setuju? Jelaskan
alasannya!
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai