Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

“Sejarah Kurikulum di Indonesia”

Dosen : Johari Afrizal, S.Pd., M.Ed

Disusun oleh :

Kelompok 3

Annisa Marzahra 196310432

Armita Rahmi 196310606

Bernanda Putri 196310288

3A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Tak lupa shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga,
para sahabat, dan seluruh umatnya. Makalah ini membahas mengenai “Sejarah Kurikulum
di Indonesia”. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Kurikulum dan Pembelajaran”. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Kemudian, dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bapak Johari Afrizal,
S.Pd.,M.Ed selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu
memberikan referensi buku.

Sebagaimana pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak maka satupun manusia
yang tak luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang
sebesarnya-besarnya. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Kami sangat menyadari apa yang kami susun ini sangat jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-
makalah selanjutnya.

Pekanbaru,3 Oktober 2020

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan penulisan 1

BAB II : PEMBAHASAN 2

2.1 Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia 2

2.2 Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia 2

BAB III : PENUTUP 9

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai


pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa,
ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum
yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada komponen tertentu), tetapi dapat
pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Perubahan
kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan
faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai konsekuensi dari perubahan
kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam operasionalisasi kurikulum tersebut,
baik dapat orang yang terlibat dalam pendidikan maupun faktor-faktor penunjang dalam
pelaksannaan kurikulum.
Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk
mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa
berubah dan terus berlangsung.Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan
konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan
dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada
tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum
bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?
2. Kurikulum apa saja yang pernah berlaku di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan:


1. Mengetahui sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia
2. Mengetahui kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah perkembangan Kurikulum di Indonesia

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999,
2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan
sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara
dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum
nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.
Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam
pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana
(1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan
proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006)

2.2 Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia

1. Kurikulum 1947
Kurikulum Pendidikan Nasional 1947 merupakan kurikulum pertama pada masa
kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer
menggunakan “leer plan” (rencana pelajaran) ketimbang istilah “curriculum” dalam
bahasa Inggris. Sistim Pendidikan yang pada awalnya berbasis pada penjajah, baik
Belanda maupun Jepang, berubah menjadi sistem pendidikan yang disesuaikan dengan
keadaan bangsa indonesia. Perubahannya yaitu perubahan yang menyangkut landasan
idil, tujuan pendidikan, sistem persekolahan dan kesempatan belajar bagi rakyat
Indonesia. Rencana pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.

Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran


bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Garis-garis besar pengajaran
pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan cara murid mempelajari.
Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan bagaimana cara berbincang, membaca, dan
menulis. Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses kejadian sehari-hari, bagaimana
menggunakan berbagai perkakas sederhana (pompa, timbangan, manfaat bes berani), dan
menyelidiki peristiwa sehari-hari, misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu,
mengapa nelayan melaut pada malam hari, bagaimana menyambung kabel listrik, dan lain
sebagainya.

2. Kurikulum 1952 (Rencana Pelajaran Terurai 1952)

Pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan yang diberi


nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Hal yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari

2
kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 lebih merinci setiap mata pelajaran.
Silabus mata pelajaran jelas sekali dan seorang guru hanya mengajar satu mata pelajaran
saja. Pada masa tersebut juga dibentuk Kelas Masyarakat, yakni sekolah khusus bagi
lulusan Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun yang tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Kelas Masyarakat ini mengajarkan keterampilan, seperti pertanian,
pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak yang tidak mampu ke jenjang SMP
dapat langsung bekerja.
Sistem penilaian berdasarkan kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952 hampir
sama dengan kurikulum Rencana Pelajaran 1947, yakni dilakukan melalui ulangan harian,
ulangan umum catur dan ujian penghabisan. Ulangan harian dan ulangan umum catur
wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa naik atau tinggal
kelas. Ujian Penghabisan yang kemudian diubah namanya menjadi Ujian Negara pada
sekitar tahun 1958, digunakan untuk menentukan kelulusan. Seorang siswa SMP
dinyatakan lulus jika memiliki nilai 5 sebanyak 4 mata pelajaran.

3. Kurikulum 1964
Pada tahun 1964 terjadi perubahan kurikulum. Pendidikan ideologi yang difokuskan
pada Manipol-USDEK, Nasakom, dan semangat revolusi. Mata pelajaran
Kewarganegaraan yang meliputi materi sejarah, ilmu bumi, dan kewargaan negara (nama
baru civics) menjadi penting untuk mengembangkan pendidikan ideologi dan
dimasukkan dalam struktur kurikulum dengan nama Perkembangan Moral (S. Hamid
Hasan. 2010: 17).
Kurikulum 1964 tidak bertahan lama. Situasi politik mengalami perubahan pesat
dan terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama G.30.S/PKI. Pada tanggal 11 Maret 1966
Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang
memberikan wewenang kepada Mayjen Soeharto untuk mengamankan ajaran Panglima
Besar Revolusi. Dengan kewenangan yang dimilikinya, Mayjen Soeharto kemudian
membubarkan PKI, sesuai dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura). Manipol-USDEK dan
Nasakom tidak lagi menjadi ideologi negara. Revolusi menemukan titik akhir
perjalanannya. 
Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royong terpimpin.
Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentuk manusia pacasialis yang sosialis
Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tahun 1960.
1) Pendidikan sebagai pembina Manusia Indonesia Baru yang berakhlak tinggi.
2) Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan.
3) Pendidikan sebagai lembaga pengembang Kebudayaan Nasional.
4) Pendidikan sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan, teknik dan
fisik/mental.
5) Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.

4. Kurikulum Pendidikan 1968

3
Kurikulum 1968 merupakan pembaruan 1964, yaitu dilakukannya perubahana struktur
kurikulum pembelajaran dari Panchawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi
tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendiidkan ditekankan pada upaya
untuk membnetuk manusia pancasila sejati, kuat, dan sehat roohani jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikkakn diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keteramapilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti rencana pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk orde lama. Tujuan pendidikan pada kurikulum 1964 yang bertujuan
menciptakan masyarakat sosialis indonesia di hapus, pendidikan pada masa ini ditekankan
untuk membentuk manusia pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan
organisasi materi pembelajaran , (subject matter) kelompok pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar,dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bersifat correlated subject
curriculum, artinya materi pelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan
kurikulum sekolah lanjutan jumlah pelajarannya 9 yang memuat hanya mata pelajaran pokok
saja. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan pada ketiga kelompok besar yaitu
pembinaan pancasila, penegtahuan dasar, dan kecakapan khusus.

Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan


faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikaan kepada siswa
di setiap jenjang pendidikan. Struktur kurikulum 1968, atau istilah yang digunakan rencana
pendidikan (Depdibud, 1996:120) mengalami perubahan mendasar. Untuk kurikulum SD,
kelompok mata pelajaran yang dulu dinamakan perkembangan moral diganti menjadi
pembinaan jiwa pancasila dan isinya pun berubah. Kelompok lain dalam kurikulum SD
adalah pembinaan pengetahuan dasar dan pembinaan kecakapan khusus. Dalam kelompok
pengembangan moral terdapat mata pelajaran pendidikan agama, pendidikan kewarga negara,
(ilmu bumi indonesia, sejarah indonesia, dan civics), pendidikan bahasa indonesia, dan
pendidikakan olahraga. Kelompok mata pelajaran pembinaan jiwa pancasila, terutama materi
pelajaran sejarah indonesia dan civic, mempunyai tugas untuk mengembangkan semangat
pancasila yang bebas dari Manipol-USDEK dan Naskom.

5. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manajemen. Yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal pada saat itu, kata Drs Mudjito, Ak, Msi, Direktur
Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi dan tujuan pengejaran dirinci dalam
prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan
pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan bahasan, yaitu satuan
pelajaran dirinci lagi yaitu petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TKI). Materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak
dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.

4
Kurikulum 1975 disetujui oleh mentri pendidikan dan kebudayaan untuk secara
nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun pengajaran 1976 dengan catatan, bahwa bagi
sekolah-sekolah yang menurut penilaian kepala dan perwakilan telah mampu, diperkenankan
mulai tahun 1975. Ciri-ciri khusus kurikulim 1975 sebagai berikut:

1. Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan.


2. Menganut pendekatan yang integratif.
3. Pendidikan moral pancasila dalam kurikulum 1975 bukan hanya dibebankan
kepada bidang pelajaran pendidikan moral pancasila di dalam pencapainnya,
melainkan juga kepada bidang pelajaran ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan.
4. Kurikulum 1975 menekankan pada efiensi dan efektivitas pengguna dana, dan
pendidikan agama.
5. Mengharuskan guru menggunakan teknik penyusunan program pengajaran yang
dikenal dengan prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI).
6. Organisasi pelajaran meliputi bidang-bidang studi yaitu agama, bahasa,
matematika, ilmu pengetauan sosial, kesenian, olahraga dan kesehatan, dan
keterampilan.
7. Pendekatan dalam strategi pembelajaran memandang situasi belajar-mengajar
sebagai suatu sistem yang meliputi komponen-komponen pembelajaran, bahan
pembelajaran, dan evaluasi, dan metode pembelajaran.
8. Sistem evaluasi, dilakukan penilaian murid-murid pada setiap akhir satuan
pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang melandasi kurikulum 1975 dalam menyusun dan membakukan
kurikulum tersebut digunakan beberapa prinsip yang memungkinkan sistem pendidikan pada
saat program (SD, SMP, dan SMA) benar-benar lebih efisien dan efektif. Prinsip-prinsip
tersebut diantaranya yaitu:

1. Fleksibilitas program.
2. Efisiensi dan evektivitas.
3. Berorientasi pada tujuan.
4. Kontinuitas.
5. Pendidikan seumur hidup.
Kelebihan kurikulum 1975 yaitu:

1. Berorientasi pada tujuan.


2. Mengarah kepada pembentukan tingkah laku siswa.
3. Relevans dengan kebutuhan masyarakat.
4. Menggunakan pendekatan psikolog.
5. Menekankan efektivitas dan efesiensi
6. Menekankan fleksibilitas.
Kelemahan kurikulum 1975 yaitu:

1.Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi dengan


kemampuan anak didik.
2. Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaanya di sekolah
3. Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarka hampir di setiap jenjang.

5
4. Guru dibuat sibuk membuat rincian apa yang akan dicapai di detiap kegiatan
pembelajaran
5. Pada kurikulum ini menekankan pada pencapaian tujuan pendidikan secara
sentralistik, sehingga kurang memberi peluang untuk berkembangnya potensi daerah.
6. Kurikulum ini berorientasi pada guru hal ini membentuk persepsi bahwa guru
mendominasi pelajaran.
7. Kreativitas murid kurang berkembang.

6. Perkembangan Kurikulum (Kurikulum 1984)


 Sejarah Perkembangan Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 berlaku berdasarkan keputusan Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0461/U/1983 tanggal 23 oktober 1983 tentang perbaikan
kurikulum. Kurikulum ini disusun karena kurikulum terdahulu dianggap mempunyai
banyak kekurangan, ada 4 aspek yang di sempurnakan dalam kurikulum 1984 yaitu:

1. Pelaksanaan PSBB.
2. Penyesuain tujuan dan struktur program kurikulum.
3. Pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara kognitif
efektif dan psikomotorik
4. Pelaksanaan pelajaran berdasarkan kerundatan belajar yang di sesuaikan dengan
kecepatan belajar masing-masing peserta didik.
 Dasar Perubahan Kurikulum
Kurikulum 1984 merupakan perbaikan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
1975. Kurikulum ini juga sering disebut “kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Dalam
kurikulum 1984 ini posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Secara umum
perubahan dasar kurikulum 1984 yaitu:

1. Peninjauan kembali secara menyeluruh kurikulum yang berlaku melalui


pendekatan perkembangan.
2. Pelaksanaan pendidikan sejarah perjuangan bangsa sebagai bidang atau program
yang berdiri sendiri.
3. Pengadaan program studi baru yang merupakan usaha memenuhi kebutuhan
perkembangan di lapangan kerja.

Kurikulum 1984 ini merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya yaitu


kurikulum 1975.
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Sayangngnya, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga muatan lokal. Materi
muatan lokal dengan kebutuhan daerah masing -masing, misalnya bahasa daerah kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat
juga mendesakkan agar isu-isu menjelma menjadi super kurikulum padat. Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1988, diikuti kehadiran suplemen kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih
pada menambah sejumlah materi.

6
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya
sebagai berikut:

1. Pembagian tahapan pelajaran disekolah dengan sistem caturwulan.


2. Pembelajaran disekolah lebih menekankan pada materi yang cukup padat.
3. Kurikulum 1994 bersifat populis.
4. Dalam melaksanakan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep
atau pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan
pemahaman siswa.

8. Kurikulum KBK (2004)


Secara singkat KBK ditekankan agar siswa yang mngikuti pendidikan di sekolah yang
memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi merupakan perpaduan antara
pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37). Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat agar siswa dapat
melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh
tanggung jawab (Syahril, 2016:8).
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) merupakan kurikulum pengganti dari
kurikulum 1994, dimana padaprogram pendidikan berbasis kompetensi ini harus
mengandung tiga unsur pokok, yaitu :
1) Pemilihan kompetensi yang sesuai,
2) Spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi, dan
3) Pengembangan pembelajaran.
Adapun ciri-ciri dari Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai berikut:
 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal,
 Berorientasi pada hasil belajar dan keberagamaan.
 Kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi,
 Sumber belajar tidak hanya dari guru tetapi jugasumber belajar laiinnya yang
memenuhi unsur edukasi.
 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya pencapain suatu
kompetensi.
 Struktur kompetensi dasar KBK ini dirinci dalam komponen aspek, kelas dan
semester.
 Keterampilan dan pengetahuan dalam setiap mata pelajaran, disusun dan dibagi
menurut aspek dari mata pelajaran tersebut.
 Pernyataan hasil belajar ditetapkan untuk setiap aspek rumpun pelajaran pada setiap
level (Alhamuddin, 2014: 5-6)

9. Kurikulum KTSP (2006)

7
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki kesamaan dengan KBK, ini
dibuktikan setelah terbitnya permen nomor 24 tahun 2006 yan mengatur pelaksanaan
permen nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi kurikulum dan permen nomor 23 tahun
2006 tentang standar kelulusan. Perbedaan yang menonjol dari kedua kurikulum ini
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari
desentralisasi sistem pendidikan. Pada kuirkulum 2006, pemerintah pusat menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut
untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan
kondisi sekolah dan daerahnya.(Alhamuddin,2014:4).
Hasil pengembangan dari semua mata pelajaran, dihimpun menjadi sebuah perangkat
yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penyusunan KTSP
menjadi tanggung jawab sekolah di bawah binaan dan pemantauan dinas pendidikan
daerah dan wilayah setempat.

10. Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 memiliki tema utama yaitu menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui pengamatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi
kurikulum, guru dituntut secara professional merancang pembelajaran secara efektif dan
bermakna, mengorganisasi pembelajaran, memilih pendekatan pembelajarn yang tepat,
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan (Alhamuddin, 2014: 7).
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-
kompetensi tertentu oleh peserta didik (E.Mulyasa, 2013: 68)
Oleh sebab itu, kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan
pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapainnya dapat
diamatidalam bentuk perilaku atau keteramplian peserta didik sebagai suatu kriteria
keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik
menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi mnimal, agar mereka dapat mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai denagn konsep belajar tuntas dan
pengembangan bakat. Setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama rencana pembelajaran
1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh
Belanda karena pada saat itu masih dalam psoses perjuangan merebut kemerdekaan. Pada
tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami penyempurnaan.

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum pendidikan di Indonesia, yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran
dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional,
kerigelan dan jasmani. Kurikulum 1968 ,yaitu perubahan struktur pendiddikan dari
pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Kurikulum 1975 bertujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Kurikulum 1984
mengusung proses skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor
tujuan itu penting.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan


sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kemudian KBK tahun 2004 dan KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi
kewenangan penuh dalam menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-
standar yang ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban
belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya

Inti dari Kurikulum 2013, adalah mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat
tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapainnya dapat diamati
dalam bentuk perilaku atau keteramplian peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu dari referensi belajar
tentang materi Sejarah kurikulum di Indonesia. Dengan kemampuan kami ini, kami
mengharapkan untuk pengembangan lebih lanjut disarankan kepada para pembaca untuk
memberi saran dan masukan jika ada materi dari kami ini yang kurang sempurna.

9
Daftar Pustaka

Alhamuddin. 2014. Sejarah Kurikulum di Indonesia (Studi Analisis kebijakan Pengembangan


Kurikuum). Bandung: Universitas Islam Bandung.

E.Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT.Remaja


Rosdakarya.

https://silabus.org/kurikulum-pendidikan-nasional-1947/

https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/05/kurikulum-rencana-pelajaran-terurai-
1952.html

http://zonasainskita.blogspot.com/2015/04/sejarah-kurikulum-indonesia-rencana.html

http://cakrawalaseribudunia.blogspot.com/2015/12/perkembangan-kurikulum-kurikulum-
1984.html?m=1
https://eurekapendidikan.com/kurikulum-pendidikan-1968
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Berbasis_Kompetensi
http://ahmadabas01.blogspot.com/2014/02/kurikulum-1975.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai