Bab II
Bab II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan ini akan membahas tentang landasan teori yang digunakan dalam
penelitian tentang analisis debit andalan dan debit banjir di DAS krueng
Meureubo, pada debit andalan menggunakan metode Statistik rangking
Sedangkan pada debit periode ulang banjir menggunakan metode Nakayasu.
4
Asdak (2010), mengemukakan beberapa karakteristik DAS yang
mempengaruhi debit aliran antara lain sebagai berikut :
a. Luas DAS menentukan besarnya daya tampung terhadap masukan hujan ,
semakin luas DAS semakin besar daya tampung, berarti makin besar
volume air yang dapat di simpan oleh DAS.
b. Kemiringan lereng DAS. Semakin besar kemiringan lereng suatu DAS
semakin cepat laju debit dan akan mempercepat respon DAS terhadap
curah hujan.
c. Bentuk DAS yang memanjang dan sempit cenderung menurunkan laju
limpasan daripada DAS yang berbentuk melebar walaupun luas
keseluruhan dari dua bentuk DAS tersebut.
d. Setiap jenis tanah memiliki kapasitas infiltrasi yang berbeda-beda,
sehingga semakin besar kapasitas infiltrasi suatu jenis tanah dengan curah
hujan yang singkat maka laju debit akan semakin kecil.
e. Vegetasi dapat memperlambat jalannya air tanah dan memperbesar jumlah
air yang tertahan diatas permukaan tanah dengan demikian menurunkan
laju debit aliran.
Dalam hal ini air hujan yang jatuh di dalam DAS akan mengalami proses
yang dikontrol oleh sistem DAS menjadi aliran permukaan (surface runoff), aliran
bawah permukaan (interflow) dan aliran air bawah tanah (groundwater flow).
Ketiga jenis aliran tersebut akan mengalir menuju sungai, yang tentunya
membawa sedimen dalam air sungai tersebut. Daerah Aliran Sungai dianggap
sebagai sistem, maka perubahan yang terjadi disuatu bagian akan mempengaruhi
bagian yang lain dalam DAS (Grigg, 1996).
5
geografi, dan tata guna lahan di suatu DAS ditentukan oleh berlangsungnya daur
hidrologi, dan dengan demikian, presipitasi dapat dipandang sebagai faktor
pendukung sekaligus pembatas bagi usaha pengelolaan sumber daya air dan tanah
(Darmawan, 2013).
Curah hujan rancangan adalah hujan terbesar tahunan dengan suatu
kemungkinan tertentu atau hujan dengan suatu kemungkinan periode ulang
tertentu.
6
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat
jenis distribusi yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi adalah:
1. Distribusi Gumbel
2. Distribusi Normal
3. Distribusi Log Normal
4. Distribusi Log-person III
Dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis
data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefesien variasi dan koefesien
skewness ( kecondongan atau kemencengan ).
dimana :
Yt = Hujan dalam periode ulang tahun (mm)
Yr = Curah hujan rata – rata
7
K = Faktor frekuensi
Sn = Standar deviasi
Untuk mendapatkan nilai faktor frekuensi (K) maka dihitung dengan
menggunakan persamaan B.2.2 halam 40.
= ................................................................ (2.2)
dimana :
Yt = Reduce variate (variasi berkurang)
Yn = Harga rata – rata reduce variate
n = Jumlah data
Sn = Standar deviasi
( )
Sn = ..................................... (2.3)
Y = Y + K .s .................................................. (2.4)
dimana :
Y = Nilai logaritmik dan X atau Log X dengan periode ulang tertentu
Y = Rata-rata hitung (lebih baik rata-rata geometric nilai Y)
s = Deviasi standar nilai Y
8
K = Karakteristik distribusi peluang log pearson tipe III
Untuk lebih jelasnya Tabel harga K untuk distribusi Log Pearson III, dan
harga G untuk distribusi Log Pearson III dapat dilihat pada Lampiran B.2.4
Halaman 41, Lampiran B.2.5 Halaman 42 dan Lampiran B.2.6 Halaman 43.
9
Untuk lebih jelasnya Tabel factor Frekuensi K pada distribusi Log Normal
3 parameter dan standard variabel dapat dilihat pada Lampiran B.2.7-B.2.8
Halaman 43-44.
( )
Xh = ∑ = .......................................... (2.7)
dimana :
Xh2 = harga chi-kuadrat terhitung
Oi = jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok ke-1
Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok ke-1
n = jumlah data
Suatu distrisbusi dikatakan selaras jika nilai Xh2 hitung sama atau lebih
besar dari nilai Chi-kuadrat sebenarnya (X2) kritis. Dari hasil pengamatan yang
didapat, dicari penyimpangannya dengan chi-kuadrat kritis paling kecil. Untuk
suatu nilai nyata tertentu (level of significant) yang sering diambil adalah 5 %.
Derajat kebebasan ini secara umum dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Darmawan, 2013):
Dk = n – 3 ............................................................ (2.8)
dimana :
Dk = derajat kebebasan
n = banyaknya data
Untuk lebih jelasnya Tabel nilai kritis untuk distribusi Chi-Kuadrat dapat
dilihat pada Lampiran B.2.9 Halaman 45.
10
2.5 Analisis Debit Andalan Metode Statistik Rangking
11
atau tetap konstan terhadap waktu. Rumus Weibul yang digunakan untuk
menetapkan rangking dapat dilihat secara detail.
Prob = ........................................................
(2.9)
dimana :
Prob = Probabilitas
M = Rangking
Nd = jumlah data
Untuk mengetahui ketersediaan air di sungai diperlukan data yang cukup
panjang dan handal, sehingga informasi keragaman debit terhadap waktu kejadian
debit rendah dan tinggi dapat mencakup kejadian-kejadian tersebit. Dengan data
yang cukup panjang dapat digunakan analisis statistika untuk mengetahui gambaran
umum secara kuantitatif besaran air, untuk curah hujan sehari sebesar 200 mm..
Rumus untuk menghitung debit andalan memakai rumus rasional yaitu :
Qn = α x β x A ............................................................
(2.10)
Keterangan :
Qn = Debit andalan ( m3/dt)
β = Koefesien pengurangan luas daerah hujan
α = Koefesien limpasan air hujan
A = Luas daerah aliran sungai Km2
Melchior menetapkan waktu konsentrasi TC sebagai berikut :
12
2.6 Analisis Debit Banjir (design flood)
Debit banjir rencana atau design flood adalah debit maksimum di sungai
atau saluran alamiah dengan periode ulang yang sudah ditentukan. Debit banjir
rancangan dihitung berdasarkan hubungan antara hujan dan aliran. Pada penelitian
ini metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana yaitu
menggunakan metode hidograf Nakayasu (Supatno, 2012).
Dimana:
13
2.6.3 Mencari Nilai Satuan Waktu Naik Dari Curah Hujan (Tr)
Kamiana (2011) berpendapat, air hujan berkumpul terlebih dahulu dalam
sungai-sungai tingkat satu sebelum dialirkan lebih lanjut ke sungai-sungai dengan
tingkat yang lebih tinggi dan ke muara atau tempat pengukuran debit.
Dimana:
Dimana:
2.6.5 Waktu Saat Debit Sama Dengan 0,3 Kali Debit Puncak (T0,3)
Kamiana (2011) berpendapat, waktu saat debit 0,3 kali debit puncak
menggunakan waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai
menjadi 30 % dari debit tersebut.
14
Dimana:
t0,3 = Waktu saat debit sama dengan 0,3 kali puncak (jam)
α = Koefisien, nilainya antara 1,5 – 3,0
tg = Waktu kelambatan (jam)
2.6.6 Debit Puncak Hidrograf Satuan Sintetik (Qp)
Kamiana (2011) berpendapat, waktu naik yang sama kecil, atau faktor
sumber yang makin besar, tidak memberikan kesempatan cukup bagi air hujan
untuk mengalir sebagai aliran limpasan (overland flow), sehingga jumlah
kehilangan air akibat infiltrasi, tampungan cekungan juga makin kecil.
Qp = ........................................ (2.17)
, . , ,
Dimana:
t0,3 = Waktu saat debit sama dengan 0,3 kali puncak (jam)
C = Koefisien pengaliran
,
Q = Qp .............................................(2.18)
15
Dimana:
Q = Qp × 0,3 , ........................................(2.19)
16