Anda di halaman 1dari 7

Jiwa Logam

Komposisi V

Disusun oleh :

Sherly Putri Agustin (I1D118042)

Dosen Pengampu : Kurniadi Ilham S.Sn,. M.Sn

Amor Seta Gilang Pratama S.Sn,. M.Sn

SENI DRAMA TARI DAN MUSIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB I
1.1 Latar Belakang

Permainan lompat karet adalah permainan tradisional anak-anak yang cukup terkenal
terutama di daerah daerah. Permainan tradisional lompat karet ini merupakan permainan
yang terbilang sangat popular sekitar tahun 70an-80an, menjadi favorit saat keluar main
di sekolah dan setelah mandi sore dirumah. Sederhana tapi bermanfaat bisa dijadikan
sarana bermain sekaligus olahraga. Seiring dengan perubahan zaman, permainan
tradisional lompat karet perlahan lahan mulai terlupakan oleh anak-anak. Bahkan, tidak
sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional lompat
karet. Kapan dan darimana permainan ini bermula sulit diketahui secara pasti, namun
dari nama permainan itu sendiri dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman
pejahan. Permainan karet ini menggunakan karet yang biasanya digunakan untuk
membungkus (karet gelang, karet lengkong), karet tersebut dirangkai/dianyam seperti
rantai. Di beberapa daerah permainan ini disebut main/maen karet. Permainan ini
dimainkan oleh beberapa orang atau berkelompok. Dipegang oleh 2 orang pada kedua
ujungnya, satu di bagian kiri dan satu di bagian kanan, sementara anak yang lainnya
mendapatkan giliran untuk melompati karet. Karet direntangkan dengan ketinggian
bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Jika ada yang lihai/pandai dalam
melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan
berganti posisi menjadi pemegang karet.
Lalu pada permainan lompat karet yang bernama jiwa logam ini sedikit berbeda dengan
permainan karet pada umunya, permainan yang berasal dari Kuala Tungkal ini
menggunakan karet yang ujung 1 dan ujung 1 nya lagi disambung dan diletakkan pada 2
pasang kaki, tepatnya pada mata kaki, sehingga membentuk persegi panjang. Memiliki
level dan variasi bentuk karet yang akan dimainkan, mulai dari mata yang terbuka hingga
mata yang tertutup, permainan ini untuk level pertama menggunakan lirik “jiwa logam
pak tani nanam jagung guntung”. Dan dilafalkan dengan irama yang telah ditentukan.
Tidak ada yang mengetahui pasti asal mula lirik itu tercipta, namun para orang tua
termasuk nenek-nenek dan kakek-kakek di daerah tersebut yang juga pernah memainkan
permainan ini berkata bahwa konon pada zaman dahulu ada beberapa anak petani yang
sedang berkumpul saling menunggu orang tuanya. Jiwa logam sendiri adalah
penggambaran jiwa orang tua mereka yang kuat, pak tani nanam jagung adalah hal yang
selalu ia lihat di setiap harinya, sedangkan guntung artinya sekta/batas-batasan tanah
yang ada pada tanaman jagung tersebut.
Pada zaman sekarang, sulit sekali menemukan permainan ini di Kuala Tungkal sendiri.
jiwa logam merupakan permainan tradisional masyarakat kuala tungkal, dimana
permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak kecil. Penata tari tertarik mengangkat
permainan ini karena, permainan ini dibutuhkan kewaspadaan dan keseimbangan serta
fokus pada setiap penari. Pada tiap-tiap gerakan penata tari menggambarkan bentuk dari
sebuhah kewaspaadn, keseimbangan serta fokus yang tinggi.
1.2 Ide Garapan
Disini saya ingin mengambil tentang kewaspadaan yang terjadi pada saat bermain
permainan ini, kewaspadaan yang unik, karena rasa itu bercampur dengan rasa senang,
senang akan keseruan permainan tersebut dan waspada akan terkena karet pada saat
melompat dengan mata tertutup maupun terbuka, butuh sedikit keseimbangan dan
kepekaan pada saat bermain disini. Pada tiap-tiap gerakan penata tari menggambarkan
bentuk dari sebuhah kewaspaadn, keseimbangan serta fokus yang tinggi.

1.3 Bagian Karya

BAGIAN I
Disini penata tari memperlihatkan tradisi asli permainan lompat karet jiwa logam. Lalu
berlanjut dengan gambaran tingkat waspada yang rendah.
BAGIAN II
Disini penata tari mengangkat tingkat waspada dalam hal sedang, dan dikategorikan
kewaspadaan tingkat mendium. Hal sedang yang dimaksud ialah hal-hal yang sering kita
temui dan kita waspadai karena membahayakan.
BAGIAN II
Disini penata tari mengangkat tingkat waspada dalam hal sedang, dan dikategorikan
kewaspadaan tingkat mendium. Hal sedang yang dimaksud ialah hal-hal yang sering kita
temui dan kita waspadai karena membahayakan.

1.4 Deskripsi Karya


Terciptanya karya ini berdasarkan permainan tradisi yang terdapat di daerah Kuala
Tungkal, kecamatan Tungkal Ilir, kabupaten Tanjung Jabung Barat. Seperti yang telah
dijelaskan pada latar belakang di atas,karya ini pun menceritakan tentang rasa waspada
dirasakan oleh orang yang sedang bermain, mulai dari level mudah hingga level susah.

1.5 Deskripsi Musik


Deskripsi Musik iringan Tari Jiwa Logam : Dalam karya ini penata musik berpijak dari
materi music khas Kuala Tungkal. Penggunaan materi musik ini merupakan upaya untuk
memperkuat konsep karya Jiwa Logam yang juga berpijak pada tradisi permainan yang
berasal dari daerah Kuala Tungkal itu sendiri. Pengolahan materi musik ini juga
menggunakan efek suara dari perkusi dan sebatan karet kelantai guna menguatkan
suasana yang diinginkan oleh penata tari

1.6 Busana Dan Tata Rias Karya


1. Baju yang dikenakan berwarna hitam, yang mana hal ini menyimbolkan tentang
keseimbangan dan fokus yang dirasakan setiap orang saat bermain permainan tersebut.
2. Celana berwarna hitam, yang mana hal ini menyimbolkan tentang kesuraman yang
tersembunyi dibalik tradisi yang dijalani oleh orang-orang yang terkena gangguan
mental.
3. Rambut digerai, hal ini digunakan untuk memperkuat karya dalam hal gangguan
mental agar desain rambutnya mendukung dalam berbagai gerakan.
4. Make Up, make up yang digunakan hanyalah make up sederhana sebagai pendukung
karya.
LAMPIRAN
POSTER KARYA

DOKUMENTASI FOTO

Anda mungkin juga menyukai