Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR : 105 TAHUN 2015
TENTANG
PENATAUSAHAAN KEUANGAN PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH

Instansi / Perangkat Daerah

NASKAH ASLI KOREKSI PENJELASAN


BAB I Ditambahkan ayat yang ke 8 yaitu Fleksibilitas Adanya Fleksibilitas pengeluaran pada pasal 10
KETENTUAN UMUM adalah keleluasaan pengelolaan huruf (e) pada ketentuan umum belum ada.
keuangan/barang BLUD pada batas-batas
Pasal1
tertentu yang dapat dikecualikan dari ketentuan
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud yang berlaku umum.
dengan: Dalam ketentuan umum tidak ada definisi
1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Jawa tentang pejabat keuangan dan pejabat teknis
Barat. Dalam poin yang ke 10 dan 11 ditambahkan : yang harus dijelaskan dengan tepat sesuai
10.Pejabat Keuangan adalah direktur keuangan, dengan tugas masing-masing pejabat tersebut
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur wadir keuangan, Kepala Bidang Keuangan terdapat pada Pasal 6 (pejabat keuangan) dan
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan atau Kasubag Keuangan merupakan Pasal 7 (pejabat teknis).
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan penanggung jawab keuangan BLUD Rumah
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Sakit Umum Daerah Provinsi Jawa Barat
otonom. 11.Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau
3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat. disingkat PPTK adalah Pejabat pada Unit
Kerja Satuan kerja Perangkat Daerah atau
4. Organisasi Perangkat Daerah adalah Organisasi
Unit Pelaksana Teknis yang melaksanakan
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah
satu atau beberapa kegiatan dari suatu
Daerah Provinsi Jawa Barat.
program sesuai dengan bidang tugasnya
5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya dalam kegiatan BLUD Rumah Sakit Umum
disingkat BLUD adalah Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat.
Daerah atau Unit Kerja pada Organisasi
Perangkat Daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan,
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
6. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD yang
selanjutnya disebut PPK-BLUD adalah pola
pengelolaan keuangan yang memberikan
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
7. Pejabat Pengelola Badan Layanan Umum Daerah
adalah pimpinan BLUD yang bertanggungjawab
terhadap kinerja operasional Badan Layanan
Umum Daerah yang terdiri atas Pemimpin,
Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis yang
sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur
pada BLUD yang bersangkutan.
8. Pendapatan adalah semua penerimaan dalam
bentuk kas dan tagihan BLUD yang menambah
ekuitas dana lancar dalam periode anggaran
bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali
oleh BLUD.
9. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening
kas yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak
akan diperoleh pembayarannya kembali.
10. Biaya adalah sejumlah pengeluaran yang
mengurangi ekuitas dana lancar untuk
memperoleh barang dan/jasa untuk keperluan
operasional BLUD.
11. Investasi adalah penggunaan aset untuk
memperoleh manfaat ekonomis yang dapat
meningkatkan kemampuan BLUD dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
12. Rekening Kas BLUD adalah rekening tempat
penyimpanan uang yang dibuka oleh pemimpin
BLUD pada bank umum untuk menampung
seluruh penerimaan pendapatan dan pembayaran
pengeluaran BLUD.
13. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD yang
selanjutnya disingkat RBA BLUD adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan
yang antara lain berisi program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran BLUD.
14. Rencana Bisnis Anggaran Definitif yang
selanjutnya disebut RBA Definitif adalah
dokumen RBA yang telah disesuaikan dengan
Peraturan Daerah tentang APBD.
15. Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang
selanjutnya disebut DPA BLUD adalah dokumen
yang memuat pendapatan dan biaya, proyeksi
arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau
jasa yang akan dihasilkan dan di gunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh BLUD.
16. Rencana Strategis Bisnis BLUD yang selanjutnya
disebut Renstra Bisnis BLUD adalah dokumen
lima tahunan yang memuat visi, misi program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja, dan
arah kebijakan operasional BLUD.
17. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan
Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum
daerah.
18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Barat.
BAB II Dalam tujuan Penatausahaan BLUD
ditambahan Point Tujuan keuangannya guna
MAKSUD DAN TUJUAN Pada tujuan yang terdapat dalam Bab II untuk Terwujudnya penatausahaan keuangan
Pasal 2 BLUD yang baik dan benar
(3) Tujuan Penatausahaan Keuangan Badan
(1) Penatausahaan pelaksanaan dan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum
pertanggungjawaban dana yang bersumber dari Daerah Provinsi Jawa Barat adalah :
APBD dan Anggaran Pendapatan dan Belanja a. Terwujudnya penatausahaan
Negara diberlakukan, sesuai ketentuan keuangan BLUD yang baik dan benar;
peraturan perundang-undangan.
b. Terwujudnya pengendalian,
(2) Penatausahaan, pelaksanaan, dan pengawasan, dan pemeriksaan dalam
pertanggungjawaban dana yang bersumber dari penatausahaan keuangan pada BLUD;
pendapatan Fungsional Daerah Provinsi c. Terwujudnya keterpaduan dan
diberlakukan sesuai ketentuan PPK- BLUD. keserasian dalam melaksanakan program
kegiatan, sehingga dapat terlaksana tepat
waktu, tepat mutu, tertib administrasi, tepat
sasaran dan bermanfaat serta disiplin
anggaran.

BAB III Ruang Lingkup sama dengan ayat 2 pada pasal 2


Ruang Lingkup Penatausahaan Keuangan Badan bab Maksud dan tujuan.
RUANG LINGKUP
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum
Pasal 3 Daerah Provinsi Jawa Barat, adalah :
Peraturan Gubernur ini mengatur Penatausahaan,
Pengelolaan keuangan BLUD Rumah Sakit
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban dana yang
Umum Daerah Provinsi Jawa Barat yang
bersumber dari pendapatan Fungsional Daerah dan
diatur dalam Peraturan Gubernur ini
digunakan secara langsung untuk belanja
mengatur penatausahaan keuangan BLUD
operasional BLUD.
yang bersumber dari pendapatan rumah
sakit, tidak mengatur tentang penatausahaan
keuangan BLUD yang bersumber dari dana
APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN serta
hibah terikat.

BAB IV BAB IV Pada Bab IV ditambahin dengan PENGELOLA


Bagian Pertama KEUANGAN BLUD dan ditambahin dokumen
PENGELOLAAN
PENGELOLA KEUANGAN BLUD terkait yang harus dilaksanakan oleh pengelola
Bagian Kesatu
(5) Pengelola Keuangan BLUD Rumah Sakit Umum
Pengelola
Daerah Provinsi Jawa Barat meliputi
Pasal 4 Kelengkapan dokumen yang terkait dengan
kegiatan penatausahaan keuangan.
(1) Pejabat Pengelola BLUD dalam penerapan PPK- Dokumen terkait :
BLUD, meliputi Pemimpin, Pejabat Keuangan, dan 1. Rencana Bisnis dan Anggaran
Pejabat Teknis. (RBA)/Rencana Kerja Anggaran (RKA);
2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
(2) Pejabat Pengelola BLUD sebagaimana dimaksud dan Perubahannya;
pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh 3. Surat Permintaan Pembayaran (SPP);
Gubernur. 4. Surat Perintah Membayar (SPM);
(3) Pemimpin bertanggungjawab kepada Gubernur 5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ);
melalui Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. 6. Surat Permintaan Pengesahan (SP2) dan
Lampirannya;
(4) Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis
7. Surat Permintaan Pengisian Kas Kecil;
bertanggungjawab kepada Pemimpin.
8. Surat Permintaan Pengisian Kembali Kas
Kecil;
9. Buku Kas Umum;
10. Buku Rekap Penerimaan;
11. Buku Pembantu Pengeluaran;
12. Bukti Penerimaan dan Pengeluaran
Lainnya yang Sah.

Bagian Kedua
Tugas
Paragraf 1
Pemimpin
Pasal 5

Pemimpin merupakan Pejabat Pengguna Anggaran


dan Pengguna Barang yang mempunyai tugas:
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi
dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan PPK-
BLUD;
b. Menyusun Renstra Bisnis;
c. Menyiapkan RBA;
d. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan
dan pejabat teknis kepada Gubernur, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan
selain pejabat yang telah ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan
kinerja operasional serta keuangan BLUD kepada
Gubernur.

Paragraf 2
Pejabat Keuangan
Pasal 6

(1) Pejabat Keuangan mempunyai tugas:


a. Mengkoordinasikan penyusunan RBA;
b. Menyiapkan DPA BLUD;
c. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya;
d. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. Melakukan pengelolaan utang piutang;
f. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset
tetap dan investasi;
g. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan; dan
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan.
(2) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh
Pejabat/Staf sesuai bidang masing-masing.

Paragraf 3
Pejabat Teknis
Pasal 7
(1) Pejabat Teknis mempunyai tugas:

a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis


sesuai bidangnya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA;
dan
c. Mempertanggungjawabkan kinerja
operasional sesuai bidangnya.
(2) Pejabat Teknis dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu
oleh pejabat/staf yang melaksanakan fungsi
teknis sesuai bidang masing-masing.
BAB V d. Dokumen RBA sebagai pedoman pelaksana Ditambahkan point d pada pasal 8 dipandang
kegiatan dan sebagai fungsi kontrol dalam perlunya mencantumkan dokumen RBA .
pelaksanaan kegiatan PPK BLUD Rumah Sakit
PENATAUSAHAAN Umum Daerah Provinsi Jawa Barat.
Pasal 8
Dokumen pelaksanaan PPK-BLUD terdiri atas:
a. DPA BLUD yang telah disahkan oleh PPKD,
terdiri dari pendapatan dan biaya, proyeksi arus
kas, jumlah dan kualitas barang/jasa yang akan
dihasilkan;
b. Keputusan Gubernur tentang Penunjukan
Pejabat Pengelolaan BLUD, yang Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan layanan
Umum Daerah; dan
c. Format register/buku penatausahaan PPK-BLUD
disesuaikan dengan format-format yang berlaku
pada Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 9 f. Utang pada pihak ke 3 dikelola penuh oleh Dipandang perlu pada pasal 9 sehubungan
BLUD sebagai biaya operasional BLUD. dengan sering terjadi keadaan ini dengan pihak
Penatausahaan keuangan PPK-BLUD memuat paling ketiga.
kurang:
a. Seluruh pendapatan Fungsional BLUD meliputi
jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan
pihak lain dan lain-lain, pendapatan yang sah
dapat dikelola langsung untuk membiayai
pengeluaran sesuai RBA kecuali yang berasal
dari hibah terikat;
b. Seluruh pendapatan PPK-BLUD kecuali yang
berasal dari APBD dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dilaksanakan melalui rekening
kas BLUD, dicatat dalam kode rekening
kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah, dengan
objek pendapatan Fungsional BLUD dan
dilaporkan kepada PPKD setiap triwulan;
c. Surplus anggaran Fungsional pada akhir tahun
anggaran dikelola penuh oleh BLUD sebagai
biaya operasional tahun anggaran berikutnya;
d. Biaya yang melebihi anggaran yang ditetapkan
dalam RBA yang disahkan oleh kenaikan volume
pelayanan/kenaikan harga dilaporkan sebagai
bagian anggaran tahun berikutnya, dan;
e. Piutang yang bersumber dari Pelayanan Rumah
sakit/Fungsional dikelola penuh oleh BLUD
sebagai biaya operasional BLUD.
BAB V
PENATAUSAHAAN
Pasal 8
Dokumen pelaksanaan PPK-BLUD terdiri atas:
e. DPA BLUD yang telah disahkan oleh PPKD,
terdiri dari pendapatan dan biaya, proyeksi arus
kas, jumlah dan kualitas barang/jasa yang akan
dihasilkan;
f. Keputusan Gubernur tentang Penunjukan
Pejabat Pengelolaan BLUD, yang Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan layanan
Umum Daerah; dan
g. Format register/buku penatausahaan PPK-BLUD
disesuaikan dengan format-format yang berlaku
pada Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan
kebutuhan.
Pasal 9
Penatausahaan keuangan PPK-BLUD memuat paling
kurang:
a. Seluruh pendapatan Fungsional BLUD meliputi
jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan
pihak lain dan lain-lain, pendapatan yang sah
dapat dikelola langsung untuk membiayai
pengeluaran sesuai RBA kecuali yang berasal dari
hibah terikat;
b. Seluruh pendapatan PPK-BLUD kecuali yang
berasal dari APBD dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dilaksanakan melalui rekening
kas BLUD, dicatat dalam kode rekening
kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-
lain pendapatan asli daerah yang sah, dengan
objek pendapatan Fungsional BLUD dan
dilaporkan kepada PPKD setiap triwulan;
c. Surplus anggaran Fungsional pada akhir tahun
anggaran dikelola penuh oleh BLUD sebagai
biaya operasional tahun anggaran berikutnya;
d. Biaya yang melebihi anggaran yang ditetapkan
dalam RBA yang disahkan oleh kenaikan volume
pelayanan/kenaikan harga dilaporkan sebagai
bagian anggaran tahun berikutnya, dan;
e. Piutang yang bersumber dari Pelayanan Rumah
sakit/Fungsional dikelola penuh oleh BLUD
sebagai biaya operasional BLUD.
Pasal 10
Penatausahaan pengeluaran PPK-BLUD merupakan:
a. Biaya operasional mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban BLUD dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsi;
b. Biaya non operasional mencakup seluruh biaya
yang menjadi beban BLUD dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi;
c. Biaya BLUD sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b, dialokasikan untuk membiayai
program peningkatan pelayanan, kegiatan
pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan;
d. Seluruh pengeluaran biaya yang bersumber
selain dari APBD dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara disampaikan kepada PPKD setiap
triwulan, dan dilakukan dengan menerbitkan
SPM Pengesahan yang dilampiri dengan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ); dan
e. Fleksibilitas pengeluaran biaya BLUD merupakan
pengeluaran biaya yang disesuaikan dan
signifikan dengan perubahan pendapatan dalam
ambang batas RBA yang telah ditetapkan secara
definitif.
Pasal 11
(1) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang
dananya di luar APBD dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dilaksanakan melalui kas
BLUD.
(2) Pengelolaan Kas BLUD menyelenggarakan:
a. Perencanaan penerimaan dan pengeluaran
kas;
b. Pemungutan pendapatan atau tagihan;
c. Penyimpanan kas dan mengelola rekening
bank;
d. Pembayaran biaya operasional dan non
operasional; dan
e. Perolehan sumber dana untuk menutup defisit
jangka pendek dan pemanfaatan surplus kas
jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan.
(3) Penerimaan Fungsional disetorkan seluruhnya
ke rekening kas BLUD setiap hari dan
dilaporkan kepada Pemimpin melalui Pejabat
Keuangan BLUD.
Pasal 12 2. Penyampaian SPM Pengesahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap
(1) Pertanggungjawaban penggunaan dana yang Bulan paling lambat tanggal 10 setelah akhir
bersumber dari Pendapatan Fungsional yang Bulan yang bersangkutan.
digunakan langsung BLUD, dilakukan melalui
penyampaian SPM Pengesahan kepada PPKD.
(2) Penyampaian SPM Pengesahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap triwulan
paling lambat tanggal 10 setelah akhir triwulan
yang bersangkutan.
(3) SPM Pengesahan dilampiri dengan Surat
Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) yang
ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan.
(4) PPKD menerbitkan SP2D Pengesahan
penggunaan dana pendapatan Fungsional
berdasarkan SPM Pengesahan sebagai dasar
pencatatan penerimaan dan pengeluaran.
Pasal 13
Kelengkapan Administrasi Pengelolaan keuangan
BLUD meliputi:
a. Laporan Pendapatan Fungsional (Format BLUD-
I);
b. Surat Pernyataan Tanggung Jawab (Format
BLUD- 2); dan
c. Laporan Pengeluaran Biaya Fungsional BLUD
(Format BLUD-3).
Pasal 14
(1) Organisasi Perangkat Daerah yang menerapkan
PPK-BLUD dapat memungut biaya kepada
masyarakat sebagai imbalan atas barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan dalam
bentuk tarif yang telah ditetapkan.
(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi
dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian
dari biaya per unit.
(3) Penetapan tarif mempertimbangkan kontinuitas
dan pengembangan layanan daya beli
masyarakat serta kompetisi yang sehat
(4) Tarif layanan BLUD dapat dilakukan perubahan
secara keseluruhan maupun per unit layanan
sesuai kebutuhan dan perkembangan keadaan.
Pasal 15
(1) Organisasi Perangkat Daerah yang menerapkan
PPK-BLUD diberikan fleksibilitas pengeluaran
biaya dengan mempertimbangkan volume kegiatan
pelayanan.
(2) Fleksibilitas pengeluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan pengeluaran biaya yang
disesuaikan dan signifikan dengan perubahan
pendapatan dalam ambang batas RBA yang telah
ditetapkan secara definitif.
(3) Fleksibilitas pengeluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) hanya berlaku untuk biaya yang
berasal dari pendapatan selain dari APBD,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, serta
hibah terikat.
(4) Dalam hal terjadi kekurangan anggaran,
Organisasi Perangkat Daerah yang menerapkan
PPK-BLUD mengajukan usulan tambahan
anggaran dari APBD kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah sesuai dengan mekanisme
APBD.
(5) Organisasi Perangkat Daerah yang menerapkan
PPK-BLUD melaporkan pengeluaran biaya yang
melebihi plafon anggaran dalam RBA kepada
Gubernur.
Pasal 16
(1) Pemimpin dapat melakukan pergeseran anggaran
antar rincian biaya operasional, jika diperlukan
dalam rangka peningkatan kapasitas dan mutu
layanan dengan melaporkan hal tersebut kepada
Gubernur.
(2) Pergeseran anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terbatas pada pengeluaran biaya
yang bersumber dari jasa layanan/fungsional
dalam rangka pelaksanaan PPK-BLUD.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan


Gubernur ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Pemimpin,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 18

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur
ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Jawa Barat.
Pasal Tambahan (*apabila perlu) : Pasal 3 ada Bab III ASAS DAN PRINSIP Dalam Pergub harus ada tambahan pasal
mengenai ASAS DAN PRINSIP karena azas
Pasal tambahan mengenai Azas dan prinsip dan prinsip dasar mengenai peraturan ini
BAB III penting dimasukan guna untuk pedoman
ASAS DAN PRINSIP dasar Penatausahaan Keuangan BLUD
Pasal 3 dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efektif, efisien,
(1) Azas umum penatausahaan keuangan meliputi: ekonomis, transparan, dan bertanggung
a. Penatausahaan Keuangan BLUD dikelola jawab dengan memperhatikan azas keadilan,
secara tertib, taat pada peraturan kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat,
perundang-undangan, efektif, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan azas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
b. Secara tertib mengandung arti bahwa
keuangan BLUD dikelola secara tepat
waktu dan tepat guna yang didukung
dengan bukti-bukti administrasi yang
dapat dipertanggungjawabkan.
c. Taat pada peraturan perundang-
undangan mengandung arti bahwa
pengelolaan keuangan BLUD harus
berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
d. Efektif mengandung arti pencapaian hasil
program dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu dengan cara
membandingkan keluaran dengan hasil.
e. Efisien mengandung arti pencapaian
keluaran yang maksimum dengan
masukan tertentu atau penggunaan
masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
f. Ekonomis mengandung arti perolehan
masukan dengan kualitas dan kuantitas
tertentu pada tingkat harga yang
terendah.
g. Transparan mengandung arti prinsip
keterbukaan kepada pihak-pihak yang
berhak mengetahui untuk kemajuan dan
peningkatan pendapatan keuangan
BLUD.
h. Bertanggung jawab mengandung arti
perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan
dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
i. Keadilan mengandung arti keseimbangan
distribusi kewenangan dan
pendanaannya atau keseimbangan
distribusi hak dan kewajiban
berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
j. Kepatutan mengandung arti tindakan
atau suatu sikap yang dilakukan dengan
wajar dan proporsional.
k. Manfaat untuk masyarakat mengandung
arti bahwa keuangan BLUD diutamakan
untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

(2) Prinsip pelaksanaan Anggaran


a. Rencana pendapatan dan belanja BLUD
merupakan rencana keuangan tahunan
RSUD yang dikonsolidasikan dengan APBD,
dibahas dan disetujui bersama Pemerintah
Provinsi dan DPRD, serta ditetapkan dengan
Peraturan Gubernur;
b. Pendapatan yang direncanakan merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional yang
dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang
dianggarkan merupakan batas tertinggi
pengeluaran belanja kecuali untuk belanja
operasional BLUD yang sesuai dengan
ketentuan dapat diberlakukan fleksibilitas
sampai ambang batas tertentu yang
disepakati;
c. Penganggaran pengeluaran harus didukung
dengan tersedianya penerimaan dalam
jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan
melaksanakan kegiatan yang belum tersedia
atau tidak mencukupi kredit anggarannya
dalam anggaran BLUD, kecuali untuk
belanja operasional BLUD yang sesuai
dengan ketentuan dapat diberlakukan
fleksibilitas sampai ambang batas tertentu
yang disepakati;
d. Semua penerimaan dan pengeluaran kas
BLUD dalam tahun anggaran bersangkutan
dilaksanakan melalui Rekening BLUD atas
nama BLUD pada Bank Pemerintah/Bank
Umum;
e. Pemimpin BLUD, Bendahara Penerima,
Bendahara Pengeluaran dan orang atau
badan yang menerima atau menguasai
uang/barang/kekayaan BLUD wajib
menyelenggarakan penatausahaan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Pejabat yang menandatangani dan/atau
mengesahkan dokumen yang berkaitan
dengan surat bukti yang menjadi dasar
penerimaan dan/atau pengeluaran atas
pelaksanaan anggaran BLUD bertanggung
jawab terhadap kebenaran material dan
akibat yang timbul dari penggunaan surat
bukti yang dimaksud;
g. BLUD melaporkan hasil pendapatan dan
penggunaan belanja secara periodik kepada
Gubernur.
h. Uang milik BLUD yang menurut perhitungan
dalam kurun waktu tertentu belum
digunakan, dapat didepositokan, sepanjang
tidak mengganggu likuiditas BLUD;
i. Bunga deposito, bunga tabungan, dan jasa
giro atas penempatan uang BLUD di bank
merupakan pendapatan BLUD, dan harus
disetor dan dicatat dalam pendapatan lain-
lain di luar pendapatan operasional BLUD;
j. Bendahara penerimaan baik secara langsung
maupun tidak langsung, dilarang melakukan
kegiatan perdagangan, pekerjaan
pemborongan dan/atau penjual jasa atau
bertindak sebagai penjamin atas
kegiatan/pekerjaan/penjualan tersebut;
k. Bendahara penerimaan tidak diperbolehkan
menyimpan uang, cek atau surat berharga
yang diterima lebih dari 1(satu) hari kerja.

Anda mungkin juga menyukai