Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN KLIEN
OSTEOPOROSIS

Dosen Pengampu : Ns. Veri, S. Kep., M. Kep

Disusun oleh :
Nama : Safitri
Nim : 181030100128 (6D Keperawatan)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
JL. PADJAJARAN-PAMULANG BARAT, TANGERANG SELATAN 2021
BAB 1
PENYUSUNAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN OSTEOPOROSIS

Topik : Osteoporosis

Sub topik : Cara Mencegah Osteoporosis


Sasaran : Lansia

Tempat : Posyandu Lansia Senja Bahagia , Koda Jaya

Hari/Tanggal : Senin, 3 Mei 2021

Waktu : 15 Menit

Penyuluh : Safitri

1. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, para lansia dapat mengetahui mengenai
Osteoporosis.
B. Tujuan Instruksional Khusus
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali pengertian osteoporosis dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali tanda dan gejala menopause dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, para lansia dapat
menyebutkan kembali factor resiko penyebab osteoporosis dengan benar.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali bagaimana cara mencegah osteoporosis.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali kelaian tulang yang terjadi pada osteoporosis.
- Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis, lansia dapat
menyebutkan kembali makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis.
2. SASARAN
Lansia
3. MATERI
Terlampir
4. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
5. MEDIA
Leaflet
6. EVALUASI
a. Evaluasi Proses
- Diharapkan 90% lansia datang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
b. Evaluasi Hasil
- Lansia mengetahui tentang Osteoporosis.
- Diharapkan 70% lansia mengerti tentang penyakit osteoporosis.

7. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


PENYULUH PESERTA
1. 3 menit Pembukaan :
· Menjawab salam
· Membuka kegiatan
dengan
· Mendengarkan
mengucapkan salam.
· Memperhatikan
· Memperkenalkan
diri
· Memperhatikan
· Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
· Menyebutkan
materiyang akan
diberikan
2. 10 menit Pelaksanaan :
· Memperhatikan
· Menjelaskan
tentang pengertian
osteoporosis
· Memperhatikan
· Menjelaskan
tentang tanda dan gejala
osteoporosis. · Memperhtikan
· Menjelaskan
tentang factor resiko
yang mempengaruhi
osteoporosis. · Memperhatikan

· Mencontohkan
bentuk kelainan tulang
yang terjadi pada
osteoporosis.
· Memperhatikan
· Menjelaskan
makanan yang
dianjurkan untuk
mencegah osteoporosis.
3. 2 menit Penutup :
· Membalas ucapan
· Mengucapkan
terimakasi.
terimakasih atas peran
serta peserta.
· Menjawab salam
· Mengucapkan
penutup.
salam penutup.
BAB II
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa


massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama
pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada
wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa
mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang
sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah.

A. TANDA DAN GEJALA


Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah tulang di
pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma yang
ringan.

B. FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI OSTEOPOROSIS


Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore,
gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok, terlalu banyak
minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa obat anti-kejang,dan
sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis.
Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini
menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini:
1. Merokok
2. Konsumsi alcohol
3. Diet rendah kalsium
4. Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksia
5. Menopause yang lebih awal
Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan
kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada
usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang
sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium.
C. PENCEGAHAN
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis yaitu:
1. Asupan kalsium cukup
Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang yang dapat dilakukan dengan
mengkonsumsi kalsium yang cukup.
2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)
Sinar matahari UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan
tubuh dalam pembentukan massa tulang. Berjemur ± 15 menit di bawah sinar
matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat
vitamin D-nya sendiri
3. Melakukan olah raga dengan beban
4. Selain olah raga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat
berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang.
5. Gaya hidup sehat
Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan
resiko asteoporosis.
6. Hindari obat-obatan golongan kortikostiroid
Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan.
7. Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh)

D. MAKANAN YANG DIANJURKAN


 Susu: Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk
menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan
kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun
bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti keju, es
krim dan lain-lain.

 Kacang-kacangan: Jenis kacang-kacangan seperti biji labu, almond dan kacang


tanah kaya akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya
akan asam lemak omega-3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan
tulang.

 Wortel: Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin


yang baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan
makanlah dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik
bila dibandingkan yang sudah dimasak matang. Anda juga dapat mengonsumsi
wortel sebagai campuran salad.

 Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki
tulang yang kuat. Jadi, para wanita perlu lebih waspada akan ancaman penyakit
osteoporosis dibandingkan pria.
E. PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama
yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah
yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan
estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa
memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk
mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
 mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
 meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul
 mengurangi angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air
pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum
yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga
setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat
ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau
penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
 Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya
diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau
diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri
punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasangsupportive back brace
dan dilakukan terapi fisik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A.Aziz Alimul,S.Kep. 2001. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.


Jakarta: EGC.
2. Iyer, Patricia W,Camp H. Nancy.2004. Dokumentasi Keperawatan: suatu
pendekatan proses keperawatan , Edisi 3. Jakarta: EGC.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014
pada pukul 15.00 WIB
4. http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/04/faktor-faktor-yang-
menyebabkan- penyakit.html. Diakses pada tanggal 1 Mei 2014 pada pukul 15.00
WIB

Anda mungkin juga menyukai