1 PB
1 PB
ABSTRAK
Plan-Do-Check-Act (PDCA) merupakan sistem manajemen kualitas yang banyak diterapkan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai
berdasarkan pelayanannya secara langsung dalam menangani pasien maupun sistem yang
diterapkan. Pada review ini dijelaskan berbagai contoh penerapan siklus PDCA dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Manuskrip dicari dan diseleksi
berdasarkan kriteria inklusi berupa penerapan siklus PDCA dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan kriteria eksklusi berupa manuskrip yang tidak memiliki teks lengkap,
tidak dapat diakses, dan tidak menerapkan siklus PDCA. Penerapan siklus PDCA dinilai terhadap
karakteristik utama dalam metode ini, diantaranya dokumentasi, perencanaan solusi, pengujian
sementara berbasis prediksi dalam skala kecil, pemeriksaan keberhasilan pengujian solusi, dan
pengulangan siklus. Hasil yang didapatkan yaitu siklus PDCA dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan serta menurunkan kesalahan pengobatan. Oleh karena itu,dapat disimpulkan
bahwa siklus PDCA merupakan intervensi yang efektif untuk dilakukan sehingga dapat diperoleh
suatu perbaikan secara terus-menerus dalam suatu organisasi
Kata kunci: Kesalahan Pengobatan, Rumah Sakit, Kualitas Pelayanan Kesehatan, Siklus PDCA
ABSTRACT
kejadian yang sering terjadi dalam praktik keselamatan pasien (Bates, et al., 1995).
pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk Siklus PDCA telah banyak digunakan
al., (2000) yaitu terjadi pada pengobatan angka kesalahan pengobatan, salah satunya
rumah sakit untuk memesan, memeriksa, penelitian yang dilakukan oleh Alp Atik pada
memproses, dan mengatur agen kemoterapi tahun 2012, penerapan siklus PDCA terbukti
pembuatan poster terkait kesalahan peresepan Bukan hanya dapat menurunkan angka
yang dipasang di setiap bangsal rumah sakit kesalahan pengobatan pada tahap peresepan,
serta pembuatan memorandum kepada penyiapan dan pembuatan obat, dan
seluruh petugas kesehatan. Hasil yang pemberian obat saja, PDCA dapat diterapkan
didapat menunjukkan penurunan angka untuk mengurangi kesalahan pengisian
kesalahan peresepan (Atik, 2012). dokumen prosedur rutin dan operasional di
Kesalahan administrasi obat (MAE) juga suatu departemen rumah sakit, salah satunya
merupakan bentuk dari kesalahan pengobatan pada departemen gawat darurat. Masalah
yang dapat mengancam keselamatan pasien. yang terjadi di departemen gawat darurat
Langkah-langkah pengorganisasian, dikarenakan staf perawatan kesehatan tidak
teknologi informasi, pendidikan, dan dapat memanfaatkan sistem komunikasi
pengoptimalan proses dijadikan rangkaian sehingga efisiensi dan efektivitas operasional
intervensi komprehensif yang diatur dalam rumah sakit tidak dimanfaatkan dengan baik.
sistem manajemen kualitas. Wang, et al., Dengan diturunkannya angka kesalahan ini,
(2015) pada penelitiannya menerapkan rumah sakit dapat mengehemat tenaga kerja.
sistem manajemen peningkat kualitas berupa Proyek ini dirancang untuk memecahkan
siklus PDCA, Continuous Quality masalah dengan mengurangi kesalahan
Improvement (CQI), dan Quality Control pengisian sistem informasi dengan
Circles (QCC). Dalam rangka upaya mengadopsi siklus PDCA. Penurunan angka
menurunkan kesalahan pengobatan, kesalahan ditargetkan dari 17.23% menjadi
departemen farmasi Rumah Sakit Zhejiang 5.85% berdasarkan estimasi kemampuan dan
University, Hangzhou juga turut menerapkan pengetahuan staf kesehatan sebesar 75%.
sistem manajemen pengendalian kualitas ini, Hasil penurunan yang didapatkan justru lebih
yaitu dengan memperbaiki sistem besar, yaitu menjadi 3.79%. Dukungan penuh
penyimpanan obat, manajemen penggunaan dari pihak manajemen rumah sakit yang
obat, mempersingkat waktu administrasi konsisten sangat diperlukan dalam
resep, standarisasi aturan penggunaan obat, keberhasilan proyek (Pan and Chou, 2011).
dan mensosialisasaikan gerakan untuk FOCUS-PDCA merupakan model
meningkatkan kepatuhan obat pasien. Hasil peningkat kualitas yang pernah digunakan
yang diperoleh yaitu baik penggunaan siklus oleh Badet, et al., pada tahun 2003 sebagai
PDCA, CQI, maupun QCC, dapat pedoman dalam cedera otak traumatis berat.
menurunkan angka kesalahan medis (Wang, FOCUS merupakan singkatan dari find,
et al., 2015). organise, clarify, understand, dan select.
Sistem ini cukup banyak dikombinasikan
239
penilaian dan dokumentasi secara rutin dan diimplementasikan dalam suatu sistem
berkala. Hasil yang didapatkan yaitu 94,9% elektronik di rumah sakit. Computerized
rasa sakit dapat ditangani dan Provider Order Entry (CPOE) telah banyak
didokumentasikan dengan baik, sehingga dikenal sebagai alat yang efektif dalam
angka kesalahan pengobatanpun berhasil menurunkan risiko kejadian efek samping
diturunkan (Gordon, et al., 2008). obat. Siklus PDCA ini difokuskan untuk
Dalam penelitiannya, Takeda, et al (2003) digunakan dalam prioritas utama, yaitu
mengembangkan sistem Pelaporan Insiden meningkatkan keamanan pengobatan sehing
Berbasis Online (OIRS) berdasarkan rata-rata dapat menurunkan kesalahan pengobatan.
kejadian tiap insidennya agar dapat mencapai Pentingnya budaya mengutamakan
siklus PDCA yang efektif sehingga resiko keamanan pengobatan sebagai prioritas
medis di rumah sakit dapat diatasi. Faktor- utama menjadi faktor yang sangat penting
faktor utama yang dipertimbangkan menjadi dalam menentukan keberhasilan dari suatu
akar penyebab insiden kesalahan pengobatan implementasi. Berbagai cara dilakukan agar
merupakan hal mendasar dalam proses implementasi dapat berhasil, salah satunya
perawatan, dan terkait dengan fungsi dengan membuat laporan pengobatan secara
pengawasan dan komunikasi antar anggota elektronik, membuat standar dan guidelines
tim. Secara kuantitatif, manajemen kualitas dalam penanganan kesalahan pengobatan.
dari pelayanan kesehatan dapat menggunakan Hasil yang diperoleh berupa adanya
sistem Electronic Patient Record (EPR). EPR peningkatan kemampuan organisasi dalam
adalah kombinasi dari rekam medis berbasis pemberian pengobatan yang aman dan akurat
kertas, entri pesanan dokter secara langsung, kepada pasien serta didapatkan peningkatan
dan audit profesional (seperti peninjauan secara signifikan dalam keamanan
pesanan apoteker) (Takeda, et al., 2003). pengobatan (Karow, 2002).
Helen pada tahun 2002 juga melakukan
penelitian mengenai penggunaan PDCA yang
Tabel 1. Hasil peningkatan kualitas pelayanan kesehatan menggunakan siklus PDCA
No. Referensi Desain Penelitian Hasil Negara
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Kualitas dari pelayanan kesehatan dapat Atik, Alp. 2012. Adherence to the Australian
ditingkatkan melalui berbagai sektor. National Inpatient Medication Chart: the
efficacy of a uniform national drug chart
Peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan on improving prescription error. Journal
dengan menerapkan siklus PDCA. Berbagai of Evaluation in Clinical Practice, 19(5):
769–772. [DOI: 10.1111/j.1365-
praktik telah menyatakan keefektifannya 2753.2012.01847.x].
sebagai metode untuk perbaikan yang Bader, Mary Kay., Palmer, Sylvain., Stalcup,
Connie., et al. 2003. Using a FOCUS-
menjadikan PDCA tersebut sebagai PDCA quality improvement model for
intervensi. Siklus PDCA harus diterapkan applying the severe traumatic brain
injury guidelines to practice: process and
dengan konsistensi yang tinggi sehingga outcomes. Evidence Based Nursing, 6:
dapat menghasilkan perbaikan yang lebih 6–8.
Bates, D.W., Cullen, D.J., Laird, N., et al.
baik dan terus menerus. 1995. Incidence of adverse drug events
and potential adverse drug events.
UCAPAN TERIMA KASIH Implications for prevention. ADE
Prevention Study Group. JAMA, 274(1):
Penulis mengucapkan terima kasih
29–34.
kepada Rizky Abdullah, PhD., Apt. sebagai Binfar. 2008. Tanggung Jawab Apoteker
Terhadap Keselamatan Pasien (Patient
dosen pengampu mata kuliah Metodologi
Safety). Jakarta: Direktorat Bina Farmasi
Penelitian dan Biostatistika. Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
243
De Vries, G., Bertrand, J.W.M., and Vissers, Forum. Chinese Medical Journal,
J.M.H. 1999. Design requirements for 128(18): 966.
health care production control systems. Sears, N.J. 2006. Deriving cost savings while
Prod Plan Control, 10: 559–569. enhancing quality of carethrough
Goldspiel, Barry R., Dechristoforo, Robert, effective case management in the acute
and Daniels, Charles E. 2000. A care facility. Lippincotts Case Manage,
continuous-improvement approach for 11: 59–60.
reducing the number of chemotherapy- Takeda, Hiroshi., Matsumura, Yasushi.,
related medication errors. Am J Health- Nakajima, Kazue., et al. 2003. Health
Syst Pharm, 57(4): S4–S9. care quality management by means of an
Gordon, Debra B., Rees, Susan M., incident report system and an electronic
McCausland, Maureen P., et al. 2008. patient record system. International
Improving reassessment and Journal of Medical Informatics, 69: 285–
documentation of pain management. The 293. [DOI: 10.1016/S1386-
Joint Commission Journal on Quality 5056(03)00010-8].
and Patient Safety, 34(9): 209–517. Vissers, J.M.H., Bertrand, J.W.M., and De
Haw, C., Stubbs, J., and Dickens, G.L. 2014. Vries, G. 2001. A Framework for
Barriers to the reporting of medication Productioncontrol in Health Care
administration errors and near misses: an Organizations. Prod Plan Control, 12:
interview study of nurses at a psychiatric 591–604.
hospital. J Psychiatr Ment Health Nurs, Wang, Hua-fen., Jin, Jing-fen., Feng, Xiu-
21(9): 797–805. [DOI: qin., et al. 2015. Quality improvements
10.1111/jpm.12143]. in decreasing medication administration
Karow, Helen S. 2002. Creating a culture of errors made by nursing staff in an
medication administration safety: Laying academic medical center hospital: a trend
the foundation for computerized provider analysis during the journey to joint
order entry. Journal on Quality commission international accreditation
Improvement, 28(7): 396–402. [DOI: and in the post-accreditation era.
10.1016/S1070-3241(02)28039-6]. Therapeutics and Clinical Risk
Maharjana, Ida Bagus N., Kuswardhani, Management, 11: 393–406. [DOI:
Tuty., dan Purwaningsih, Cok. I. I. 2014. 10.2147/TCRM.S79238].
Penggunaan daftar tilik (Checklist) Waring, T. and Wainwright, D. 2002.
sebagai panduan read-back mengurangi Communicating the complexity of
potensi risiko medication error. Jurnal computer-integrated operations. An
Farmasi Klinik Indonesia, 3(2): 37–43. innovative use of process modelling in a
[DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.2.37]. North East hospital Trust. Int J
Muñoz, Ana Belén J., Miguez, Antonio Operation Product Manage, 22: 394–
Muiño., Pérez, María Paz R., et al. 2010. 411.
Medication error prevalence. Wu, Suo-Wei., Chen, Tong., Xuan, Yong., et
International Journal of Health Care al. 2015. Using Plan-Do-Check-Act
Quality Assurance, 23(3): 328-338. Circulation to Improve the Management
[DOI: 10.1108/09526861011029389]. of Panic Value in the Hospital. Chinese
Pan, Frank, F. C. and Chou, Shu-Jyuan. 2011. Medical Journal, 128(18): 2535–2538.
Reducing the charging errors in an [DOI: 10.4103/0366-6999.164984].
hospital emergency. Scientific Research
and Essays, 6(2): 463–468.
Schneider, P.D. 1997. FOCUS PDCA
ensures continuous qualityimprovement
in the outpatient setting. Oncol Nurs