Anda di halaman 1dari 10

Nama Kelompok 3 :

1. Helda Anggraini (06101281823072)


2. Leni Dwi Apriani (06101181823062)
3. Lussi Widyaningsih (06101281823063)
4. Sakinah Aprillia (06101381823035)
5. Siti Aminah Rahma Yanti (06101181823008)
6. Zidny Ilma (06101281823028)

A. Pengajuan dan Pengadaan Bahan Kimia


Setiap pengadaan bahan kimia berbahaya harus dicantumkan dengan jelas di dalam lebar
PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa :
a. Labeling
b. Informasi dampak Bahaya
c. Informasi P3K, APD
Pejabat yang mengajukan pembelian Bahan Kimia Berbahaya berkewajiban melengkapi
syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan
memenuhi standart K3, maka pengajuan pembelian dapat diproses dan direalisasikan
pengadaannya.
Pada umumnya pengadaaan alat dan bahan laboratorium dilakukan oleh pemerintah.
Pemerintah memberikan alat dan bahan laboratorium kepada sekolah-sekolah negeri secara
cuma-cuma. Namun, sekolah swasta tidak diberikan secara cuma-cuma, sekolah tersebut
harus membeli sendiri alat dan bahan laboratorium tersebut yang diperlukan untuk kegiatan
pendidikan IPA. Tapi sekolah yang mendapat alat dan bahan apabila dalam praktikum terdapat
kerusakan ataupun habis, sekolah tersebut harus membeli sendiri. Prosedur pembelian dimulai
dengan penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Pengelola laboaratorium yang
menyusun daftar alat dan bahan tersebut berdasarkan dari usulan guru IPA atau catatan buku
harian tentang alat dan bahan yang diperlukan. Penyusunan daftar tersebut dapat juga
dilakukan dengan memilih alat dan bahan yang terdapat dalam katalog daftar alat dari
perusahaan pengadaan alat dan bahan yang ada sesuai dengan keperluan.
Lebih baik lagi bila daftar usulan kebutuhan alat dan bahan ini disusun oleh pengelola
laboratorium bersama guru-guru IPA, agar alat dan bahan yang akan dibeli sungguh-sungguh
bermanfaat. Pembelian bahan hendaknya sesuai dengan jumlah bahan yang dibutuhkan
sehingga jumlah alat yang dibeli berdasarkan realibilitasnya. Dalam pembelian bahan
hendaknya berdasarkan bahan yang kualitasnya baik,
Untuk laboratorium sains anggaran harus sudah disiapkan dua atau tiga bulan sebelum
tahun ajaran baru dimulai, sehingga cukup waktu untuk pertimbangan, pembatalan dan
finalisasi pesanan-pesanan dan pengadaan alat dan bahan.
Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau habis
dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat atau bahan, maka perlu
dipikirkan :
1) percobaan apa yang akan dilakukan
2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas)
3) ada tidaknya dana / anggaran,
4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan
5) pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru)
(Depdikbud, 1999: 32).

Prosedur pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang
dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh penanggung jawab
lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu di toko atau perusahaan mana
alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan
perusahaan atau toko alat dan bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang
relatif murah dan sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal
pengadaan dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.

Untuk pengadaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium diperoleh dari :

1) Proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah Diknas.


2) Dari pembelian sekolah.

Sebelum pembelian alat dan bahan laboratorium perlu dipikirkan hal-hal yang berikut

1) Percobaan apa yang akan dilakukan


2) Alat/bahan apa yang akan dibeli
3) Pengetahuan tentang penggunaan alat
4) Adanya dana
5) Jenis ukuran alat/bahan yang kan dibeli
6) Prosedur pembelian
7) Pelaksanaan pembelian
Bagi sekolah negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua yaitu dana dari pemerintah
yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari
masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan masyarakat
luas/dunia usaha.
Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Peraatan Fasilitas) yang
dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disediakan untuk
membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar
mengajar.
Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajuan dan pengadaan bahan Kimia:
1) Membeli Bahan Kimia
Bagian dari pembelian bahan kimia adalah analisis masa pakai dan biayanya. Biaya
pembelian hanyalah bagian awalnya. Biaya penanganan, dari segi manusia dan keuangan,
serta biaya pembuangan juga harus diperhitungkan. Tanpa analisis ini, pesanan bisa jadi
rangkap dan bahan kimia tak terpakai bisa jadi bagian signifi kan dari limbah berbahaya
di laboratorium. Ada beberapa alasan untuk memesan bahan kimia sesuai kebutuhan dan
dalam wadah kecil.
• Ukuran kemasan kecil utamanya mengurangi risiko kerusakan.
• Wadah yang lebih kecil mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan pemaparan
terhadap bahan berbahaya.
• Inventaris ukuran tunggal mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan.
• Wadah kecil lebih cepat habis, sehingga mengurangi peluang terurainya senyawa
reaktif.
• Wadah besar sering kali harus dibagi. Ini memerlukan peralatan lain, seperti wadah
pemindah yang lebih kecil, corong, pompa, dan label, serta peralatan kerja tambahan
dan peralatan pelindung diri (PPE), untuk mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan.
• Biaya pembuangan wadah kecil dari bahan berbahaya yang tidak digunakan lebih
kecil. Lembaga juga harus meminimalkan jumlah bahan kimia yang diterima sebagai
hadiah atau bagian dari kontrak penelitian untuk membatasi biaya pemeliharaan atau
pembuangan bahan kimia yang tidak dibutuhkan.
2) Memesan Bahan Kimia
Lembaga mungkin memusatkan kewenangan untuk meletakkan pesanan bahan kimia
di kantor pembelian atau membagi kewenangan itu ke seluruh lembaga. Sistem pembelian
terpusat harus mengontrol pemesanan jenis bahan tertentu, seperti bahan yang mudah
terbakar di dalam wadah yang melebihi ukuran tertentu. Sebelum membeli bahan kimia,
pegawai harus mengajukan beberapa pertanyaan:
• Apakah bahan itu sudah tersedia dari laboratorium lain dalam lembaga itu atau ada
kelebihan di gudang bahan kimia?
• Berapa jumlah minimal yang diperlukan untuk eksperimen tersebut?
• Berapa ukuran wadah yang paling sesuai di area tempat digunakannya atau
disimpannya bahan tersebut? Tetapkan jumlah maksimal yang diperbolehkan untuk
bahan kimia yang disimpan di laboratorium, seperti bahan mudah terbakar atau
gampang menyala.
• Bisakah bahan kimia tersebut dikelola dengan aman setelah datang?
• Apakah memerlukan tempat penyimpanan khusus, seperti kotak kedap udara, lemari
es, atau freezer?
• Apakah pegawai penerimaan perlu diberi tahu tentang pesanan itu dan diberi
instruksi penerimaan khusus?
• Akankah peralatan khusus yang diperlukan siap saat pesanan tersebut datang?
• Apakah ada risiko kemungkinan penyalahgunaan bahan kimia secara sengaja?
• Apakah bahan kimia itu tidak stabil? Bahan yang sifat aslinya tidak stabil mungkin
memiliki waktu penyimpanan yang sangat singkat. Bahan tersebut harus dibeli jika
akan digunakan untuk menghindari hilangnya reagen dan membuang bahan yang
tidak perlu serta menghabiskan waktu.
• Bisakah limbah tersebut dikelola dengan sangat baik? Karakterisasi limbah yang
sesuai dan metode pembuangan yang tepat harus diidentifi kasi sebelum bahan kimia
dipesan.
• Jika memungkinkan, gunakan sistem pemesanan terkomputerisasi untuk melacak
informasi tentang pengiriman, riwayat pembelian, dan distribusi bahan kimia ke
seluruh gedung. Misalnya, pemesanan terpusat mungkin membantu pelacakan bahan
yang mudah terbakar, letak prekursor obat terlarang, dan bahan kimia yang perlu
diperhatikan (chemicals of concern, COC). Pikirkan penyimpanan terpusat dari
Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS) pada jaringan komputer. Data MSDS
untuk setiap bahan kimia harus selalu tersedia bagi semua karyawan.
3) Menerima Bahan Kimia
Batasi pengiriman bahan kimia ke area yang memiliki perlengkapan untuk
menangani bahan kimia tersebut, seperti tempat bongkar muat, ruang penerimaan, atau
laboratorium. Jangan mengirimkan bahan kimia ke kantor departemen yang tidak
memiliki perlengkapan untuk menerima paket ini. Namun, jika pengiriman ke kantor
serupa merupakan opsi satu-satunya, tentukan lokasi terpisah dan jauh dari gangguan,
seperti meja atau rak, untuk pengiriman bahan kimia. Setelah bahan kimia datang, segera
beri tahu pegawai yang memesannya. Berikut ini langkah-langkah untuk memastikan
penerimaan bahan kimia yang tepat:
a) Latih pegawai ruang penerimaan, tempat bongkar muat, dan tata usaha untuk
mengenali bahaya yang mungkin terkait dengan bahan kimia yang datang ke fasilitas.
Mereka perlu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi masalah, seperti kemasan
bocor atau terjadi tumpahan.
b) Lengkapi ruang penerimaan dengan peralatan yang sesuai untuk menerima bahan
kimia. Ini meliputi rantai yang menahan silinder dan kereta yang dirancang untuk
memindah berbagai jenis wadah bahan kimia dengan selamat. Siapkan rak, meja,
atau area terkunci untuk kemasan untuk menghindari kerusakan akibat kendaraan
ruang penerimaan.
c) Segera buka paket yang datang dan periksa untuk mengonfi rmasi pesanan dan
memastikan bahwa segel wadah dalam keadaan baik. Pegawai laboratorium harus
memverifi kasi bahwa wadah yang sampai dilabeli dengan nama dan tanggal
penerimaan yang tepat pada label yang melekat dengan baik. Biarkan label yang
dipasang pabrik. Segera masukkan bahan kimia baru ke dalam inventaris
laboratorium.
d) Simpan bahan kimia yang tidak dikemas dengan aman. Secara khusus, segera buka
kemasan dan simpan bahan kimia reaktif yang dikirimkan dalam wadah logam
bersegel (seperti lithium aluminium hidrida, natriumperoksida, fosfor). Penyimpanan
yang tepat mencegah terjadinya degradasi dan korosi serta menyediakan bahan kimia
untuk inspeksi berkala.
e) Kirimkan bahan kimia dengan aman di dalam fasilitas. Pegawai boleh membawa satu
kotak bahan kimia dalam kemasan aslinya. Pindahkan kelompok paket atau paket
berat dengan kereta yang stabil, memiliki tali atau bagian samping untuk
mengamankan paket, serta memiliki roda yang cukup besar untuk melewati
permukaan yang tidak rata dengan mudah.
f) Jika pegawai pengiriman luar tidak menangani bahan sesuai standar fasilitas
penerimaan, segera perbaiki atau cari pengangkut atau pemasok lain.
4) Inventaris dan Pelacakan Bahan Kimia
Semua laboratorium harus mencatat semua inventaris bahan kimia yang
dimilikinya secara akurat. Inventaris adalah catatan, biasanya dalam bentuk basis-data,
bahan kimia dalam laboratorium dan informasi penting tentang pengelolaannya yang
tepat. Inventaris yang dikelola dengan baik meliputi bahan kimia yang didapat dari sumber
komersial dan yang dibuat di laboratorium, juga lokasi penyimpanan untuk setiap wadah
masing-masing bahan kimia. Inventaris membantu dalam pemesanan, penyimpanan,
penanganan, dan pembuangan bahan kimia, juga perencanaan darurat.
Berikut ini adalah contoh angket yang mempermudah pengajuan dan pengadaan bahan
kimia;

No. Pertanyaan Ya Tidak Keterangan


1. Apakah ada prosedur untuk  Terdapat sistematis pengadaan dan
melakukan pengadaan dan pengajuan pengadaan dan pengajuan
pengajuan bahan kimia? bahan kimia yang jelas.
2. Apakah terdapat daftar  Daftar tersebut masuk kedalam laporan
usulan kedalam laporan pelaksanaan program
penambahan/pengadaan kerja Kepala laboratorium
bahan kimia?
3. Apakah terdapat data  Daftar tersebut masuk kedalam laporan
bahan kimia yang belum kedalam laporan pelaksanaan program
tersedia di laboratorium? kerja Kepala laboratorium
4. Apakah terdapat alokasi  Alokasi dana yang jelas belum tersedia
dana untuk pengadaan karna belum tersedia karna permasalahan
bahan praktikum? administrasi keuangan yang ada di pihak
sekolah.
5. Apakah terdapat daftar  Daftar bahan yang akan dibeli oleh kepala
bahan praktikum yang akan dibeli oleh kepala laboratorium.
dibeli?
6. Apakah terdapat daftar  Daftar tersebut masuk kedalam laporan
penerimaan bahan kedalam laporan pelaksanaan program
laboratorium? kerja Kepala laboratorium
7. Apakah terdapat daftar  Laporan pengeluaran bahan terakhir itu
pengeluaran bahan hilang karena terakhir itu hilang karena
laboratorium? saat penataan ulang saat penataan ulang
laboratorium
8. Apakah kepala  Dalam hal ini akan diajukan ke pihak
laboratorium mengajukan waka sarana dan Prasarana yang
proposal pengadaan bahan selanjutnya Prasarana yang selanjutnya
kepada pihak sekolah? akan di ajukan ke Kepala sekolah
9. Adakah terdapat buku stok  Tetapi buku induk inventarisasi ini di
atau buku induk untuk gabungkan di gabungkan
inventarisasi bahan kimia dengan laporan pelaksanaan program
ang ada di laboratorium? kerja Kepala Laboratorium
10. Apakah pengadaan bahan  Biasanyya jauh-jauh hari dari sebelum
disesuaikan dengan melakukan sebelum melakukan
percobaan yang dilakukan? percobaan, didata bahan apa saja yang
diperlukan untuk menunjang percobaan
tersebut
11. Apakah terdapat usulan-  Karena guru-guru kimia ikut andil dalam
usulan dari para guru kimia andil dalam mengembangkan percobaan
dalam para guru kimia sederhana yang dapat dilakukan sesuai
dalam pengadaan bahan dengan keadaan sekolah.
kimia?
12. Apakah terdapat jalinan  Ada.
kerjasama yang tetap
dengantoko/perusahaan
dalam pembeliaan bahan
kimia yang dalam
pembeliaan bahan kimia
yang diperlukan

B. Pemindahan, Pengangkutan dan Pengiriman Bahan Kimia


Peraturan internasional berlaku untuk pemindahan bahan kimia, sampel, dan bahan
penelitian lainnya di jalan publik, dengan pesawat terbang, atau melalui pos atau
pengangkutan lainnya. Hukum nasional dan internasional mengatur dengan ketat pengiriman
domestik dan internasional sampel, contoh, obat, dan elemen genetik, serta peralatan
penelitian, teknologi, dan bahan, meski bahan tersebut tidak berbahaya, tidak berharga, atau
umum sekali pun.
Pemindahan; memindahkan bahan kimia di lokasi kerja, digunakan perangkat pengaman
sekunder, Lembaga dengan kampus yang besar mungkin memakai pembawa atau kendaraan
khusus untuk mengangkut bahan yang diatur peraturan tertentu.
Pengangkutan; pengangkutan bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang dirancang
khusus yakni mematuhi peraturan internasional. Jangan menggunakan kendaraan pribadi,
perusahaan, atau lembaga (termasuk pesawat terbang), untuk mengirimkan bahan kimia
berbahaya.
a. Sebelum melaksanakan pekerjaaan pengangkutan bahan kimia berbahaya, pengawas /
atasan berkewajiban menyampaikan informasi K3 serta resiko bahaya yang ada pada
setiap pekerja.
b. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya
rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani pekerjaan pengangkutan bahan
kimia berbahaya.
c. Upaya preventif, pencegahan harus tetap dilakukan secara teratur berupa pemeriksaan
kelayakan peralatan kerja, kondisi muatan dan kondisi fisik pekerja sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut.
d. Menaikkan dan menurunkan bahan kimia harus dilakukan dengan hati-hati, jika perlu
buatkan bantalan karet/kayu.
e. Perlengkapan K3 (APD, APAR, P3K) harus tersedia dalam kondisi siappakai di lokasi
kerja.
f. Kapasitas angkut alat angkut dan angkutan tidak diperbolehkan melebihi kapasitas yang
ada dan tidak boleh menghalangi pandangan pengemudi/sopir.
g. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas yang ada dengan selalu hati-hati dan
waspada. Hindari tindakan tidak aman dan tetap disiplin dalam mengemudikan
kendaraan.
h. Jika kontak dengan bahan kimia, segera lakukan pertolongan pertama pada korban
dengan benar. Hubungi dokter/tim medis untuk penanganan selanjutnya.
i. Tanda labeling peringatan berbahaya berupa tulisan, kode sesuai dengan resiko yang
ada harus terpasang dengan jelas didepan muatan, samping kiri dan kanan, belakang
muatan
Pengiriman; bahan kimia, bahan biologis, dan radioaktif, pengiriman domestik atau
internasional diatur oleh International Air Transport Association (IATA/Asosiasi Transportasi
Udara Internasional). Individu yang mempunyai sertifikat IATA harus melakukan inspeksi
pengemasan, pengkajian administrasi, dan menandatangani dokumen pengiriman. Beri label
selengkap mungkin segala sampel bahan eksperimen yang akan dikirimkan. Jika tersedia,
sertakan informasi berikut dengan bahan eksperimen yang dikirimkan:
a) Pemilik awal : nama pemilik atau individu yang menerima bahan pertama kali. Jika
mengirimkan bahan ke fasilitas lainnya, tambahkan informasi kontak untuk orang yang
dapat memberikan informasi penanganan yang aman.
b) Tanda pengenal : rujukan catatan laboratorium.
c) Komponen berbahaya : komponen berbahaya utama yang diketahui.
d) Potensi bahaya : bahaya yang mungkin timbul.
e) Tanggal : tanggal bahan diletakkan di wadah dan diberi label
f) Dikirim ke : nama, lokasi, dan nomor telepon orang yang menjadi tujuan pengiriman
bahan.
g) MSDS : sertakan ini dengan sampel bahan berbahaya yang dikirimkan ke lembaga lainnya.

Angkut bahan berbahaya menggunakan kendaraan yang dirancang khusus yang mematuhi
peraturan internasional. Jangan menggunakan kendaraan pribadi, perusahaan, atau lembaga
(termasuk pesawat terbang), untuk mengirimkan bahan kimia berbahaya.

Referensi :

Fitri, R.Y. 2017. Pengelolaan Laboratorium. (Online).


https://www.scribd.com/document/340988870/Pengelolaan-Laboratorium-2017. (Diakses
Pada 19 Februari 2021).

Moran, L., dan Tina, M.2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia Panduan
Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington : The National Academies Press.

Setya, D. 2019. Angket Pengajuan Dan Pengadaan , Pemindahan, Pengangkutan, Dan


Pengiriman Barang. (Online). https://id.scribd.com/document/399763161/Angket-
Pengajuan-Dan-Pengadaan-Pemindahan-Pengangkutan-Dan-Pengiriman-Bahan-Kimia.
(Diakses Pada 19 Februari 2021).

Wilda, A. Penyimpanan Bahan Kimia. (Online). http://www.sampling-


analisis.com/2015/10/penyimpanan-bahan-kimia.html?m=1. (Diakses Pada 19 Februari
2021).

http://info.trilogi.ac.id/repository/assets/uploads/PGSD/cc198-pengelolaan-laboratorium.pdf

Anda mungkin juga menyukai