Anda di halaman 1dari 30

BUNY

Bahan Ajar
Penyusun
Sinung Dwijatmoko, S.Pd

SMA N 1 WATES

2019 1
BUNYI

A. Deskripsi Materi Ajar


Materi ajar ini membahas tentang gelombang bunyi dan peranannya dalam
teknologi. Pokok materi dijabarkan dalam subbab yaitu karakteristik
gelombang bunyi, cepat rambat gelombang bunyi, azas Doppler, sumber
bunyi (dawai dan pipa organa), intensitas dan taraf intensitas bunyi.

B. Kompetensi Dasar
3.10 Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam
teknologi
4.10 Melakukan percobaan tentang gelombang bunyi dan atau cahaya
berikut presentasi hasil percobaan dan makna fisisnya, misalnya
sonometer dan kisi difraksi

C. Tujuan pembelajaran
Peserta didik diharapkan dapat:
1. Menganalisis karakteristik gelombang bunyi melalui kegiatan diskusi
dengan benar.
2. Menentukan cepat rambat gelombang bunyi pada berbagai medium
melalui kegiatan demonstrasi dan diskusi dengan tepat.
3. Menganalisis azas Doppler melalui kegiatan simulasi dan diskusi
dengan benar.
4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan aza Doppler melalui
kegiatan diskusi dengan benar.
5. Menentukan frekuensi harmonis pada dawai melalui kegiatan diskusi
dengan tepat
6. Menentukan frekuensi harmonis pada pipa organa melalui kegiatan
percoban dengan benar.
7. Menganalisis intensitas bunyi melalui kegiatan demonstrasi dan
diskusi dengan benar.
8. Menganalisis taraf intensitas bunyi kegiatan demonstrasi dan diskusi
dengan benar.

2
PETA KONSEP

Gas

Cair
Frekuensi

Padat
Periode

Amplitudo
Cepat Rambat

Cepat Rambat

Besaran Panjang Gelombang


BUNYI Fisika

Sumber bunyi Dawai

Fenomena
Khusus Pipa Organa

Parameter Intensitas
Penting
Efek Doppler
Taraf Intensitas

3
BUNYI

A. KARAKTERISTIK GELOMBANG BUNYI


1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang
bergetar merambat ke segala arah. Tiap saat, molekul-molekul itu
berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah
tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan
wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi.
Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia.
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium. Gelombang longitudinal adalah
gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berimpit dengan arah
getarnya. Contoh gelombang longitudinal adalah gelombang pada
slinki dan gelombang bunyi di udara. Dalam perambatannya
gelombang bunyi berbentuk rapatan dan renggangan yang dibentuk
oleh partikel-partikel perantara bunyi. Apabila gelombang bunyi
merambat di udara, perantaranya adalah partikel-partikel udara.
Gelombang bunyi tidak dapat merambat di dalam ruang hampa
udara karena dalam ruang udara tidak ada partikel-partikel udara.
Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara,
atau udara.
2. Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan
menghasilkan suara merambat melalui medium atau zat perantara
sampai ke telinga. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Hal-hal
yang membuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar
adalah :
a. Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
b. Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan terasa bergetar.
c. Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan menimbulkan bunyi.
d. Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul tampak bergetar.

4
Bunyi terjadi jika terpenuhi tiga syarat, yaitu :
a. Sumber Bunyi
Benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber
bunyi. Contoh sumber bunyi adalah berbagai alat musik, seperti
gitar, biola, piano, drum, terompet dan seruling.
b. Zat Perantara (Medium)
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang tidak
tampak. Bunyi hanya dapat merambat melalui medium perantara.
Contohnya udara, air, dan kayu. Tanpa medium perantara bunyi
tidak dapat merambat sehingga tidak akan terdengar. Berdasarkan
penelitian, zat padat merupakan medium perambatan bunyi yang
paling baik dibandingkan zat cair dan gas.
c. Pendengar
Bunyi dapat didengar apabila ada pendengar. Manusia dilengkapi
indra pendengar, yaitu telinga sebagai alat pendengar.
Getaran yang berasal dari benda-benda yang bergetar, sampai ke
telinga kita pada umumnya melalui udara dalam bentuk
gelombang. Karena gelombang yang dapat berada di udara hanya
gelombang longitudinal, maka bunyi merambat melalui udara
selalu dalam bentuk gelombang longitudinal. Kita perlu ingat
bahwa gelombang longitudinal adalah perapatan dan
perenggangan yang dapat merambat melalui ketiga wujud zat
yaitu : wujud padat, cair dan gas.
Ada tiga aspek dari bunyi sebagai berikut :
1. Bunyi dihasilkan oleh suatu sumber seperti gelombang
yang lain, sumber bunyi adalah benda yang bergetar.
2. Energi dipindahkan dan sumber bunyi dalam bentuk
gelombang longitudinal.
3. Bunyi dideteksi (dikenal) oleh telinga atau suatu
instrumen cepat rambat gelombang bunyi di udara dipengaruhi
oleh suhu dan massa jenis zat
Setiap benda mempunyai ciri-ciri tersendiri. Tentunya,
kamu dapat membedakan suara yang kamu dengar. Sebagai
contoh, kamu dapat membedakan suara orang dewasa dan suara
anak-anak. Ternyata, setiap bunyi yang kita dengar mempunyai

5
frekuensi dan amplitudo yang berbeda, meskipun merambat pada
medium yang sama.
3. Desah dan Nada
a. Desah
Jika kamu berada di pasar atau di tempat-tempat keramaian
lainnya, kamu dapat mendengar suara-suara orang yang sedang
berbicara. Tidak semua suara orang berbicara dapat kamu dengar,
ada yang jelas dan ada yang tidak. Suara orang bicara yang dekat
dengan kamu mungkin dapat kamu dengar dengan jelas tetapi tidak
yang letaknya jauh darimu. Semua suara di keramaian bersatu
menjadi suara gemuruh, meskipun kamu berkonsentrasi berusaha
mendengar suara-suara itu, kamu tetap tidak dapat melakukannya.
Di salah satu tempat (pasar atau terminal), cobalah kamu
memejamkan mata sekitar 30 detik, kemudian kamu dengarkan
suara apa saja yang kamu dengar! Dapatkah kamu mengidentifikasi
setiap suara yang kamu dengar? Di keramaian, setiap bunyi yang
mempunyai frekuensi berbeda berkumpul sehingga menimbulkan
bunyi yang tak teratur sehingga kamu akan sulit mengidentifikasi
suara di keramaian tersebut. Bunyi yang berasal dari keramaian
adalah bunyi yang mempunyai frekuensi tak beraturan. Bunyi yang
mempunyai frekuensi tak teratur disebut sebagai desah. Pernahkah
kamu memainkan gitar?
b. Nada
Gitar merupakan salah satu sumber bunyi. Setiap senar pada
gitar mempunyai ukuran yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk
menghasilkan sebuah bunyi yang teratur. Bunyi yang mempunyai
frekuensi tertentu disebut nada. Jika dua buah garputala yang
berbeda frekuensinya digetarkan, ternyata garputala yang
mempunyai frekuensi lebih besar akan menghasilkan nada yang
lebih tinggi. Sebaliknya, garputala yang frekuensinya lebih rendah
akan menghasilkan bunyi rendah. Frekuensi sebuah sumber bunyi
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya bunyi.

6
c. Dentum
Dentum merupakan bunyi keras yang masih dapat didengar
oleh telinga manusia. Contoh dentum adalah bunyi senapan, bunyi
bom, bunyi petasan, dan bunyi geledek (gemuruh).
4. Kekuatan Bunyi
Apakah kekuatan bunyi itu? Bunyi ada yang kuat dan ada yang
lemah. Jika bunyi yang kamu dengar sangat keras dan melebihi
ambang bunyi yang dapat diterima manusia, bunyi ini dapat merusak
telingamu. Untuk mengetahui kekuatan bunyi, lakukan kegiatan kecil
berikut. Petiklah senar gitar sehingga keluar bunyi. Kemudian, pada
senar yang sama, petik kembali senar tersebut dengan simpangan yang
agak besar. Apa yang terjadi? Senar yang dipetik dengan simpangan
besar akan berbunyi lebih kuat daripada dipetik dengan simpangan
kecil. Dalam hal ini, simpangan yang kamu berikan pada senar
merupakan amplitudo. Semakin besar amplitudo, semakin kuat bunyi
dan sebaliknya. Jadi kekuatan bunyi ditentukan oleh besarnya
amplitudo bunyi tersebut.
Bila dua sumber bunyi yang kerasnya sama, tetapi jarak antara
sumber bunyi dengan pendengar berbeda maka sumber bunyi yang
lebih dekat dengan pendengar akan terdengar lebih kuat. Faktor-faktor
yang memengaruhi kuat bunyi adalah:
1. Amplitudo,
2. Jarak sumber bunyi dari pendengar,
3. Jenis medium.
5. Timbre (Warna Bunyi)
Di dalam suatu keramaian, kamu pasti mendengar berbagai
macam bunyi. Ada suara laki-laki, perempuan, anak-anak, dan
sebagainya. Telingamu mampu membedakan bunyi-bunyi tersebut.
Ketika sebuah gitar dan organ memainkan lagu yang sama, kamu
masih dapat membedakan suara kedua alat musik tersebut. Meskipun
kedua alat musik tersebut mempunyai frekuensi yang sama, tetapi
bunyi yang dihasilkan oleh kedua sumber bunyi tersebut bersifat unik.
Keunikan setiap bunyi dengan bunyi lainnya meskipun
mempunyai frekuensi yang sama disebut sebagai warna bunyi.

7
Dapatkah kamu menyebutkan contoh lain yang menunjukkan bahwa
bunyi memiliki warna yang berbeda meskipun frekuensinya sama.
6. Hukum Marsenne
Marsenne menyelidiki hubungan frekuensi yang dihasilkan
oleh senar yang bergetar dengan panjang senar, penampang senar,
tegangan, dan jenis senar. Faktor-faktor yang memengaruhi frekuensi
nada alamiah sebuah senar atau dawai menurut Marsenne adalah
sebagai berikut :
1. Panjang senar, semakin panjang senar semakin rendah frekuensi
yang dihasilkan.
2. Luas penampang, semakin besar luas penampang senar, semakin
rendah frekuensi yang dihasilkan.
3. Tegangan senar, semakin besar tegangan senar semakin tinggi
frekuensi yang dihasilkan.
4. Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar semakin
tinggi frekuensi yang dihasilkan.

B. SIFAT-SIFAT UMUM GELOMBANG BUNYI


Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-
sifat dari gelombang yaitu :
1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik,
maka dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat
dibuktikan saat dua orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan
dalam pesawat dibuat hampa udara, astronout tersebut tidak dapat
bercakap-cakap langsung tetapi menggunakan alat komunikasi
seperti telepon. Meskipun dua orang astronout tersebut berada dalam
satu pesawat.
2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga
gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan
gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang
bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang
tertutup dapat menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul
bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas.

8
Untuk menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio radio
dan televisi, dan gedung konser musik dindingnya dilapisi zat peredam
suara yang biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau
besi.
3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi)
Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan.
Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari. Hal
ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih
dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada
suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi
dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang
berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah.
Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari
bunyi petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah.
2. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena
gelombang bunyi diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang
sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa
gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah
didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat
mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita belum
melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.
3. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau
interferensi, yang dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif
atau penguatan bunyi dan interferensi destruktif atau pelemahan bunyi.
Misalnya waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker dengan
frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama maka kita akan
mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

9
C. CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI
Pernahkah kamu melihat halilintar? Kilatan halilintar dan suaranya
tampak tidak terjadi dalam satu waktu. Sebenarnya, kilatan halilintar dan
suaranya terjadi bersamaan. Mengapa kita melihat kilatan halilintar lebih
dahulu, kemudian disusul suaranya? Hal ini berkaitan dengan cepat rambat
gelombang. Halilintar terdiri atas dua gelombang, yaitu gelombang cahaya
yang berupa kilatannya dan gelombang bunyi yang berupa suaranya.
Karena kedua gelombang ini mempunyai cepat rambat gelombang yang
berbeda, dua gelombang ini tampak terjadi beriringan. Ternyata cepat
rambat gelombang cahaya lebih besar dari cepat rambat gelombang bunyi.
Oleh karena itu, kilatan cahaya akan lebih dahulu kita lihat, kemudian
disusul suaranya. Hal serupa juga terjadi ketika kamu mendengar bunyi
pesawat di atas kamu, ternyata pesawat terlihat sudah jauh berada di depan.
Hal ini disebabkan cepat rambat cahaya lebih besar daripada cepat rambat
bunyi. Kecepatan perambatan gelombang bunyi bergantung pada medium
tempat gelombang bunyi tersebut dirambatkan. Selain itu, kecepatan
rambat bunyi juga bergantung pada suhu medium tersebut. Kecepatan
perambatan gelombang bunyi di udara bersuhu 0o C akan berbeda jika
bunyi merambat di udara yang bersuhu 25o C.
∆s
v= ….........................................................(1)
∆t
Keterangan :

v=cepat rambat bunyi ( ms )


∆ s= jarak sumber bunyidengan pengamat ( m )∆ t=waktu( s)
Perlu diingat bahwa kecepatan merambatnya bunyi dalam suatu
medium tidak hanya bergantung pada jenis medium, tetapi bergantung juga
pada suhu medium tersebut. Cepat rambat gelombang bunyi di udara pada
suhu 20° C akan berbeda dengan cepat rambat gelombang bunyi di udara
pada suhu 50° C. Kecepatan bunyi pada beberapa medium pada suhu yang
sama ditunjukkan pada tabel 1.1 . Pada tabel 1.1 terlihat bahwa untuk
medium yang berbeda, kecepatan perambatan gelombang bunyinya
berbeda pula. Jika dilihat dari kepadatan medium-medium pada tabel 1.1
ternyata pada medium yang mempunyai kerapatan paling kecil yaitu udara,
gelombang bunyi merambat paling lambat dan sebaliknya. Jadi bunyi
merambat paling baik dalam medium zat padat dan paling buruk dalam

10
medium udara (gas). Perbedaan cepat rambat bunyi dalam ketiga medium
(padat, cair, dan gas) karena perbedaan jarak antarpartikel dalam ketiga
wujud zat tersebut. Jarak antarpartikel pada zat padat sangat berdekatan
sehingga energi yang dibawa oleh getaran mudah untuk dipindahkan dari
partikel satu ke partikel lainnya tanpa partikel tersebut berpindah. Begitu
sebaliknya pada zat gas yang memiliki jarak antar partikel yang berjauhan.
Selain bergantung pada medium perambatannya, cepat rambat gelombang
bunyi juga bergantung pada suhu medium tempat gelombang bunyi
tersebut merambat. Tabel 1.2 memperlihatkan kecepatan perambatan bunyi
di udara pada suhu yang berbeda. Pada tabel 1.2 terlihat bahwa pada
medium yang sama yaitu udara, gelombang bunyi merambat dengan
kecepatan berbeda-beda. Jadi, semakin tinggi suhu udara, semakin besar
cepat rambat bunyinya atau semakin rendah suhu udara, semakin kecil
cepat rambat bunyinya.

Tabel 1. Cepat rambat gelombang bunyi pada beberapa medium


pada suhu 20o C

Tabel 2. Pengaruh suhu pada cepat rambat gelombang bunyi


pada medium udara
Dalam medium udara, bunyi mempunyai dua sifat khusus, yaitu :
1. Cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara, artinya jika
terjadi perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak berubah.
2. Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu. Makin tinggi suhu udara,
makin besar cepat rambat bunyi. Pada tempat yang tinggi, cepat

11
rambut bunyi lebih rendah, karena suhu udaranya lebih rendah, bukan
karena tekanan udara yang rendah.
1. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Padat
Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel
untuk mengetahui kapan kereta datang. Hal tersebut membuktikan
bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat. Besarnya cepat rambat
bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis
zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat
rambat bunyi pada zat padat didefinisikan sebagai :

.............................................. (2)

Keterangan :
v : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E : Modulus Young medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

2. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Cair


Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu,
kemudian pukulkan kedua batu tersebut satu sama lain. Meskipun
Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar suara batu
tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada
zat cair. Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada
Modulus Bulk dan massa jenis zat cair tersebut. Secara matematis
hampir analogi dengan persamaan 3.1, yaitu :

….............................................. (3)

Keterangan:
v : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)
B : Modulus Bulk medium (N/m2)
ρ : Massa jenis medium (kg/m3)

3. Cepat Rambat Bunyi pada Gas


Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam
bunyi. Anda bisa mendengar suara radio, televisi, bahkan orang yang
berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat gas
tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas terjadi

12
perubahan volum, dan yang berkaitan dengan modulus elastik bahan
adalah modulus bulk.
Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:

  .............................................. (4)

Keterangan: 
p = tekanan gas
γ = tetapan Laplace.
ρ = kerapatan

Berdasarkan persamaan gas ideal:


pM p RT
ρ= , atau = , maka diperoleh persamaan dasar untuk
RT ρ M
menghitung cepat rambat bunyi dalam gas yaitu:
RT

v= γ
M
.............................................. (5)

Keterangan :
v : Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)
γ : Konstanta Laplace
R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T : Suhu mutlak gas (K)
M : Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)

D. PELAYANGAN
Layangan gelombang adalah peristiwa membesar – mengecil –
membesar atau mengecil – membesar – mengecil amplitudo gelombang
hasil interferensi dari dua gelombang dengan selisih frekuensi kedua
gelombang kecil. Layangan pada gelombang bunyi ditandai dengan
terdengarnya bunyi keras – lemah – keras atau lemah – keras – lemah.
Banyaknya layangan per detik sama dengan selisih frekuensi antara kedua
sumber bunyi yang menimbulkannya.
Frekuensi layangan gelombang (f) = setengah dari selisih frekuensi
– frekuensi kedua gelombang yang berinterferensi. Secara matematis
ditulis

f 1 −f 2
f= [ 2 ] ......................................... (6)

13
Dengan : f = frekuensi layangan
f1 dan f2 = frekuensi-frekuensi kedua gelombang yang berinterferensi
f1 > f2, f1 dan f2 berselisih sedikit

E. EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah peristiwa perubahan frekuensi bunyi yang
diterima oleh pendengar akibat gerak relatif antara sumber bunyi dan
pendengar. Istilah efek Doppler ini diambil dari nama seorang
fisikawan Austria, Christian Johanm Doppler (1803-1855).
Contoh peristiwa efek Doppler yakni jika kita berdiri di pinggir
jalan kemudian melintas sebuah ambulans dengan sirine yang berbunyi,
kita akan mendengar frekuensi sirine yang relatif lebih tinggi dari
frekuensi sirine yang sebenarnya. Sebaliknya frekuensi sirine akan
terdengar lebih rendah ketika ambulans bergerak menjauhi kita.
Perubahan frekuensi gelombang bunyi bergantung kepada sumber
bunyi atau pengamat yang bergerak relative terhadap medium.

Contoh gejala ini dapat digambarkan


seperti pada Gambar 1 pada bagian (a)
sumber mampu menerima A dan B diam
atau relatif diam maka frekuensi bunyi
yang diterima A dan B akan sama dengan
yang dipancarkan oleh sumber.
Sedangkan dengan bagian (b), sumber
bunyi bergerak ke arah B dengan

kecepatan
vS . Saat sumber dan
pendengar (penerima) relatif bergerak ke
arah B maka pendengar B akan
mendengar frekuensi bunyi lebih tinggi
dari sumber, sedangkan pendengar A
mendengar frekuensi yang lebih rendah.

Kita misalkan frekuensi sumber pada gambar 2 di atas sebagai fs,

panjang gelombang λ , dan kelajuan gelombang v. Jika pengamat


juga diam, ia akan mendeteksi muka gelombang dengan laju fs

14
(Artinya, ketika v P=0 dan v S =0 , frekuensi yang diamati sama
dengan frekuensi sumber). Ketika pengamat bergerak mendekati
sumber, kecepatan sumber bunyi relatif terhadap pengamat adalah
v '=v +v P . Kita tahu rumus kecepatan gelombang bunyi yakni

v=λ .f . Kita dapat menyatakan bahwa frekuensi fp yang didengar


pengamat bertambah dan dinyatakan oleh
v ' v + vP
f P= =
λ λ
v
λ=
Karena
f S , maka dapat dinyatakan sebagai
v + vP
f P=
v /f S
v + vP
f P= fS
v ….……………………………..(7)
Ketika pengamat menjauhi sumber, kecepatan sumber bunyi relatif

terhadap pengamat adalah v '=v−v P . Kita tahu rumus kecepatan

gelombang bunyi yakni v=λ .f Kita dapat menyatakan bahwa frekuensi


fP yang didengar pengamat bertambah dan dinyatakan oleh
v −v P
f P= fS
v ……………………………..(8)

Menurut Doppler, perubahan frekuensi bunyi itu memenuhi


hubungan : kecepatan relatifnya sebanding dengan frekuensi.
f ∝Δv
f P Δv P
=
f S Δv S
Δv P adalah kecepatan relatif bunyi terhadap pandangan.

Nilainya dapat dituliskan juga Δv P =v±v P . Berarti berlaku juga

Δv S =v ±v S . Dengan mensubstitusikan nilai Δv P dan


Δv S
dapat diperoleh persamaan efek Doppler sebagai berikut :

v±v P
f P=
( )
f
v±v S S

15
dengan :

f P = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)

f S = frekuensi sumber bunyi (Hz)


v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
v S = kecepatan sumber bunyi (m/s)
v P = kecepatan pendengar (m/s)

Dari persmaan tersebut, vP dan


v S dapat bernilai positif
atau negatif dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Nilai v P positif jika pengamat (pendengar) mendekati sumber.

Sebaliknya, vP bernilai negatif jika pengamat (pendengar)


menjauhi sumber

b. Nilai
v S positif jika sumber mendekati pengamat (pendengar).

Sebaliknya,
v S bernilai negatif jika sumber menjauhi pengamat
(pendengar)
Contoh Soal :
1. Sebuah mobil membunyikan sirine pada frekuensi 400 Hz. Jika
mobil bergerak dengan kecepatan 20 m/s mendekati pengamat
yang diam, dan cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, tentukan
frekuensi sirine yang didengar oleh pengamat tersebut!
Diketahui : fs = 400Hz

v = 340 m/s

v S = 20 m/s (m/s)

vP = 0

Ditanyakan: fp=?

Jawab:

16
v
f P=
( f
v −v S S)
m
340
¿
(
340
( 340−20 )
s
m
s
) ( 400 Hz )

¿ ( 400 Hz )
320
¿ 425 Hz

Jadi frekeuensi yang didengar pengamat adalah 425 Hz


F. SUMBER BUNYI
Gelombang bunyi bersumber dari benda-benda yang bergetar.
Hampir semua benda yang bergetar akan menghasilkan gelombang
bunyi. Ada berbagai jenis alat musik yang kita kenal, seperti alat musik
petik (gitar, kecapi, sasando, dll.), alat musik tiup (seruling, terompet,
harmonika, dll.), alat musik pukul (gendang, saron, boning, kulintang,
dll.), dan alat musik gesek (biola, rebab, cello).
1. Dawai
Alat musik petik dan gesek seperti sasando dan rebab
menggunakan dawai/senar sebagai alat getar penghasil bunyi.
Getaran yang terjadi pada dawai merupakan getaran stasioner pada
dawai dengan ujung terikat. Nada yang dihasilkan oleh dawai dapat
divariasikan dengan menekan dawai di titik-titik tertentu. Satu
dawai dapat menghasilkan berbagai frekuensi resonansi dengan
pola gelombang seperti tampak pada Gambar 1.

L
Gambar 1. Pola gelombang pada frekuensi resonansi
(a) Nada Dasar
Nada dasar biasa disebut juga sebagai harmonik pertama. Nada
dasar dawai dihasilkan oleh setengah gelombang stasioner seperti
terlihat pada gambar….

17
1
l= λ 0 → λ0 =2l
2
v v
f 0= = .......................................(9)
λ0 2l

(b) Nada Atas Pertama


Nada atas pertama disebut juga sebagai harmonik kedua. Nada
atas pertama dawai dihasilkan oleh satu gelombang stasioner
seperti nada dasar namun panjang dawai diperpendek menjadi
setengahnya.
1 1
l= λ → λ1=l
2 2 1
v v
f 1=
λ1
=2 ( )
2l
.......................................(10)

(c) Nada Atas Kedua


Nada atas kedua disebut juga sebagai harmonik ketiga. Nada atas
pertama dawai dihasilkan oleh satu gelombang stasioner seperti
nada dasar namun panjang dawai diperpendek menjadi
seperempatnya.
1 1 1
l= λ2 → λ2= l
4 2 2
v v v
f 2= = =3
λ2 2
l
2l ( ) .......................................(11)
3

Nada terendah yang dihasilkan oleh sumber bunyi disebut


nada dasar atau nada harmonik pertama. Selanjutnya, untuk nada
yang lebih tinggi secara berurutan disebut nada atas pertama
(harmonik kedua), nada atas kedua (harmonik ketiga, dan seterusnya.
Frekuensi f 0 , f 1 , f 2 ,dan seterusnya disebut frekuensi alami atau
frekuensi resonansi. Frekuensi alami memiliki perbandingan sebegai
berikut:
f 0 : f 1 : f 2 :… .=1 :2:3 :… .

F
Kecepatan gelombang transversal pada dawai v=
√ μ
sehingga

frekuensi nada dasar dapat dituliskan sebagai berikut:

18
v 1 F 1 Fl 1 Fl 1 F
f 0= =
2l 2l √ =
√ =
√ =
μ 2 l m 2 l ρAl 2 l √ ρA
Persamaan di atas disebut sebagai hukum Marsene
Contoh soal:
Andi menemukan sebuah nada menggunakan senar gitar dengan
menekan dawai pada posisi 50 cm. Apabila Andi ingin mendapatkan
nada yang sama pada nada harmonis berikutnya, pada posisi
berapakah Andi harus menekan dawai?
Jawab:
v
f 1 2l 1
=
f0 v
2l 0
f 1 2l 0
=
f 0 2 l1
f0
l 1= ×l
f1 0
1
l 1= ×50 cm=25 cm
2
2. Pipa Organa
Pada alat musik yang ditiup, misalnya seruling dan pipa
organa, bunyi di hasilkan dari gelombang berdiri pada kolom udara
dalam tabung atau pipa. Pada kolom udara itu, udara bergetar dalam
bentuk gelombang berdiri longitudinal.
Ketika udara dimasukkan ke pipa organa, pada mulut pipa
organa terbentuk pergeseran karena udara dapat bergerak bebas.
Udara yang bergerak bebas itu mengembang atau berekspansi
sehingga tekanannya turun dan terjadi titik simpul tekanan. Pada
gelombang berdiri longitudinal, titik simpul tekanan menyatakan
titik perut pergeseran. Sebaliknya, titik perut tekanan menyatakan
titik simpul pergeseran. Terdapat dua jenis pipa organa, yaitu pipa
organa terbuka dan tertutup.
a. Pipa Organa Terbuka
Pipa organa terbuka adalah pipa organa yang kedua
ujungnya terbuka. Pipa organa terbuka memiliki perut
pergeseran pada kedua ujungnya atau simpul tekanan pada
kedua ujungnya.

19
Gambar 1. Pola harmonik pada pipa organa terbuka
Sumber : kaiserscience.wordpress.com
Gambar 1 merupakan penggambaran grafik namun
molekul udaranya sendiri berosilasi secara mendatar, sejajar
dengan panjang tabung, seperti ditunjukkan oleh anak panah
kecil dibawah penggambaran pertama.
Pada gambar 1 (a) tabung terbuka mempunyai perut
pergeseran pada kedua ujungnya, untuk menjadi sebuah
gelombang tegak sekurang-kurangnya terdapat satu simpul
dalam tabung . Jarak antara dua perut berurutan sama dengan
setengah panjang panjang gelombang, L=λ /2. Besaran L
menyatakan panjang pipa organa terbuka. Dengan demikian,
frekuensi dasarnya bernilai

v
f 1= ............................................................ (12)
2L

Gambar kedua dan ketiga menunjukkan pola harmonik


kedua (nada atas pertama) dan pola harmonik ketiga (nada atas
kedua). Pada harmonik kedua terdapat 3 perut pergeseran dan 2
simpul pergeseran. Pada harmonik kedua berlaku persamaan

v v
L = λ dan f 2=2 f 1= = .
λ L
Pada harmonik ketiga terdapat 4 perut pergeseran dan 3
simpul pergeseran. Pada harmonik kedua berlaku persamaan L
= 3λ/2 dan f 3=3 f 1. Untuk setiap mode normal pada pipa
terbuka, frekuensi yang bersesuaian diperoleh dengan
menggunakan hubungan

v v
f n= =n =n f 1, (n=1,2,3,.....)
λn 2L

20
Harga n=1 bersesuaian dengan frekuensi harmonik pertama
(frekuensi nada dasar), n = 2 bersesuaian dengan frekuensi
harmonik kedua dan seterusnya.
Contoh soal :
Sebuah seruling yang memiliki kolom udara terbuka pada
kedua ujungnya memiliki nada atas kedua dengan frekuensi
1700 Hz. Jika kecepatan suara di udara adalah 340 m/s maka
tentukanlah panjang seruling!
Diketahui : f 3=1700 Hz
v = 340 m/s
Ditanya : L = ...?
Jawab :
v
f 3=3
2L
3v
L=
2f 3
3 ( 340 )
L= =30 cm=0,3 m
2 ( 1700 )

b. Pipa Organa Tertutup


Pipa organa tertutup adalah pipa organa yang salah satu
ujungnya tertutup. Gambar 2 menunjukkan pipa organa yang
tebuka di ujung satu dan tertutup di ujung lainnya.

Gambar 2. Pola harmonik pada pipa organa terbuka


Sumber : physics.stackexchange.com

21
Gambar 2 (a) menunjukkan mode normal dengan
frekuensi terendah (frekuensi dasar) . pada nada dasar, pipa
organa mempunyai satu titik simpul yang berjarak 1/4 kali
panjang gelombang dari titik perut. Jika panjang pipa organa
tertutup adalah L, maka L= λ/4 atau λ = 4L. Frekuensi dasar f 1
dapat diperoleh berdasarkan hubungan
v v
f 1= = ...........................................(13)
λ 4L
Dibandingkan dengan pipa organa terbuka, frekuensi
dasar pada pipa organa tertutup sama dengan setengah
frekuensi dasar pada pipa organa terbuka. Dalam istilah musik,
titi nada pada pipa organa terbuka adalah satu oktaf lebih tinggi
daripada titi nada pada pipa organa tertutup.
Gambar kedua menunjukkan pola harmonik kedua
dengan nilai L = ¾ λ atau λ= 4L/ 3. Pola harmonik kedua ini
memiliki frekuensi sebesar

f 3=3 f 1

Gambar ketiga menunjukkan pola harmonik ketiga


dengan nilai L = 5/4 λ atau λ= 4L/5. Pola harmonik ketiga ini
memiliki frekuensi sebesar

f 5=5 f 1

Nilai – nilai frekuensi dasar hingga frekuensi harmonik ketiga


dapat diperoleh berdasarkan hubungan

v
f n=n =n f 1, (n=1,3,5,.....)
4L

Pada pipa organa tertutup semua harmonik genap tidak muncul.


Contoh Soal :
Sebuah pipa memiliki panjang 68 cm. Tentukan tiga frekuensi
harmonik pertama jika pipa tertutup satu ujungnya dan terbuka pada
ujung lainnya. Cepat rambat bunyi di udara 340 m/s.
Diketahui : L = 68 cm
v = 340 m/s
Ditanya : f1 , f3 , f5 = .....?
Jawab :

22
v 340
f 1= = =125 Hz
4 L 4 ( 68 x 10−2 )
Karena dalam pipa organa tertutup hanya harmonik ganjil yang
muncul, maka dua frekuensi tertinggi berikutnya adalah f 3 dan f 5.
f 3=3 f 1=3 ( 125 )=375 Hz
f 5=5 f 1=5 (125 )=625 Hz
G. INTENSITAS BUNYI
Bunyi merupakan salah satu dari jenis gelombang longitudinal.
Sebuah gelombang akan merambat dengan memindahkan energi. Oleh
karena itu maka bunyi juga memindahkan energi gelombang ketika
merambat. Pehatikan gambar 1.a yang menunjukkan sebuah gelas yang
mula-mula utuh sebelum sumber suara di dekatnya dinyalakan.
Kemudian menjadi pecah pada gambar 1.b setelah sumber suara
dinyalakan, hal tersebut menunjukkan adanya energi dari bunyi yang
menyebabkan gelas menjadi pecah.

(a) (b)

Gambar . Kondisi gelas sebelum diberi gelombang bunyi(a), dan kondisi


gelas setelah diberi gelombang bunyi(b)
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=bJj4Wjjf0WI

Perhatikan gambar 2 yang menunjukkan perambatan gelombang


bunyi. Dari gambar 2 terlihat perambatan bunyi berbentuk seperti bola
yang mula-mula kecil menjadi besar seiring perambatannya. Hal ini
dapat diamati jika ada sumber suara yang cukup keras pada lantai 2

23
gedung bertingkat 3 lantai, maka bukan hanya seseorang yang berada
pada lantai 2 yang mendengar suara tersebut namun juga seseorang yang
berada pada lantai 1 dan 3 dapat mendengarnya.

Gambar 2. Bentuk perambatan gelombang bunyi


Sumber : http://seekingintellect.com/2015/02/23/the-history-and-
innovation-of-sound.html

Energi tiap satuan luas pada gelombang bunyi di sebut intensitas bunyi.
Intensitas bunyi dapat dirumuskan sebagai :

P
I= ..................................................... (14)
A

Keterangan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya bunyi (watt)
A = luas permukaan (m2)
Gelombang bunyi bergerak dengan kecepatan tetap jika medium
perambatannya homogen dengan muka gelombang berbentuk bola.
Karena semua titik pada permukaan bola berperilaku sama, maka daya
rata-rata yang dipancarkan sumber bunyi akan tersebar merata pada
permukaan bola seluas 4 π r 2 , dengan r merupakan jarak dari sumber
bunyi. Maka intensitas bunyi yang dirasakan pengamat pada jarak r dari
sumber bunyi dapat dinyatakan sebagai :

P
I=
4 π r2

Dengan demikian, perbandingan intensitas bunyi di titik berjarak r 1 dan


r 2 dari sumber bunyi dapat dinyatakan sebagai :

24
I 1 r 22
= ..................................................... (15)
I 2 r 21

Contoh soal
1. Sebuah sumber bunyi mengeluarkan bunyi yang merambat dengan
daya sebesar 628 watt. Tentukan intensitas bunyi yang dirasakan
pengamat jika pengamat tersebut berjarak 50 m dari sumber bunyi
tersebut!
Jawab
Diketahui :
P = 628 watt
r = 50 m
Ditanya : I = ….?
Penyelesaian
P
I=
4 π r2

628
I=
4 × 3,14 ×502

200
I=
1000

I =0,2 watt /m2

H. TARAF INTENSITAS BUNYI


Telinga manusia memiliki keterbatasan dalam memberikan
tanggapan atau respon terhadap rangsangan pendengaran gelombang
bunyi. Intensitas bunyi terendah yang masih dapat di dengar oleh
manusia adalah 10-12 W/m2, yang kemudian dikenal sebagai intensitas
ambang pendengaran I0. Sedangkan intensitas bunyi tertinggi yang
masih dapat didengar oleh telinga manusia tanpa menimbulkan rasa
sakit adalah 1 W/m2, yang kemudian di sebut sebagai intensitas ambang
perasaan.
Mengingat jangkauan intensitas bunyi yang dapat didengar oleh
manusia sangat besar yakni dari 10-12 W/m2 sampai 1 W/m2, maka perlu

25
didefiniskan besaran baru yang menyatakan intensitas bunyi dalam
bilangan yang lebih kecil agar mudah diterima dan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Bilangan berpangkat banyak bisa disederhanakan
menggunakan persamaan matematika bentuk logaritma. Besaran baru
ini kemudian dinyatakan sebagai taraf intensitas bunyi (TI) yang
menunjukkan tingkatan intensitas bunyi pada berbagai sumber bunyi.
Taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai logaritma perbandingan
antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang dan mempunyai satuan
dB(decibel). Persamaan intensitas bunyi dapat dinyatakan sebagai :

I
TI =10 log .............................................. (16)
I0

Keterangan

TI = taraf intensitas bunyi ( dB)

I = intensitas bunyi (W/m2)

I 0= intensitas ambang (10-12 W/m2)

Ketika I pada persamaan … sama dengan I0, maka TI= 10 log


100 = 0 dB. Nilai 0 pada taraf intensitas tersebut dapat lebih mudah
diterima sebagai acuan standar taraf intensitas tidak terdengarnya suatu
bunyi oleh telinga manusia. Selain itu nilai taraf intensitas bunyinya
pun dapat tereduksi menjadi lebih kecil, untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel 1 yang merupakan taraf intensitas berbagai sumber bunyi pada
kehidupan sehari-hari.

Tabel 3. Beberapa taraf intensitas berbagai sumber bunyi


Sumber : http://fisikazone.com/intensitas-bunyi/taraf-intensitas-dari-
berbagai-sumber-bunyi/

26
1. Taraf intensitas bunyi pada beberapa sumber bunyi yang identik

Jika terdapat sebanyak n buah sumber bunyi yang identik (mempunyai


intensitas bunyi sama), besar Taraf intensitas totalnya dirumuskan
dengan persamaan :

T I n=T I 1 +10 log n ..................................................... (17)


Keterangan :
T I n = taraf intensitas n buah sumber bunyi (dB)
T I 1 = taraf intensitas 1 buah sumber bunyi (dB)
n = jumlah sumber bunyi
2. Perbandingan taraf intensitas bunyi pada berbagai jarak dengan sumber
bunyi
Taraf intensitas bunyi pada jarak yang berbeda dari sumber bunyi akan
berbeda, dirumuskan dengan :

r2
T I 2=T I 1−20 log .................................................... (18)
r1
Keterangan :
T I 1 = taraf intensitas sumber bunyi 1 (dB)
T I 2 = taraf intensitas sumber bunyi 2 (dB)
r 1=¿ jarak sumber bunyi 1 (m)
r 2 = jarak sumber bunyi 2 (m)

Contoh soal

1. Sebuah mesin panen mempunyai intensitas bunyi sebesar 10-8 watt/m2 .


Berapa dB taraf intensitas untuk 10 mesin panen yang identik?
Jawab :

Diketahui :
I = 10-8 watt/m2

27
n = 10
Ditanya:
T I n = …..?

Penyelesaian :

T I n=T I 1 +10 log n

I
T I n=10 log ⁡+10 log n
I0

10−8
T I n=10 log ⁡+ 10 log10
10−12

T I n=40+10

T I n=50 dB

RANGKUMAN

1. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Gelombang


bunyi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gelombang infrasonik,
gelombang audio (audiosonic), dan gelombang ultrasonik.
2. a. Frekuensi nada dasar dawai dengan panjang L memenuhi persamaan
1 F
f 1=

2l µ

28
b. Frekuensi harmonik ke-n suatu dawai memenuhi persamaan fn=nf 1
3. a. Pipa organa terbuka adalah pipa organa yang kedua ujungnya terbuka.

b. Jika L menyatakan panjang pipa organa, frekuensi nada dasarnya

v
(harmonik pertama) memenuhi persamaan f 1=
2l

c. Frekuensi harmonik ke-n suatu dawai memenuhi persamaan fn=nf 1 dengan


n= 1,2,3,4, .....

4. a. Pipa organa tertutup adalah pipa yang salah satu ujungnya di tertutup.
b.Jika L menyatakan panjang pipa organa tertutup,frekuensi nada dasarnya

v
(harmonik pertama) memenuhi persamaan f 1=
4l
c. Pada pipa organa tertutup, pola harmonik genap tidak muncul sehingga
frekuensi harmonik ke-n pipa organa tertutup memenuhi persamaan fn=nf 1,
dengan n=1,2,3,4,......
5. Layangan bunyi terjadi apabila dua bunyi yang memiliki amplitudo sama dan
memiliki frekuensi yang hampir samasling berintererensi . jika kedua
gelombang itu masing-masing berfrekuensi fa dan fb, frekuensi layangannya
adalah f =[ fa−fb ] .
6. Efek dopler pada gelombang bunyi terjadi jika ada gerak relatif antara
pendengar dan sumber bunyi. frekuensi yang diterima pendengar fp dirumuskan
dengan persamaan :
v ± vp
f= fs
v ± vs
dengan v adalah laju bunyi, vp adalah laju pendengar, vs adalah laju sumber
bunyi dan fs adalah frekuensi sumber bunyi. harga vp bernilai negatif jika
pendengar menjauhi sumber bunyi. harga vs negatif jika sumber bunyi
mendekati pendengar.
7. Taraf intensitas bunyi β didefinisika sebagai β= 10 log (I/I0). taraf intensitas
bunyi diukur dalam satuan dB (desibel).
8. Gelombang bunyi khususnya bunyi ultrasonik dimanfaatkan dalam teknologi
sonar , USG, NDT.

DAFTAR PUSTAKA

29
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII BSE. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Giancoli, C. Douglas. 2014. FISIKA: Prinsip dan Aplikasi, Edisi Ketujuh Jilid I
(Hal: 408-441). Jakarta: Erlangga.
Handayani, Sri dan Ari Damari. 2009. FISIKA untuk SMA dan MA Kelas XII
BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Resnick, Halliday. 1998. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Halaman: 479-502.
Ruwanto, Bambang. 2016. FISIKA SMA KELAS XI. Jakarta: Yudhistira.
Halaman: 105-135.
https:// physics.stackexchange.com/pipa-organa-terbuka/, diakses pada tanggal
05 Mei 2018, pukul 09.00 WIB.
https://kaiserscience.wordpress.com/pipa-organa-tertutup/, diakses pada
tanggal 05 Mei 2018, pukul 09.00 WIB.
http://fisikazone.com/intensitas-bunyi/taraf-intensitas-dari-berbagai-sumber-
bunyi/, diakses pada tanggal 04 Mei 2018 pukul 10.40 WIB.
https://www.youtube.com/watch?v=bJj4Wjjf0WI, diakses pada tanggal 05 Mei
2018 pukul 09.30 WIB.
http://seekingintellect.com/2015/02/23/the-history-and-innovation-of-
sound.html, diakses pada tanggal 03 Mei 2018 pukul 08.00 WIB.

30

Anda mungkin juga menyukai