Anda di halaman 1dari 8

ACARA V

GENERALISASI PETA

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi generalisasi pada peta cetak yang berbeda skalanya.
2. Memahami generalisasi geometrik pada peta digital dan data digital, yang
dilakukan pada perangkat lunak.

II. BAHAN DAN ALAT


1. Peta RBI skala 1:25.000 dan skala 1:250.000 dengan cakupan daerah yang
sama.
2. Alat tulis
3. Laptop
4. Kertas HVS
5. Peta digital Open Street Map
6. Aplikasi ArcMap

III. LANGKAH KERJA


Bagian 1- Generalisasi pada Peta RBI 1:25.000 dan 1:250.000

Peta RBI wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Skala 1:25.000 dan 1:250.000

 Perbandingan dua peta RBI dengan lokasi yang sama dan


menentukan aspek generalisasi yang dipilih.
 Analisis perbedaaan aspek generalisasi yang dipilih.

Tabel Identifikasi generalisasi pada peta RBI


skala 1:25.000 dan 1:250.000

1
Bagian 2- Generalisasi pada Peta Digital (Open Street Map)

Peta digital Open Street Map yang diakses melalui openstreet.org

Perbandingan informasi yang tersedia pada wilayah yang


sama dengan tiga skala yang berbeda berdasarkan aspek
generalisasi yang dipilih.

Tabel Identifikasi generalisasi pada peta Open


Street Map (3 skala)

Bagian 3- Generalisasi pada Peta Digital

Demonstrasi mengenai penggunaan peta Open Street Map

Penggunaan fitur zoom in dan zoom out untuk melihat proses


generalisasi apa saja yang terjadi pada daerah yang sama
dengan tiga skala berbeda

Uraian proses generalisasi peta digital


menggunakan peta Open Street Map

Keterangan:

: Input : Input
: Output
: Proses : Proses

2
IV. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel identifikasi generalisasi pada Peta RBI skala 1:25.000 dan 1:250.000
2. Tabel identifikasi generalisasi pada Peta Open StreetMap

V. PEMBAHASAN
Generalisasi adalah proses mereduksi jumlah detail sebuah peta dengan
cara yang masih penuh (Menno-Jan Kraak, 1996). Dalam kata lain, generalisasi
adalah pemilihan dan penyederhanaan dari penyajian unsur-unsur pada peta
yang disesuaikan dengan skala dan tujuan dari peta itu sendiri. Faktor penting
yang harus diperhatikan untuk mencapai hasil yang tepat pada proses
generalisasi adalah tujuan dari peta, besarnya reduksi skala, faktor teknis
(ukuran dan resolusi layar monitor), dan faktor manusia. Ketika suatu peta
skala besar diubah skalanya menjadi peta skala kecil maka kenampakan-
kenampakan yang termuat didalaamnya harus disesuaikan agar peta tersebut
tidak terlihat rumit dan sulit untuk diinterpretasikan oleh pembaca peta.
Generalisasi dibedakan menjadi dua yaitu generalisasi geomteris yaitu dicirikan
oleh penyederhanaan, pembesaran, pemindahan, penggabungan dan pemilihan.
Tidak ada dari keseluruhan proses-proses ini yang mempengaruhi penataan
simbol. Simbol titik tetap titik, garis putus tetap garis putus, simbol areal tetap
simbol areal.; dan generalisasi konseptual yaitu terkait juga oleh proses-proses
penggabungan dan pemilihan, dan sebagai tambahan terdiri dari simbolisasi
dan penonjolan. Sebagai akibatnya, simbol-simbol dalam peta mungkin
berubah (IG Indradi dan Tullus Subroto, 2014). Aspek-aspek yang ada pada
generalisasi diantaranya pemilihan, penyederhanaan, penghilanan, perbesaran
atau eksagerasi, penggeseran tempat atau displacement, menitikberatkan atau
emphasizing, kombinasi, dan klasifikasi.
Pada generalisasi peta RBI wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta skala
1:25.000 dan 1:250.000 terdapat beberapa perbedaan informasi yang disajikan
oleh peta namun dengan tidak menghilangkan karakteristik yang ada di wilayah
ini. Contohnya adalah pada aspek generalisasi penyederhanaan, pada peta RBI
skala 1:250.00 jalan utama di daerah Sleman tergambar lebih sederhana
dibanding dengan peta RBI skala 1:25.000 yang menampilkan detail kelokan

3
jalan. Pada aspek penghilangan, pada peta RBI skala 1:25.000 terdapat
kenampakan alam berupa Gunung Ngampon di barat laut Kecamatan Grogol,
namun pada skala 1:250.000 kenampakan tersebut tidak ada. Pada aspek
kombinasi, peta RBI berskala 1:25.000 menyajikan informasi berupa beberapa
lokasi di Kecamatan Mlati terpisah-pisah berdasarkan desa nya, namun pada
skala 1:250.000 Kecamatan Mlati menjadi satu daerah saja tanpa adanya
pembagian desa-desa. Aspek generalisasi pergeseran tempat memberi pengaruh
pada jarak antara aliran sungai Progo dengan daerah Beteng. Pada peta RBI
skala 1:250.000 jarak dua objek tersebut cenderung terlihat lebih berdekatan
dibandingkan dengan pada peta RBI skala 1:25.000. Aspek generalisasi
perbesaran juga berpengaruh pada penyajian informasi besar atau luasan
Kecamatan Grogol. Peta RBI berskala 1:25.000 menampilkan luasan area
Kecamatan Grogol yang lebih besar dibandingkan dengan peta RBI skala
1:250.000
Selain menggunakan metode manual, generalisasi peta juga terlihat dalam
peta digital Open Street Map. Generalisasi pada peta digital terjadi secara
otomatis jika skala peta diubah dengan memanfaatkan fitur zoom in dan zoom
out. Zoom in digunakan untuk memperbesar skala peta dan zoom out untuk
memperkecil skala peta. Dari proses generalisasi yang telah dilakukan,
diperoleh penjelasan bahwa peta berskala besar menyajikan informasi yang
lebih detail dengan cakupan wilayah yang lebih sempit, begitupun sebaliknya
dengan peta berskala kecil. Besar-kecilnya skala sangat berpengaruh pada
informasi yang tersaji pada peta. Contoh generalisasi pada peta digital Open
Street Map adalah aspek generalisasi penghilangan di Pulau Halmahera, pada
peta berskala 1:20.000.000 cm tidak terlihat adanya danau, namun pada skala
1:10.000.000 cm kenampakan itu ada dan makin jelas pada skala 1:5.000.000
cm. Contoh lainnya adalah aspek generalisasi pemilihan berupa tidak
disajikannya informasi jalan lokal di Jakarta pada skala 1:500.000 cm. Aspek
penyederhanaan berupa adanya garis batas administratif dengan kelokan yang
berbeda tiap skala di Mauritania. Aspek kombinasi berupa pada skala 1:50.000
lokasi-lokasi dengan sifat sama cenderung dijadikan satu luasan daerah tidak

4
terpisah seperti pada skala 1:10.000 cm di wilayah Pangkalan Bun dan aspek
lain seperti pada lampiran.

VI. KESIMPULAN
1. Generalisasi diperlukan karena tidak atau semua unsur yang ada pada
sebuah peta dengan skala tertentu bisa ditampilkan seluruhnya pada skala
yang lebih kecil. Dari proses generalisasi yang telah dilakukan, diperoleh
penjelasan bahwa peta berskala besar menyajikan informasi yang lebih
detail dengan cakupan wilayah yang lebih sempit, begitupun sebaliknya
dengan peta berskala kecil. Proses reduksi skala peta pada proses
generalisasi tidak dapat dihindarkan serta berpengaruh pada kenampakan
titik, garis dan area yang berakibat pada perubahan jumlah panjang dan
luasan.
2. Adanya teknologi digital memudahkan pembuat peta dalam menginput data
dan mendesain peta. Kemudahan ini juga dirasakan saat melakukan
generalisasi. Pada peta digital, proses generalisasi geometris dapat dengan
mudah dilakukan memilih data mana yang akan ditampilkan dan tidak
dibutuhkan pada menu table of contents pada software ArcMaps, dan fitur
zoom in zoom out pada peta Open Street Maps.

1.

5
DAFTAR PUSTAKA

Kraak, Menno-Jan, et al., 2007. Kartografi Visualisasi Data Geospasial.


Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Indradi, IG., Tullus Subroto. 2014. Modul Mkk-4/2 Sks/ Modul I-Vi Kartografi.
Yogyakarta: Kementrian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional.
Hidayati, Nur Iswari. Kartografi Dasar.
Wibowo, Totok Wahyu, dkk. 2017. PetunjukPraktikum: Kartografi (GKP 0101),
Yogyakarta: Laboratorium Kartografi.
Anonim. Generalisasi. Diakses oleh Desrina Putri Hapsari di
elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/38098/31a566073d78d114fd4a70de89c
bae0e pada 23 Oktober pukul 19:23 WIB.
Purwanto, Taufik Hery. Komposisi Peta Layout dan Desain. Diakses oleh Desrina
Putri Hapsari di http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Materi-4-
KOMPOSISI-PETA.pdf pada 26 Oktober 2017 pukul 20:05 WIB
Hisanah, Nisrina Niwar., Sawitri Subiyanto., Arief Laila Nugraha. 2015. Kajian
Teknis Penerapan Generalisasi Peta Rupabumi Indonesia (RBI) dari Skala 1:
50.000 menjadi Skala 1:250.000. Semarang: Program Studi Teknik Geodesi
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

6
TUGAS
1. Menurut saudara hal apa yang harus diperhatikan dalam mendesain peta secara
baik? Berikan contohnya!
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain peta adalah:
a. Clarity (kejelasan)
Kejelasan yang dimaksud adalah berkaitan dengan tujuan peta. Contoh:
menempatkan nama-nama sungai pada peta Penduduk hanya akan mengacaukan
peta dan membuat informasi tematik sulit dibaca.
b. Order (urutan)
Penempatan elemen secara logis. Contoh: memberi penekanan pada suatu
elemen yang dijadikan fokus utama untuk dibaca pembaca peta.
c. Balance (keseimbangan)
Setiap peta memiliki bobot visual dimana beban tersebut harus didistribusikan
secara merata sehingga peta tidak akan timpang di satu sisi. Contoh:

d. Contrast (kontras)
Perbedaan antara tebal-tipis, terang-gelap, dan berat-ringan. Contoh:

7
e. Unity (kesatuan)
Hubungan timbal balik antar elemen pada peta, bukan kumpulan unsur yang
tidak terkait dan terpisah-pisah.
f. Harmony (keseimbangan)
Terjadi keselarasan antara aspek warna, bentuk, pola, warna, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai