Anda di halaman 1dari 15

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III


Angkatan XXII

PENGUATAN KINERJA PERENCANAAN


BERBASIS INDIKATOR KINERJA UTAMA DAERAH
(PERAN BENTOR KUDA)

OLEH :

WILLIEM DAVID FREDRIK GAINAUGASIRAY, S.Pi, M.Sc


SEKRETARIS BADAN PERENCANAAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KABUPATEN KEPULAUAN ARU
NDH : 03/Latpim Tk.III-XXII

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN MANAJEMEN


PEMERINTAHAN, LEMBAGA ADMINISTRASI
NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Makassar, 22 Agustus 2019


A. DESKRIPSI (Terobosan, Apa, & Nilai Tambah)
PERAN BENTOR KUDA merupakan akronim dari proyek perubahan yang berjudul

“PEnguatan KinERja PererencanaAN BErbasis INdikaTOR Kinerja Utama DAerah”,


merupakan proyek perubahan yang dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Aru oleh reformer sebagai
upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM aparatur perencanaan di daerah agar memiliki kemampuan
dalam menyusun, mengukur dan mengevaluasi dokumen perencanaan daerah baik berupa RPJMD,
Renstra, RKPD, Renja-OPD dan Rencana Kerja dan Anggaran, dimana dalam pelaksanaan proyek
perubahan ditargetkan dapat merumuskan dan mengukur serta mengevaluasi Indikator Kinerja Utama
(IKU) Daerah sebagaimana RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2016-2021.
Melalui kerjasama yang efektif diharapkan lembaga yang berkompetensi dimaksud, dapat
melakukan pendampingan secara berkala kepada Pemerintah Daerah khususnya kepada Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) guna menjamin kemandirian dan
keberlanjutan daerah dalam menyusun, mengukur dan mengevaluasi RPJMD secara akurat. Hal ini
tentunya bermanfaat untuk menjamin konsistensi perencanaan dan adanya upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas sistem perencanaan daerah dan kualitas dokumen perencanaan di daerah secara
berkelanjutan.

B. LATAR BELAKANG
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia merupakan satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) merupakan
dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun, dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, sementara rencana
pembangunan tahunan merupakan rencana kerja pemerintah yang disusun setiap tahun sebagai
penjabaran dari RPJM. Rencana Pembangunan Jangka Menengah pada tingkat daerah dikenal sebagai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah serta
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan
Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Kabupaten Kepulauan Aru adalah daerah yang dimekarkan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram
Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku. Sesuai dengan periodesasi
pembangunan maka Kabupaten Kepulauan Aru sementara melaksanakan RPJMD yang ke-tiga (2016-
2021) dan saat ini telah memasuki tahun ke-empat dan akan berakhir pada bulan Februari Tahun

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 1


2021. Sejalan dengan itu maka dalam pelaksanaan RPJMD dimaksud pemerintah daerah harus
melakukan evaluasi terhadap RPJMD sehingga dapat diketahui capaian kinerja RPJMD sebagai
bahan masukan dalam siklus perencanaan daerah.
RPJMD Kabupaten Kepulauan Aru telah menjabarkan skenario pembangunan selama lima
tahun dengan tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan indikator kinerja dan target
kinerja masing-masing indikator. Dengan adanya indikator dan target kinerjanya maka akan mudah
untuk mengukur tingkat keberhasil atau capaian kinerja daerah dalam pelaksanaan pembangunan,
pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan. Selain dapat mengetahui tingkat keberhasilan
pembangunan, dari hasil evaluasi dapat juga dianalisis dan dideteksi berbagai tantangan yang
dihadapi sebagai penghambat pembangunan.
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Kepulauan Aru atau yang
disingkat Bapelitbang merupakan lembaga teknis daerah di Kabupaten Kepulauan Aru yang memiliki
dua fungsi utama yang strategis yaitu 1). merumuskan kebijaksanaan teknis perencanaan
pembangunan daerah dan 2). menyelenggarakan dan mengkoordinasikan perencanaan pembangunan
daerah. Sesuai dengan fungsi tersebut maka Bapelitbang bertugas menyusun RPJMD,
mengkoordinasi pelaksanaannya dan melakukan evaluasi RPJMD dalam siklus perencanaan di
daerah.
Permasalahan yang dihadapi oleh Bapelitbang dalam melaksanakan fungsinya adalah tidak
dapat dilakukannya evaluasi capaian kinerja pembangunan daerah melalui pengukuran Indikator
Kinerja Utama RPJMD secara terukur dan akurat. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
permasalahan tersebut diantaranya Pertama; belum adanya rumusan Indikator Kinerja Utama Daerah
dalam RPJMD 2016-2021 yang mengakomodasi persoalan penting dan strategis yang dilokalisir
sebagai skala prioritas penting pembangunan dan menjadi instrumen utama evaluasi capaian kinerja
RPJMD., Kedua; target kinera yang tertuang dalam RPJMD dirumuskan berdasarkan tujuan dan
sasaran pembanguan dari tiap-tiap misi dijabarkan sebagai target kinerja daerah namun tidak
tergambar seberapa besar pengaruhnya dalam menjawab misi RPJMD., Ketiga: dalam menyusun
Rencana Kerja (Renja), sebagian OPD tidak menjabarkan indikator kinerja dari tiap kegiatan yang
dilaksanakan secara lengkap dan/tau terukur dimana terdapat indikator kinerja yang tidak sesuai
dengan target kinerja sehingga capaian target indikator kinerja dalam RPJMD sulit ditentukan,
Keempat: tidak konsistennya perencanaan OPD terhadap satu program atau kegiatan dalam
menjawab target pembangunan daerah dalam RPJMD, dan Kelima: masih lemahnya kapasitas
sumberdaya aparatur perencanaan di setiap OPD dalam menyusun dan merumuskan indikator kinerja
pada dokumen perencanaan di OPDnya masing-masing.
Melalui analisis yang mendalam terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Kepulauan Aru 2016-2021 dapat dirumuskan Indikator Kinerja Utama Daerah.
Analisis mendalam tersebut dapat dilakukan oleh aparatur yang memiliki tugas dan fungsi
perencanaan yang dilaksanakan dengan membentuk sebuah forum kerja bersama. Forum kerja yang

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 2


terdiri dari aparatur perencana OPD akan dilatih untuk meningkatkan kemampuannya dalam
menyusun dan mengukur indikator kinerja program dan/atau kegiatan yang akan disusun dan/atau
yang telah ditetapkan dalam RPJMD maupun Rencana Strategis (Renstra) OPDnya masing-masing.
Perumusan dan pengukuran indikator dan target kinerja dalam IKU Daerah (RPJMD) dan/atau IKU
OPD (Renstra-OPD) dijadikan sebagai bahan pelatihan sekaligus sebagai objek pengukuran dalam
pelatihan dimaksud. Pengorganisasian pelaksanaan kegiatan oleh reformer selama masa laboratorium
kepemimpinan dilakukan melalui pelatihan kepada aparatur perencana daerah yang melibatkan
narasumber dari lembaga yang berkompetensi dibidang peningkatan kapasitas dan/atau
pendayagunaan kapasitas SDM aparatur perencanaan di daerah, dan diharapkan dapat meningkatkan
kapasitas SDM aparatur perencana pada seluruh OPD di Kabupaten Kepulauan Aru dimana
konsentrasi menjawab kebutuhan Pengukuran Indikator Kinerja Utama Daerah akan difokuskan pada
beberapa OPD yang berpengaruh kuat terhadap pencapaian Visi dan Misi RPJMD atau OPD yang
menjawab target penyusunan IKU Daerah.

A. TUJUAN DAN MANFAAT


1. TUJUAN
a. Tujuan Jangka Pendek
 Tersedianya rumusan dan target Indikator Kinerja Utama Daerah dan Indikator Kinerja
Utama seluruh OPD
 Terlaksananya evaluasi kinerja pembangunan berdasarkan Indikator Kinerja Utama
Daerah.
b. Tujuan Jangka Menengah
 Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur perencanaan di daerah dalam
menyusun indikator, tolak ukur dan target kinerja dokumen perencanaan
 Terciptanya perbaikan sistem evaluasi perencanaan pembangunan daerah oleh
Bapelitbang.
c. Tujuan Jangka Panjang
Terciptanya kemampuan dan kemandirian aparatur perencanaan di daerah dalam menyusun
dan mengukur indikator kinerja dokumen perencanaan daerah (Renstra, Renja-OPD dan
RKA-OPD) serta evaluasinya secara berkelanjutan.
2. MANFAAT
Manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan Proyek Perubahan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat III ini adalah:
a. Manfaat Jangka Pendek
OPD mampu mengukur dan meningkatkan kinerjanya berdasarkan hasil evaluasi capaian
target kinerja dalam Indikator Kinerja Utama Daerah dan Indikator Kinerja Utama OPD
b. Manfaat Jangka Menengah

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 3


 Meningkatnya kapasitas sumberdaya manusia aparatur perencanaan di daerah
 Meningkatnya kualitas sistem evaluasi perencanaan pembangunan daerah.
c. Manfaat Jangka Panjang
Meningkatnya kualitas penyusunan dokumen perencanaan di daerah secara konsisten dan
berkelanjutan.

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup rencana proyek perubahan ini meliputi :
1. Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka penyiapan personil.
2. Pengumpulan dan analisis data terkait mekanisme penyusunan, pengukuran serta evaluasi
Indikator Kinerja Utama RPJMD 2016-2021.
3. Koordinasi dalam rangka internalisasi/advokasi kepada stakeholder (terbatas) terkait konsep dan
mekanisme perencanaan daerah serta evaluasi RPJMD dengan pendekatan Indikator Kinerja
Utama.
4. Menyusun rancangan bentuk kerjasama lintas stakeholder dan pelatihan dalam merumuskan dan
mengukur target kinerja Indikator Kinerja Utama Daerah.
5. Mengkoordinasikan evaluasi Indikator Kinerja Utama Daerah bersama Team Work.
6. Mengkoordinasikan proses publikasi hasil evaluasi capaian kinerja IKU Daerah.
7. Merumuskan hasil uji publik dan rencana tindak lanjut atas hasil evaluasi IKU Daerah.
8. Menyusun Laporan Akhir Hasil Pelaksanaan Proyek Perubahan.

C. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Gambaran tentang rencana stakeholder yang akan dilibatkan dan perannya dalam proyek
perubahan ini sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Stakeholder Yang Dilibatkan

No. Stakeholder Internal ~ Utama Peranan


1 2 3
1. Kepala Bapelitbang Kabupaten Sebagai pimpinan pada OPD dimana reformer bekerja,
Kepulauan Aru memberikan arahan terkait koordinasi dengan OPD terkait,
selain itu menjadi penentu pelaksanaan dan keberlanjutan
proyek perubahan.

No. Stakeholder Internal ~ Primer Peranan


1 2 3
1. Kepala Bidang dilingkup Sebagai mitra kerja Reformer di Kantor membantu dengan
Bapelitbang Kabupaten mengelola serta melibatkan sumberdaya manusia aparatur
Kepulauan Aru. (Pejabat Eselon IV dan Staf) dibidangnya sebagai tim
efektif dan mengkoordinasi OPD terkait sebagai OPD mitra
sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
2. Kepala Sub Bagian dilingkungan Mengelola dan melibatkan seluruh staf pada Sekretariat

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 4


Bapelitbang Kab. Kep. Aru Bapelitbag untuk berperan sebagai Tim Pendukung Utama
dalam pengerjaan proyek perubahan.

No. Stakeholder Eksternal ~ Utama Peranan


1 2 3
1. Bupati Kepulauan Aru Sebagai kepala daerah memberikan dukungan terkait
kebijakan dan strategi evaluasi pembangunan daerah yang
diprirotaskan sebagaimana dalam visi dan misi RPJMD
melalui pengukuran capaian Indikato Kinerja Utama
Daerah.
2. Sekretarias Daerah Kab. Sebagai koordinator penyelenggaraan Pemerintahan di
Kepulauan Aru Daerah, mampu mengendalikan dan memediasi berbagai
kebijakan dan strategi pembangunan daerah oleh masing-
masing OPD secara bersinergi.
3. Pimpinan DPRD Sebagai mitra Pemerintah Daerah dalam pengambilan
keputusan atau kesepakatan bersama terkait ikut melakukan
fungsi pengawasan berdasarkan hasil evaluasi kinerja
pemerintah daerah yang diukur dari capaian target Indikator
Kinerja Utama RPJMD.

No. Stakeholder Eksternal ~ Primer Peranan


1 2 3
1. Kepala BKPSDM Kabupaten Sebagai OPD mitra dalam tugas analisis kebutuhan
Kepulauan Aru pengembangan kapasitas Sumberdaya Manusia Aparatur
dibidang perencanaan.
2. Kepala Badan Pengelola Sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD) Kepala BPKAD
Keuangan dan Aset Daerah berperan dalam penatalaksanaan keuangan daerah sebagai
(BPKAD) Kabupaten Kepulauan penunjang bagi OPD melaksanakan program dan kegiatan
Aru yang menjadi prioritas daerah.
3. Kepala Dinas Pendidikan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang pendidikan
menjadi masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah

4. Kepala Dinas Kesehatan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk


Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang kesehatan menjadi
masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah

1 2 3
5. Direktur RSUD Cendrawasih Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja terkait jumlah layanan
kesehatan di RSUD menjadi masukan dalam mengukur
capaian kinerja daerah

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 5


6. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
dan Penataan Ruang (PUPR) Kab. mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja bidang pekerjaan umum
dan penataan ruang menjadi masukan dalam mengukur
capaian kinerja daerah.
7. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kab. Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang lingkungan hidup
menjadi masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah.

8. Kepala Dinas Perhubungan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk


Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang perhubungan dan
transportasi menjadi masukan dalam mengukur capaian
kinerja daerah.
9. Kepala Dinas Pertanian Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang pertanian,
peternakan, holtikultura dan tanaman pangan menjadi
masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah.

10. Kepala Dinas Perikanan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk


Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja bidang perikanan menjadi
masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah.

11. Kepala Dinas Pariwisata dan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Ekonomi Kreatif Kabupaten mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja bidang pariwisata dan
pengembangan ekonomi kreatif menjadi masukan dalam
mengukur capaian kinerja daerah.

12. Kepala Dinas Perdagangan dan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Perindustrian Kabupaten mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja terkait industri
pengolahan hasil perikanan, pertanian dan tanaman pangan
menjadi masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah.

13. Kepala Dinas Transmigrasi dan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Tenaga Kerja Kabupaten mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja bidang ketenagakerjaan
menjadi masukan dalam mengukur capaian kinerja daerah.

1 2 3

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 6


14. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Mikro Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja terkait pembinaan
koperasi dan usaha mikro menjadi masukan dalam
mengukur capaian kinerja daerah.
15. Kepala Dinas Penanaman Modal Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
& Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kabupaten Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja terkait penanaman modal
dan kemudahan berusaha menjadi masukan dalam
mengukur capaian kinerja daerah.
16. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja terkait pelayanan bagi
penyandang masalah sosial menjadi masukan dalam
mengukur capaian kinerja daerah.
17. Kepala Badan Pemberdayaan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Masyarakat & Pemerintahan Desa mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kab. Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja terkait pendampingan
penyelenggaraan pemerintahan umum ditingkat Kecamatan
dan Desa menjadi masukan dalam mengukur capaian
kinerja daerah.
18. Kepala Dinas Pemberdayaan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Perempuan & Perlindungan Anak mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja dalam menunjang data
BPMPD.
19. Kepala Dinas Komunikasi dan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Informatika Kabupaten Kepulauan mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Aru menyediakan data capaian kinerja bidang komunikasi dan
informatika menjadi masukan dalam mengukur capaian
kinerja daerah.
20. Kepala Badan Pendapatan Daerah Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Kabupaten Kepulauan Aru mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
menyediakan data capaian kinerja terkait potensi
pendapatan daerah yang menjadi masukan dalam mengukur
capaian kinerja daerah.
21 Kepala Bagian Organisasi dan Menugaskan aparatur dibidang perencanaan untuk
Tata Laksana SETDA Kabupaten mengikuti pelatihan tentang Indikator Kinerja Utama, dan
Kepulauan Aru menyediakan data capaian kinerja terkait analisis jabatan
dan analisis beban kerja yang menjadi masukan dalam
mengukur capaian kinerja daerah.
22. Kepala Bagian Kerja Sama Antar Membantu mediasi kerjasama daerah dengan lembaga
Wilayah SETDA Kabupaten lainnya tekait proyek perubahan.
Kepulauan Aru

No. Stakeholder Eksternal~Sekunder Peranan


1 2 3
1. Kepala Instansi / Lembaga terkait Sebagai narasumber Bimtek Indikator Kinerja Utama
peningkatan kapasitas SDM RPJMD.
aparatur perencanaan di Daerah.

1 2 3

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 7


2. Kepala Bagian Hukum dan HAM Membantu mediasi proses pembentukan rancangan regulasi
SETDA Kabupaten Kepulauan daerah tekait proyek perubahan, membantu mediasi
Aru pengundangan rancangan peraturan terkait proyek
perubahan.
3. Para Camat. Dalam fungsi penyelenggaraan pemerintahan umum
membantu OPD teknis dalam koordinasi pelaksanaan
program dan kegiatan strategis di wilayahnya, dan
memberikan data/informasi terkait penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kecamatan dan desa.

Dari identifikasi stakeholder diatas, net map stakeholder yang terlibat dapat dilihat pada
gambar berikut :

DIREKTUR KEPALA
RSUD BKPSDM
KEPALA DINAS KEPALA BAPENDA
PERTANIAN KEPALA
BPMPD
KADIS KOMUNIKASI
KEPALA DINAS & INFORMATIKA
PERIKANAN KADIS
TRANSMIGRASI &
KEPALA DINAS
PERHUBUNGA TENAGA KERJA
N KADIS
KEPALA DINAS PERDAGANGAN &
LINGKUNGAN PERINDUSTRIAN
HIDUP KADIS PARIWISATA
KADIS KOPERASI & & EKONOMI
USAHA MIKRO KREATIF

PIMPINA
KADIS PENANAMAN N DPRD
MODAL & PTSP

KEPALA DINAS
SOSIAL

KEPALA DINAS KEPALA SEKRETARI BUPATI


KESEHATAN BAPELITBANG S DAERAH

KEPALA DINAS
PENDIDIKAN

Tim Work
REFORMER
KABAG ORGANISASI
DAN TATA LAKSANA

KABAG KERJASAMA
ANTAR WILAYAH
Keterangan :
KABAG HUKUM KABID DILINGKUP : Garis Koordinasi Satu Arah
& HAM BAPELITBAG : Garis Koordinasi Timbal Balik
: Garis Perintah

Gambar 1. Net Map Stakeholder

Dari klasifikasi stakeholder yang terlibat pada Gambar 2. diatas kemudian dibagi dalam ke
kuadran yang menunjukan kepentingan dan pengaruh sebagai berikut :

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 8


~ LATENS ~ ~ PROMOTERS ~

1. Pimpinan Instansi/Lembaga yg terkait 1. Bupati


Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur 2. Sekretaris Daerah
Perencanaan di Daerah 3. Kepala Bapelitbang
4. Pimpinan DPRD

1. Kepala Bagian Hukum dan HAM 1. Kepala BPKAD


2. Para Camat 2. Kepala BKPSDM
3. Kepala Dinas Pendidikan
4. Kepala Dinas Kesehatan
5. Direktur RSUD
6. Kepala Dinas PU-PR
7. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
8. Kepala Dinas Perhubungan
9. Kepala Dinas Pertanian
10. Kepala Dinas Perikanan
11. Kepala Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif
12. Kepala Dinas Perdagangan & Perindustrian
13. Kepala Dinas Transmigrasi & Tenaga Kerja
14. Kepala Dinas Koperasi & Usaha Mikro
15. Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP
16. Kepala Dinas Sosial
17. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
18. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika
19. Kepala Badan Pendapatan Daerah
20. Kepala Bagian Organisasi & Tata Laksana
21. Kepala Bagian Kerjasama Antar Wilayah
22. Kepala Bidang di Lingkup Bapelitbang

APATHETIC DEFENDER

Gambar 2. Kuadran Stakeholder Berdasarkan Pengaruh dan Kepentingan

D. MILESTONE
Milestone atau pentahapan untuk mencapai hasil maksimal dari rencana proyek perubahan
yang ingin dilakukan dapat ditunjukan dalam tabel berikut :

Tabel 2. Milestone Proyek Perubahan Jangka Pendek

No. Milestone Kegiatan Output Waktu


1 Terlaksananya Advokasi - Melapor diri kepada Kepala Bapelitbang - Daftar Hadir Rapat 26-08-2019
Rencana Proyek Perubahan - Koordinasi dengan Pejabat Eselon III di - Notulen Rapat s.d

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 9


Kepada Stakeholder Internal Lingkup Bapelitbang - SK Tim 27-08-2019
- Rapat internal dan penyiapan personil
- Pembentukan Tim Kerja
2 Terlaksananya Advokasi - Menyusun bahan presentasi (dalam rangka - Undangan 28-08-2019
Rencana Proyek Perubahan advokasi) kepada Bupati dan/atau Wakil - Daftar hadir s.d
Kepada Stakeholder Terbatas Bupati dan Sekretaris Daerah - Notulen Rapat 30-08-2019
- Membuat undangan rapat terbatas antara
Reformer bersama Bupati dan/atau Wakil
Bupati, Sekda, Kepala Bapelitbang, Kepala
Bidang dan Kepala Sub Bidang dilingkup
Bapelitbang.
3 Terkumpulnya data untuk - Pembagian tugas kepada Tim Kerja - Surat Permintaan Data 02-09-2019
merumuskan Indikator Kinerja - Koordinasi dengan 22 OPD terkait - Dokumen RPJMD s.d
Utama Daerah - Monitoring dan evaluasi hasil pengumpulan - Renstra OPD terkait 20-09-2019
data - Lakip OPD terkait (tahun
2016, 2017 dan 2018)
- Renja OPD terkait (tahun
2016, 2017 dan 2018)
4 Terlaksananya Bimbingan - Koordinasi mendatangkan narasumber - Surat Bupati/Sekda 09-09-2019
Teknis Indikator Kinerja Utama pelatihan IKU Daerah dari lembaga/ instansi terkait Narasumber s.d
Daerah yang berkompeten. - SPT Koordinasi 27-09-2019
- Pelibatan aparatur perencanaan dari seluruh - Surat Undangan
OPD dalam pelatihan Pelatihan
- Melakukan simulasi penyusunan Indikator - Daftar Hadir
Kinerja Utama Daerah dan OPD - Notulen/Laporan
- Perumusan Indikator Kinerja Utama Daerah pelaksanaan pelatihan
- Draft IKU Daerah
(RPJMD)
5 Terukurnya Indikator Kinerja - Melakukan rapat pembahasan draft IKU - Nota Dinas 23-09-2019
Utama Daerah (RPJMD) Daerah - Undangan Rapat s.d
- Menetapkan target IKU Daerah - Keputusan Bupati 11-10-2019
- Mengukur capaian IKU Daerah tentang Hasil pengukuran
capaian IKU daerah
6 Terlaksananya Uji Publik Hasil - Mengkoordinasikan Pelaksanaan Forum Uji - Undangan Rapat 14-10-2019
Pengukuran Capaian IKU Publik Hasil Evaluasi IKU Daerah - Notulen Rapat s.d
Daerah - Melaksanakan Forum Uji Publik Hasil - Dafrat Hadir 18-10-2019
Evaluasi IKU Daerah yang dihadiri 22 OPD -
terkait
7 Terlakasananya pakta integritas - Mengkoordinasikan pelaksanaan hasil - Draft Peraturan Bupati 11-10-2019
antara Bupati dan OPD dalam evaluasi capaian IKU Daerah antara Bupati tentang Rencana Tindak s.d
melaksanakan hasil evaluasi dan OPD terkait. Lanjut Hasil Evaluasi 21-10-2019
capaian IKU Daerah Capaian IKU Daerah.
- Pakta Integritas Tindak
Lanjut Hasil Evaluasi
Capaian IKU Daerah

Tabel 3. Milestone Proyek Perubahan Jangka Menengah

No. Milestone Kegiatan Output Waktu


1. Terlaksananya Seminar dan/atau - Melaksanaan seminar dan/atau - Keputusan Bupati tentang Februari
Lokakarya Perencanaan Daerah lokakarya perencanaan daerah Standar Teknis Penyusunan 2020 s.d
(secara berkala) Dokumen Perencanaan Daerah Des. 2020
- Draft Konsep tentang
pendekatan perencanaan
pembangunan daerah
Kepulauan Aru
2. Terjalinnya kerjasama dengan - Mengkoordinasikan Kerjasama - Surat Perintah Tugas Februari
Kementerian Pendayagunaan - Merencanakan bentuk kerjasama - MoU 2020 s.d
Aparatur Negara - Penandatanganan MoU - Ranc. Teknokratik RPJMD Des. 2020

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 10


3. Terlaksananya studi banding model - Menyusun Perubahan Rencana - DPPA kegiatan studi banding Juli 2020
pengembangan sistem evaluasi Kerja dan Rencana Kerja dan - Kebijakan yang mengadopsi s.d
perencanaan pembangunan Anggaran Inovasi evaluasi perencanaan Okt. 2020
- Melakukan rapat evaluasi - Daftar Hadir,
mekanisme perencanaan daerah - Materi dan Notulen
- Undangan Rapat
Tabel 4. Milestone Proyek Perubahan Jangka Panjang

No. Milestone Kegiatan Output Waktu


1. Tersusunnya dokumen - Memverivikasi dan mengevaluasi - Renstra OPD, Februari 2021
perencanaan (Renstra, Renja-OPD dokumen perencanaan OPD - Renja-OPD dan RKA-OPD Dst.
dan RKA-OPD) yang memenuhi menggunakan sistem aplikasi
standar penyusunan indikator dan RPJMD.
tolak ukur kinerja - Melakukan evaluasi RPJMD
menggunakan sistem Monitoring
dan Evaluasi RPJMD
2. Terlaksananya studi banding model - Melakukan evaluasi & penyusunan - Rancangan Renja dan RKA Februari 2021
pengembangan sistem evaluasi rencana kebutuhan studi banding, studi banding, pelatihan dan/ Dst.
perencanaan pembangunan pelatihan dan/ atau bimtek atau bimtek perencanaan
perencanaan daerah

E. TIM EFEKTIF DAN TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN


Proyek perubahan yang akan dilaksanakan
MENTOR
memerlukan adanya suatu sistem untuk mengatur dan
mengendalikan hubungan seluruh unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek perubahan. Sistem dimaksud COACH STAKEHOLD
ER
didefinisikan sebagai tata kelola atau sistem tata
hubungan kerja yang dilakukan oleh orang-orang yang REFORM
ER
berada dalam satu tim/kelompok untuk mengadakan
kerjasama dalam mencapai tujuan. Pada Gambar 3 Technical Team
Administrtion
Work
digambarkan sistem kerja atau tata kelola proyek Team Work

perubahan ini.
Tata kelola proyek perubahan dilakukan dalam Gambar 3. Tata Kelola Proyek Perubahan
satu tim secara efektif sehingga setiap unsur dalam
kesatuan sistem memiliki peran dan fungsi masing-masing dan saling berhubungan antara satu unsur
dengan unsur yang lainnya. Tugas atau peran tim efektif tersebut dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Uraian Peran dan Tugas Tim Efektif

No. Uraian Tugas/Peran


1 2 3
1. Mentor / Project - Memberikan dukungan dan arahan teknis kepada reformer
Sponsor - Membantu reformer melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
stakeholder terkait pelaksanaan proyek perubahan yang dilakukan oleh
reformer
2. Reformer - Mengarahkan kelompok kerja baik administrasi maupun teknis dalam
menyiapkan bahan/data proyek perubahan

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 11


- Memimpin langsung kelompok kerja Teknis dalam pelaksanaan kegiatan
- Melaksanakan arahan/kebijakan project sponsor.
- Berkomunikasi & berkonsultasi dengan mentor, stakeholder & coach.
1 2 3
3. Coach - Memberikan bimbingan dan arahan kepada reformer dalam
melaksanakan proyek perubahan
4. Stakeholder - Memberikan saran masukan serta dukungan data kepada reformer untuk
eksternal menyelesaikan rencana proyek perubahan yang dilakukan.

5. Tim Kerja - Menyiapkan data-data yang dibutuhkan dalam penyelesaian rencana


proyek perubahan
- Membantu reformer dalam menyiapkan rencana kegiatan baik secara
administratif maupun teknis terkait rencana proyek perubahan

F. INDIKASI SUMBER DAYA YANG AKAN DIGUNAKAN


1. Sumber Daya Manusia
Tim Kerja yang berasal staf dan pejabat di internal Bapelitbang, bertugas membantu project
leader dalam menyelesaikan proyek perubahan secara administratif maupun teknis. Pimpinan
OPD Stakeholder : Bertindak selaku narasumber yang memberikan masukan konsep, saran dan
pendapat serta kritik dan pembobotan dalam rangka penyelesaian proyek perubahan.
2. Sarana Prasarana
Sarana dan prasaran yang digunakan untuk menyelesaikan proyek perubahan ini, merupakan
sarana dan prasarana yang berasal dari instansi tempat project leader bertugas, berupa komputer,
labtop, printer, jaringan internet dan ATK.
3. Sumber Dana
Sumber dana untuk penyelesaian proyek perubahan ini sebagian bersumber dari kegiatan yang
sejalan dengan tujuan proyek perubahan dan sebagian bersumber dari dana pribadi.

G. IDENTIFIKASI MASALAH/HAMBATAN DAN STRATEGI MENGATASI


MASALAH/HAMBATAN
1. Masalah/Hambatan
Masalah yang mungkin ditemui dan menjadi kendala dalam melaksanakan proyek perubahan
nanti, diantaranya :
a. Stakeholder tertentu yang merasa kinerja buruk akan sulit menerima perubahan akibat adanya
proyek perubahan dan berpotensi menolak sehingga sulit untuk terlibat atau bekerjasama
dalam pelaksanaan Proyek Perubahan.
b. Kesibukan reformer melaksanakan tugas rutin sehingga beberapa pentahapan pelaksanaan
proyek perubahan mengalami pergeseran waktu yang berakibat pada rendahnya kualitas data
dan hasil pelaksanaannya.

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 12


c. Koordinasi dalam tim work yang kurang efektif dikarenakan beberapa anggota tim yang
dilibatkan menyelesaikan tugas rutinnya masing-masing.
d. Keterbatasan anggaran yang diperlukan pada waktu melakukan koordinasi-koordinasi dalam
bentuk rapat-rapat formal.

2. Strategi Mengatasi Masalah/Hambatan


Berdasarkan kemungkinan kendala-kendala yang ditemui diatas, maka strategi yang dapat
digunakan untuk mengatasai masalah-masalah diatas adalah :
a. Memanfaatkan jam kerja efektif, serta membangun komunikasi non formal dan sedapat
mungkin meminta kesediaan Bupati/Wakil Bupati atau Sekda dalam kapasitasnya melibatkan
stakeholder yang bersangkutan dalam mendukung pelaksanaan proyek perubahan.
b. Reformer mendelegasikan tugas rutin kepada staf atau dibagi tugas bersama rekan sejawat,
atau melalui delegasi tugas proyek perubahan kepada tim work untuk dilaksanakan dengan
tetap berkoordinasi menggunakan layanan telekomunikasi yang ada.
c. Memanfaatkan semaksimal mungkin waktu luang ataupun tambahan waktu (lembur) pada
saat kerja efektif tim kerja, sehingga berkesempatan melakukan pekerjaan rencana proyek
perubahan.
d. Sedapat mungkin menyediakan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan
rencana proyek perubahan.

H. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN


Adapun yang menjadi faktor kunci keberhasilan untuk mencapaai keberhasilan proyek
perubahan yang akan dilksanakan adalah sebagai berikut:
1. Motivasi dan keinginan yang kuat dari reformer,
2. Komitmen dari Bupati selaku pemimpin daerah.
3. Dukungan dari segenap stakeholder lain yang terlibat,
4. Dukungan tim internal, mentor dan coach dalam bentuk saran, petunjuk, maupun kebijakan yang
diambil untuk mendorong terlaksananya kegiatan ini,
5. Komunikasi, koordinasi dan konsultasi yang intensif dan efektif, guna penyamaan persepsi dari
semua stakeholder yang terlibat.

I. ADOPSI DAN ADAPTASI


Pada saat mengikuti benchmarking yang dilaksanakan di Kota Malang Jawa Timur Reformer
dikelompokan dalam peserta reformer yang mengunjungi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Malang. Berdasarkan hasil benchmarking diperoleh tiga hal mendasar yang
dapat diadopsi dan diadaptasi sebagai berikut:

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 13


1. Dinas PMPTSP Kota Malang menerepkan Zona Integritas wilayah bebas dari korupsi serta
wilayah birokrasi bersih dan melayani. Hal ini terlihat dari komitmen dan kepercayaan pimpinan
terhadap staf atau pejabat dibawahnya misalnya dalam bentuk pemberina tanggungjawab
mengontol kepada pejabat eselon III secara bergiliran atas aktivitas pelayanan. Model ini dapat
diadopsi untuk meningkatkan integritas pegawai Bapelitbang dalam melaksanakan tugas yang
mungkin saja bersentuhan dengan pelayaan atau verivikasi dokumen perencanaan dari OPD
terkait;
2. Terkait dengan strategi manajemen pengelolaan pekerjaan pelayanan perijinan, dimana dalam
satu hari pengajuan layanan yang diajukan ke Dinas PMPTSP dapat mencapai 100 s.d 200 ajuan
layanan sehingga jika terjadi over kapasitas pekerjaan dalam masa kerja efektif sehari di kantor
maka berkas pekerjaan yang belum selesai dikoreksi dan diverivikasi dibawah pulang ke rumah
untuk diselesaikan agar tidak terjadi penumpukan pekeriaan di hari berikutnya. Manajemen ini
dapat diadopsi terkait dengan tugas verivikasi terhadap rumusan indikator serta tolak ukur dan
target kinerja dalam dokumen perencanaan OPD yang disampaikan kepada Bapelitbang, sehingga
penyelesaianannya dapat sesuai dengan jadual penyusunan dalam siklus perencanaan.
3. Mekanisme mengukur target lamanya penyelesaian ajuan layanan perijinan dalam SOP mulai
dihitung setelah dokumen yang diajukan dianggap lengkap dan benar. Hai ini dapat diadopsi
dimana pada saat OPD yang mengajukan dokumen perencanaan (Renja dan RKA) akan diteliti
terlebih dahulu kelengkapan dan kebenarannya. Kelengkapan dimaksud mencakup ruang lingkup
dokumen yang disampaikan, sedangkan kebenaran mencakup kesesuaian antara rumusan
indikator serta tolak ukur dan target kinerja berdasarkan ruang lingkup kegiatan dan kaitannya
dengan dokumen perencanaan yang menjadi rujukannya.

~ Rancangan Proyek Perubahan ~ 14

Anda mungkin juga menyukai