Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“PENILAIAN ”
OLEH:
HIDAYATUR RAHMI
18129265
Seksi : 18 BKT 10
Penilaian merupakan salah satu aspek penting pada proses pendidikan. Penilaian
merupakan langkah untuk menghimpun berbagai informasi yang digunakan untuk
penentuan kebijakan proses pembelajaran (Uno & Koni, 2012); (Custer & et al, 2000, p.
3)pada skala kelas ataupun skala nasional. Mardapi (2008, p. 5) mengemuka-kan bahwa
penilaian merupakan suatu aspek penentu kualitas pendidikan. Mardapi (2008,
p.6)mengemukakanpenilaiansebaiknyamencakup proses penelusuran, pengecekan,
pencarian, dan penyimpulan. Menurut Per-mendiknas No. 20 Tahun 2007, agarproses
penilaian berjalan dengan baik maka penilai-an harus sahih, objektif, adil, terpadu, ter-
buka,menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, dan akuntabel.
D. Prosedur Penilaian
1. Menentukan Tujuan
Penentuan tujuan penilaian merupakan langkah awal dalam rangkaian kegiatan
penilaian secara keseluruhan, seperti untuk penilaian harian, tengah semester,
akhir semester. Sehingga di sini jelas apa yang akan dinilai.
2. Menentukan Lingkup Bahan yang Akan Dinilai
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan
untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah
ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi
mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
3. Menentukan Teknik Penilaian yang Akan Dipakai
Pemilihan alat asesmen yang tepat tidak hanya mampu membantu guru untuk
memperoleh data atau informasi mengenai suatu proses dan hasil belajar, namun
juga akan sangat bermakna bagi peserta didik. Alat asesmen yang tepat akan
memberikan petunjuk kepada peserta didik sehingga sejak awal mereka bisa
mengetahui berbagai kegiatan konkrit yang harus mereka lakukan di dalam proses
pembelajaran.
Teknik-teknik asesmen yang dipilih juga harus memberi kesempatan kepada
pembelajar untuk menentukan secara khusus apa yang telah dicapainya dan apa
yang harus mereka lakukan untuk memperbaiki unjuk kerja (performance)
mereka. Oleh karena itu, guru harus bisa memilih metode asesmen yang
memungkinkan dapat memberikan umpan balik yang bermakna terhadap
pembelajar.
4. Pengembangan Instrumen
Untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar, tentunya memerlukan instrumen/alat
yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan.
Instrumen evaluasi hasil belajar yang disebut juga alat penilaian yang akan
digunakan, tergantung dari metode/teknik evaluasi yang dipakai, apakah teknik
tes atau teknik bukan tes (non tes) apabila menggunakan teknik tes maka alat
penilaiannya berupa tes, sedangkan teknik non-tes alat penilaiannya berupa
macam-macam alat penilaian non-tes.
5. Melakukan Pengukuran
Pelaksanaan pengukuran untuk teknis tes maupun teknik non tes hampir sama,
oleh karena itu akan diuraikan pelaksanaannya secara umum. Adapun prosedur
pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut :
a) Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran, yakni suatu kegiatan untuk
mempersiapkan ruangan yang memenuhi syarat-syarat pelaksanaan
pengukuran yang meliputi syarat penerangan, luas ruangan, dan tingkat
kebisingan.
b) Melancarkan pengukuran, yakni kegiatan evaluator melaksanakan
pengukuran terhadap siswa dengan bentuk kegiatan berikut :
1) Memberitahukan peraturan pelaksanaan pengukuran, membagikan
lembar soal dan lembar jawaban, atau melakukan pengamatan, atau
melakukan wawancara, atau membagikan daftar cocok
2) Mengawasi kedisiplinan siswa mematuhi peraturan pelaksanaan
pengukuran,
3) Mengumpulkan lembar jawaban dan lembar soal.
c) Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban siswa
untuk memudahkan penskoran
Tes diagnostik dan tes klistis adalah dua jenis alat pengukuran lain yang
digunakan sebagai pelengkap. Dua jenis tes ini terutama digunakan untuk
mempelajari peserta didik secara individual. Sebenarnya masih ada jenis tes lain
yang kadang-kadang juga digunakan di sekolah, yakni tes kepribadian. Namun
demikian, tes ini kurang memperoleh perhatian karena validitas informasi yang
diperolehnya bersifat semu dan guru mengalami kesulitan dalam mengajukan
pertanyaan inventori
6. Pengolahan Hasil Pengukuran dan Penafsiran Hasil Penilaian
Pengolahan hasil penilaian dilakukan oleh pendidik untuk memberikan makna
terhadap data yang diperoleh melalui penskoran. Sedangkan untuk penafsiran
hasil penilaian, guru membuat deskripsi hasil penilaiannya.Dari pelaksanaan
penilaian (melalui pengukuran atau tidak) dapat dikumpulkan sejumlah data atau
informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar.
E. Bentuk Penilaian
Secara teori bentuk penilaian dibedakan tes dan non tes.
1. Tes
Terry Overton (dalam Basuki, 2015:21) mendefinisikan tes sebagai suatu metode
pengukuran untuk menentukan kecakapan siswa dalam menyelesaikan suatu tugas atau
menunjukkan suatu penguasaan keterampilan, maupun penguasaan pengetahuan.
Nurkencana (1993) menegaskan bahwa tes adalah suatu cara untuk mengadakan
penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan siswa sehingga
menghasilkan nilai tingkah laku maupun prestasi dan dapat dibandingkan dengan siswa
lainnya sesuai standar yang ditetapkan.
Tes terdiri dari 2 yaitu :
a) Tes lisan yaitu sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang disusun secara
terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para siswanya tanpa melalui media
tulis. (Ratnawulan 2015:163)
b) Tes Tulisan tau sering disebut paper and pencil test adalah tes yang menuntut
jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis Tes ini tediri tes objektif, tes
uraian dan juga tes Perbuatan.
1) Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa yang dinilai oleh
siapa pun hasilnya objektif atau sama. Bentuknya ada isian, benar salah,
pilihan ganda, menjodohkan, asosiasi pilihan ganda dan sebab akibat.
(Asrul,2015:45)
2) Tes uraian adalah suatu bentuk tes yang jawabanya menggunakan kata-
katanya sendiri. Tes uraian ada dua jenis yaitu jawaban dengan uraian
bebas dan jawaban dengan uraian terbatas. (Widiyanto, 2018:125)
3) Tes perbuatan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji
yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang
kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya
(Asrul,2015:51)
2. Penilaian non tes
Penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan
tes. Alat pengukur non tes berupa rangkain pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang kurang distandarisasikan dan yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar. (Widiyanto, 2018:148).
Terdiri dari observasi, kuesioner, wawancara, unjuk kerja, pemberian proyek dan
portofolio. Instruemen yang dipakai dapat berupa pedoman observasi, angket,
pedoman wawancara, lembar penilaian. Lembar penilaian yang yang baik untuk non
tes disertai dengan rubrik yang berisi tentang aspek yang dinilai, kriteria dan bobot
penilaian.
Arikonto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : Bina Aksara
Asrul, dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media
Haryati, Mimin. Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung
Persada Press
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Samudra Biru
Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Press.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya
Uno, H. B., & Koni, S. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.