Disusun oleh:
NIS : 181910021
Hari :
Tanggal :
Asisten Perawat
............................................
............................................... …………………………...
Mengetahui,
............................................... …………………………...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.H DENGAN DIAGNOSA MEDIS ISPA DI
CIANJUR,..(30-2-2020)
Diketahui oleh:
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat
limpahan rahmat-Nya yang mana telah memberikan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “
Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Diagnosa Ispa Di Puskesmas Cianjur Kota”.
Atas bantuan dari berbagai pihak baik berupa moral maupun materi yang mendorong
semangan penyusun sehingga laporan ini terwujud dengan tepat waktu. Laporan ini tidak
akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penyusun pengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. . Ibu Rina Andriani S Kep, Ners selaku pembimbing kami dalam melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan selama 2 bulan
4. Bpk Agus Salim Soffan,ST, selaku kepala Sekolah SMK Bunga Persada Cianjur
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penulisan maupun dari isi laporan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca. Penyusun berharap dengan adanya Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
akan bermanfaat bagi semua pihak
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah Penelitian....................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 3
1. Tujuan praktik kerja lapangan.................................................. 3
2. Tujuan pembuatan laporan....................................................... 4
D. Manfaat Prakteik kerja lapangan.................................................... 4
E. Profil puskesmas ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................ 6
A. Definisi........................................................................................... 7
B. Patofisiologi ................................................................................... 8
C. Etiologi........................................................................................... 9
D. Tanda dan gejala............................................................................. 10
E. Penatalaksanaan medis................................................................... 11
F. Pencegahan .................................................................................... 12
A. Pengkajian ...................................................................................... 14
1. Biodata ..................................................................................... 15
2. Riwayat kesehatan.................................................................... 16
3. Struktur keluarga ..................................................................... 17
4. Pemeriksaan fisik...................................................................... 18
5. Data social................................................................................ 19
6. Data psikologis......................................................................... 20
7. Data Spiritual............................................................................ 21
8. Data penunjang......................................................................... 22
9. Pengobatan................................................................................ 23
B. Diagnosa keperawatan.................................................................... 24
C. Intervensi........................................................................................ 25
BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 26
A. Kesimpulan..................................................................................... 27
B. Saran .............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29
LAMPIRAN..................................................................................................... 30
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi pendidikan yang
menyiapkan siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari itu kegiatan belajar dan
praktek tidak hanya dilakukan disekolah saja karena di perlukannya pembelajaran
diluar sekolah yang disebut dengan program PKL.
PKL adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar
bagi siswa/i Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi dengan tugas
langsung di suatu lembaga yang telah ditentukan oleh sekolah sesuai dengan
kompetensi keahliannya.
Dalam hal itu pula siswa/i diharapkan agar mengenal jenis penyakit dan
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang
telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Maka dalam program PKL ini siswa/i dituntut
untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit serta asuhan keperawatan
yang diambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat melakukan program PKL
tersebut.
PKL ini dilaksanakan di Puskesmas Cianjur Kota dimana saya tertarik dengan
mengambil diagnosa ispa pada pasien Ny H, karena ispa salah satu penyakit yang
sering terjadi di masyarakat dan menduduki peringkat ke-1 dari 10 penyakit di
puskesmas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan PKL
a. Meningkatkan kerjasama yang baik antar pihak sekolah dan instasi atau
puskesmas yang terkait.
b. Menjadikan lulusan yang siap kerja dan kompeten dibidang keperawatan.
c. Meningkatkan mutu siswa dan siswi dalam kompetensi bidang
keperawatan.
3. Manfaat Bagi Puskesmas
a. Dapat membagi ilmunya kepada siswa dan siswi praktek kerja lapangan
(PKL).
b. Membantu dan meringankan pekerjaan perawat di Puskesmas terkait.
E. PROFIL PUSKESMAS CIANJUR KOTA
A. LATAR BELAKANG
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. DEFINISI ISPA
Ispa merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini di adaptasi
singkatan dalam bahasa inggris Acute Respiratory infections (ARI). Ispa meliputi tiga unsur
yaitu : infeksi, saluran perapasan, dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman mikroorganisme
ke dalam tubuh manusi sehingga berkembang biak menimbulkan penyakit. Saluran
pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta ke organ andeksnya seperti
sinus – sinusnya, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan dalam ispa proses ini dapat berlangsung
selama 14 hari.
(DEPKES 2004)
Berdasarkan pengertian diatas maka ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang
berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud adalah organ mulai dari hidung
sampai alveoli paru beserta organ andeksnya seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura
(Habehan 2009)
B. PATOFISIOLOGI ISPA
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, hemofillus, bordetella dan korinebakterium dan virus dari
golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan virus campak),
adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel
udara(droplet infection). mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke
bronkus dan masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit
kepala dan sebagainya (Marni, 2014). Ketika saluran pernafasan telah terinfeksi oleh virus
dan bakteri yang kemudian terjadi reaksi inflamasi yang ditandai dengan rubor dan dolor
yang mengakibatkan aliran darah meningkat pada daerah inflamasi dengan tanda kemerahan
pada faring mengakibatkan hipersensitifitas meningkat dan menyebabkan timbulnya nyeri.
Tanda inflamasi berikutnya adalah kalor, yang mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan
menyebabkan hipertermi yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan cairan yang kemudian
mengalami dehidrasi. Tumor, adanya pembesaran pada tonsil yang mengakibatkan kesulitan
dalam menelan yang menyebabkan intake nutrisi dan cairan inadekuat. Fungsiolesa,
adanya kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernafasan sehingga meningkatkan kerja
kelenjar mucus dan cairan mucus meningkat yang menyebabkan batuk. Adanya infeksi virus
merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Infeksi sekunder bakteri ini
menyebabkan sekresi mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga
menimbulkan sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Dampak infeksi
sekunder bakteri pun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang
biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, setelah terjadinya infeksi virus,
dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri (Sylvia, 2005).
C. ETIOLOGI
ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA
antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan
Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, adenovirus,
rentan hari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk kedalam tubuh sampai timbulnya
gejalah klinis yang disertai dengan berbagai gejalah. Infeksi akut ini berlangsung sampai
dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14
hari.Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet,
batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti
pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas.Umumnya, influenza dikaitkan dengan
gejala yang lebih berat, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi,
bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan
gejala sesak nafas. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau
dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk
menggonggong (barking cough).Cara penularan ISPA dapat ditularkan melalui air ludah,
darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke
saluran pernapasannya. Terdapat faktor tertentu yang dapat memudahkan penularan Kuman
(bakteri dan virus) yang menyebabkan ISPA mudah menular dalam rumah yang mempunyai
kurang ventilasi (peredaran udara) dan bayak asap (baik asap rokok maupun asap api). Selain
itu orang bersin atau batuk tanpa menutup mulut dan hidung akan mudah menularkan kuman
Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar
penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:
Batuk
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi Non-farmakologis
Penyebab ISPA umumnya adalah virus, sehingga terapi biasanya hanya bersifat
suportif saja.
Memperbanyak Minum
Memperbanyak minum sebanyak 8 gelas atau lebih dapat menurunkan sekresi mukosa dan
menggantikan kehilangan cairan. Selain itu, minum air putih serta jus dilaporkan dapat
meningkatkan sistem imun.
Kompres Hangat
Lakukan kompres hangat pada daerah wajah untuk membuat pernapasan lebih nyaman,
mengurangi kongesti, dan membuat drainase lebih baik pada rhinosinusitis. Gunakan lap
hangat atau botol berisi air hangat yang diletakkan di atas wajah dan pipi selama 5-10 menit
sebanyak 3-4 kali dalam sehari jika diperlukan.
Irigasi Nasal
Irigasi nasal dengan salin dapat meningkatkan kemampuan mukosa nasal untuk melawan
agen infeksius, dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat meningkatkan fungsi mukosiliar
dengan meningkatkan frekuensi gerakan siliar. Irigasi nasal dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan salin isotonik (NaCl 0,9%) via spuit ataupun spray dengan frekuensi 2
kali dalam sehari.
Terapi Farmakologis
Terapi Simptomatik
Dekongestan oral atau topikal dapat membantu mengurangi keluhan pada pasien
dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan diberikan pada anak di atas 2 tahun karena
efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, dan takikardia. Dekongestan topikal seperti
fenilepinefrin atau oxymetazoline lebih banyak dipakai, sebaiknya digunakan 3-4 hari
saja untuk menghindari efek rebound.
Antihistamin oral generasi satu dinilai memiliki efek antikolinergik sehingga dapat
digunakan untuk mengurangi rhinorrhea dan bersin. Antihistamin yang biasanya
digunakan adalah chlorpheniramine maleate atau diphenhydramine.
o Antiviral
Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada
pasien influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi outbreak influenzae dimana
manfaat lebih banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan pada pasien yang
berisiko tinggi mengalami perburukan gejala. Misalnya pada pasien yang sedang
hamil, bayi usia < 6 bulan, pasien usia > 65 tahun, pasien immunocompromised, dan
pasien dengan morbid obesitas. Regimen yang bisa digunakan adalah oseltamivir 2 x
75 mg hingga maksimal 10 hari
o Terapi Antibiotik
Kebanyakan kasus ISPA disebabkan oleh virus, sehingga penggunaan antibiotik tidak
efektif dan hanya boleh digunakan jika terdapat kecurigaan atau konfirmasi adanya
infeksi bakteri.
F. PENCEGAHAN
G. PENGOBATAN
Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu
putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Nama : NY.H
b. Umur : 38 Tahun
d. Pendidikan : SMP
e. Agama : ISLAM
g. DX Medis : ISPA
Penanggung Jawab :
a. Nama : TN.A
b. Umur : 49 Tahun
c. Pekerjaan : Wiraswasta
2. RIWAYAT KESEHATAN
3. SRUKTUR KELUARGA
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Serumah
a. Keadaan umum
Kesadaran:
Tanda-tanda Vital:
TD : 100/80
N : 80X/Menit
R : 20X/Menit
S : 36.C
BB : 68Kg
TB : 160 Cm
b. Pemeriksaan kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, tekstur rambut lurus dan pendek, kulit
kepala terlihat bersih, tidak terdapat kotoran, ketombe maupun kutu, tidak terlihat
benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.
c. Pemeriksaan mata
Bentuk mata simetris, warna sklera putih, konjungtiva non anemis, pupil terlihat
mengecil ketika di berikan rangsangan cahaya, gerakan bola mata baik klien dapat
melihat ke kiri kanan, bawah, atas, klien dapat membaca papan nama perawat
dengan jarak 30cm, klien memakai alat bantu penglihatan yaitu kaca mata karena
(-) saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
d. Pemeriksaan telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris, lubang telinga terlihat bersih tidak terdapat
kotoran/ serumen. Saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
e. Pemeriksaan hidung
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat kotoran, terlihat terdapat bulu getar.
Penciuman klien baik klien dapat membedakan aroma parfum, aroma kopi, dan
kayu putih. Saat dilakukan palpasi tidak terdapat nyeri tekan.
a. Pemeriksaan mulut
Bentuk mulut simetris, bibir terlihat lembab, warna bibir merah muda, gigi klien
masih lengkap yaitu 32, warna gigi terlihat putih, tidak terdapat karang gigi/ karies
pada dinding gigi. Bergerakan lidah baik klien dapat mengerakan lidahnya ke kiri,
kanan, atas bawah, dan dapat mendorong dinding pipi dengan kuat, pengecapan klien
baik klien dapat membedakan rasa asam, manis& asin.tidak terdapat nyeri tekan.
b. Pemeriksaan dada
Bentuk dada simetris, kulit dada terlihat bersih,saat di perkusi tidak terdapat cairan
pada paru, suara pada bagian paru rensonan dan saat di perkusi daerah hati dalnes.
Saat di palpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan. Saat di denegarkan
pernafasan 22x/menit. Tidak terdapat kelainan suara pada daerah dada.
c. Pemeriksaan perut
Bentuk perut simetris, kulit klien tampak bersih, saat dilakukan perkusi terdapat udara
dilambung klien dalam keadaan kosong (belum terisi makanan) bunyi timpani,
saat dipalpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan tetapi perut terlihat teraba
kembung, saat auskultasi terdengar bunyi bising usus cepat 40x/menit.
d. Pemeriksaan punggung
Bentuk punggung simetris, keadaan kulit punggung bersih tidak terdapat kotoran, saat
di perkusi terdengar ada ruang yang terisi udara, saat dilakkan palpasi tidak terdapat
benjolan mau pun nyeri tekan. Saat di auskultasi dalam punggung normal tidak
terdapat kelainan seperti edema, maupun cairan.
e. Pemeriksaan ekstrimitas
Bentuk kedua tangan dan kaki normal, jari tangan & kaki klien kiri dan kanan
lengkap,pergerakan kedua tangan klien baik klien dapat menggerakan tangannya ke
depan, belakang, kiri maupun kanan serta memutar kedua tangan & kaki klien, saat
dilakukan palpasi tidak terdapat benjolan maupun nyeri tekan pada tangan & kaki.
f. Pemeriksaan genetalia
Bentuk genetalia normal, terdapat bulu pubis, tidak terdapat keputihan, siklus
mentruasi normal yaitu 28 hari, tidak ada kelainan pada genetalia pasien
E. DATA SOSIAL
F. DATA PSIKOLOGIS
1. Status Emosi
Pada saat dikaji status emosi klien baik dan klien terlihat tenang.
2. Gaya Komunikasi
Klien cukup terbuka dalam menceritakan setiap masalahnya, dengan menggunakan
bahasa verbal dan nonverbal.
3. Konsep Diri
a. Body Image
Klien mengatakan menerima keadaan dirinya saat ini dan tidak merasa malu dengan
penyakit.
b. Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya dapat segera sembuh dan bisa kembali ke rumah
berkumpul dengan keluarganya.
c. Harga Diri
Klien tidak merasa harga dirinya berkurangan akibat penyakitnya yang dideritanya
G. DATA SPIRITUAL:
Klien adalah penganut agama Islam, yang selalu taat menjalankan ibadah, tetapi
selama sakit klien hanya mampu berdo’a untuk kesembuhan dirinya.
H. THERAPY
Paracetamol 2x1
Amoxcilin 3x1
GG 3x1
B. Diagnosa keperawatan
ANALISIS DATA:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penyempitan jalan pernapasan b.d ketidak efektifan bernafas yang benar
C . ASUHAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Ny.H
Umur : 38 tahun
No.Req : 293
DX : TUJUAN:
Penyempitan Batuk berkurang S : Pasien
jalan dan frekuensi menyatakan
pernapasan nafas normal nyeri sudah
berhubungan mulai reda
dengan KRITERIA batuk
ketidak HASIL (NOC) :
efektifan Setelah dilakukan O : Pasien
bernafas tindakan tampak
dengan benar keperawatan 1x24 tenang
DS: Pasien jam keluhan hilang Frekuensi
menyatakan nafas
batuk di RENCANA 13x/menit
bagian TINDAKAN(NIC) Jenis batuk,
tenggorokan Batuk halus
DO: Pasien -Observasi Batuk
tampak -Berkolaborasi A : masalah
kesulitan untuk pemberian teratasi
bernafas terapi obat
dengan - Paracetamol 2x1 P :
√
benar - amoxcilin 3x1 intervensi
Skala batuk - GG 3x1 dihentikan
3(0-5)
S: Klien
mengatakan
akan
meminum
obatnya
O: Obat
sudah
diresepkan
A: Masalah
teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
BAB VI
PENUTUP
SIMPULAN
Ispa merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini di
adaptasi singkatan dalam bahasa inggris Acute Respiratory infections (ARI).
Ispa meliputi tiga unsur yaitu : infeksi, saluran perapasan, dan akut. Infeksi
adalah masuknya kuman mikroorganisme ke dalam tubuh manusi sehingga
berkembang biak menimbulkan penyakit. Saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung hingga alveoli beserta ke organ andeksnya seperti sinus –
sinusnya, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukan proses
akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan dalam ispa
proses ini dapat berlangsung selama 14 hari.
Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu.
Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama.
Batuk
Bersin
Pilek
Hidung tersumbat
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
PENGOBATAN
Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu
putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan,
untuk melancarkan pernapasan.
SARAN