Anda di halaman 1dari 4

SDG untuk Anak-Anak di Indonesia

Profil singkat provinsi: Riau


2,3 juta anak-anak
Pendahuluan
Profil singkat provinsi ini menyajikan indikator-indikator prioritas dari seluruh
37%
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang terkait anak, penduduk
berdasarkan survei nasional berbasis rumah tangga dan sumber
data lainnya. Profil ini melengkapi Laporan Baseline SDG tentang
Anak-Anak di Indonesia yang disusun oleh BAPPENAS dan UNICEF,
untuk mendukung pemantauan dan penyusunan kebijakan berbasis
bukti. Riau

Provinsi Riau termasuk provinsi dengan jumlah penduduk muda


yang signifikan. Sebanyak 2,3 juta orang atau 37 persen dari total
penduduk di provinsi ini adalah anak-anak. Hampir dua dari 5 anak
tinggal di wilayah perkotaan. Diperlukan investasi strategis yang
lebih signifikan untuk anak-anak dalam rangka mempercepat
pencapaian SDG di provinsi ini.

TUJUAN 1 PENGENTASAN KEMISKINAN


Lebih dari 260.000 anak (11 persen) hidup di bawah garis Kondisi kemiskinan anak multidimensi di provinsi Riau
kemiskinan provinsi pada tahun 2015 (Rp 13.125 per orang per hari).
Namun, lebih banyak rumah tangga yang berada dalam posisi rentan
dan hidup dengan pendapatan yang sedikit di atas garis kemiskinan. 80%
Perkotaan
Selain itu, 63 persen anak mengalami deprivasi di dua dimensi
kemiskinan non-pendapatan atau lebih, dengan ketimpangan yang 60%
mencolok antara wilayah perkotaan dan perdesaan.1 Perdesaan

40%
Persen Jumlah
(juta) Rata-rata
nasional
20%
Populasi di bawah garis kemiskinan nasional 8,4 0,5
63 Riau
Anak-anak < 18 di bawah garis kemiskinan nasional 11,3 0,3 0%
Anak-anak < 18 di bawah dua kali garis kemiskinan 60,5 1,4

TUJUAN 2 PENGENTASAN KELAPARAN


Menerapkan praktik pemberian makan yang optimal sangat Prevalensi malnutrisi relatif tinggi, termasuk di antara anak-anak dari
penting untuk menjaga keberlangsungan hidup, pertumbuhan, rumah tangga terkaya. Sekitar 13 persen bayi lahir dengan berat
dan perkembangan anak. Namun, hanya sepertiga bayi di badan rendah, dan hampir empat dari 10 anak di bawah lima tahun
Provinsi Riau diberikan ASI eksklusif pada enam bulan pertama mengalami stunting (tinggi badan rendah dibanding usia) pada
kehidupannya. tahun 2013.

Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak

50% Kuintil
terkaya
40%
Kuintil
30% termiskin

20% Rata-rata
nasional
10%
13 37 37 14 Riau
0%
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Sejauh ini telah ada kemajuan yang baik dalam penurunan angka perbaikan, termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
kematian anak. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 15 bayi yang kontrasepsi modern.
baru lahir meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 28
Pada tahun 2015, tiga perempat bayi menerima vaksinasi
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, yang berarti jauh di
campak, dan 66 persen bayi menerima tiga dosis vaksin DTP
bawah rata-rata nasional.
yang dianjurkan. Diperlukan upaya yang lebih ditingkatkan demi
Mayoritas perempuan dapat mengakses layanan persalinan, mencapai dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi di
dengan 87 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan wilayah perdesaan dan perkotaan.
terlatih. Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu
Ketimpangan berdasarkan wilayah pada kesehatan ibu dan anak

Kebutuhan keluarga berencana 50


Kesehatan ibu dan

telah terpenuhi dengan metode 70


kontrasepsi modern
reproduksi

40
Persalinan di fasilitas
63
kesehatan
30
Kelahiran yang dibantu
penolong persalinan terlatih 87
20
Kesehatan anak

Cakupan imunisasi –
DPT3
66 10

Cakupan imunisasi – 42 15 28
74 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup

Perkotaan Perdesaan Rata-rata nasional Riau

TUJUAN 4 PENDIDIKAN BERKUALITAS


Kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar dapat ditingkatkan dengan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
memasukkan anak ke program pengembangan anak usia dini. Angka angka penyelesaian sekolah
partisipasi dalam pembelajaran PAUD yang terorganisir di kalangan
anak usia 6 tahun mencapai 95 persen pada tahun 2015, dan
100% Kuintil
sebagian besar di antaranya masuk sekolah dasar lebih cepat.
terkaya
Provinsi Riau hampir mencapai akses universal pendidikan dasar. 80%
Namun, ketimpangan tingkat pendapatan masih besar: anak-anak Kuintil
60% termiskin
dari rumah tangga termiskin berpeluang 2 kali lebih rendah untuk
menyelesaikan sekolah menengah dibandingkan anak-anak dari 40%
keluarga yang paling kaya. Rata-rata
nasional
20%
Kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Provinsi ini
berkinerja jauh lebih baik daripada rata-rata nasional, namun hanya 95 75 61
0% Riau
dua per tiga anak sekolah dasar mampu mencapai ambang batas Sekolah Sekolah menengah Sekolah
nasional minimum dalam kemampuan membaca dan seperempat dasar pertama menengah atas
dalam kemampuan matematika.

Persentase anak-anak yang masuk sekolah berdasarkan usia

Pendidikan
100% tinggi

80% Menengah atas

Menengah
60% pertama

40% Dasar

20% PAUD

0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Sembilan persen Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau hidup bersama perkawinan usia anak
sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015. Tingkat pernikahan
anak lebih tinggi di kalangan anak perempuan dari rumah tangga 15% Kuintil
termiskin. terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap 12%
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, Kuintil
termiskin
data dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan
9%
ini tersebar luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak
Rata-rata
perempuan yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami nasional
kekerasan fisik, seksual dan/atau psikologis yang dilakukan oleh 6%
mantan atau pasangan intimnya saat ini.
Riau
3%

9%
menikah 9
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak

TUJUAN 6 AIR BERSIH DAN SANITASI


Pencapaian akses universal terhadap air minum, sanitasi, dan Walaupun demikian, cakupan sumber air minum yang layak sudah
higienitas sangat penting untuk mempercepat kemajuan di bidang jauh lebih tinggi, baik di rumah tangga maupun sekolah.2
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Pada tahun
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dan tempat tinggal
2015, setengah dari jumlah penduduk menggunakan fasilitas
sangat mencolok, yang menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
sanitasi dasar di rumah, sementara 8 persen masih mempraktikkan
prinsip keadilan ke dalam kebijakan dan praktik serta memperluas
BAB sembarangan. Hanya sedikit di atas 50 persen jumlah sekolah
cakupan program sanitasi total berbasis masyarakat.
memiliki fasilitas toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada akses
air dan sanitasi
layanan
dengan air 84%
100% Kuintil 9% dasar
terkaya
sekolah
80%
Kuintil Lingkungan sekolah
60% termiskin
Sekolah dengan layanan air dasar (%) 84
40% Rata-rata
nasional Sekolah dengan fasilitas sanitasi terpisah menurut jenis kelamin (%) 53
20%
Riau Komunitas
76 50 8
0%
Desa dan kelurahan yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis
Air minum Sanitasi BAB 32
terlindungi dasar sembarangan Masyarakat (STBM) (%)

PERDAMAIAN, KEADILAN DAN


TUJUAN 16 KELEMBAGAAN YANG KUAT
Saat ini proses peningkatan cakupan pencatatan kelahiran masih Ketimpangan berdasarkaan tingkat pendapatan pada
berjalan. Pada tahun 2015, enam puluh lima persen anak di bawah pencatatan kelahiran
usia 5 tahun telah memiliki akta lahir. Namun, masih terdapat
perbedaan yang signifikan antara wilayah perkotaan dan perdesaan,
dan berdasarkan status kekayaan rumah tangga, yang disebabkan 80% Kuintil
terkaya
hambatan keuangan dan ketersediaan pelayanan (supply-side barriers).
Anak dalam tahanan masih menjadi bentuk hukuman yang umum 60% Kuintil
bagi anak yang melakukan tindak pidana, yang mana hal ini termiskin
melanggar prinsip bahwa penahanan anak harus merupakan pilihan 40%
terakhir. Di Provinsi Riau, 14 persen dari seluruh anak yang ditahan Rata-rata
nasional
belum mendapatkan putusan pengadilan, yang berarti jauh di bawah
20%
rata-rata nasional.
65 Riau
Hanya ada sedikit atau tidak ada data sama sekali tentang masalah 0%
perlindungan anak, seperti kekerasan terhadap anak maupun Pencatatan kelahiran
perdagangan anak.
KARTU NILAI (SCORECARD) PROVINSI
Kartu nilai ini berisi ringkasan kinerja Provinsi Riau dalam beberapa Di sisi kanan tercantum peringkat Provinsi Riau untuk setiap
indikator SDG dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di indikator, yaitu antara peringkat 1 untuk kinerja tertinggi dan 34 untuk
Indonesia. Grafik di bawah ini menunjukkan nilai rata-rata Provinsi kinerja terendah. Data menurut provinsi di Indonesia dibagi menjadi
Riau dan provinsi-provinsi dengan nilai tertinggi dan terendah untuk empat kuartil (biru tua untuk kuartil terbaik dan merah untuk kuartil
tiap indikator. terbawah).

atau Angka provinsi tertinggi Angka provinsi terendah Riau


Titik panah mengarah ke arah kemajuan positif
Peringkat
(dari 34 provinsi)

Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 14
SDG 1

Deprivasi anak multidimensi (%) 14

ASI eksklusif (%) 26

SDG 2
Stunting pada anak (%) 14

Kebutuhan keluarga berencana


telah terpenuhi dengan metode 20
kontrasepsi modern (% perempuan)

Kelahiran dibantu penolong


persalinan terlatih (%) 19
SDG 3
Kematian neonatal
(per 1.000 kelahiran hidup) 5

Cakupan imunisasi lengkap (%) 25

Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 11
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 4

SDG 5
Perkawinan usia anak (%) 10

Air minum yang layak(%) 9


SDG 6

Sanitasi dasar (%) 23

SDG 16 Pencatatan kelahiran (%) 23

0 20 40 60 80 100

Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)

Catatan
Sumber: Survei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi detil tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: kesehatan dan gizi;
kesehatan; pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org

Anda mungkin juga menyukai