DISUSUN OLEH :
- LENI HERLIYANI
- SAFA ADELLIA
- ARZANDIE GIANNINI
- GREGORIUS KENDY
- DAVID APRIALDO
- UMIA
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis kami di masa datang.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengetahui pengendalian sosial dan penyimpangan sosial di Suku Baduy.
Penulis
2
Contents
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................3
B.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki berbagai
macam suku, budaya, agama, bahasa, maupun ras. Bangsa Indonesia sudah
mengalami banyak perubahan sosial budaya karena berbagai macam faktor,
diantaranya yaitu kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan yang maju,
Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju, toleransi
terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, Sistem pelapisan masyarakat yang
terbuka, keadaan masyarakat yang majemuk, ketidakpuasan masyarakat terhadap
bidang-bidang kehidupan tertentu. orientasi hidup ke masa depan, senantiasa ada
keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada
keadaan.1
Perubahan sosial tidak hanya terjadi pada masyarakat perkotaan, tapi juga
masyarakat pedesaan bahkan pedalaman sekalipun. Perubahan sosial dapat dilihat dari
berbagai macam aspek, contohnya perilaku seseorang,sifat,dan lain lain. Perubahan
sosial ini dapat menyebabkan berubahnya perilaku seseorang tidak sesuai dengan
norma ataupun aturan yang ada pada masyarakat. Karena pada umumnya, masyarakat
itu berkembang. Berkembang dalam hal ini artinya seseorang tidak selalu bersifat atau
berperilaku sama, terkadang seseorang pun dapat terpengaruh untuk melakukan
sesuatu yang tidak disukainya karena ajakan atau pengaruh dari lingkungan sekitar.
Salah satu suku pedalaman yang mengalami penyimpangan sosial yaitu Suku
Baduy. Suku Baduy Dalam terletak di daerah Banten, tepatnya Kabupaten Lebak
Banten. Nama Baduy Dalam berawal dari sebutan yang diberikan oleh para peneliti
Belanda yang agaknya mempersamakan masyarakat yang hidup secara nomaden
tersebut dengan kelompok masyarakat Arab “Badawi”.Kemungkinan lain adalah
karena di wilayah bagian utara suku ini terdapat sungai yang disebut sungai Baduy
Dalam. Sementara mereka sendiri lebih suku menyebut diri sebagai “orang kanekes”
sesuai dengan nama wilayah mereka.2
Dengan adanya perubahan sosial dan budaya di Indonesia, menyebabkan
beberapa masyarakat termasuk suku baduy ini berperilaku menyimpang. Untuk
1
https://www.eduspensa.id/perubahan-sosial-budaya/ diakses jam 14.03 tanggal 12 november 2019
2
https://www.romadecade.org/suku-baduy/#! Diakses 14.11 tanggal 12 November 2019
4
mengatasi masalah ini, maka penyimpangan sosial memerlukan pengendalian sosial
agar masyarakat tidak melanggar norma yang ada di lingkungan sekitar mereka.
Walaupun bentuk penyimpangan suku baduy tentunya tidak seburuk masyarakat kota.
Masyarakat kota lebih mudah untuk menerima dan mengetahui informasi kapanpun
dan dimanapun melalui teknologi. Sedangkan untuk suku pedalaman seperti suku
baduy, mereka tidak diperbolehkan untuk mempergunakan teknologi karena aturan
maupun norma yang ada di daerah tempat mereka tinggali.
Penelitian ini ditujukan agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai
penyimpangan sosial yang dialami oleh masyarakat baduy maupun bagaimana bentuk
pengendalian sosial yang mereka lakukan untuk mencegahnya. Selain itu, penelitian
ini dilakukan juga untuk memenuhi tugas sekolah sosiologi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa penyimpangan sosial yang dilakukan oleh Suku Baduy ?
2. Bagaimana bentuk pengendalian sosial pada masyarakat ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui bentuk penyimpangan sosial yang dilakukan oleh Suku Baduy.
2. Mengetahui bentuk penanganan pengendalian sosial yang dilakukan oleh Suku
Baduy.
BAB II
LANDASAN TEORI
5
Menurut Zanden, penyimpangan sosial adalah suatu perilaku yang dianggap oleh
sebagian masyarakat sebagai tindakan yang tercela dan berada di luar batas toleransi.3
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penyimpangan
sosial adalah suatu bentuk kegagalan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, dan perilaku yang mereka lakukan tidak sesuai dengan norma atau aturan
yang ada di masyarakat.
B. Dampak penyimpangan sosial
Dampak bagi pelaku
3
https://alihamdan.id/penyimpangan-sosial/#Robert_MZ_Lawang diakses jam 15.07 pada tanggal 18 November
2019.
6
2. Dampak lainnya, juga dapat merusak tatanan nilai, norma, dan juga
berbagai pranata sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
3. Dapat menimbulkan beban sosial, psikologis dan juga ekonomis
terhadap keluarga si pelaku.
4. Dapat merusak unsur budaya dan juga unsur lainnya yang selama ini
mengatur individu di dalam kehidupan masyarakat.4
4
https://www.ruangguru.co.id/dampak-penyimpangan-sosial-bagi-individu-dan-masyarakat/ diakses jam 05.06
pada tanggal 18 November 2019
5
https://blog.ruangguru.com/faktor-penyebab-perilaku-menyimpang-dalam-masyarakat diakses jam 05.15 pada
tanggal 18 November 2019
7
2. Penyimpangan kelompok yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh
kelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh kelompok yang
melakukan penyimpangan adalah kelompok pengedar narkotika, sindikat
penjahat atau mafia, pemberontak.
6
https://alihamdan.id/penyimpangan-sosial/#Robert_MZ_Lawang diakses jam 15.42 pada tanggal 18 November
2019
8
E. Pengertian Pengendalian sosial
Menurut Peter L. Berger, pengertian pengendalian sosial adalah berbagai cara
yang dilakukan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.7
Menurut Bruce J. Cohen kontrol sosial adalah sarana atau metode yang
digunakan untuk mendorong seseorang untuk berperilaku selaras dengan kehendak
rakyat dalam kelompok besar atau khusus.
Menurut Horton Kontrol sosial adalah semua jalan dan proses dimana
sekelompok orang atau masyarakat, sehingga anggotanya dapat bertindak sesuai
dengan kelompok/masyarakat.
Jadi, pengendalian sosial adalah suatu proses atau metode seseorang untuk
menangani atau mendorong seseorang agar melakukan perilaku yang selaras atau
seharusnya sesuai dengan norma dan aturan yang ada di masyarakat. 8
F. Jenis – jenis pengendalian sosial
Kontrol sosial berdasarkan sifatnya
7
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengendalian-sosial.html diakses jam 05.00 pada tanggal 18
November 2019
8
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pengendalian-sosial/ diakses jam 15.15 pada tanggal 18
November 2019
9
2. Pengendalian institusional, yaitu kontrol sosial yang dilakukan oleh lembaga
atau institusi tertentu, misalnya pesantren.
3. Pengendalian resmi, yaitu kontrol sosial yang dilaksanakan oleh lembaga resmi
negara sesuai undang-undang. Misalnya Kepolisian, Kejaksaan, dan lainnya.
4. Pengendalian tidak resmi, yaitu kontrol sosial yang dilakukan oleh individu atau
lembaga masyarakat yang sifatnya tidak resmi.9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan kualitatif
Menurut pendapat dari Denzin & Lincoln, penelitian kualitatif adalah suatu
komitmen terhadap pandangan naturalistik-pendekatan interpretatif terhadap pokok
persoalan studi dan suatu kritik yang berkelanjutan terhadap politik dan metode
positivisme.
Menurut pendapat dari Sugiyono, penelitian kualitatif adalah ara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Menurut pendapat dari Bogdan & Biklen, S., penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yng menghasitkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati.10
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian sosial di
masyarakat suku baduy adalah studi kasus.
1. Studi kasus
9
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengendalian-sosial.html diakses jam 05.21 pada tanggal 18
November 2019
10
https://pakdosen.co.id/penelitian-kualitatif-menurut-para-ahli/ diakses jam 15.20 pada tanggal 18 November
2019.
10
Studi kasus menurut Bimo Walgito (2010) adalah metode yang bertujuan
untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai
individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli, studi kasus adalah sebuah metode
penelitian yang berfokus terhadap suatu kasus yang diteliti menggunakan analisa
penelitian secara mendalam.
C. Metode penelitian
Kelompok melakukan penelitian sosial dengan menggunakan beberapa
metode penelitian, diantaranya yaitu; obsevasi serta wawancara
1. Observasi
Observasi adalah kelompok melakukan observasi pada masyarakat suku
pedalaman suku baduy, yang berada di lebak banten. Masyarakat suku baduy
merupakan masyarakat suku pedalaman yang masih menjaga nilai adat dan tradisi
leluhurnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah kelompok selain mengobservasi dengan melakukan
pengamatan secara langsung pada masyarakat. Penelitian juga melaksanakan
wawancara kepada beberapa informasi yang berada pada masyarakat suku baduy.
wawancara dilakukan kepada satu informasi masyarakat Suku Baduy Dalam.
Wawancara dilakukan kepada Kang Agus dan Kang Sapri yang merupakan salah
satu masyarakat Suku Baduy.
11
Penelitian ini kami lakukan pada tanggal 26-27 Oktober 2019 yang bertempat
di Banten, Desa Kanekes, Baduy, Jawa Barat.
E. Sumber data
Sumber data yang di dapatkan merupakan dari 2, yaitu data Primer dan
Sekunder.
1. Data Primer
Data primer yang di dapat yaitu dari hasil wawancara kelompok oleh
informasi masyarakat Baduy luar. Data ini kami peroleh dari Kang Sapri dan
Kang Agus.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang didapat adalah dari beberapa sumber terkait dengan
informasi masyarakat Suku Baduy, selain itu penelitian juga mendapatkan
beberapa informasi dari masyarakat di sekitar desa.
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Jenis penyimpangan
1. Penyimpangan Primer
12
Penyimpangan Primer merupakan perilaku seseorang yang
menyimpang dari peraturan masyarakat dan bersifat sementara yang masih
bisa diterima oleh masyarakat sekitar.
Di Baduy Dalam maupun Baduy luar tidak diperbolehkan adanya
listrik dan tidak diperbolehkan menggunakan handphone. Mereka tidak
dizinkan untuk menggunakan sabun dan odol. Jika mereka terus melanggar
peraturan tersebut mereka akan mendapat sanksi yakni teguran dan bisa diusir
dari Baduy dalam, jika sudah diusir dari Baduy dalam, tetap bisa tinggal di
Baduy luar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Kang Sapri
“Peraturan kami di Baduy dalam mah banyak, untuk lingkungan di baduy
dalam gaboleh pakai sabun gaboleh pake odol untuk bahan kimia”11
2. Penyimpangan Sekunder
13
ada yang melihat, mereka tetap mendapat musibah seperti hukum alam,
mereka bisa sakit dengan sendirinya, mereka juga nantinya akan sadar dengan
sendirinya jika terus melakukan pelanggaran tersebut.
Dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut, perilaku mereka
tersebut menjadi topik pembicaraan oleh masyarakat Baduy dan segera
diserahkan kepada pengurus atau keluarganya. Mereka juga bisa diasingkan
dari masyarakat Baduy seperti dipindahkan tempat mereka ke kampung
Cihulu. Cihulu itu merupakan tempat penghukuman masyarakat Baduy jika
dari salah satu mereka melakukan pelanggaran tersebut. Mereka diasingkan
selama 40 hari. Mereka bekerja ditempat tersebut tanpa dapat upah. Hal ini
sesuai dengan wawancara dengan Kang Sapri “Hukumannya ya itu diasingkan
di kampung cihulu, kampung cihulu itu tempat perhukuman kami kalau ada
permasalahan seperti itu kami disediakan di kampung cihulu tanpa
perhukuman selama 40 hari bekerja tanpa dapat upah.”13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan sosial tidak hanya terjadi pada masyarakat perkotaan, tapi juga
masyarakat pedesaan bahkan pedalaman sekalipun. Perubahan sosial dapat dilihat dari
berbagai macam aspek, contohnya perilaku seseorang,sifat,dan lain lain. Perubahan
sosial ini dapat menyebabkan berubahnya perilaku seseorang tidak sesuai dengan
norma ataupun aturan yang ada pada masyarakat. suku pedalaman yang mengalami
penyimpangan sosial yaitu suku Baduy. Suku Baduy Dalam terletak di daerah Banten,
tepatnya Kabupaten Lebak Banten. Dengan adanya perubahan sosial dan budaya di
Indonesia, menyebabkan beberapa masyarakat termasuk suku baduy ini berperilaku
menyimpang. Untuk mengatasi masalah ini, maka penyimpangan sosial memerlukan
pengendalian sosial agar masyarakat tidak melanggar norma yang ada di lingkungan
sekitar mereka.
Pengertian penyimpangan sosial adalah suatu bentuk kegagalan individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan perilaku yang mereka lakukan tidak
sesuai dengan norma atau aturan yang ada di masyarakat. Dampak penyimpangan
13
Hasil wawancara Kang Sapri jam 09.00 pad tanggal 27 Oktober 2019
14
sosial ada dua pengertian yaitu, Perilaku yang menyimpang dan dilakukan oleh
seseorang biasanya akan berpengaruh terhadap orang itu sendiri. Selain berdampak
bagi si pelaku, perilaku penyimpangan sosial ini juga dapat berdampak pada
lingkungan dan masyarakat. Berikut ini adalah dampak perilaku penyimpangan sosial
yang terjadi di masyarakat.
B. Saran
1. Untuk masyarakat Baduy
- Bedakan kamar mandi penduduk baduy dengan para wisatawan .
- Untuk masyarakat baduy luar lebih baik bisa berbahasa indonesia
supaya mempermudah wisatawan berkmunikasi pada mereka.
- Lebih bisa besosialisasi.
2. Untuk wisatawan
- Bisa menjaga etika.
- Membuang sampah pada tempatnya.
- Jaga perkataan.
- Tetap menjaga adat istiadat yang ada disana.
15