Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KIMIA DASAR I

“ PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN ANALISIS MELALUI


PENGENDAPAN“

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK : 3

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

 ANGGUN DWI M. S. (RSA1C214009)


 MELATI HERLINA SIHITE (RSA1C214018)
 NIA APRILIA (RSA1C214006)
 SAUMI MALINI (RSA1C214012)
 SITI NADA AYUNI (RSA1C214003)
 SOFIYAN HADI (RSA1C214013)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS JAMBI

2014
PERCOBAAN V

I. Judul : PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN ANALISIS

MELALUI PENGENDAPAN.

II. Hari : SABTU, 15 DESEMBER 2014

III. Tujuan :

1. Memisahkan campuran dengan cara (1) Sublimasi, (2) Ekstraksi, (3) Dekantasi, (4)
Kristalisasi, dan (5) Kromotografi.

2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari barium kromat.

3. Menentukan persentase barium klorida dalam satu campuran.

4. Mendalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi kimia.

5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

IV. Pertanyaan Prapraktek

1. Apa yang dimaksudkan dengan pemisahan komponen dari campuran?

Jawab:

Yaitu memisahkan komponen yang menyusun suatu campuran (zat yang terlarut) dengan
pelarutnya (dapat berupa zat cair, padat, dan gas)

2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang Anda ketahui dan jelaskan prinsipnya!

Jawab:

 Sublimasi : Pemisahan padatan dari suatu campuran berbentuk padatan dengan cara
penguapan. Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
 Ekstraksi : Proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan
perbedaan kelarutan.
 Dekantasi : Proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan perlahan.
Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
 Kristalisasi : Pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan kelarutan. Prinsinp
kerja ialah perbedaan titik uap.
 Kromotografi : Pemisahan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga menempel
pada permukaannya.
 Destilasi : Cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada perbedaan
titik dididhnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?

Jawab:

Harga Rf ialah perbandingan dari jarak yang ditempuh oleh suatu solid terhadap jarak
yang ditempuh.
Harga Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, nada-nada sering ditentukan coraknya
dengan harga Rf. Harga-harga Rf yang identik dari senyawa yang diketahui dan tidak
diketahui.

4. Berikan definisi untuk:

a) Flitral : Zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran.


b) % komposisi : Persentase setiap unsur dalam senyawa.
c) Endapan : Hasil larutan yang tidak ikut tersaring.
d) Stoikiomeri : Ilmu yang mempelajari tentang hubungan bobot dalam reaksi-reaksi
kimia.
e) Supernatan : Senyawa yang digunakan untuk memisahkan cairan dari padatannya
secara perlahan-lahan
f) Hasil teoritis :Banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang berlangsung
sempurna.

5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?

Jawab:

Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/ reaksikan sehingga
tidak terlihat lagi terjadinya pengendapan.

6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak sempurna?

Jawab:

Sebagian bobot yang seharusnya mengendap terpaksa harus menguap karena masih
menyatu dengan bagian larutan yang paling atas.

7. Apakah yang Anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah sember
utama dari kesalahan percobaan tersebut?

Jawab:

Apabila partikel endapan masih terdapat dalam filtrat dilakukan lagi penyaringan
hingga tidak ada lagi partikel dalam filtrat. Sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut
adalah kertas saring yang kurang berkualitas atau proses percobaan itu sendiri yang kurang
teliti dalam melakukan penyaringan.
V. Landasan Teori

Dalam percobaan ini digunakan kromotografi kertas atau jenis kromotografi


partisipasi yang proses pemisahannya didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi setiap
komponen campuran melalui medium stasioner. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fase gerak,
atau pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kepolaran senyawa yang dianalisis terhadap
pelarut.

Dalam sistem kromotografi, perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah
tetap dan merupakan sifat yang khas. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf, yang didefinisikan
sebagai:

jarakyangditempu h zat
Rf =
jarakyangditempu h pelarut

Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar daripada
harga Ksp. Pada percobaan ini larutan barium klorida diendapkan dengan larutan barium
klorida.

BaCl2(aq) + K2CrO2(aq)  BaCrO4 + 2KCl(aq)

Endapan barium kromat disaring.Hasil teoritis barium kromat dihitung dari endapan
yang terbentuk. Semua barium klorida dianggap berubah menjadi hasil. Hasil teoritis
ditentukan dari stoikiometri reaksi.

( Drs. Epinur, dkk, 2012)

Dalam pengendapan, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentites membentuk
senyawa yang sukar larut dalm air.Karena itu, kepekatan zat yang ditentukan itu berkurang.
Selama berlangsungnya proses pengendapan. Perubahan kepekatan yang dialami dekat titik
didih kesetaraan dengan bantuan indicator. Mempunyai persyaratan sebagai berikut:

 Terjadinya kesetimbangan yang harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter
 Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter
 Endapan yang terbentuk harus cukup larut secara terjamin kesempurnaan reaksi
sampai 99%
 Harus tersedia secara penentuan titik akhir yang sesuai
(Ahmad, 1991)

Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat dalam berupa campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai
tekhnik pemisahan dapat ntuk memisahkan campuran. Misalnya, perusahaan air minum,
memperoleh air jernih dan air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk
keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui tekhnik pemisahan, ternyata
menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya.

Metode pemisahan elektrofores didasarkan pada interaksi partikel-partikel bermuatan


oleh medan listrik. Partikel bermuatan listrik negatif akan bergerak ke kutub positif (anoda).
Sebaliknya partikel bermuatan positif akan bergerak ke kutub positif (katoda), sementara
partikel netral tidak bergerak.

(Hendayana, 2006)

Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur dan tidak bercampur.Jika bereaksi maka terbentuk zat baru yang sifatnya
berbeda dari zat semula. Jika zat bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat
dipisahkan kembali dengan cara fisika, misalnya dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi,
dll.

Di bumi ini jarang ditemukan zat murni.Pada umumnya berupa campuran misalnya
air mengandung garam dan gas. Udara berisi nitrogen, oksigen dan gas lain, sedangkan tanah
adalah campuran berbagai zat padat dan air. Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila
partikelnya tersebar dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain.

(Syukri, 1999:350)

Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang sama mempunyai sifat zat asalny,
dengan komposisi tidak tentu dan dapat dipisahkan secara fisika. Pada umumnya, campuran
digolongkan sebagai materi heterogen, artinya tidak seluruh bagian materi ini mempunyai
sifat yang sama. Contohnya tanah, pasir, batu granit, dan kayu. Partikel-partikel zat penyusun
suatu campuran tidak mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat dan
dibedakan.Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa.Campuran tersebut dinamakan larutan.Oleh karena itu, larutan dianggap
sebagai materi homogeny. Berdasarkan ukuran partikel tersebut, zat penyusun campuran
dibedakan sebagai berikut:

1. Larutan,
2. Koloid,
3. Suspensi.

(Irfan Ansyori, 2000 : 55)


VI. Alat dan Bahan

A. Pemisahan Komponen dari Campuran

 Alat:
1. Cawan penguap
2. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
3. Bunsen
4. Kaca arloji
5. Bejana kromotografi / gelas piala 150 ml
6. Kertas saring
7. Pipa kapiler
8. Gunting

 Bahan:
1. NH4Cl 0.1 gr
2. NaCl 0.1 gr
3. SiO2
4. Air
5. Tinta hitam
6. Pelarut elven yaitu butanol, asam asetat, air dengan nisbah 1:2:4

B. Analisis Melalui Pengendapan

 Alat:
1. Timbangan
2. Gelas piala 250 ml
3. Sudip
4. Bunsen
5. Kaki tiga + kasa
6. Kertas saring

 Bahan:
1. 1 gr BaCl2
2. 20 ml air suling
3. K2CrO4 0.2 M 25 ml
VII. Prosedur Kerja

Pemisahan komponen dari campuran

a. Pemisahan dengan cara konvensional

NH4Cl 0,1 g, NaCl 0,1


gdan SiO2 g
 Ditimbang cawan penguap yang kering dan bersih dengan ketelitian
0,01 gram
 Ditimbang cawan penguap dam contoh, kemudian letakkan pada alat
(cara pemanas lihat gambar 10)
 Dipanaskan dengan hati-hati cawan penguap yang berisi contoh asap
putih betul-betul habis.
 Dibiarkan cawan penguap dingin, setelah itu ditimbang.
 Ditambahkan pada padatan yang terbentuk dan aduk selama 5 menit.

25 ml air
 Didekantasi larutan dengan cermat pada cawan penguap lain yang
sudah ditimbang sebelumnya
 Dicuci dengan air sampai padatan betul-betul bebas nacl.
 Ditempatkan cawan penguap yang mengandung larutan nacl di atas
pemanas.
 Dipanaskan dan tutup cawan dengan kaca arloji yang sudah
ditimbang.
 Dibiarkan sampai terbentuk

Kristal NaCl kering


 ditimbang , sambil menunggu terjadinya penguapan pada pengerjaan
di atas

SiO2
 Dikeringkan dengan pambakar bunsen
 Ditempatkan cawan penguap yang mengndung sio2
 Ditutup dengan kaca arloji yang sudah ditimbang ,setelah kering dan
tidak terjadi penguapan lagi dinginkan sampai mencapai suhu kamar
 ditimbang

hasil
b. Pemisahan dengan kromotografi

campuran etanol, asam asetat,


air dengan nisbah 1:1:4
sebanyak 4 sampai 5 ml

 Dimasukan bejana kromotografi atau gelas piala 150 ml.


 Ditutup dengan kaca untuk menjenuhkan bejana dengan eluen.
 Digunting kertas saring dengan ukuran 3 x 10 cm
 Di buat garis ( 3 x 8,5 cm) dengan pensil pada jarak 1-1,5 cm dari
bagian bawah kertas. Dengan menggunakann penotol (pipa kapiler)
buatlah noda pada tinta hitam. Ukuran tinggi kertas dapat
disesuaikan dengan tinggi bejana yang Anda gunakan.
 Digantungkan kertas saring yang telah diberi noda dalam bejana
kromotografi dengan noda harus berada di atas permukaan pelarut.
 Dibiarkan sampain diperoleh pemisahan yang baik.
 Dibiarkan Pelarut bergerak sampai 1 cm menjelang tepi atas kertas
saring.
 Ditentukan harga Rf dari setiap noda yang diperoleh.

hasil

Analisis Melalui Pengendapan

A. Pesentase hasil barium kromat

1 g ( 0,8 sampai 1,2 g)


BaCl2 Timbang gelas piala250 ml dan catat bobotnya

 Dimasukan ke dalam gelas piala250 ml ditimbang kembali


 Ditambahkan

2 ml air suling

 Diaduk-aduk sampai larutan homogen,


 Dimasukkan lagi

larutan K2CrO4 0,2 M


sebanyak 25 ml

 Diaduk-aduk dan amati endapan masih terbentuk.


 Diuji larutan dengan beberapa tetes larutan k 2cro4, apakah
endapan masih terbentuk.Jika endapan dari bacro4 masih
terbentuk,

 Ditambahkan terus k2cro4 sampai endapan bacro4 tidak terbentuk


lagi.
 Dipanaskan sampai mendidih
 Dialihkan dari api, dan saring dengan kertas saring Whatman
yang bobotnya telah diketahui.
 Diambil kertas saring beserta endapannya
 Dikeringkan, timbang, dan catat bobotnya.
 Dihitung hasil teoritis endapan bacro4
 Ditentukan juga persen hasil.

HASIL

B. Persentase barium klorida dalam camnpuran

campuran yang
mengandung barium
klorida

 Dicatat bobotnya
 Diulangi prosedur a.
 Dihitunglah massa barium klorida dalam campuran itu
 diarilah persebtase barium klorida dalam campuran semula.

hasil
VIII. Data Pengamatan

A. Pemisahan dengan cara konvensional


1. Bobotcawan penguap dan contoh semula = 68,2680 gr
Bobot cawan penguap = 68, 1546 gr
Bobot contoh penguap sesudah NH4Cl menyublim = 0,1134 gr
Bobot NH4Cl = 68,0297 gr
Persentase NH4Cl = 238 %

2. Bobot cawan + kaca arloji + NH4Cl = 104,1740 gr


Bobot cawan + kaca arloji = 103,998 gr
Bobot NaCl = 0,18 gr
Persentase SiO2 = 180 %

3. Bobot cawan SiO2 = 68,29 gr


Bobot cawan = 68,2680 gr
Bobot SiO2 = 0,022 gr
Persentase SiO2 = 22 %

4. Bobot sampel = 0,3 gr


Bobot NH4Cl + NaCl + SiO2 = 0,3154
gr
Selisih bobot = 0,0154 gr

Persentase yang dipisahkan:

gr sampel yang terbentuk 0,3154 gr


x 100 % = x 100
gr sampel 0,3
%

= 315, 4 %
B. Pemisahan dengan kromotografi

No. Rf Warna
Nada
1 1,5 Kuning
3
1,5 Orange
3
2 2,9 Ungu
3
3 2 Biru
3
0,5 Orange
3
0,3 Kuning
3
4 3 Merah
3

Analisis Melalui Pengendapan

A. Persentase hasil barium kromat


Bobot piala + BaCl2 = 114 gr
Bobot piala = 113 gr
Bobot BaCl2 = 1 gr
Bobot kertas saring endapan BaCrO4 = 122,42 gr – 113
gr = 9,42 gr

Perhitungan hasil teoritis BaCrO4 = BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl


= 1 gr = 0,048 mol
208 gr/mol
Bobot Endapan BaCrO4( hasil teoritis) = 0,0048 mol x 253 gr/mol = 1,2144
gr
Perhitungan persentase hasil =

B. Persentase Barium klorida dalam campuran


Bobot piala + campuran = 146,47 gr
Bobot piala = 113 gr
Bobot campuran = 146,47 – 113 = 33,47 gr
Bobot kertas saring + endapan BaCl2 = 11,5 gr
Bobot kertas saring = 0,9 gr
Hasil nyata endapan BaCl2 = 122,31 – 113 = 9,31 gr
Bobot Filtrat = 97,73 – 62,37 = 35,36
gr

Perhitungan massa BaCl2 dalam campuran


Massa BaCl2 = mol x Mr
= 0,0015 x 208,4 = 0,3 gr

grendapanteori−teori
Perhitungan persentase BaCl2 dalam campuran = x
teori
100 %
0,5−0,3
= x 100 %
0,3

=66,67%

IX. Hasil dan Pembahasan

A. Pemisahan dengan cara konvensional

Pemisahan komponen ini dilakukan dengan menggabungkan 3 senyawa, yaitu


NH4Cl, NaCl,dan SiO2 yang masing-masing massanya adalah 0,1 gr. Setelah itu
campuran tersebut dipanaskan dalam cawan penguap sampai asap putih yang timbul
benar-benar hilang. Asap putih yang timbul adalah NH4Cl yang menyublim.
Massa NH4Cl = bobot cawan penguap dan contoh bobot cawan setelah mengalami
penyubliman
= 68,2680 gr – 68,0297 gr = 0,2383 gr

Dengan persentase NH4Cl yang terbentuk adalah :


bobot NH4Cl x 100% = 0,238 x 100% = 238 %
bobot sampel = 0,1
Cawan penguap yang berisi sisa campuran tersebut ditambahkan air sebanyak 25
ml lalu diaduk selama 5 menit.Kemudian larutan tersebut di dekantasi sehingga larutan yang
mengandung NaCl terlarut serta endapan SiO2 dapat terpisah. Setelah itu masing-masing
cawan yang berisi larutan NaCl dan endapan SiO 2 dipanaskan hingga mendapatkan Kristal
NaCl 0,2 gr, endapan SiO2 0,18 gr. Dan juga dapat diperoleh persentase NaCl dan SiO2.
 Persentase NaCl

bobotNaClterbentuk
% NaCl = x 100%
bobotsampel
0,18
= x 100 %
0,1

= 18 %

 Persentase SiO2

0,22
% SiO2 = x 100 %
0,1

= 22 %

Dari data-data tersebut, bobot sampel setelah diuraikan adalah NH4Cl + NaCl + SiO2 = ( 0,
2383 gr + 0,18 + 0,022 gr = 0,4403 gr). Sehingga persen bahan yang terpisah dapat
ditentukan dengan:
grzatyangterbentuk 0,3154
x 100 % = x 100 % = 315,4 %
grsampel 0,3

B. Pemisahan dengan kromotografi


Pada percobaan ini dilakukan dengan memberikan noda pada kertas saring yang
dimasukkan kedalam gelas piala berisi campuran butanol, CH 3COOH dan H2O.
Perbandingan ke tiga larutan tersebut adalah 1:1:4. Kemudian gelas piala tersebut
ditutup dengan kaca arloji dan didiamkan hingga jenuh. Dari noda-noda yang
terbentuk, Rfmasing-masing dapat ditentukan.
jarakyangditempu h zat
Rf masing-masing warna =
jarakyangditempu h pelarut

 Noda ke - 1
- Rf kuning = 1,5 cm
3 cm
= 0,5

- Rf Orange = 1,5 cm
3 cm
= 0,5

 Noda ke - 2
- Rf Ungu = 2,9 cm
3 cm
= 0,98

 Noda ke - 3
- Rf Biru = 2 cm
3 cm
= 0,66
- Rf Orange = 0,5 cm
3 cm
=1

- Rf Kuning = 0,3 cm
3 cm
=1

 Noda ke - 4
- Rf Merah = 3 cm
3 cm
=1

C. Analisis Melalui Pengendapan


A. Persentase Barium Kromat
Dalam percobaan ini, kami menimbang gelas piala 250 ml. Dari hasil
penimbangan yang kami lakukan di dapat bobotnya yaitu 113 gr. Kemudian kami
melarutkan 1 gr BaCl2 dengan air sebanyak 25 ml, lalu diaduk sampai larutan
homogeny dan ditambahkan dengan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25 ml. Larutan
tersebut diaduk sampai terbentuk endapan. Jika masih terbentuk endapan kami
menambahkan lagi K2CrO4
hingga endapan BaCrO4 tidak terbentuk lagi.
Setelah itu dipanaskan samp;ai mendidih dibawah nyala api Bunsen, setelah
mendidih, larutan tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring yang sudah
ditimbang dan dicatat bobotnya.
Kertas saring yang telah digunakan kemudian dikeringkan dan dicatat atau
ditimbang lagi bobotnya.

Dari percobaan yang kami lakukan di dapat hasil:


Bobot piala + campuran = 114 gr
Bobot piala = 113 gr
Sehingga dapat ditentukan bobot campuran, yaitu = (1) – (2)
= 114 gr – 113 gr
= 1 gr

Bobot kertas saring + endapan BaCl2 = 2,2 gr


Bobot kertas saring = 0,9 gr
Bobot piala + endapan = 122,42 gr
Sehingga, bobot nyata endapan BaCl2 = (bobot piala) – (bobotpiala + endapan)
= 113 – 122,42
= 9,42 gr

Perhitungan hasil teoritis:


Bobot endapan BaCrO4
BaCl2 + K2CrO4 BaCrO4 + 2KCl
0,02 0,0047 - -
0.0035 0,0035 0,035 0,0035
0,0035 0,0035

gr BaCl2 = mol x Mr
= 0,0035 x 253,4
= 0,89

gr ( endapan−teoritis ) x 100 %
Persen hasil BaCrO4 =
teoritis

9,42
=
0,89
= 91,8 %

X. Diskusi
Pada percobaan 1 kami mencampurkan NH4Cl,NaCl,< dan SiO2 lalu di panaskan
dan asap yang timbul merupakan NH4Cl yang menyublim. Sisa dari campuran tersebut di
tambahkan air dan di aduk serta di dekantasi sehingga larutan NaCl dan SiO2 terpisah.
Setelah itu panaskan lagi sampai NaCl berbentuk kristal. Setelah dingin,timbang masing-
masing dari percobaan tersebut dan di sapat persentase senyawa NH4Cl,NaCl,dan sio2 yaitu
238 %,180 % dan persen air yang terpisah 440%.
Pada pecobaan kedua menurut teori pemisahan warna yang juga menunjukkan
pemisahan komponen di pengaruhi oleh perbedaan fase gerak dan kepolaran senyawa.
Apabila zat-zat tidak terpisah sebagaimana metinya, artinya baik fase gerak maupun
kepolarannya hampir atau bahkan sama. Pada warna 1 terdapat pemisahan 2 warna yaitu
kuning dan orange. Sedangkan warna 2 dan 4 hanya memiliki satu warna yaitu ungu dan
merah. Namun pada warna ke 3 memiliki 3 lapisan warna yang terbentuk yaitu
biru,orange,dan kuning.
Dan pada percobaan terakhir kami berhasil karna massa zat lebih kecil dari massa
menurut teori. Massa zat BaCrO4 = 9,42 dan massa menurut teori = 12,144 dan di dapat
persentase nya yaitu sebesar 4 22,4%.

X. Pertanyaan Pasca Praktek


A. Pemisahan Komponen dari Campuran
1. Gunakan Handbok menjawab pertanyaan ini:
a. Bagaimana cara Anda memisahkan NiCO3 dari Na2CO3?
Jawab: dengan cara kromotografi

b. Bagaimana cara Anda memisahkan AgCl dan BaCl2?


Jawab: dengan cara dekantasi

c. Bagaimana cara Anda memisahkan TeO2 dari SiO2?


Jawab: dengan cara konvensional
2. Apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan itu?
Jawab: Ada, yaitu dengan cara kristalisasi, filtrasi, destilasi, ekstrasi, adsorpsi, dan
kondensasi.
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawab: Karena apabila tidak ditutup, air akan menguap dan akan menyebabkan
ketidaktepatan pengukuran bobot NaCl yang terbentuk.
4. Apa kelebihan dan kekurangan kromotografi?
Jawab:

 Kelebihan:
1. Prosedurnya sederhana dan cukup tepat
2. Tidak diperlukan kuantitas kecil dari zat itu
3. Tidak perlu alat dan senyawa khusus yang mahal
 Kekurangan:
1. Memakan waktu lama
2. Hasil yang diperoleh kurang akurat

B. Analisis Melalui Pengendapan

1. Contoh MgCl2sebanyak 0,552 gr dilarutkan dalam air dan diendapkan dengan


larutan perak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya 1,631 gr, berapakah
persentase hasil?
Jawab:
0,552 gr
mol MgCl2 = x 100 % = 0,0058 mol
94

mol AgCl = 2 x mol MgCl2


= 2 x 0,0058 = 0,01
Gram AgCl = mol x Mr
= 0,01 x 178 = 1,78 gr
1,631 gr
Persentase hasil = x 100 %
18,7
= 91,6 %

2. Batu gamping terutama mengandung kalsium karbonat. Contoh batu gamping


diolah dengan asam hiudroksida dan memberikan reaksi:
CaCO3(g) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Larutan kalsium klorida diuapkan sampai kering, dan ternyata mempunyai
bobot 0,789 gr. Hitunglah persentase kalsium karbonat jika contoh batu
gamping bobotnya 0,750 gr.
Jawab:
0,789 gr
mol CaCl2 = mol CaCO3 = = 0,0071 mol
110

massa CaCO3 = 0,0071 x 100 = 0,71 gr

0,750
Persentase hasil = x 100 %
0,71

= 105,63 %

XII. Kesimpulan
1. Cara-cara pemisahan komponen:
a) Sublimasi : berdasarkan perubahan wujud zat dari padat ke gas
b) Ekstraksi : berdasarkan perbedaan kelarutan
c) Dekantasi : berdasarkan penuangan secara supernatant
d) Kristalisasi : berdasarkan kelarutan
e) Kromotografi : berdasarkan migrasi senyawa
2. Persentase hasil endapan ditentukan dengan cara:

grpraktek
% hasil= x 100 %
grteoritis

3. Stoikiometri dihunakan untuk menentukan mol, massa, volume zat-zat yang terlibat
berdasarkan perbandingan koefisien senyawa-senyawa yang terlibat.

XII. Daftar Pustaka

Ahmad, Hiskia. 1991. Stoikiometri dan Enegitika Kimia. Bandung : Citra Aditya Bakti
Ansyori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta : Erlangga
Epintur, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung : Rosda
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai