Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

OLEH:
MUHAMMAD FATHURRAHMAN
R1B118041

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
Soal :
Buatlah Uraian atau Penjelasan Tentang Hal-Hal Sebagai Beikut :
1. Regulasi atau peraturan yang mengatur tentang kegiatan industri di Indonesia.
2. Industri manufaktur, klasifikasi produksi, faktor-faktor produksi dan keterkaitan sistem Industri
Manufaktur !
3. Teori lokasi industri !
4. Deindustrialisasi, jenis, penyebab, dampak dan cara mencegah deindustrialisasi. 5. Dampak
pembangunan industri.

Jawab :

1. UU 3 tahun 2014 tentang Perindustrian memiliki dasar pertimbangan bahwa

pembangunan nasional di bidang ekonomi dilaksanakan dalam rangka menciptakan

struktur ekonomi yang kukuh melalui pembangunan industri yang maju sebagai motor

penggerak ekonomi yang didukung oleh kekuatan dan kemampuan sumber daya yang

tangguh, pembangunan industri yang maju diwujudkan melalui penguatan struktur

Industri yang mandiri, sehat, dan berdaya saing, dengan mendayagunakan sumber daya

secara optimal dan efisien, serta mendorong perkembangan industri ke seluruh wilayah

Indonesia dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional yang

berlandaskan pada kerakyatan, keadilan, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan

mengutamakan kepentingan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian sudah tidak sesuai dengan perubahan

paradigma pembangunan industri sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang

baru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian

disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 di Jakarta oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang

Yudhoyono, berlaku setelah diundangkan pada tanggal 15 Januari 2014 oleh

Menkumham Amir Syamsudin. Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang

Perindustrian ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014


Nomor 4 dan Penjelasan Atas UU 3 tahun 2014 tentang Perindustrian ditempatkan pada

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492, agar seluruh orang

mengetahuinya.

2. Pengertian Industri Manufaktur, Industri manufaktur adalah suatu proses yang

merupakan bagian dari cabang industri yang menggunakan sejumlah peralatan

modern seperti mesin industri, yang menggunakan sejumlah peralatan modern seperti

mesin industri, program manajemen yang teratur dan terukur untuk melakukan

traspormasi barang mentah menjadi barang jadi dan layak jual. Tahapan-tahan dalam

industri manufaktur membutuhkan sebuah proses untuk berproduksi dan integrasi dari

berbagai macam komponen yang di gunakan. Perusahaan manufaktur merupakan

penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri

manufaktur di sebuah negara juga dapat di gunakan untuk melihat perkembangan

industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat di lihat baik dari aspek

kualitas produk yang di hasilkan maupun kinerja industri secara keseluruhan. Sejak

krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi

perekonomian nasional, perkembangan industri di indonesia secara nasional belum

memperlihatkan perkembangan yang mengembirakan. Bahkan perkembangan industri

nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering terlihat merosot ketimbang

grafik peningkatannya.

Beberaapa contoh perusahaan manufaktur, Perusahaan tekstil ini adalah contoh

perusahaan manufaktur yang paling banyak beroprasi di indonesia. Kelebihan yang di

miliki perusahaan ini adalah bisa menyerap banyak tenaga kerja karena merupakan

industri padat karya, dalam melakukan proses produksinya, perusahaan ini mengolah

serat kayu, kapas dan bulu binatang terutama domba yang di olah menjadi benang,
kemudian dari benang lagi di olah lagi menjadi kain. Inilah yang di maksud dengan

teknologi rekayasa yang menggunakan mesin atau alat produksi.

3. Teori Lokasi Industri menurut Alfred Weber – Seorang ahli ekonomi, geografis dan

sosiologis Jerman yang bernama Aflred Weber mengemukakan sebuah Teori tentang

penentuan Lokasi Industri pada tahun 1909 dalam bahasa Jerman, 20 tahun kemudian

pada tahun 1929 diterjermahkan ke dalam bahasa Inggris dan menjadi titik awalnya

pemikiran industri modern mengenai studi dan analisis penentuan lokasi industri.

Teori Lokasi Industri pada dasarnya merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang

lokasi secara geografis serta pengaruhnya terhadap berbagai macam usaha dan

kegiatan.

4. Pengertian Deindustrialisasi, Deindustrialisasi adalah salah satu fenomena dimana


terjadinya penurunan produktivitas dalam bisnis manufaktur. Penurunan tingkat
produksi tersebut mengakibatkan menurunnya nilai tambah rill dalam sektor
manufaktur terhadap pendapatan nasional. International Monetary Fund berpendapat
bahwa deindustrialisasi berdampak pada penurunan persentase jumlah pekerja di
sektor manufaktur jika dibandingkan dengan total pekerja nasional. Perekonomian
nasional mendapat permasalahan cukup serius dikarenakan deindustrialisasi.
Penurunan jumlah pekerja di sektor industri sangat berpotensi lemahnya daya beli
masyarakat. Jika dibiarkan, maka kondisi ini akan memperparah kondisi Negara yang
pemasukannya berkurang dikarenakan produksi industry manufaktur yang rendah.

Jenis Deindustrialisasi, Deindustrialisasi Positif : Tentu kita tahu bahwa


deindustrialisais merupakan kondisi dimana sektor industri nasional berhenti
berkembang karena pembangunan ekonomi yang sudah mencapai puncaknya. Hal ini
menyebabkan berkurangnya ruang sektor industri untuk tumbuh. Meski demikian,
deindustrialisasi positif ini tidak membahayakan kesehatan ekonomi suatu Negara.
Bahkan kondisi ini mampu meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan
pekerjaan yang lebih luas sehingga mengurangi pengangguran di Indonesia.
Deindustrialisasi Negatif : Deindustrialisasi negatif berbanding terbalik dengan
deindustrialisasi positif, kondisi deindustrialisasi negatif terjadi karena adanya
ketidakseimbangan structural perekonomian di Indonesia sehingga mencegah
pertumbuhan full employment pada suatu Negara. Hal ini biasa disebut sebagai
fenomena patologis atau pathological phenomenon. Fenomena tersebut terjadi karena
kinerja industry manufaktur nasional yang memburuk. Hal ini disebabkan
produktivitas industry manufaktur yang berhenti dan melambat sehingga kontribusi
terhadap perekonomian nasional mengalami penurunan akibat kalah kompetisi. Disisi
lain, jumlah pengangguran yang meningkat dari sektor manufaktur tidak dapat
terserap oleh sektor jasa karena perekonomian yang melambat.

Penyebab Deindustrialisasi, Deindustrialisasi terjadi bukan tanpa penyebab, adapun


penyebab terjadinya deindustrialisasi adalah sebagai berikut:

1. Hilangnya Daya Saing, Dengan biaya tenaga kerja yang meningkat hal ini akan
menggeser keunggulan komparatif suatu Negara. Akibatnya pemanufaktur berpindah
ke Negara lain dengan upah yang lebih murah.

2. Tekanan Persaingan, Masuknya barang impor dengan harga yang murah


mengancam manufaktur domestic. Tanpa adanya intervensi dari pemerintah, maka
perusahaan domestic dapat tutup karena tidak ada kompetitif dibandingkan dengan
barang impor.

3. Hilangnya Tenaga Kerja Terampil, Pasokan tenaga kerja bisa saja tidak sesuai
dengan standar industry. Hal ini bisa disebabkan kualitas pendidikan yang buruk dan
lain sebagainya. Kemudian emograsi orang yang terlatih berkontribusi terhadap
berkurangnya pasokan tenaga kerja domestic.

4. Pelarian Modal, Banyak perusahaan yang merelokasikan pabriknya dari suatu


Negara. Diamana dua diantaranya memiliki alasan guna mencari upah yang lebih
murah atau terjadinya guncangan ekonomi politik di Negara tersebut.

5. Investasi Baru Rendah, Iklim investasi yang kurang mendukung akibat


kebijakan pemerintah yang buruk.
6. Peralihan Ke Sektor Jasa, Sektor jasa yang memiliki nilai tambah lebih tinggi
dibandingkan sektor manufaktur. Hal ini disebabkan saat ekonomi berkembang,
kontribusi manufaktur sering menurun akibat banyaknya yang merelokasikan
produknya ke mitra dagang, dan mereka lebih fokus terhadap layanan. Hal inilah yang
menyebabkan fasilitas produksi perusahaan besar ada di luar Amerika Serikat.

Dampak Deindustrialisasi Terhadap Perekonomian

Pergeseran struktur ekonomi tentu mendatangkan biaya dan manfaat. Diantara biaya-
biaya ekonomi tersebut salah satunya adalah meningkatnya pengangguran structural.
Hal ini terjadi karena pekerjaan di sektor manufaktur yang hilang. Meski lapangan
pekerjaan di tempat lain tersedia, namun faktor lain seperti spesialisasi menghambat
mobilitas tenaga kerja. Selain itu, deindustrialisasi memberikan dampak yang mampu
mengganggu perekonomian di wilayah tertentu yang bergantung pada sektor
manufaktur. Kemudian deficit transaksi berjalan yang persisten. Hal ini dikarenakan
sektor manufaktur yang berkurang maka perkonomian membeli beragam produk dari
luar negeri dan mengarah pada impor yang lebih tinggi dan ekspor yang menyusut.
Namun, transisi dapat membawa kesejahteraan dan penghasilan yang lebih tinggi
karena ekonomi beralih ke sektor jasa yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Kesejahteraan juga berlangsung di luar negeri karena relokasi membawa aliran modal
masuk ke Negara tujuan yang membawa dampak positif bagi ekonomi di Indonesia,
baik terhadap pertumbuhan ekonomi maupun pada penyerapan tenaga kerja.
Kemudian pekerjaan di sektor jasa juga dinilai lebih kreatif dan tidak perlu
membebani secara fisik, hal ini memungkinkan tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi.
Dampak terakhir adalah berkurangnya degradasi lingkungan. Umumnya industri
manufaktur seringkali membawa polusi yang dapat merusak lingkungan. Dengan
berkurangnya industri manufaktur maka berkuranglah polusi lingkungan.

Cara Mencegah Deindustrialisasi Deindustrialisasi positif tentu tidak akan menjadi


masalah, namun bagaimana jika deindustrialisasi negatif? Tentu harus dicegah bukan?
Untuk itu, berikut merupakan cara mencegah deindustrialisasi negatif:

1. Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Bidang Industry


Sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam bergeraknya perindustrian nasional.
Karena itu, pemerintah haruslah memperhatikan pembangunan kualitas SDM industri seperti
adanya pelatihan, meningkatkan kreativitas dan daya inovasi, serta menyediakan sumber
pembiayaan pelatihan SDM tersebut.
2. Menciptakan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri Secara Merata
Untuk menghindari menurunnya produktivitas industri dalam negeri, maka pemerintah dapat
menciptakan wilayah pusat industri. Hal ini bertujuan untuk mendorong tumbuhnya sektor
industri yang dapat mendongkrak sektor industri nasional.
3. Menciptakan Industry Berskala Besar
Dengan adanya perbaikan sistem intensif di sektor industri maka dapat merangsang motivasi
pekerja sektor industri untuk semakin optimal dalam memberikan keahliannya.
4. Memperbaiki Sistem Intensif di Sektor Industri
Penggunaan teknologi dalam dunia industri sudah terbukti mampu meningkatkan efisiensi
dan produktivitas industri. Sehingga industri di Indonesia harus mengimplementasikan
berbagai teknologi mutakhir sebagai pusat operasional industri.
5. Mendorong Pertumbuhan UMKM
Dengan menoptimalkan industri UMKM maka dapat memberikan dampak besar pada
kemajuan perekonomian dan sektor industri nasional.
6. Menciptakan Mekanisme Perizinan yang Fleksibel dan Efisien
Pemerintah sebaiknya memikirkan cara untuk menciptakan alur birokrasi yang fleksibel dan
efisien agar tidak langsung mendongkrak kemampuan industry nasional.
7. Melakukan Diversifikasi Manufaktur
Diversifikasi sektor manufaktur harus diiringi dengan meningkatnya kualitas industri agar
dapat tergabung dalam bagian global value chain yang mampu mendorong pertumbuhan
industry nasional.
8. Melakukan Perbaikan Kebijakan Fiskal Moneter
Kebijakan fiskal dan moneter yang dirombak pemerintah harus berfokus pada penguatan
posisi keuangan di Indonesia guna menghadapi defisit CAD tingkat terbatas.

5. Dampak pembangunan industry terdiri dari dua yaitu dampak positif dan negative,

1) Dampak Positif
Pada umumnya, negara-negara maju di dunia, sebagian besar perekonomiannya ditunjang
oleh sektor industri. Pembangunan industri banyak memberikan dampak positif bagi
kehidupan bangsa, di antaranya:
 Terpenuhinya kebutuhan masyarakat oleh hasil industri dalam negeri sehingga pada
barang-barang buatan luar negeri.

 Industri turut meningkatkan pemasukan devisa bagi negara.

 Pembangunan industri berarti membutuhkan tenaga kerja yang akan mengurangi


pengangguran.

 Meningkatkan pendapatan (income) masyarakat.

 Memungkinkan terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri, misalnya jasa


angkutan, perbankan, perumahan, dan lain-lain.

 Mendorong masyarakat berpikir lebih maju dan ekonomis, dan.

 Menunda usia perkawinan (usia subur) generasi muda/moral restrain.


2) Dampak Negatif
Pembangunan industri memang tidak selalu menguntungkan karena ada beberapa dampak
negatif yang merugikan, yaitu:

 Berkurangnya lahan pertanian yang subur, karena pembangunan industri memerlukan


lahan yang cukup luas, baik untuk mendirikan industri itu sendiri maupun untuk prasarana
lainnya, seperti perumahan, perkantoran, dan lain-lain.

 Industri dapat menimbulkan pencemaran, terutama berupa pencemaran udara, air,


tanah dan pencemaran suara. Limbah industri yang tidak melalui pengolahan lebih dahulu
akan merugikan kesehatan dan mata pencaharian petani di sekitarnya.
 Timbulnya gaya hidup yang lebih menyukai buatan luar negeri (impor) karena
tuntutan gengsi semata.

 Terjadinya arus urbanisasi yang meningkat di kota-kota, dan

 Tumbuhnya perilaku konsumerisme dalam masyarakat dan gaya hidup yang boros.

Anda mungkin juga menyukai