Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENANGANI KRISIS EKONOMI AKIBAT

DAMPAK DARI PANDEMI COVID-19

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemerintahan Daerah

Dosen Pengajar Dr. Ibnu Sabil. S.STP, M.AP

Disusun Oleh

Lisa Marselena Giati

NPM : 18120312

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2020

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya ucapkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tulisan ini mengenai “KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19”guna memenuhi tugas mata kuliah
Pemerintahan Daerah.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Demikian penyusun
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 2 Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................3

A. Coronavirus Disease-2019...............................................................3
B. Konsep umum Kebijakan.................................................................4
C. Konsep Umum Krisis Ekonomi.......................................................6

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................8

A. Keadaan perekonomi Indonesia setelah pandemic covid-19...........8


B. Upaya-upaya serta kebijakan yang dilakukan pemerintaah dalam
mengatasi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19.....................10

BAB IV REKOMENDASI...............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid 19 di Indonesia sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan
selama itu juga sudah banyak upaya-upaya penanganan yang dilakukan pemerintah.
Setiap harinya kasus covid-19 masih terus bertambah. Meski pasien sembuh meningkat,
angka kematian akibat virus corona ini juga masih terjadi dan banyak sekali dampak yang
ditimbulkan akibat pandemi ini mulai dari krisis kesehatan sampai krisis ekonomi,
kendati demikian, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menangani
pandemic covid-19 ini.

Krisis ekonomi adalah suatu keadaaan dimana menurunnya perekonomian disuatu


negara. Dunia sudah mengalami dua kali krisis ekonomi yang dinamakan dengan krisis
ekonomi global dan kali ini terjadi lagi krisis ekonomi unuk yang ketiga kalinya, krisis
ekonomi kali ini disebakan oleh menyebarnya virus hampir keseluruh negara didunia
termasuk Indonesia, menyebarnnya virus meyebabkan berbagai permasalahan disetiap
negara, virus tersebut di sebut dengan corona virus atau covid 19 dan telah dinyatakan
oleh WHO sebagai pandemi dan sekarag kondisi perekonomian dinegara Indonesia
sedang mengalami penurunan, Dimana kondisi saat ini secara tidak langsung membuat
ekspor dan impor produk menjadi terganggu, serta berkurangnya atau melambatnya laju
investasi. Hal ini terjadi akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruh
wabah virus ini. Selain itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus mengalami putus
hubungan kerja akibat dari kondisi saat ini yang membuat berbagai bidang khususnya
industri mengalami penurunan penjualan dan permintaan pasar seperti industri tekstiel
dan industri garme dalam basis pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya yang
mengalami pemutusan hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka
pengangguran.

Hal ini lah yang menjadi ancaman bagi ekonomi di Negara Indonesia dimana
pertumbuhan ekonomi yang telah mengalami pelambatan ditambah kurangnya laju
investasi serta banyaknya pengangguran dan penuhnya kebutuhan medis dalam rangka

3
mengatasi permasalahan virus corona membuat sebuah masalah bari di negeri ini.
Sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi di tahun ini seharusnya Indonesia
mampu membangun ekonomi dengan baik akan tapi bagaimana proses pembangunan
tersebut dapat terjadi. Oleh karena itu artikel ini dibuat untuk membahas bagaimana
upaya serta kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia dalam menghadapi masalah
ekonomi ditengah krisis akibat penyebaran virus corona.

Dimana kodisi saat ini secara tidak langsung membuat ekspor dan impor produk
menjadi tergangu, serta berkurangnya atau melambatnya laju investasi. Hal ini terjadi
akibat dari sulitnya masuk investasi dari luar akibat pengaruhwabah virus ini. Selain
itu banyaknya tenaga kerja produktif yang harus mengalami putus hubungan kerja
akibat dari kondisi saat ini yang membuat berbagai bidang khususnya industri
mengalami penurunan penjualan dan permintaan pasar seperti industri tekstiel
dan industri garme dalam basis pembuatan pakaian secara masal. Banyaknya
yang mengalami pemutusan hubungan kerja ini membuat tingginya jumlah angka
pengangguran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan perekonomi Indonesia setelah adannya pandemi covid-19 ?
2. Apa saja upaya-upaya serta kebijakan yang dilakukan pemerintaah dalam mengatasi
krisis ekonomi akibat pandemic covid-19 ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui keadaan perekonomi Indonesia setelah adannya pandemi covid-19
2. Untuk mengaetahui upaya-upaya serta kebijaka yang dilakukan pemerintaah dalam
mengatasi krisis ekonomi akibat pandemic covid-19

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)


Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia
sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian
diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)

COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar


coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis
virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih
tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19
jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih
luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS
Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang
yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke
negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka
terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk
memastikan diagnosisnya Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat
menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam.
Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6
orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau
kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian
penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan
orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes,

5
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk
menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus
konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat

B. Konsep umum Kebijakan


Kebijakan dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas,
aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh
para pihak (aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi.
Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi organisasi untuk mencapai
tujuannya (Iskandar, 2012).
Lebih lanjut, kebijakan memiliki dua aspek (Thoha, 2012), yakni:
a. Kebijakan merupakan praktika sosial, kebijakan bukan event yang tunggal atau
terisolir. Dengan demikian, kebijakan merupakan sesuatu yang dihasilkan pemerintah
yang dirumuskan berdasarkan dari segala kejadian yang terjadi di masyarakat.
Kejadian tersebut ini tumbuh dalam praktika kehidupan kemasyarakatan, dan bukan
merupakan peristiwa yang berdiri sendiri, terisolasi, dan asing bagi masyarakat.
b. Kebijakan adalah suatu respon atas peristiwa yang terjadi, baik untuk menciptakan
harmoni dari pihak-pihak yang berkonflik, maupun menciptakan insentif atas tindakan
bersama bagi para pihak yang mendapatkan perlakuan yang tidak rasional atas usaha
bersama tersebut.
Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah dengan
menggunakan sarana-sarana tertentu, dan dalam tahapan waktu tertentu. Kebijakan
umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya menggariskan pedoman umum
sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kebijakan bisa berasal dari seorang pelaku atau sekelompok pelaku yang
memuat serangkaian program/ aktivitas/ tindakan dengan tujuan tertentu. Kebijakan
ini diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaku (stakeholders) dalam rangka
memecahkan suatu permasalahan tertentu (Haerul, Akib, & Hamdan, 2016). Proses
kebijakan dapat dijelaskan sebagai suatu sistem, yang meliputi: input proses, dan
output. Input kebijakan merupakan isu kebijakan atau agenda pemerintah, sedangkan

6
proses kebijakan berwujud perumusan formulasi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan.
Isu dan formulasi kebijakan dapat dipahami sebagai proses politik yang dilakukan elit
politik dan/ atau kelompok-kelompok penekan. Output dari proses kebijakan adalah
kinerja kebijakan (Wahyudi, 2016). Oleh karena itu, kebijakan tidak bersifat
permanen. Kebijakan dibuat sekali untuk rentang waktu tertentu sebagai sebuah solusi
atas permasalahan yang ada dan kepentingannya melayani (Godin, Rein, & Moran,
2006). Kebijakan publik merupakan suatu ilmu terapan (Freeman, 2006).
Pengertian kebijakan publik oleh para pakar didefinisikan secara beragam, hal
tersebut dipengaruhi oleh berbagai kepentingan yang melandasi perumusannya. Thoha
(2012) memberikan penafisiran tentang kebijakan publik sebagai hasil rumusan dari
suatu pemerintahan. Dalam pandangan ini, kebijakan publik lebih dipahami sebagai
apa yang dikerjakan oleh pemerintah dibandingkan daripada proses hasil yang dibuat.
Mengenai kebijakan publik, lebih lanjut Wahab (2010) menyatakan bahwa:
a. kebijakan publik lebih merupakan tindakan sadar yang berorientasi pada
pencapaian tujuan daripada sebagai perilaku/ tindakan yangdilakukan secara acak dan
kebetulan;
b. kebijakan publik pada hakekatnya terdiri dari tindakan-tindakan yang saling
berkaitan dan memiliki pola tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu
yang dilakukan oleh pemerintah, dan bukan merupakan keputusan yang berdiri sendiri;
c. kebijakan publik berkenaan dengan aktivitas/ tindakan yang sengaja dilakukan
secara sadar dan terukur oleh pemerintah dalam bidang tertentu;
d. kebijakan publik dimungkinkan bersifat positif dalam arti merupakan pedoman
tindakan pemerintah yang harus dilakukan dalam menghadapi suatu masalah tertentu,
atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pejabat pemerintah untuk tidak
melakukan sesuatu.
Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai
serangkaian kegiatan yang sadar, terarah, dan terukur yang dilakukan oleh pemerintah
yang melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam bidang-bidang tertentu yang
mengarah pada tujuan tertentu. Sehingga untuk efektivitas kebijakan publik diperlukan
kegiatan sosialisasi, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan.

7
Perlu ditekankan bahwa sifat kebijakan publik perlu dituangkan pada peraturan-
peraturan perundangan yang bersifat memaksa. Dalam pandangan ini, dapat
diasumsikan bahwa kebijakan publik merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah
yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, yang dapat diwujudkan berupa
peraturan-peraturan, perundang-undangan dan sebagainya. Kebijakan publik
mempunyai sifat mengikat dan harus dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat tanpa
terkecuali. Sebelum kebijakan publik tersebut diterbitkan dan dilaksanakan, kebijakan
tersebut harus ditetapkan dan disahkan oleh badan/ lembaga yang berwenang.
Peraturan perundang-undangan sebagai produk dari kebijakan publik
merupakan komoditas politik yang menyangkut kepentingan publik. Namun demikian,
berbagai dinamika yang terjadi dapat membawa konsekuensi bahwa kebijakan publik
pun dapat mengalami perbaikan. Oleh karenanya, kebijakan publik pada satu
pandangan tertentu, dipersyaratkan bersifat fleksibel, harus bisa diperbaiki, dan
disesuaikan dengan perkembangan dinamika pembangunan. Kesesuaian suatu
kebijakan publik sangat tergantung kepada penilaian masyarakat
Pembahasan kebijakan publik tidak bisa lepas dari usaha untuk melaksanakan
kebijakan publik tersebut. Pelaksanaan kebijakan publik merupakan rangkaian
kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan dan ditetapkan. Pelaksanaan kebijakan
mengacu pada mekanisme, sumberdaya, dan hubungan terkait dengan pelaksanaan
program kebijakan (Mthethwa, 2012). Tanpa pelaksanaannya, kebijakan yang telah
ditetapkan akan sia-sia. Oleh karena itu, pelaksanaan kebijakan mempunyai
kedudukan yang esensial dalam kebijakan publik.

C. Konsep umum Krisis Ekonomi

Krisis ekonomi yaitu lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan
yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Sebelumnya sekitar tahun
1997-1998 Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang berlangsung cukup lama
sehingga menimbulkan krisis ekonomi yang parah saat itu. Pada saat itu Indonesia
mengalami krisis moneter dikarenakan jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
sehingga Bank – Bank mulai kehabisan modal karena banyaknya kredit yang tertunda.
Sehingga Indonesia menjadi negara paling buruk dibandingkan negara lain.

8
Pada situasi tersebut tentu menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap roda
perekonomian Indonesia dan membawa trauma tersendiri bagi masyarakat. Indonesia tidak
hanya mengalami krisis ekonomi saja tetapi krisis social – politik, fenomena saat itu disebut
dengan ‘Krisis Multidimensional’ karena berdampak buruk hampir keseluruh sistem
Indonesia. Tahun 2008-2009 terjadi krisis ekonomi global yang dianggap sebagai krisis
finansial terburuk sepanjang sejarah selama 80 tahun terakhir, krisis tersebut disebut dengan
‘’The Mother of All Crisis’’.

‘’The Mother of All Crisis’’ bermula dari Amerika dan kemudian meluas hampir ke
seluruh dunia salah satu negara yang terkena dampak dari krisis ekonomi global adalah
Indonesia. Indonesia kembali lagi mengalami krisis ekonomi karena Indonesia memiliki
perekonomian terbuka dan saling ketergantungan antar negara, oleh karena itu Indonesia
mudah terkena dampak eksternal. Namun pada krisis 2008 – 2009 dampak yang dirasakan
oleh Indonesia tidak begitu besar karena saat itu Indonesia hanya memiliki rasio ekspor atas
PDB sekitar 29%. Hal itu merupakan keuntungan bagi Indonesia sendiri..

Menurut Rohmad Hadiwijoyo (Ketua Dewan Direktur CIDES) UMKM Indonesia telah
berperan penting sebagai backbone dan buffer zone yang menyelamatkan Indonesia dari
keterpurukan ekonomi meskipun UMKM belum signifikan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi secara nasional. Seperti yang diperlihatkan dalam data BPS bahwa pascakrisis tahun
1997-1998 jumlah UMKM tidak mengalami pengurangan melainkan meningkat, tercatat
pada tahun 2012 ada 85 juta hingga 107 tenaga kerja dan jumlah total pengusaha di Indonesia
sebanyak 56.539.560 unit. Namun pada tahun 2020 ini Indonesia dikhawatirkan akan
mengalami kembali krisis ekonomi untuk ketiga kalinya karena pandemic Covid-19. Oleh
karena itu pemerintah mulai melakukan banyak cara untuk mengantisipasi terjadinya krisis
ekonomi.

9
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keadaan perekonomi Indonesia setelah adannya pandemi covid-19


kondisi Negara Indonesia pada saat ini sedang dalam kondisi terancam
terkena krisis ekonomi akibat wabah dari pandemi COVID-19. Virus yang
pertama kali muncul pada masyarakat Wuhan dinyatakan sebagai penyebab
timbulnya corona virus pada Desember 2019. Saat itu hanya beberapa orang yang
dinyatakan positif terkena corona virus namun semakin hari semakin banyak
orang-orang yang terkena virus tersebut dikarenakan interaksi yang dilakukan
oleh penderita yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena virus sehingga
ketika mereka melakukan aktifitas sehari-hari tanpa sadar orang-orang yang
berinteraksi dengan mereka tertular penyakit tersebut. Hingga virus ini semakin
menyebar bukan hanya masyarakat Wuhan saja yang terkena corona virus tetapi
hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia mendapatkan dampak nya.
WHO menyatakan bahwa corona virus adalah pandemi karena menyebar ke
seluruh negara di dunia sebanyak 185 negara yang terjangkit corona virus. Hal ini
tentu sangat merugikan negara-negara yang tidak tahu menahu sehingga mereka
merasakan dampaknya.

Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki dampak dari pandemi
COVID-19 ini mengalami banyak kerugian seperti dalam hal social, ekonomi dan
budaya bahkan dengan adanya virus ini tidak sedikit orang-orang dari berbagai
negara yang telah meninggal karena daya tahan tubuh mereka yang tidak kuat
melawan virus tersebut. Di Indonesia, data hingga Senin (6/4/2020) jumlah orang
yang  terinfeksi  mencapai 2.491 orang, 209 meninggal dan 192 orang dinyatakan
sembuh. Akibat dari pandemi ini Indonesia pun ikut terkena dampak dalam segi
ekonomi dimana dampaknya membuat setiap negara harus mengeluarkan
kebijakan guna mencegah penularan virus tersebut. Berbagai kebijakan
dikeluarkan oleh berbagai negara mulai dari social distancing, Physical
distancing, Lock Down, dan terkini di Indonesia dibuat regulasi Pembatasan

10
Sosial Berskala Besar (PSBB) menyusul terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2020.

Kondisi ini tentu berdampak pada turunnya proyeksi pertumbuhan


ekonomi global. Berbagai lembaga internasional memprediksi turunnya proyeksi
ekonomi global tahun ini. Internasional Monetary Found (IMF) menyebutkan
penyebaran virus Corona yang cepat akan menghapus harapan pertumbuhan
ekonomi 2020. Imbas dari kebijakan setiap negara dan kebijakan negara itu
sendiri menimbulkan kelumpuhan sebagian sistem perekonomian seperti halnya
sistem ekspor dan impor yang tertunda, serta penuutupan sejumlah lapangan
pekerjaan guna mencegah penyebarann virus tersebut.

Kondisi ini membuat Negara Indonesia mengalami berbagai persoalan


ekonomi diberbagai sektor dimana, sektor-sektor yang ikut terkena dampak dari
wabah virus ini adalah sektor lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan
hingga konsumsi rumah tangga yang menurun. Di sektor konsumsi rumah tangga
terjadi ancaman kehilangan pendapatan masyarakat karena tidak dapat bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Terutama rumah tangga miskin dan rentan
serta sektor informal. Kemudian, penurunan lainnya juga terjadi pada UMKM.
Pelaku usaha ini tidak dapat melakukan kegiatan usahanya sehingga terganggu
kemampuan memenuhi kewajiban kredit.

Selain itu menurut Menteri Keuangan RI bahwa ekonomi Indonesia


mendapat pengaruh virus corona. Dimana pada dasarnya Indonesia merespons apa
yang berkembang di dunia ini terutama dari G-20 bahwa suasana perekonomian
dunia sangat terpengaruh oleh kondisi virus corona yang sampai hari ini masih
belum dipastikan ini akan menjadi seberapa panjang. Dalam menghadapi masalah
ini berbagai negara lain sudah membuat skenario untuk mengantisipasi penurunan
pertumbuhan ekonomi akibat virus corona, termasuk Indonesia.

Skenario tersebut perlu segera dibuat karena, Negara Indonesia


mengalami kesulitan dalam segi ekonomi dimana kebutuhan akan pentingnya
biaya kesehatan dan logistik masyarakat yang harus terpenuhi oleh masyarakat,

11
serta menimbulkan banyaknya pemutusan hubungan kerja akibat banyak lapangan
pekerjaan khususnya di Indonesia dalam bidang industri yang mengalami berhenti
produksi akibat tidak adanya pesanan dari luar akibat wabah virus ini. Selain itu
usaha industri kreatif dan rumahan juga mengalami dampak akibat sulitnya
mendapatkan konsumen akibat kondisi kesulitan saat ini. Hal ini membuat kondisi
di Indonesia sebagai negara yang mendapatkan bonus demografi mengalami
kesulitan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi akibat masalah pandemi
virus ini.

Selain itu tingkat kematian yang terus menaik kini menjadikan masyarakat
semakin khawatir karena pemerintah akan memberikan waktu lebih lama lagi
untuk melakukan Lock Down sehingga semakin banyak para pekerja kesulitan
mencari penghasilan karena pemberlakuan yang diterapkan oleh pemerintah. Kini
masyarakat berharap akan menurunnya tingkat kematian yang disebabkan
COVID-19 agar Indonesia cepat ‘sembuh’ dari pandemi ini dan tidak ada lagi
pekerja yang kehilangan pekerjaan atau sulit untuk mencari penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Upaya-upaya serta kebijakan yang dilakukan pemerintaah dalam mengatasi


krisis ekonomi akibat pandemic covid-19

Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat
mampu menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana
Indonesia sedang di hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju
pertumbuhan ekonomi serta banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa
dirumahkan akibat banyaknya lapangan pekerjaan yang tutup sementara akibat
masalah pandemi ini maka pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan
bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah khususnya
daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna menanggulangi
penyebaran virus tersebut.

12
Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna
mengatasi masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama,
Presiden memerintahkan seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas
rencana belanja yang bukan belanja prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
mengalokasikan ulang anggarannya untuk mempercepat pengentasan dampak
corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi. Langkah tersebut sesuai dengan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Tentang Refocussing
Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka
Percepatan Penanganan Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan


bahan pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat,
terutama masyarakat lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani,
nelayan, dan pelaku usaha mikro dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah satunya
seperti halnya yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat dimana pemerintah derah
mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang membutuhkan ditengah wabah
virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat, pemerintah mendorong program Padat
Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan harus diikuti
dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu menjaga jarak
aman satu sama lain. selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan melaui
kartu prakerja sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan
penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi
dari dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada


pemegang kartu sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta
kartu sembako akan menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk
menjalankan alokasi tambahan kartu sembako ini, pemerintah menganggarkan
biaya Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah juga membayarkan pajak penghasilan
(PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh wajib pajak (WP) karyawan di

13
industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6 triliun.
Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp
10 miliar untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut
berupa penurunuan bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari
perbankan dan industri keuangan non bank. Selain itu, penangguhan cicilan
selama setahun juga berlaku bagi ojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki
cicilan kendaraan.
Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap
menekan dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia
dituntut untuk dapat menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat
digunakan untuk menekan masalah ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari
penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan akan berhenti. Salah satu
skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui pembuatan paket
kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-paket
pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran,
hotel, maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena
dampak langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait diskon
pesawat, untuk travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya
sedang difinalkan.
Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat
dan para akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan
tersebut dapat menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang
memiliki objek wisata. Hal ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket
wisata murah makan banyak masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata
dan akhirnya dapat menimbulkan masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus
corona dari program tersebut. Sehingga program ini pun harus segera di respon
oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah terjadinya permasalahan dan
kegaduhan di masyarakat.

14
BAB IV
REKOMEDASI

1. Rekomendasi yang diberikan adalah agar pemerintah dapat membagi focus penanganan
pandemi covid-19 dari sisi ekonomi menjadi dua periode utama yaitu periode jangka
pendek dan mendesak. Yang dimana peerintah harus focus pada upaya menekan korban
jiwa dari covid-19 dan penekanan stimulus pada sector kesehatan dan bantuan
kesehjateraan bagi rakyat yang terdampak. Pemerintah perlu mempertimbangka
penyediaan kebijakan asuransi social untuk kelompok yang palig rentan atau untuk
semua masyarakat.
2. Beberapa rekomendasi kunci mencakup fokus penyerapan anggaran pemulihan ekonomi
nasional (PEN), kolaborasi dengan swasta terkait digitalisasi UMKM, dan peninjauan
kembali UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan untuk mendorong
fleksibilitas kerja.
3. Untuk menunjang prioritas sector ekonomi, perlu dilakukan relokasi anggaran belanja,
beberapa diantara sumber alokasi anggaran adalah infrastruktur, pemindahan ibu kota da
kartu pra-kerja.
4. Rekomendasi yang terakhir adalah menjaga produktivitas UMKM dengan cara
memberikan stimulus berupa bantuan-bantuan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir
(LPDB), Permodalan Nasional Madani (PNM), Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM),
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar),
Bahana Artha Ventura (BAV), hingga penggadaian.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dunn, W. N. (2003). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Ihsanuddin. (n.d.). 9 Kebijakan Ekonomi Jokowi di Tengah Pandemi COVID-19: Penangguhan


Cicilan hingga Relaksasi Pajak. Retrieved from Kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/26/07412441/9-kebijakan-ekonomi-jokowi-di-
tengah-pandemi-covid-19-penangguhan-cicilan?page=3.

https://covid19.kemkes.go.id/download/QnA_Coronavirus_Updated_06032020.pdf

https://journal.uniga.ac.id/index.php/JPB/article/view/1

https://www.antaranews.com/berita/1467753/ini-rekomendasi-ui-terkait-kebijakan-ekonomi-
saat-pandemi-covid-19

https://mediaindonesia.com/humaniora/311967/iluni-ui-beri-rekomendasi-penanganancovid-19-

16

Anda mungkin juga menyukai