Tanggal Penjabaran kegiatan terkait topik yang Anggota yang hadir Bukti foto diskusi kelompok dan hasilnya
didiskusikan dalam diskusi
O4 Juni 2021 Penurunan harga saham yang signifikan fifat Maulana tersebut sangat erat hubungannya dengan (1904441043) siaran pers yang dilakukan manajemen PT ・ Firdausyi N Perusahaan Gas Negara Tbk sehari sebelum . (1904441011) Dalam siaran pers tersebut dinyatakan bahwa ・ M Rio Haryo terjadi koreksi atas rencana besarnya volume (1904441060) gas yang akan dialirkan, yaitu mulai dari 150 ・ Rama Surian MMSCFD menjadi 30 MMSCFD. Dan terdapat (1904441035) Pernyataan bahwa tertundanya gas in yang ・ Zefanya Chintya semula akan dilakukan pada akhir Desember (1904441051) 2006 tertunda menjadi Maret 2007. Penundaan proyek komersialisasi pemipaan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk dari Sumatra Selatan sampai Jawa Barat dan yang membuat informasi ini berhubungan erat dengan kasus anjloknya harga saham PGN.
Kasus yang dialami oleh PT Perusahaan Gas
Negara Tbk diawali oleh fakta sebagai berikut
Penurunan harga saham PT Perusahaan Gas
Negara sangat erat dengan siaran pers yang dilakukan manajemn perusahaan sehari sebelumnya tertanggal 11 Januari 2007. Pernyataan bahwa ditundanya proyek komersialisasi pemipaan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007.
Dugaan adanya insider trading sangat terasa
pada saat harga saham PGN anjlok pada harga Rp 7.400,00. Jatuhnya harga saham tersebut dilihat tidak wajar, karena merujuk pada harga sebelumnya Rp 9.650,00 berarti telah jatuh sebanyak 23,36%. Melihat dengan jatuhnya harga saham dalam penjualan dibursa efek, patut diduga bahwa adanya kesalahan atau pun kesengajaan dalam hal transaksi yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Kala itu, saham PGN merosot hingga 23,32%
atau Rp 2.250 menjadi Rp 7.400 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 9.650. sebanyak 186,2 juta saham ditransaksikan. Dan katagori orang dalam kasus PGN sebagaimana dimaksud di Undang-undang Pasar Modal adalah Kementrian BUMN, sebagai pemegang saham, manajemen emiten, serta Danareksa Sekuritas, Bahana Securitas dan Credit Suisse sebagai konsultan
Penundaan proyek komersialisasi pemipaan
gas PT Perusahaan Gas
Negara Tbk (PGN) dari Sumatra Selatan
sampai Jawa Barat dan yang membuat
informasi ini berhubungan erat dengan kasus
anjloknya harga saham PGN, yaitu manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk baru menjelaskan penundaan
komersialisasi gas pada 11 Januari 2007.
Proyek kemersial pemipaan gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk ini berawal
dari Pada tanggal 26 Juni 2003, Perusahaan
mengadakan Perjanjian Jual Beli Gas
Untuk Proyek Sumatera Selatan sampai Jawa
Barat dengan Pertamina untuk
penyaluran gas dari Sumatera Selatan ke Jawa
Barat, yang diambil dari lapangan
minyak dan gas bumi yang dikembangkan
oleh Pertamina melalui fasilitas
lapangan gas di daerah operasi hulu Sumatera
bagian selatan. Pertamina menyetujui untuk menyalurkan gas sejumlah 1.006 bcf ditambah penyaluran gas
yang akan disesuaikan dengan kemampuan
lapangan berdasarkan usaha terbaik
Pertamina. Perjanjian ini akan berakhir untuk
jangka waktu 20 tahun atau hingga kuantitas yang diperjanjikan telah tercapai, mana yang terjadi lebih dahulu. Pembayaran pembelian gas dijamin dengan ”standby letter of credit” yang diterbitkan oleh PT Bank Mandiri
Jadi setelah berdiskusi singkat untuk
mementukan kasus yang akan dibahas sebagai tugas makalah dan presentasi hukum etika profesi pasar modal mengenai kasus- kasus terkait dengan pelanggaran kode etik profesi pasar modal, kami memutusan untuk mengambil kasus insider trading (PT Gas Negara). Dimana kasus ini bermula dari terjadinya penurunan secara signifikan harga saham PGN di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta), yaitu sebesar 23,36 persen, dari Rp9.650 (harga penutupan pada tanggal 11 Januari 2006) menjadi Rp7.400 per lembar saham pada tanggal 12 Januari 2007. direksi juga menyatakan bahwa tertundanya gas ini (dalam rangka komersialisasi), yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007. Informasi yang dirilis tersebut sebenarnya sudah diketahui oleh manajemen PGN sejak tanggal 12 September 2006 (informasi tentang penurunan volume gas) serta sejak tanggal 18 Desember 2006 (informasi tertundanya gas in)i