Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Maju Vol.2 No.

1 Juni 2019

DAMPAK KEGIATAN WIRAUSAHA BATU BATA TERHADAP


KUALITAS LINGKUNGAN DI KECAMATAN KALUKKU
KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

THE IMPACT OF BRICK STONE ENTREPRENEUR ACTIVITIES ON


ENVIRONMENTAL QUALITY IN KALUKKU SUB DISTRICT,
MAMUJU DISTRICT, WEST SULAWESI PROVINCE
Abdul Rahman¹ Marhaban Ramadhan²
¹Sekolah Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat
²Inspektorat Kabupaten Mamuju Tengah

ABSTRAK
Pemanfaatan sumber daya alam merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari. Bahkan sudah
menjadi kewajiban manusia untuk memanfaatkannya dengan penuh kehati-hatian demi keberlanjutan.
Salah satu bentuk pemanfaatan SDA tersebut adalah pengolahan tanah jenis tertentu dalam
menghasilkan batu bata, yang selanjutnya merupakan bahan dasar dalam melaksanakan proses
pembangunan infrastruktur dan lainnya. Industri skala kecil pembuatan batu bata ini merubah bentuk
dan fungsi alam sehingga memberikan dampak bagi lingkungan disekitarnya. Proses ini juga
berdampak bagi kondisi social ekonomi masyarakat setempat. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah mengenali dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas tersebut dan menemukan opsi-
opsi solusi yang mungkin ditempuh untuk mengatasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Participatory Action Research (PAR) merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif
masyarakat dan pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam
kehidupan masyarakat sebagai upaya untuk melakukan perubahan dan perbaikan kearah yang lebih
baik. Hasil penelitian ini menemukan dampak lingkungan dari industry batu bata berupa galian
tambang tanah dan pencemaran air. Solusi-solusi yang mungkin dijalankan diantaranya reklamasi
lubang tambang serta inventarisasi industry batu bata oleh pemerintah agar dapat dilakukan
pengawasan.
Kata kunci: Batu Bata, Dampak Lingkungan, Solusi

ABSTRACT
The use of natural resources is one of the things that cannot be avoided. In fact, it has become a
human obligation to use it with great care for sustainability. One form of utilization of natural
resources is the processing of certain types of land in producing bricks, which are then the basic
ingredients in carrying out infrastructure and other development processes. This small scale brick-
making industry changes the shape and function of nature so that it has an impact on the surrounding
environment. This process also has an impact on the socio-economic conditions of the local
community. The formulation of the problem in this study is to recognize the environmental impacts
caused by these activities and find possible solution options to overcome them. The method used in
this study is Participatory Action Research (PAR), which is a study that actively involves the
community and relevant parties in reviewing the ongoing actions in people's lives as an effort to make
changes and improvements for the better. The results of this study found the environmental impact of
the brick industry in the form of excavation of soil mines and water pollution. Possible solutions
include reclamation of mine pits and government inventory of brick industries so that supervision can
be carried out.
Keywords: Bricks, Environmental Impact, Solutions

1
PENDAHULUAN serta mempersulit dan memperlama proses
Latar Belakang pembuatan batu bata.
Industri merupakan suatu aktivitas yang
memiliki peluang besar terhadap perluasan Seiring dengan tumbuhnya industri batu bata
lapangan pekerjaaan yang mengedepankan yang begitu pesat ternyata menimbulkan
suatu proses keuletan dan ketrampilan dalam dampak terhadap lingkungan. Permasalahan
menciptakan suatu produk yang berkualitas lingkungan yang sering terjadi di sekitar kita
tinggi sehingga bermanfaat bagi masyarakat. berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan
misalnya, dalam hal ini terkurasnya sumber
Khususnya penduduk yang tinggal di daerah daya alam.
pedesaan, industri sekarang ini sudah banyak
dan bermacam-macam salah satunya adalah Dampak negatif pertambangan dapat berupa
industri batu bata merah, industri batu bata rusaknya permukaan bekas penambangan yang
merupakan usaha yang menunjang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah yang
perekonomian khususnya di daerah pedesaan. subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang akan
berpengaruh pada reaksi tanah dan komposisi
Industri batu bata merah biasanya dipekerjakan tanah. Sisa ektraksi ini bisa bereaksi sangat
oleh ibu-ibu dan bapak-bapak, untuk anak asam atau sangat basa, sehingga akan
muda masih jarang untuk melakukan pekerjaan berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah.
tersebut dikarenakan anak muda sekarang lebih
memilih pekerjaan yang tempatnya lebih bersih Salah satu kerusakan lingkungan yang terjadi
dan gajinya yang cukup lumayan dan tidak berada di wilayah Kabupaten Mamuju yaitu di
begitu minat dengan pekerjaan yang bergelut salah satu Kecamatan yaitu Kecamatan
dengan lumpur-lumpuran, panas-panasan dari Kalukku. Kerusakan lingkungan hidup di
matahari. Kelurahan Kalukku diakibatkan penambangan
tanah dilahan pertanian untuk kegiatan
Adanya industri batu bata ini juga sangat penambangan batu bata.
membantu dalam peluang lapangan pekerjaaan
bagi masyarakat dan juga dapat menambah Kegiatan pertambangan tanah ini tentunya
penghasilan bagi para pengusaha industri batu sangat bermanfaat bagi pelaku pengusaha batu
bata. bata karena tanah merupakan salah satu bahan
baku pembuatan batu bata. Penambangan batu
Batu bata merupakan salah satu bahan material bata tersebut dapat memberikan nilai ekonomi
pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah berupa pendapatan dalam meningkatkan taraf
liat yang dibakar sampai berwarna kemerah- hidup.
merahan. Batu bata adalah bahan bangunan
yang telah lama dikenal dan banyak digunakan Keberadaan penambangan batu bata tentu
oleh masyarakat seiring dengan meningkatnya membawa dampak positif maupun negatif,
jumlah dan laju perkembangan penduduk. baik bagi lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial.
Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk
aplikasi teknik sipil seperti dinding perumahan. Bagi kehidupan sosial, penambangan batu bata
Pada umumnya pembuatan batu bata dengan cenderung membawa dampak positif seperti
cara dibakar pada suhu 800°C sehingga tidak mengurangi tingkat pengangguran,
dapat hancur bila direndam air, meningkatkan tingkat kesejahteraan
pembakarannya menggunakan kayu bakar, masyarakat di sekitar kawasan industri, akan
sehingga tidak jarang menimbulkan polusi tetapi bagi lingkungan hidup, industri ini
udara melalui emisi CO2 yang ditimbulkannya membawa dampak negatif seperti pencemaran,
polusi udara, kerusakan lahan dan sebagainya.
Jurnal Ilmiah Maju Vol.2 No.1 Juni 2019

Dengan kondisi ini masyarakat Kelurahan


Semakin meningkatnya kebutuhan akan bahan Kalukku telah mampu memanfaatkan sumber
bangunan terutama batu bata akan daya alam yang ada disekitarnya untuk
menyebabkan kebutuhan tanah galian juga dijadikan sebagai sumber penghasilan. Akan
semakin banyak. Tanah untuk pembuatan batu tetapi dengan adanya penambangan batu bata
bata ternyata lebih cocok pada tanah yang ini sangat nampak adanya degradasi
subur dan produktif. Dengan dipicu dari lingkungan, namun masyarakat tidak
rendahnya tingkat keuntungan berusaha tani menyadari hal itu sehingga kerusakan tanah
dan besarnya resiko kegagalan, menyebabkan semakin meluas dan ini butuh penanganan
lahan-lahan pertanian banyak digunakan untuk pemerintah agar lingkungan yang ada bisa
pembuatan batu bata. diminimalisir dan tetap terjaga kelestarianya.
Pembuatan batu bata yang diawali dari
Rumusan Masalah merancah lumpur, mencetak, dan
Rumusan Masalah dari penelitian ini yaitu: mengeringkan sampai pada tahap pembakaran
1. Bagaimanakah dampak penambangan batu akan menyerap tenaga kerja karena jenis
bata terhadap degradasi lingkungan di industri ini merupakan usaha padat karya.
Kelurahan Kalukku Kecamatan Kalukku Selain itu juga akan menimbulkan usaha
Kabupaten Mamuju, sampingan lain berupa pengangkutan dan
2. Bagaimanakah solusi dalam pengendalian perdagangan.
degradasi lingkungan akibat penambangan
batu bata di Kelurahan Kalukku Demi mendapatkan keuntungan yang berlipat
Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju. para pengusaha batu bata tersebut terus
meningkatkan produksinya dengan cara
Tujuan Penelitian menambang tanah di lokasi lahan pertanian
Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk dijadikan bahan baku pembuatan batu
1. Untuk mengetahui dampak penambangan bata.
batu bata terhadap degradasi lingkungan di
Kelurahan Kalukku Kecamatan Kalukku Sehingga alih fungsi lahan pertanian yang
Kabupaten Mamuju. terjadi menyebabkan dan menurunnya kualitas
2. Untuk mengetahui solusi dalam lingkungan yang pada gilirannya berdampak
pengendalian degradasi lingkungan akibat sistemik pada ekosistem secara abiotik maupun
penambangan batu bata di Kelurahan biotik. Fakta di atas menunjukkan bahwa para
Kalukku Kecamatan Kalukku Kabupaten penambang batu bata tetap melaksanakan
Mamuju. kegiatan pertambangan tanah dengan tidak
mengindahkan hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan, karena
TINJAUAN PUSTAKA lokasi tambang adalah lahan pertanian.
Kelurahan Kalukku merupakan suatu
kelurahan yang terletak di kawasan Kecamatan Apabila kegiatan tersebut dilakukan tidak
Kalukku Kabupaten Mamuju yang memiliki mengindahkan dampak kerusakan lingkungan,
masyarakat yang heterogen yang mayoritas dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat,
kehidupanya bergantung pada sektor pertanian generasi masa depan dan negara karena
dan sektor lainya. produksi hasil pertanian akan berkurang karena
berkurangnya lahan pertanian.
Pendapatan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya dalam sehari-hari Hal tersebut dikarenakan sudah sejak lama
selain dari pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) mereka melakukan kegiatan pertambangan
hanya bersumber dari hasil pertanian dan tanah di lahan pertanian dan penambangan
perkebunan mereka, namun dengan adanya batu bata turun-temurun dari keluarga mereka,
penambangan batu bata masyarakat juga bisa sehingga mereka menganggap tidak perlu
mendapatkan pekerjaan sampingan untuk mendapatkan izin pemerintah dalam
memenuhi pendapatan tambahan ekonomi penambangan tanah di lahan pertanian.
mereka.

25
METODE Kelurahan Kalukku mengatakan bahwa sekitar
Participatory Action Research (PAR)
merupakan penelitian yang melibatkan secara
aktif masyarakat dan pihak-pihak yang relevan
dalam mengkaji tindakan yang sedang
berlangsung dalam kehidupan masyarakat,
sebagai upaya untuk melakukan perubahan dan
perbaikan kea rah yang lebih baik.

Sehingga dalam peaksanaan PAR lebih


dipahami sebagai penelitian yang dilakukan
atas dasar telaah, analisa, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
bersama masyarakat ataupun komunitas.

Bahkan setiap tindakan yang telah dilakukan


selalu dikaji kekurangan dan kelebihannya
agar pengetahuan pun bisa berkembang. Salah
satu yang menjadi kunci utama keberhasian
PAR adalah membangun tim PAR yang
menyakini kebenaran proses PAR dan nilai
nilai PAR.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambaran Umum
Berdasarkan hasil survei singkat dan
wawancara langsung yang dilakukan penulis
bahwa kegiatan penambangan batu bata sudah
sejak lama dilakukan oleh masayarakat
Kelurahan Kalukku, namun penambangan ini
mulai berkembang pada tahun 2001.

Wawancara langsung di lapangan menunjukan


pula, bahwa masyarakat sudah lama menekuni
kegiatan ekonomi non pertanian yaitu kegiatan
penambangan batu bata yang merupakan hasil
budidaya masyarakat setempat dalam usaha
untuk keluar dari keterpurukan ekonomi dan
meningkatkan taraf hidup masyarakatnya
khususnya dalam bidang ekonomi.

Hal ini dikarenakan, apabila masyarakat hanya


bergantung dari penghasilan bidang pertanian
saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga yang semakin hari semakin
meningkat.

Di Kelurahan Kalukku jumlah pengrajin batu


bata terus mempengaruhi perkembangan
ekonomi masyarakat dan umumnya tidak
menghilangkan pekerjaan utama mereka
sebagai petani, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bapak Ancu salah satu pemilik
penambangan batu bata di Dusun Panamba
tahun 2001 jumlah pengrajin batu bata terus dari sektor pertanian ke sektor penambangan.
meningkat disamping dalam usaha utamanya
dibidang pertanian.

Hal ini dikarenakan tingkat kehidupan sosial


ekonomi yang semakin meningkat
menyebabkan naiknya permintaan produksi
barang disamping untuk meningkatkan
penghasilan pula.

Pengrajin penambangan batu bata semakin


meningkat dari tahun ketahun, peningkatan ini
terjadi akibat banyaknya permintaan akan
batu bata untuk keperluan pembangunan di
Mamuju Kota sebagai ibu kota Propinsi
Sulawesi Barat yang baru mekar sepuluh
tahun belakangan ini, sehingga dapat
membuka peluang atau lowongan usaha bagi
masyarakat yang hanya meningkatkan
kehidupanya dibidang pertanian.

Perkembangan usaha pembuatan batu bata di


Kelurahan Kalukku didorong oleh
ketersediaan bahan baku yang cukup
memadai.

Berdasarkan survey langsung di lapangan,


penulis memperoleh keterangan bahwa pada
mulanya usaha pembuatan batu bata ini hanya
dikerjakan oleh beberapa warga saja. Warga
masyarakat yang melalui pembuatan usaha
batu bata ini sebagian besar masyarakat dari
berbagai dusun yaitu Dusun Panamba, Dusun
Manaimang, Dusun Pambutungan dan Tasiu
Barat, kemudian setelah mereka mahir,
mereka mulai mempraktekan usaha membuat
sendiri.

Usaha membuat batu bata ini mulanya hanya


dilakukan di daerah sekitar pekarangan
rumah, dengan mendirikan sebuah rumah
gubuk di sekitar perkarangan. Pada awal
pembuatanya pekerjaan ini merupakan
kegiatan sampingan dan usaha utama yaitu
pertanian.

Hasil wawancara dengan Ancu salah seorang


pekerja batu bata bahwa usaha pembuatan
batu bata di Kelurahan Kalukku mulai
memperlihatkan pertumbuhan secara nyata
sebagai sistem mata pencaharian masyarakat
sekitar pada tahun 2000-an.

Terkhusus di Dusun Panamba secara tidak


langsung usaha ini hampir menggeser sistem
mata pencaharian sebagai warga masyarakat
Akan tetapi, masyarakat tetap Kerusakan tanah terjadi karena hampir semua
mempertahankan sektor pertanian sebagai lokasi memiliki teknik penambangan masih
sistem mata pencaharian utama mereka belum benar, yaitu dengan cara memotong
disamping membuat penambangan batu bata tebing secara vertikal sehingga kestabilan
ini. lereng akan kecil. Akibatnya bisa
menyebabkan terjadinya longsoran dan
Perkembangan yang nyata ini terlihat dari membahayakan penambang.
banyaknya para pengrajin-pengrajin baru yang
mengikuti usaha dalam membuat batu bata. Akibat lain adalah pada saat reklamasi akan
Jumlah produksi batu bata di Kelurahan mengalami kesulitan dan membutuhkan biaya
Kalukku setiap tahunnya semakin meningkat. yang lebih besar. Selain itu, tingkat erosi akan
semakin besar sehingga akan mengakibatkan
Perkembangan Kabupaten Mamuju sebagai ibu sedimentasi yang besar. Kedalaman galian
kota Propinsi Sulawesi Barat menyebabkan mempunyai kisaran 1 - 6 meter. Tebing galian
banyaknya pembangunan kantor dan yang dalam seperti itu akan membahayakan
inprastruktur yang telah disetujui proyek- penambang maupun berpotensi terjadinya erosi
proyek pembangunannya, baik dari pemerintah dan tanah longsor. Di lokasi penambangan batu
maupun swasta. bata di Keluran Kalukku telah di jumpai pula
lubang lubang bekas galian yang cukup dalam.
Proyek-proyek yang telah direncanakan dari
berbagai pihak tersebut biasanya disetujui dan Dalam prakiraan dampak ini, bila besarnya
disepakati setelah melakukan pemesanan melebihi atau dibawah baku mutu yang telah
sebelum batu bata dibakar dan siap untuk di ditentukan dianggap dampak penting.
pasarkan. Sehingga pemilik proyek tersebut Informasi mengenai dampak kerusakan
akan mendapatkan bagian karena biasanya lingkungan akibat penambangan batu bata
sebelum melakukan pemesanan batu bata akan berawal dari alih fungsi lahan pertanian dengan
habis diborong oleh proyek-proyek yang ada di penebangan-penebangan vegetasi penutup
wilayah lain yang membutuhkanya untuk di lahan untuk mendukung aktivitas
jadikan bahan pembangunan. penambangan batu bata.
Pendapatan pengrajin batu bata di Kelurahan Akibat penebangan vegetasi terjadi perubahan
Kalukku dari tahun ke tahun semakin baik, hal bentang lahan yang dapat merubah struktur
ini di sesuaikan dengan permintaan akan tanah. Hilangnya vegetasi sebagai penutup
kebutuhan batu bata atas kebutuhan lahan untuk menangkap air hujan. Dampaknya,
pembangunan. wilayah tersebut akan semakin kering.
Dampak Berkurangnya vegetasi di sekitar lokasi
Dampak kerusakan terkait penambangan batu penambangan batu bata menyebabkan
bata di Kelurahaan Kalukku dapat berupa berkurangnya kandungan oksigen di udara
rusaknya permukaan bekas penambangan batu sehingga suhu di wilayah tersebut menjadi
bata yang tidak teratur, hilangnya lapisan tanah semakin tinggi dan menyebabkan tanah
yang subur, dan sisa ekstraksi (tailing) yang menjadi semakin labil.
akan berpengaruh pada reaksi tanah dan
komposisi tanah. Sisa ektraksi ini bisa bereaksi Kondisi ini membahayakan masyarakat
sangat asam atau sangat basa, sehingga akan terutama saat musim hujan, lubang-lubang
berpengaruh pada degradasi kesuburan tanah. bekas galian ini akan terisi air sehingga
tergenang dan sangat berpotensi menjadi
Penambangan batu bata disamping akan sarang nyamuk. Luas lubang galian berkisar
merusak tata air juga akan terjadi kehilangan antara 20 x 12 meter hingga 50 x 25 meter.
lapisan tanah bagian atas (top soil) yang relatif
lebih subur, dan meninggalkan lapisan tanah Luas lubang galian ini berpengaruh terhadap
bawahan (sub soil) yang kurang subur, luasan genangan yang terjadi saat musim
sehingga lahan pertanian akan menjadi tidak hujan. Berdasarkan kondisi lingkungan fisik
produktif (Alamprabu, 2007). dampak erosi terhadap penambangan batu bata
di lokasi akan menyebabkan hanyutnya mendasari usaha pembuatan batu bata di
partikel-partikel tanah dan sangat berpengaruh Kelurahan Kalukku, mulanya dikembangkan
terhadap struktur tanah. Rusaknya struktur sebagai suatu usaha pemanfaatan lahan
tanah oleh erosi di daerah lokasi penambangan pertanian memanfaatkan tanahnya untuk
batu bata akan menyebabkan mengecilnya membuat batu bata.
pori-pori tanah, sehingga kapasitas infiltrasi
menurun, dan aliran permukaan menjadi lancar Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa
ini dapat menyebabkan longsor. keadaan yang mencolok di areal lahan
Penambangan batu bata di Kelurahan Kalukku pertanian dan perkebunan yang dijadikan usaha
tidak mengindahkan konservasi tanah dan pembuatan batu bata di Kelurahan Kalukku
lahan, sehingga akan menyebabkan erosi yang memperlihatkan ketidakseimbangan kontur
diikuti hilangnya bahan organik tanah. Hal ini tanah bila dibandingkan dengan keadaan lahan
menyebabkan berkurangnya air permukaan pertanian sekitar kurang lebih 20 tahun yang
atau air hujan yang masuk ke dalam tanah. lalu.
Akibatnya hujan yang jatuh dengan mudah
terakumulasi dipermukaan. Kehilangan unsur Bahwasanya keadaan tanah sekitar tahun 90-an
hara karena adanya erosi dilokasi sampai 2000-an yang kemudian dimanfaatkan
penambangan batu bata akan menurunkan sebagai bahan baku pembuatan batu bata
produktivitas lahan. akhirnya menyebabkan kontur tanah yang
semula keadaanya lebih tinggi diantara jalan
Berdasarkan pengamatan dilapangan bahwa raya yang melaluinya sekarang menjadi sejajar
tofografi tanah di dilokasi tambang sudah bahkan lebih rendah daripada sebelumnya.
mengalami perubahan fisik lingkungan, hal ini
dapat dilihat dari luasnya area penambangan Dampak mengenai bahaya longsor berdasarkan
batu bata. pengamatan ditemukan kedalaman penggalian
tanah sampai 5 meter sehingga dengan adanya
Berdasarkan informasi hasil wawancara aktivitas ini dapat berpotensi meningkatkan
langsung penulis mengungkapkan bahwa sejak ancaman tanah longsor.
berdiri tahun 1998 luas area yang diusahakan
penambang batu bata berkisar antara sampai 20 Dilihat dari teknik penambangan batu bata,
m x 12 m sampai dengan 50 m x 25 m2 dengan dimana para pengrajin batu bata menggali
rata-rata kedalaman antara 4-5 m. secara terbuka (open pit) tidak secara
berjenjang (trap-trap), namun asal menggali
Lokasi penambangan batu bata di Kelurahan saja dan nampak bukan penggalian tidak
Kalukku tersebar diempat dusun. Luas lahan teratur. Selanjutnya dari hasil survey dilokasi
tambangnya sempit seperti lokasi di dusun areal bekas penggalian dibiarkan begitu saja
Manaimang batu bata yang mampu ditambang dan terlihat gersang berpotensi mengalami
mencapai 80 M persegi per-hari. erosi dipercepat karena tidak adanya vegetasi
penutup tanah.
Sedangkan pada lokasi penambangan yang
lebih luas seperti lokasi di dusun Sehingga mengakibatkan terjadinya genangan
Pabbuntungang rata-rata volume produksinya air yang berada di dekat lokasi penambangan
mencapai 150 m3. Hal ini disebabkan oleh batu bata. Selain itu telah terjadi pelebaran,
tingginya intensitas penambangan yang bahkan penggalian yang terlalu dalam
dilaksanakan karena aktivitas ini hampir membentuk kolam pada permukaan tanah yang
berlangsung setiap hari terutama pada musim kedalamannya mencapai 5 meter.
kemarau.
Kedalaman tanah yang berbeda dapat
Sehingga secara umum pengaruh menimbulkan permasalahan kemampuan
penambangan batu bata sudah tidak mampu menyimpan air bagi lahan pertanian disekitar
lagi mendukung aktifitas dan kegiatan sesuai yang tidak ditambang. Selanjutnya hilangnya
dengan peruntukannya. Baik itu untuk top soil tanah sehingga kesuburan tanah pada
peruntukan pemukiman, pertanian ataupun lokasi galian batu bata menjadi berkurang
perkebunan. Salah satu alasan pula yang sehingga tanah menjadi tidak subur.
berkurang. Sehingga dengan berkurangnya
Tanah yang dikembalikan sebagai tanah pohon kayu di sekitaran rumah akan berkurang
penutup lahan bekas penambangan tidak ada fungsi pohon kayu, baik fungsi terhadap
ditemui dilokasi yang diamati, sehingga lingkungan.
standar minimal tanah yang harus
dikembalikan sesuai dengan standar yang telah Berdasarkan tofografi di lokasi penambangan
ditetapkan dalam KepMen LH No 43 Tahun kedalaman lubang galian berkisar antara 3-5
1996 tidak terpenuhi, sehingga dapat meter sementara anjuran dari Keputusan
dinyatakan bahwa di lokasi areal penambangan menteri Lingkungan Hidup No 43 tahun 1996
batu bata di Kelurahan Kalukku sudah maksimal 1 meter. Selanjutnya adalah dari
mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa aspek degradasi lahan bahwa lubang-lubang
difungsikan sesuai dengan peruntukannya. galian dibiarkan begitu saja tanpa
mengembalikan tanah sebagai penutup lahan.
Solusi
Pembangunan penambangan di Indonesia akan Sedangkan vegetasi yang ada disekitaran
ditunjang oleh peningkatan pelaksanaan penambangan batu bata tidak ditemukan
kebijakan mengenai pengutamaan pemakaian adanya vegetasi sebagai penutupan lahan.
hasil produksi penambangan sendiri baik Akibat yang ditimbulkan dengan tidak adanya
penambangan besar maupun penambangan tanah yang dikembalikan sebagai lahan
kecil/ rumah tangga (Kansil, 1986: 107). penutup, menyebabkan tidak ditemuinya
vegetasi, baik itu tanaman budidaya ataupun
Batasan penggunaan tanah tersebut antara 4 tanaman tahunan di lokasi penambangan.
meter sampai 6 meter kedalam dari ukuran rata
tanah. Apabila telah mencapai kedalaman Berdasarkan KepMen LH No. 43 tahun 1996,
tersebut maka para pengrajin batu bata area bekas penambangan tanah liat di lokasi
mengambil tanah dari lahan yang baru. Selain penambangan sudah mengalami kerusakan.
itu juga penggunaan tanah yang melebihi batas Menurut Widjaya (2010), kerusakan lahan
kedalaman tanah tersebut di atas ternyata tidak bekas tambang tanah liat dapat dikategorikan
bagus kualitas tanahnya sebagai bahan baku menjadi 3, diantaranya adalah sebagai berikut:
pembuatan batu bata. 1. Tingkat kerusakan ringan, yaitu apabila
lahan bekas tambang hanya mengalami
Menurut Ananto Kusuma Seta, (1987) pada perubahan tofografi saja.
dasarnya konservasi tanah adalah penempatan 2. Tingkat kerusakan sedang, apabila lahan
setiap bidang tanah pada cara penggunaan bekas tambang mengalami perubahan
yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut tofografi dan sumber daya hayati.
dan memperlakukannya sesuai dengan syarat- 3. Tingkat kerusakan berat, apabila lahan
syarat yang diperlukan agar tanah tersebut bekas tambang mengalami perubahan
tidak cepat rusak. tofografi, sumber daya hayati dan erosi.

Usaha konservasi tanah disamping ditujukan Berdasarkan hasil analisis di atas,


untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi menunjukkan bahwa tingkat kerusakan
dan memperbaiki tanah-tanah yang rusak, juga lingkungan akibat penambangan batu bata di
ditujukan untuk menetapkan kelas kemampuan Kelurahan Kalukku sudah berada pada tingkat
tanah dan tindakan-tindakan (perlakuan) yang kerusakan sedang. Kegiatan penambangan batu
diperlukan agar tanah tersebut dapat digunakan bata yang mulanya dilakukan di sekitaran
seoptimal mungkin dalam jangka waktu yang perkarangan rumah ternyata telah
tidak terbatas. mengakibatkan dampak negatif. Olehnya itu,
untuk mengatasi hal tersebut dilakukanya
Areal penambangan batu bata yang ada di pemindahan lokasi.
Kelurahan Kalukku kebanyakan berada di
sekitaran tempat tinggal mereka. Dengan Selain itu, perkembangan sosial ekonomi
kondisi tersebut maka tidak mungkin lagi dapat masyarakat yang semakin meningkat
dipungkiri bahwa pohon kayu di sekitaran memperlihatkan bahwa usaha pembuatan batu
tempat tinggal yang ada di sekitarnya akan
bata dipandang tidak elok bila dilakukan melestarikannya. Kerusakan lingkungan hidup
disekitaran perkarangan rumah. salah satunya disebabkan oleh kegiatan
penambangan.
Dari hasil keterangan yang diperoleh di lokasi,
oleh Bapak Ancu mengatakan kualitas Penambangan berdasarkan pasal 1 butir 2
lingkungan hidup di lokasi penambangan batu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014
bata sebagian besar sudah mengalami Tentang penambanganan adalah seluruh
perubahan fisik dan hayati. Olehnya itu perlu bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah
adanya kesadaran dari pengusaha batu bata bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
untuk melakukan reklamasi lahan dengan daya penambangan sehingga menghasilkan
menanam tanaman jangka panjang sebagai barang yang mempunyai nilai tambah termasuk
vegetasi penutupan lahan sehingga dapat jasa penambangan.
dimanfaatkan kembali dalam peruntukan.
Pengendalian kerusakan lingkungan
Perkembangan lapangan pekerjaan, dalam hal berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
ini penambangan berkelanjutan adalah suatu 2009 meliputi terkait dengan dampak
upaya dan pendekatan dalam pemanfaatan penambangan batu bata terhadap degradasi
sumber daya alam yaitu penambangan batu lingkungan adalah yang meliputi aspek fisik
bata terhadap masyarakat sekarang tanpa dan kimia dan hayati adalah sebagi berikut:
mengurangi kemampuan untuk memenuhi 1. Pencegahan, meliputi: melakukan Kajian
kebutuhan mereka. lingkungan hidup strategis tentang dampak
yang ditimbulkan terkait dengan
Pembangunan penambangan pada sektor usaha menurunnya kualitas lingkungan hidup,
di bidang penambangan batu bata merupakan Baku mutu lingkungan, Kriteria Baku
suatu upaya masyarakat dalam meningkatkan kerusakan lingkungan, perizinan, dan
pendapatan kebutuhan hidup dan bila ditinjau AMDAL.
dari segi pola kehidupan masyarakat sangat 2. Penanggulangan meliputi pemberian
berhubungan langsung dengan peningkatan informasi peringatan pencemaran atau
kebutuhan barang dan jasa. Penggunaan pengisolasian kerusakan lingkungan,
sumber daya alam secara besar-besaran dengan penghentian sumber pencemaran.
mengabaikan lingkungan dapat mengakibatkan 3. Pemulihan, meliputi : penghentian sumber
berbagai dampak negatif yang terasa dalam pencemaran dan pembersihan pencemaran,
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. rehabilitasi, remediasi, restorasi dan
reklamasi.
Salah satu masalah kerusakan lingkungan
akibat penambangan batu bata adalah Rehabilitasi lahan hutan terdegradasi
degradasi lahan yang besar, yang apabila tidak sesungguhnya mempunyai potensi nilai
ditanggulangi secara cepat dan tepat akan komersial disamping manfaat penting lainnya
menjadi lahan kritis sampai akhirnya menjadi bagi lingkungan hidup. Proses permudaan
gersang. Langkah-langkah penanggulangan perlu memperhatikan permasalahan seperti
dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan hilangnya kesuburan tanah, dampak erosi dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 gangguan terhadap keseimbangan hidrologi
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan serta fungsi-fungsi ekologis lainnya.
Lingkungan hidup bahwa kerusakan
lingkungan adalah perubahan langsung Upaya pemecahannya meliputi berbagai
dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, macam praktek seperti mempercepat proses
kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang permudaan alam, tanaman perkayaan,
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan pergantian siklus rotasi, budidaya jenis-jenis
hidup. cepat tumbuh, penggunaan cadangan genetik
unggul, mengurangi dampak pembalakan dan
Pengertian kriteria baku kerusakan lingkungan pembangunan tegakan campuran menggunakan
hidup adalah ukuran batas perubahan sifat jenis-jenis cepat tumbuh dan jenis tanaman
fisik, kimia, dan atau hayati yang dapat yang tahan hidup dibawah naungan (shade-
ditenggang oleh lingkungan hidup tetap tolerant).
Nomor : 146-KPTS-11-1999, yaitu dengan
Remediasi lahan diartikan sebagai perbaikan jalan
lingkungan secara umum yang dapat 1. Bioremediasi merupakan penggunaan
menghindari resiko-resiko yang ditimbulkan mikroorganisme untuk mengurangi polutan
oleh ulah manusia (anthropogenic), dengan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi,
memanfaatkan tanaman sebagai fitoremediator enzim-enzim yang diproduksi oleh
lebih murah, disamping itu juga memiliki mikroorganisme memodifikasi polutan
keuntungan estetika. beracun dengan mengubah struktur kimia
Tanaman yang ideal yang akan digunakan polutan tersebut, sebuah peristiwa yang
untuk fitoremediasi harus memiliki disebut biotransformasi. Pada banyak
produktivitas biomassa, toleransi yang tinggi kasus, biotransformasi berujung pada
serta kapasitas akumulasi konsentrasi tinggi biodegradasi, dimana polutan beracun
dari kontaminan. terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit
Akar wangi (Vetiveria zizanioides) adalah yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
sejenis rumput abadi dengan kemampuan 2. Fitoremediasi adalah penggunaan
adaptasi ekologis yang kuat dan produktivitas tumbuhan untuk menghilangkan polutan
biomassa yang besar, mudah untuk mengelola dari tanah atau perairan yang
dan tumbuh dalam kondisi tanah yang berbeda, terkontaminasi. Akhir-akhir ini teknik
merupakan fitoremediator ideal untuk reklamasi dengan Fitoremediasi
mengendalikan pencemaran lingkungan. mengalami perkembangan pesat karena
terbukti lebih murah dibandingkan metode
Vetiver zizanioides mampu tumbuh pada lahan lainnya, misalnya penambahan lapisan
yang terkontaminasi logam berat yaitu pada permukaan tanah. Sudah banyak hasil
lahan bekas tambang maupun bekas minyak, penelitian yang membuktikan keberhasilan
dan mampu mengakumulasi logam dalam penggunaan tumbuhan untuk remediasi
konsentrasi yang tinggi. Tingkat kelangsungan dan tidak sedikit tumbuhan yang
hidup dan rentang penutupan tajuk, Vetiver dibuktikan sebagai hiperakumulator adalah
lebih tinggi dibandingkan dengan 3 spesies spesies yang berasal dari daerah tropis.
rumput yang lain yaitu Bahia, dan St Agustinus
dan Bana pada lahan pembuangan minyak. Pengendalian kerusakan lingkungan berkenaan
Rehabilitasi lahan bekas tambang antara lain dengan penambangan batu bata di Kelurahan
dapat dilakukan dengan memperbaiki kondisi Kalukku belum dilakukan oleh Badan
tanah dengan menambahkan bahan ameliorant, Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLHK)
memilih jenis tanaman, membuat bibit, dan Dinas Perizinan Kabupaten Mamuju belum
menanam dan memelihara. berjalan sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
Hasil penelitian menemukan fakta bahwa pada
umur 3 tahun tanaman yang survive pada Peran pemerintah dalam mencegah dan
hamparan overburden yaitu Eucalyptus pengendalian kerusakan lingkungan terutama
urrophila, Eugenia garcinaefolia dan sengon lembaga Badan Lingkungan Hidup dan
buto (Enterolobium cyclocarpum). Sedangkan Kehutanan (BLHK) Kabupaten Mamuju harus
pada hamparan tailing kuarsa bisa ketiganya melakukan pengendalian kerusakan lingkungan
bisa tumbuh tapi perlu penanganan berupa di lahan pertanian akibat penambangan batu
input energi. bata dengan cara sosialisai kepada Camat dan
Lurah tentang pengendalian kerusakan di lahan
Reklamasi lahan bekas tambang yang pertanian, memberikan bantuan pengendalian
selanjutnya disebut reklamasi adalah usaha kerusakan lingkungan dan rehabilitasi di lahan
memperbaiki atau memulihkan kembali lahan pertanian.
dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan Dinas perizinan tidak melakukan pengendalian
dan energi agar dapat berfungsi secara optimal karena semua penambangan batu bata di
sesuai dengan peruntukannya. Permenhut Kelurahan Kalukku berskala sangat kecil.
Terkait dengan permasalahan di atas
pengendalian kerusakan lingkungan selama ini Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis
belum berjalan maksimal dikarenakan adanya mengajukan beberapa saran antara lain sebagai
beberapa kendala sebagai berikut: berikut:
1. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh 1. Perlu adanya kajian lingkungan hidup
Camat dan Lurah kepada penambang dan strategis mengenai dampak lingkungan
masyarakat di Kecamatan Kalukku. yang ditimbulkan oleh BLHK Kabupaten
2. Kurangnya anggaran dana untuk Mamuju sehingga dapat memberikan
pelaksanaan pengendalian kerusakan arahan dan kebijakan terkait dengan izin
lingkungan lahan pertanian. penambangan batu bata.
3. Adanya benturan kepentingan dengan 2. Dalam melakukan kegiatan penambangan
instansi lain sehingga dana anggaran batu bata, pihak penambang perlu
pengendalian kerusakan lingkungan yang memperhatikan pengelolaan lingkungan
dilakukan BLHK Kabupaten Mamuju secara terpadu agar tidak berdampak buruk
keluarnya tidak sesuai dengan waktu yang pada aspek fisika, kimia dan biologi demi
ditentukan. menuju pembangunan dan kualitas hidup
yang berkelanjutan.
Hampir semua penambang batu bata di 3. Perlu dilakukan penelitian tentang
keluruhan Kalukku tidak memilki Tanda seberapa besar manfaat penambangan batu
Daftar Penambangan, sehingga Dinas bata dilahan non pertanian dan jika
Perizinan tidak dapat melakukan pengawasan dijadikan lahan pertanian.
terhadap penambangan batu bata di Kecamatan
Kalukku.
DAFTAR PUSTAKA
Afdal. 2009. Jurnal Pertambangan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Universitas Muhammadiyah
Kesimpulan Makassar.
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Ananto, Kusuma Seta. 1987. Konservasi
1. Kualitas lingkungan hidup di lokasi Sumber Daya Tanah dan Air. Jakarta:
penambangan batu bata di Kelurahan Kalam Mulia
Kalukku sudah mengalami perubahan
fisik, kimia dan hayati. Berdasarkan Anton Bele. 1982. Membuat Batu Bata.
tingkat kerusakannya sudah mengalami Penebar Swadaya Anggota IKAPI.
tingkat kerusakan sedang, hal ini ditandai Jakarta
dengan terjadinya perubahan tofografi
tanah, berkurangnya sumber daya hayati, Alamprabu, Djayawarman. 2007.
tidak adanya tanah sebagai top soil, tidak Pembangunan Pertanian
adanya vegetasi tanaman budidaya dan Berkelanjutan dengan Pertanian
tanaman tahunan. Organik. Direktorat perlindungan
2. Solusi pengendalian kerusakan lingkungan perkebunan.
akibat penambangan batu bata di
Kelurahan Kalukku adalah pemindahan As’ad. 2005. Thesis : Pengelolaan Lingkungan
lokasi penambangan, reklamasi dan pada Penambangan Rakyat (Studi
sosialisasi. Sedangkan pencegahan baik Kasus Penambangan Intan Rakyat di
aspek fisik, kimia dan biologi meliputi Kecamatan Cempaka Kota
melakukan kajian lingkungan hidup Banjarbaru Provinsi Kalimantan
strategis tentang dampak yang ditimbulkan Selatan).
terkait dengan menurunnya kualitas
lingkungan hidup, pemulihan dapat Bintarto. 1986. Geografi Sosial. UP Spring.
dilakukan dengan rehabilitasi, remediasi, Yogyakarta.
dan restorasi lahan.
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1991.
Rekomendasi Metode Analisa Geografi. LP3ES.
Jakarta.
----------------, 2009. Analisis Mengenai
Buckman., H.,O and Nyle.C.,Brady.1982. Ilmu Dampak Lingkungan. Gadjah Mada
Tanah. Bhatara University Press. Yogyakarta.

Budi Sulistia, 2015. Analisis Faktor Kerusakan Sutedi, Adrian. 2012. Aspek Hukum
Lingkungan Terhadap Lahan di Pengadaan Barang & Jasa dan
Sekitar Pabrik Batu bata di Kelurahan Berbagai Permasalahannya. Sinar
Sail Kecamatan Tenayan Raya Kota Grafika
Pekanbaru. Universitas Riau. Jurnal
Ilmu Lingkungan Issn 1978-5283. Suratmo, G.,1995. Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Gadjah Mada
Kristanto, P.,2004, Ekologi Industri, Andi, University Press, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Yoza, Fitriadi. 2008. Dampak Penambangan
Nursid Sumaatmadja. 1986. Pengantar Studi Batubara Terhadap Kesuburan Tanah.
Sosial. Alumni. Bandung. Skiripsi. IPB.

Rahim, F. 1995. Sistem dan Alat Tambang, Yuwono, Jatmiko. 2015. Pengendalian
Akademi Teknik Pertambangan Kerusakan Lingkungan Berkenaan
Nasional, Banjarbaru. Dengan Industri Batu Bata Di
Kecamatan Piyungan Kabupaten
Ramli. 2007. Pengaruh Pemberian Material Bantul. Skripsi. Universitas Atma
Limbah Serat Alami terhadap Sifa Jaya Yogyakarta
Fisika Bata Merah. Skripsi FMIPA
Universitas Negeri Padang. Sumatra Widjaya, S.S. 2010. Arah Pemanfaatan Lahan
Barat Bekas Tambang Mineral Non Logam
di Kabupaten Tuban. J. Vol 13. No 3.
Siregar, Nuraysah., 2010. Tanah Liat Pada Institut Teknologi Surabaya
Pembuatan Batu bata. Skripsi
Universitas Sumatera Utara. Medan
Suherman .1999. Reklamasi Lahan Bekas
Penambangan Batu Gamping
Kalkarinet Di Desa Sidorejo, Kec.
Amata Ponjong Gunung Kidul, D. I
Yogyakarta. Buletin Bahan Galian
Industri. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral
vol 3 (8) :19.

Suwardono. 2002. Mengenal Pembuatan Bata,


Genteng dan Genteng Berglasir.
Yrama Widya, Bandung.

Salim, A. 2007. Analisis Implementasi


Kebijakan Pertambangan Bahan
Galian Golongan C di Kawasan
Gunung Merapi Kabupaten
Magelang. Tesis MIL UNDIP.

Soemarwoto., 1997. Analisis Mengenai


Dampak Lingkungan. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai