DISUSUN OLEH:
KELOMPOK : 3
UNIVERSITAS JAMBI
2014
PERCOBAAN V
MELALUI PENGENDAPAN.
III. Tujuan :
1. Memisahkan campuran dengan cara (1) Sublimasi, (2) Ekstraksi, (3) Dekantasi, (4)
Kristalisasi, dan (5) Kromotografi.
2. Mengendapkan barium klorida dan menentukan persentase hasil dari barium kromat.
Jawab:
Yaitu memisahkan komponen yang menyusun suatu campuran (zat yang terlarut) dengan
pelarutnya (dapat berupa zat cair, padat, dan gas)
Jawab:
Sublimasi : Pemisahan padatan dari suatu campuran berbentuk padatan dengan cara
penguapan. Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
Ekstraksi : Proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan
perbedaan kelarutan.
Dekantasi : Proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan perlahan.
Prinsip yang digunakan berdasarkan perubahan fasa padat menjadi gas.
Kristalisasi : Pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan kelarutan. Prinsinp
kerja ialah perbedaan titik uap.
Kromotografi : Pemisahan suatu zat terhadap zat lain secara kuat sehingga menempel
pada permukaannya.
Destilasi : Cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada perbedaan
titik dididhnya.
3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?
Jawab:
Harga Rf ialah perbandingan dari jarak yang ditempuh oleh suatu solid terhadap jarak
yang ditempuh.
Harga Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, nada-nada sering ditentukan coraknya
dengan harga Rf. Harga-harga Rf yang identik dari senyawa yang diketahui dan tidak
diketahui.
Jawab:
Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/ reaksikan sehingga
tidak terlihat lagi terjadinya pengendapan.
6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang terjadi tidak sempurna?
Jawab:
Sebagian bobot yang seharusnya mengendap terpaksa harus menguap karena masih
menyatu dengan bagian larutan yang paling atas.
7. Apakah yang Anda lakukan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat? Apakah sember
utama dari kesalahan percobaan tersebut?
Jawab:
Apabila partikel endapan masih terdapat dalam filtrat dilakukan lagi penyaringan
hingga tidak ada lagi partikel dalam filtrat. Sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut
adalah kertas saring yang kurang berkualitas atau proses percobaan itu sendiri yang kurang
teliti dalam melakukan penyaringan.
V. Landasan Teori
Dalam sistem kromotografi, perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah
tetap dan merupakan sifat yang khas. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf, yang didefinisikan
sebagai:
jarakyangditempu h zat
Rf =
jarakyangditempu h pelarut
Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih besar daripada
harga Ksp. Pada percobaan ini larutan barium klorida diendapkan dengan larutan barium
klorida.
Endapan barium kromat disaring.Hasil teoritis barium kromat dihitung dari endapan
yang terbentuk. Semua barium klorida dianggap berubah menjadi hasil. Hasil teoritis
ditentukan dari stoikiometri reaksi.
Dalam pengendapan, zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentites membentuk
senyawa yang sukar larut dalm air.Karena itu, kepekatan zat yang ditentukan itu berkurang.
Selama berlangsungnya proses pengendapan. Perubahan kepekatan yang dialami dekat titik
didih kesetaraan dengan bantuan indicator. Mempunyai persyaratan sebagai berikut:
Terjadinya kesetimbangan yang harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter
Zat yang akan ditentukan harus bereaksi secara stoikiometri dengan zat entiter
Endapan yang terbentuk harus cukup larut secara terjamin kesempurnaan reaksi
sampai 99%
Harus tersedia secara penentuan titik akhir yang sesuai
(Ahmad, 1991)
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan
materi yang terdapat dalam berupa campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai
tekhnik pemisahan dapat ntuk memisahkan campuran. Misalnya, perusahaan air minum,
memperoleh air jernih dan air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Air murni untuk
keperluan laboratorium atau farmasi diperoleh melalui tekhnik pemisahan, ternyata
menghasilkan materi yang lebih penting dan lebih mahal nilainya.
(Hendayana, 2006)
Jika dua zat yang berbeda dimasukkan dalam satu wadah ada tiga kemungkinan, yaitu
bereaksi, bercampur dan tidak bercampur.Jika bereaksi maka terbentuk zat baru yang sifatnya
berbeda dari zat semula. Jika zat bercampur maka sifatnya tidak berubah dan dapat
dipisahkan kembali dengan cara fisika, misalnya dengan destilasi, kristalisasi, kromatografi,
dll.
Di bumi ini jarang ditemukan zat murni.Pada umumnya berupa campuran misalnya
air mengandung garam dan gas. Udara berisi nitrogen, oksigen dan gas lain, sedangkan tanah
adalah campuran berbagai zat padat dan air. Dua zat atau lebih disebut bercampur, bila
partikelnya tersebar dalam wadah yang sama sehingga bersentuhan satu sama lain.
(Syukri, 1999:350)
Campuran adalah gabungan dua zat atau lebih yang sama mempunyai sifat zat asalny,
dengan komposisi tidak tentu dan dapat dipisahkan secara fisika. Pada umumnya, campuran
digolongkan sebagai materi heterogen, artinya tidak seluruh bagian materi ini mempunyai
sifat yang sama. Contohnya tanah, pasir, batu granit, dan kayu. Partikel-partikel zat penyusun
suatu campuran tidak mengalami perubahan sehingga dengan mudah dapat dilihat dan
dibedakan.Akan tetapi, ada suatu campuran yang partikel-partikelnya tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa.Campuran tersebut dinamakan larutan.Oleh karena itu, larutan dianggap
sebagai materi homogeny. Berdasarkan ukuran partikel tersebut, zat penyusun campuran
dibedakan sebagai berikut:
1. Larutan,
2. Koloid,
3. Suspensi.
Alat:
1. Cawan penguap
2. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
3. Bunsen
4. Kaca arloji
5. Bejana kromotografi / gelas piala 150 ml
6. Kertas saring
7. Pipa kapiler
8. Gunting
Bahan:
1. NH4Cl 0.1 gr
2. NaCl 0.1 gr
3. SiO2
4. Air
5. Tinta hitam
6. Pelarut elven yaitu butanol, asam asetat, air dengan nisbah 1:2:4
Alat:
1. Timbangan
2. Gelas piala 250 ml
3. Sudip
4. Bunsen
5. Kaki tiga + kasa
6. Kertas saring
Bahan:
1. 1 gr BaCl2
2. 20 ml air suling
3. K2CrO4 0.2 M 25 ml
VII. Prosedur Kerja
25 ml air
Didekantasi larutan dengan cermat pada cawan penguap lain yang
sudah ditimbang sebelumnya
Dicuci dengan air sampai padatan betul-betul bebas nacl.
Ditempatkan cawan penguap yang mengandung larutan nacl di atas
pemanas.
Dipanaskan dan tutup cawan dengan kaca arloji yang sudah
ditimbang.
Dibiarkan sampai terbentuk
SiO2
Dikeringkan dengan pambakar bunsen
Ditempatkan cawan penguap yang mengndung sio2
Ditutup dengan kaca arloji yang sudah ditimbang ,setelah kering dan
tidak terjadi penguapan lagi dinginkan sampai mencapai suhu kamar
ditimbang
hasil
b. Pemisahan dengan kromotografi
hasil
2 ml air suling
HASIL
campuran yang
mengandung barium
klorida
Dicatat bobotnya
Diulangi prosedur a.
Dihitunglah massa barium klorida dalam campuran itu
diarilah persebtase barium klorida dalam campuran semula.
hasil
VIII. Data Pengamatan
= 315, 4 %
B. Pemisahan dengan kromotografi
No. Rf Warna
Nada
1 1,5 Kuning
3
1,5 Orange
3
2 2,9 Ungu
3
3 2 Biru
3
0,5 Orange
3
0,3 Kuning
3
4 3 Merah
3
grendapanteori−teori
Perhitungan persentase BaCl2 dalam campuran = x
teori
100 %
0,5−0,3
= x 100 %
0,3
=66,67%
= 18 %
Persentase SiO2
0,22
% SiO2 = x 100 %
0,1
= 22 %
Dari data-data tersebut, bobot sampel setelah diuraikan adalah NH4Cl + NaCl + SiO2 = ( 0,
2383 gr + 0,18 + 0,022 gr = 0,4403 gr). Sehingga persen bahan yang terpisah dapat
ditentukan dengan:
grzatyangterbentuk 0,3154
x 100 % = x 100 % = 315,4 %
grsampel 0,3
Noda ke - 1
- Rf kuning = 1,5 cm
3 cm
= 0,5
- Rf Orange = 1,5 cm
3 cm
= 0,5
Noda ke - 2
- Rf Ungu = 2,9 cm
3 cm
= 0,98
Noda ke - 3
- Rf Biru = 2 cm
3 cm
= 0,66
- Rf Orange = 0,5 cm
3 cm
=1
- Rf Kuning = 0,3 cm
3 cm
=1
Noda ke - 4
- Rf Merah = 3 cm
3 cm
=1
gr BaCl2 = mol x Mr
= 0,0035 x 253,4
= 0,89
gr ( endapan−teoritis ) x 100 %
Persen hasil BaCrO4 =
teoritis
9,42
=
0,89
= 91,8 %
X. Diskusi
Pada percobaan 1 kami mencampurkan NH4Cl,NaCl,< dan SiO2 lalu di panaskan
dan asap yang timbul merupakan NH4Cl yang menyublim. Sisa dari campuran tersebut di
tambahkan air dan di aduk serta di dekantasi sehingga larutan NaCl dan SiO2 terpisah.
Setelah itu panaskan lagi sampai NaCl berbentuk kristal. Setelah dingin,timbang masing-
masing dari percobaan tersebut dan di sapat persentase senyawa NH4Cl,NaCl,dan sio2 yaitu
238 %,180 % dan persen air yang terpisah 440%.
Pada pecobaan kedua menurut teori pemisahan warna yang juga menunjukkan
pemisahan komponen di pengaruhi oleh perbedaan fase gerak dan kepolaran senyawa.
Apabila zat-zat tidak terpisah sebagaimana metinya, artinya baik fase gerak maupun
kepolarannya hampir atau bahkan sama. Pada warna 1 terdapat pemisahan 2 warna yaitu
kuning dan orange. Sedangkan warna 2 dan 4 hanya memiliki satu warna yaitu ungu dan
merah. Namun pada warna ke 3 memiliki 3 lapisan warna yang terbentuk yaitu
biru,orange,dan kuning.
Dan pada percobaan terakhir kami berhasil karna massa zat lebih kecil dari massa
menurut teori. Massa zat BaCrO4 = 9,42 dan massa menurut teori = 12,144 dan di dapat
persentase nya yaitu sebesar 4 22,4%.
Kelebihan:
1. Prosedurnya sederhana dan cukup tepat
2. Tidak diperlukan kuantitas kecil dari zat itu
3. Tidak perlu alat dan senyawa khusus yang mahal
Kekurangan:
1. Memakan waktu lama
2. Hasil yang diperoleh kurang akurat
0,750
Persentase hasil = x 100 %
0,71
= 105,63 %
XII. Kesimpulan
1. Cara-cara pemisahan komponen:
a) Sublimasi : berdasarkan perubahan wujud zat dari padat ke gas
b) Ekstraksi : berdasarkan perbedaan kelarutan
c) Dekantasi : berdasarkan penuangan secara supernatant
d) Kristalisasi : berdasarkan kelarutan
e) Kromotografi : berdasarkan migrasi senyawa
2. Persentase hasil endapan ditentukan dengan cara:
grpraktek
% hasil= x 100 %
grteoritis
3. Stoikiometri dihunakan untuk menentukan mol, massa, volume zat-zat yang terlibat
berdasarkan perbandingan koefisien senyawa-senyawa yang terlibat.
Ahmad, Hiskia. 1991. Stoikiometri dan Enegitika Kimia. Bandung : Citra Aditya Bakti
Ansyori, Irfan. 2000. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta : Erlangga
Epintur, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Hendayana, Sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung : Rosda
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB