Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI

PUSKESMAS CIANJUR KOTA KABUPATEN CIANJUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional

Disusun oleh:

Nama: Mohamad Fakri Ghafar

No.Induk Siswa: 181910021

PROGRAM STUDI KEAHLIAN ASISTEN PERAWAT

KOMPETENSI KEAHLIAN KEPERAWATAN

SMK BUNGA PERSADA CIANJUR

TAHUN AJARAN 2020-2021


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.H DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI

PUSKESMAS CIANJUR KOTA KABUPATEN CIANJUR

Lembar Pengesahan Pihak Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bunga Persada Cianjur

Laporan Kegiatan Praktek Kerja lapangan (PKL) yang disusun oleh:

Nama : Mohamad Fakri Ghafar

NIS : 181910021

Program Studi Keahlian : Asisten Perawat

Kompetensi Keahlian : keperawatan

Telah disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Ketua Program Studi Keahlian Pembimbing Sekolah

Asisten Perawat

............................................
............................................... …………………………...

Mengetahui,

Kepala Sekolah WAKASEK Kurikulum

SMK Bunga Persada Cianjur

............................................... …………………………...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.H DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI

PUSKESMAS CIANJUR KOTA KABUPATEN CIANJUR

CIANJUR,..(30-2-2020)

Diketahui oleh:

Kepala Perusahaan/Instansi... pembimbing di Perusahaan/Instansi

............................................... …………………………....... ……...

NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat
limpahan rahmat-Nya yang mana telah memberikan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “
Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Diagnosa Ispa Di Puskesmas Cianjur Kota”.
Atas bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materi yang mendorong
semangan penyusun sehingga laporan ini terwujud dengan tepat waktu. Laporan ini tidak
akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun pengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. . Ibu Rina Andriani S Kep, Ners selaku pembimbing kami dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan selama 2 bulan

2. Ibu mayang mutia Asri,S.ST selaku pembimbing kami dalam melaksanakan


Praktik Kerja lapangan selama 2 bulan.
3. Pemimpin, Staf, Karyawan dan Keluarga Besar Puskesmas Cianjur Kota yang
telah memberi izin, pengarahan, dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi kami.

4. Bpk Agus Salim Soffan,ST, selaku kepala Sekolah SMK Bunga Persada Cianjur

5. Ayah dan ibu yang selalu mendukung dan membimbing kami.

6. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penulisan maupun dari isi laporan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Penyusun berharap dengan adanya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
akan bermanfaat bagi semua pihak

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah Penelitian....................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 3
1. Tujuan praktik kerja lapangan.................................................. 3
2. Tujuan pembuatan laporan....................................................... 4
D. Manfaat Prakteik kerja lapangan.................................................... 4
E. Profil puskesmas ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................ 6

A. Definisi........................................................................................... 7
B. Patofisiologi ................................................................................... 8
C. Etiologi........................................................................................... 9
D. Tanda dan gejala............................................................................. 10
E. Penatalaksanaan medis................................................................... 11
F. Pencegahan .................................................................................... 12

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 13

A. Pengkajian ...................................................................................... 14
1. Biodata ..................................................................................... 15
2. Riwayat kesehatan.................................................................... 16
3. Struktur keluarga ..................................................................... 17
4. Pemeriksaan fisik...................................................................... 18
5. Data social................................................................................ 19
6. Data psikologis......................................................................... 20
7. Data Spiritual............................................................................ 21
8. Data penunjang......................................................................... 22
9. Pengobatan................................................................................ 23
B. Diagnosa keperawatan.................................................................... 24
C. Intervensi........................................................................................ 25

BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 26

A. Kesimpulan..................................................................................... 27
B. Saran .............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29

LAMPIRAN..................................................................................................... 30
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi pendidikan yang
menyiapkan siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari itu kegiatan belajar dan
praktek tidak hanya dilakukan disekolah saja karena di perlukannya pembelajaran
diluar sekolah yang disebut dengan program PKL.

PKL adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar
bagi siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi dengan tugas
langsung di suatu lembaga yang telah ditentukan oleh sekolah sesuai dengan
kompetensi keahliannya.

Maka, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) keperawatan kesehatan dituntut untuk


dapat melakukan program PKL di puskesmas agar siswa/i nya dapat menerapkan ilmu
pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuai dengan etika keperawatan
serta aturan-aturan keperawatan dalam bertugas.

Dalam hal itu pula siswa/i diharapkan agar mengenal jenis penyakit dan
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Maka dalam program PKL ini siswa/i dituntut
untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit serta asuhan keperawatan
yang diambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat melakukan program PKL
tersebut.

PKL ini dilaksanakan di Puskesmas Cianjur Kota dimana saya tertarik dengan
mengambil diagnosa ispa pada pasien Ny H, karena ispa salah satu penyakit yang
sering terjadi di masyarakat dan menduduki peringkat ke-1 dari 10 penyakit di
puskesmas.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Ny.H dengan diagnosa Ispa di


Puskesmas Cianjur Kota Tahun 2020
C. TUJUAN

1. Tujuan PKL

a. Menghasilkan tenaga keperawatan yang berkompeten


b. Menghasilkan tenaga keperawatan yang siap berkompetisi di dunia kerja.
c. Menghasilkan tenaga keperawatan yang bertanggung jawab atas kode etik
profesi,UU yang berlaku dan peraturan sesuai standar profesi yang ditetapkan.
d. Menambah pengalaman, teori, dan praktek terutama di bidang keperawatan.
e. Mengetahui pengelolaan keperawatan di Puskesmas Secara Lengkap
f. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien, keluarga pasien atau
tenaga kesehatan lainnya
g. Mampu mengetahui peran perawat dan memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien di puskesmas  
2. Tujuan Laporan
a. Untuk mengetahui definisi penyakit
b. Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit
c. Untuk mengetahui Etiologi penyakit
d. Untuk mengetahui Tanda dan gejala penyakit
e. Untuk mengetahui Penatalaksanaan penyakit
f. Untuk mengetahui Pencegahan penyakit
g. Untuk mengetahui Pengobatan Penyakit
D. MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
1. Manfaat Bagi Penyusun

a. Lebih mengetahui dunia keperawatan.


b. Mengetahui karakteristik pelayanan keperawatan di puskesmas.
c. Mengetahui jenis-jenis penyakit dan cara pengobatannya.
2. Manfaat Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kerjasama yang baik antar pihak sekolah dan instasi atau
puskesmas yang terkait.
b. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten dibidang keperawatan.
c. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang
keperawatan.
3. Manfaat Bagi Puskesmas

a. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi praktek kerja lapangan
(PKL).
b. Membantu dan meringankan pekerjaan perawat di Puskesmas terkait.
E. PROFIL PUSKESMAS CIANJUR KOTA

A. LATAR BELAKANG

Dalam Rencana Pokok Program Pembangunan jangka panjang bidang kesehatan


dinyatakan bahwa sistem informasi kesehatan perlu di manfaatkan dan dikembangkan
untuk menunjang sepenuhnya Perencanaan Pelaksanaan dan Pengembangan Upaya
Kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bidang kesehatan mengalami tantangan yang berat dan
kompleks. Untuk itu diperlukan evaluasi serta pengkajian analisis dan evaluasi, maka
dengan ini kami sajikan dalam Profil Puskesmas sebagai bahan data tersebut.
Profil Puskesmas menyajikan informasi yang menampilkan beberapa Aspek yang
berhubungan dengan kesehatan yang banyak dipengaruhi oleh keadaan umum dan
lingkungannya. Profil ini digunakan sebagaoi sarana penyediaan dan informasi dalam
rangka evaluasi tahunan.
B. TUJUAN
 UMUM
Tujuan dibuatnya Profil Kesehatan Puskesmas adalah tersedianya data/informasi
yangakurat tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dalam rangkameningkatkan
kemampuan managemen kesehatan secara berhasil dan berdaya guna.
 KHUSUS
 Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan.
 Diperolehnya data/informasi status kesehatan masyarakat.
 Diperolehnya data/informasi tentang upaya kesehatan dan kebijaksanaan ditingkat
Puskesmas yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan dan
informasi.
 Diperolehnya data/informasiuntuk bahan penyusunan dan perencanaan kegiatan
program dan informasi
 Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai
sistem pencatatan dan pelaporan yan ada di Puskesmas
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. DEFINISI ISPA

Ispa merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini di adaptasi
singkatan dalam bahasa inggris Acute Respiratory infections (ARI). Ispa meliputi tiga unsur
yaitu : infeksi, saluran perapasan, dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman mikroorganisme
ke dalam tubuh manusi sehingga berkembang biak menimbulkan penyakit. Saluran
pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta ke organ andeksnya seperti
sinus – sinusnya, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan dalam ispa proses ini dapat berlangsung
selama 14 hari.
(DEPKES 2004)

Berdasarkan pengertian diatas maka ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang
berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung
sampai alveoli paru beserta organ andeksnya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura
(Habehan 2009)

B. PATOFISIOLOGI ISPA

Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, hemofillus, bordetella dan korinebakterium dan virus dari
golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan virus campak),
adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel
udara(droplet infection). mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke
bronkus dan masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit
kepala dan sebagainya (Marni, 2014). Ketika saluran pernafasan telah terinfeksi oleh virus
dan bakteri yang kemudian terjadi reaksi inflamasi yang ditandai dengan rubor dan dolor
yang mengakibatkan aliran darah meningkat pada daerah inflamasi dengan tanda kemerahan
pada faring mengakibatkan hipersensitifitas meningkat dan menyebabkan timbulnya nyeri.
Tanda inflamasi berikutnya adalah kalor, yang mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan
menyebabkan hipertermi yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan cairan yang kemudian
mengalami dehidrasi. Tumor, adanya pembesaran pada tonsil yang mengakibatkan kesulitan
dalam menelan yang menyebabkan intake nutrisi dan cairan inadekuat. Fungsiolesa,
adanya kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan sehingga meningkatkan kerja
kelenjar mucus dan cairan mucus meningkat yang menyebabkan batuk. Adanya infeksi virus
merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Infeksi sekunder bakteri ini
menyebabkan sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga
menimbulkan sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Dampak infeksi
sekunder bakteri pun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang
biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, setelah terjadinya infeksi virus,
dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri (Sylvia, 2005).

C. ETIOLOGI

ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA

antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan

Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, adenovirus,

koronavirus, pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.Masa inkubasi adalah

rentan hari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk kedalam tubuh sampai timbulnya

gejalah klinis yang disertai dengan berbagai gejalah. Infeksi akut ini berlangsung sampai

dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk

beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14

hari.Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet,

batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti

pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas.Umumnya, influenza dikaitkan dengan

gejala yang lebih berat, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi,

bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan

gejala sesak nafas. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau

dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk

menggonggong (barking cough).Cara penularan ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,

darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke

saluran pernapasannya. Terdapat faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan Kuman

(bakteri dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai
kurang ventilasi (peredaran udara) dan bayak asap (baik asap rokok maupun asap api). Selain

itu orang bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan kuman

pada orang lain.

D. TANDA & GEJALA

Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar

penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:

 Batuk
 Bersin
 Pilek
 Hidung tersumbat
 Nyeri tenggorokan
 Sesak napas
 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri otot

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

 Terapi Non-farmakologis

 Penyebab ISPA umumnya adalah virus, sehingga terapi biasanya hanya bersifat
suportif saja.

 Memperbanyak Minum

Memperbanyak minum sebanyak 8 gelas atau lebih dapat menurunkan sekresi mukosa dan
menggantikan kehilangan cairan. Selain itu, minum air putih serta jus dilaporkan dapat
meningkatkan sistem imun.

 Kompres Hangat

Lakukan kompres hangat pada daerah wajah untuk membuat pernapasan lebih nyaman,
mengurangi kongesti, dan membuat drainase lebih baik pada rhinosinusitis. Gunakan lap
hangat atau botol berisi air hangat yang diletakkan di atas wajah dan pipi selama 5-10 menit
sebanyak 3-4 kali dalam sehari jika diperlukan.

 Irigasi Nasal

Irigasi nasal dengan salin dapat meningkatkan kemampuan mukosa nasal untuk melawan
agen infeksius, dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat meningkatkan fungsi mukosiliar
dengan meningkatkan frekuensi gerakan siliar. Irigasi nasal dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan salin isotonik (NaCl 0,9%) via spuit ataupun spray dengan frekuensi  2
kali dalam sehari.

 Terapi Farmakologis

 Terapi farmakologis umumnya bersifat suportif untuk meringankan gejala. Antibiotik


dan antiviral tidak selalu diperlukan pada pasien ISPA.

 Terapi Simptomatik

 Dekongestan oral atau topikal dapat membantu mengurangi keluhan pada pasien
dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan diberikan pada anak di atas 2 tahun karena
efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, dan takikardia. Dekongestan topikal seperti
fenilepinefrin atau oxymetazoline lebih banyak dipakai, sebaiknya digunakan 3-4 hari
saja untuk menghindari efek rebound.

 Antihistamin oral generasi satu dinilai memiliki efek antikolinergik sehingga dapat
digunakan untuk mengurangi rhinorrhea dan bersin. Antihistamin yang biasanya
digunakan adalah chlorpheniramine maleate atau diphenhydramine.

 Guaifenesin adalah mukolitik yang berfungsi untuk mengurangi sekresi nasofaring.


Guaifenesin dinilai dapat menurunkan sekresi dan meningkatkan drainase pada pasien
nasofaringitis atau rinosinusitis, namun bukti klinisnya masih terbatas. Selain itu,
codeine merupakan obat yang sering digunakan pada pasien dengan keluhan batuk.
Codeine berperan sebagai antitusif yang bekerja secara sentral.

o Antiviral

Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada
pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi outbreak influenzae dimana
manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan pada pasien yang
berisiko tinggi mengalami perburukan gejala. Misalnya pada pasien yang sedang
hamil, bayi usia < 6 bulan, pasien usia > 65 tahun, pasien immunocompromised, dan
pasien dengan morbid obesitas. Regimen yang bisa digunakan adalah oseltamivir 2 x
75 mg hingga maksimal 10 hari

o Terapi Antibiotik

Kebanyakan kasus ISPA disebabkan oleh virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak
efektif dan hanya boleh digunakan jika terdapat kecurigaan atau konfirmasi adanya
infeksi bakteri.
F. PENCEGAHAN

 Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.


 Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk
menghindari penularan virus dan bakteri.
 Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini
dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.
 Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan
daya tahan tubuh.
 Olahraga secara teratur.
 Berhenti merokok.
 Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan
dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.

G. PENGOBATAN

 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu
putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.H DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI


PUSKESMAS CIANJUR KOTA KABUPATEN CIANJUR

A. PENGKAJIAN

1. BIODATA

a. Nama : NY.H

b. Umur : 38 Tahun

c. Jenis kelamin : Perempuan

d. Pendidikan : SMP

e. Agama : ISLAM

f. Alamat : JL, Pangeran H.

g. DX Medis : ISPA

h. No. Reg : 293

i Tanggal dikaji : 19-02-2020

Penanggung Jawab :

a. Nama : TN.A

b. Umur : 49 Tahun

c. Pekerjaan : Wiraswasta

d. Alamat : JL, Pangeran H

e. Hubungan keluarga : Suami

2. RIWAYAT KESEHATAN

Riwayat Kesehatan Sekarang


 Px mengatakan batuk, batuk di akbibatkan px telat minum obat batuk
bertambah berat ketika terkena angin dan berkurang saat beristirahat
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
 Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit ini sebelumnya

Riwayat Kesehatan Keluarga

 Pasien mengatakan di antara keluarganya tidak ada yang mempunyai


riwayat penyakit yang sama dengan pasien yaitu ISPA

3. SRUKTUR KELUARGA

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Serumah

4. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO-TOE)

a. Keadaan umum

Kesadaran:

Tanda-tanda Vital:

 TD : 100/80
 N : 80X/Menit
 R : 20X/Menit
 S : 36.C
 BB : 68Kg
 TB : 160 Cm

b. Pemeriksaan kepala

Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, tekstur rambut lurus dan pendek, kulit
kepala terlihat bersih, tidak terdapat kotoran, ketombe maupun kutu, tidak terlihat
benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.

c. Pemeriksaan mata

Bentuk mata simetris, warna sklera putih, konjungtiva non anemis, pupil terlihat
mengecil ketika di berikan rangsangan cahaya, gerakan bola mata baik klien dapat
melihat ke kiri kanan, bawah, atas, klien dapat membaca papan nama perawat
dengan jarak 30cm, klien memakai alat bantu penglihatan yaitu kaca mata karena
(-) saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
d. Pemeriksaan telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris, lubang telinga terlihat bersih tidak terdapat
kotoran/ serumen. Saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
e. Pemeriksaan hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat kotoran, terlihat terdapat bulu getar.
Penciuman klien baik klien dapat membedakan aroma parfum, aroma kopi, dan
kayu putih. Saat dilakukan palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
a. Pemeriksaan mulut
Bentuk mulut simetris, bibir terlihat lembab, warna bibir merah muda, gigi klien
masih lengkap yaitu 32, warna gigi terlihat putih, tidak terdapat karang gigi/ karies
pada dinding gigi. Bergerakan lidah baik klien dapat mengerakan lidahnya ke kiri,
kanan, atas bawah, dan dapat mendorong dinding pipi dengan kuat, pengecapan klien
baik klien dapat membedakan rasa asam, manis& asin.tidak terdapat nyeri tekan.
b. Pemeriksaan dada
Bentuk dada simetris, kulit dada terlihat bersih,saat di perkusi tidak terdapat cairan
pada paru, suara pada bagian paru rensonan dan saat di perkusi daerah hati dalnes.
Saat di palpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan. Saat di denegarkan
pernafasan 22x/menit. Tidak terdapat kelainan suara pada daerah dada.
c. Pemeriksaan perut
Bentuk perut simetris, kulit klien tampak bersih, saat dilakukan perkusi terdapat udara
dilambung klien dalam keadaan kosong (belum terisi makanan) bunyi timpani,
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan tetapi perut terlihat teraba
kembung, saat auskultasi terdengar bunyi bising usus cepat 40x/menit.
d. Pemeriksaan punggung
Bentuk punggung simetris, keadaan kulit punggung bersih tidak terdapat kotoran, saat
di perkusi terdengar ada ruang yang terisi udara, saat dilakkan palpasi tidak terdapat
benjolan mau pun nyeri tekan. Saat di auskultasi dalam punggung normal tidak
terdapat kelainan seperti edema, maupun cairan.
e. Pemeriksaan ekstrimitas
Bentuk kedua tangan dan kaki normal, jari tangan & kaki klien kiri dan kanan
lengkap,pergerakan kedua tangan klien baik klien dapat menggerakan tangannya ke
depan, belakang, kiri maupun kanan serta memutar kedua tangan & kaki klien, saat
dilakukan palpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan pada tangan & kaki.
f. Pemeriksaan genetalia
Bentuk genetalia normal, terdapat bulu pubis, tidak terdapat keputihan, siklus
mentruasi normal yaitu 28 hari, tidak ada kelainan pada genetalia pasien

E. DATA SOSIAL

a. Pendidikan :Klien mengatakan bahwa pendidikan terakhir klien adalah SMP


b. Hubungan Sosial :Klien dapat melakukan hubungan sosial dengan baik di
lingkungan masyarakat dan aktif mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya.
c. Gaya hidup :Gaya hidup klien sederhana, terlihat dari segi penampilan
d. Pola Interaksi :Klien dapat berinteraksi dengan baik dengan pasien lainnya dan
kooperatif dengan segala tindakan yang diberikan kepadanya.

F. DATA PSIKOLOGIS

1. Status Emosi

Pada saat dikaji status emosi klien baik dan klien terlihat tenang.

2. Gaya Komunikasi
Klien cukup terbuka dalam menceritakan setiap masalahnya, dengan menggunakan
bahasa verbal dan nonverbal.

3. Konsep Diri

a. Body Image

Klien mengatakan menerima keadaan dirinya saat ini dan tidak merasa malu dengan
penyakit.

b. Ideal Diri

Klien berharap penyakitnya dapat segera sembuh dan bisa kembali ke rumah
berkumpul dengan keluarganya.

c. Harga Diri

Klien tidak merasa harga dirinya berkurangan akibat penyakitnya yang dideritanya

G. DATA SPIRITUAL:

Klien adalah penganut agama Islam, yang selalu taat menjalankan ibadah, tetapi
selama sakit klien hanya mampu berdo’a untuk kesembuhan dirinya.

H. THERAPY
 Paracetamol 2x1
 Amoxcilin 3x1
 GG 3x1
B. Diagnosa keperawatan

ANALISIS DATA:

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS: Pasien mengatakan Faktor pencetus(cuaca) Penyempitan jalan


batuk di bagian pernapasan b.d ketidak
tenggorokan Penyempitan/Obstruksi efektifan bernafas yang
DO: Pasien tampak Proksimal dari b op pada benar
kesulitan bernafas dengan tahap ekspirasi dan inspirasi
benar
Skala batuk 3(0-5) Mukus berlebih(Batuk)

 TD : 100/80 Tekanan partikel oksigen


 N : 80X/Menit
dialveoli
 R : 20X/Menit
 S : 36.C
 BB : 68Kg
Penyempitan jalan pernapasan
 TB : 160 Cm

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penyempitan jalan pernapasan b.d ketidak efektifan bernafas yang benar
C . ASUHAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.H

Umur : 38 tahun

No.Req : 293

NO PROBLEM INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA&PARAF

DX : TUJUAN:
Penyempitan Batuk berkurang S : Pasien
jalan dan frekuensi menyatakan
pernapasan nafas normal nyeri sudah
berhubungan mulai reda
dengan KRITERIA batuk
ketidak HASIL (NOC) :
efektifan Setelah dilakukan O : Pasien
bernafas tindakan tampak
dengan benar keperawatan 1x24 tenang
DS: Pasien jam keluhan hilang Frekuensi
menyatakan nafas
batuk di RENCANA 13x/menit
bagian TINDAKAN(NIC) Jenis batuk,
tenggorokan Batuk halus
DO: Pasien -Observasi Batuk
tampak -Berkolaborasi A : masalah
kesulitan untuk pemberian teratasi
bernafas terapi obat
dengan - Paracetamol 2x1 P :

benar - amoxcilin 3x1 intervensi
Skala batuk - GG 3x1 dihentikan
3(0-5)

S: Klien
mengatakan
akan
meminum
obatnya

O: Obat
sudah
diresepkan

A: Masalah
teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan

BAB VI

PENUTUP

 SIMPULAN
 Ispa merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini di
adaptasi singkatan dalam bahasa inggris Acute Respiratory infections (ARI).
Ispa meliputi tiga unsur yaitu : infeksi, saluran perapasan, dan akut. Infeksi
adalah masuknya kuman mikroorganisme ke dalam tubuh manusi sehingga
berkembang biak menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung hingga alveoli beserta ke organ andeksnya seperti sinus –
sinusnya, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukan proses
akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan dalam ispa
proses ini dapat berlangsung selama 14 hari.

Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu.

Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama.

Gejala tersebut adalah:

 Batuk
 Bersin
 Pilek
 Hidung tersumbat
 Nyeri tenggorokan
 Sesak napas
 Demam
 Sakit kepala
 Nyeri otot

 PENGOBATAN
 Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
 Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
 Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
 Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu
putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
 Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.

 SARAN

Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat


bagi pembaca. Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca
terutama perawat dalam membuat asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai