Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 1
1. MUSTOFA
2. ACHMAT YAYAN
3. RAFMA JUNITA ARIANA PULUNGAN
4. CIPTO
BAB I PENDAHULUAN
PENYELENGGARA
1.1 Latar Belakang PT. GROW SAFTEY INSTITUTE
Guna menguatkan peran dunia usaha dalam pelaksanaan K3, Pemerintah melalui
kementrian tenaga kerja telah mengeluarkan keputusan menteri tenaga kerja tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja..
Tujuan dari PKL (Praktek kerja Lapangan) adalah mendapatkan pengetahuan terkait
dunia kerja khususnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan untuk menjadikan prasyarat
bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kimia. Kegiatan Training ini
dilaksanakan selama 12 hari, termasuk didalamnya Observasi ke Lapangan PT.
ISPATINDO, dalam Hal ini Kelompok I akan melihat penerapan sarana penanggulangan
bahan kimia berbahaya.
Kesehatan Kerja Merupakan suatu hal yang telah diwajibkan dan dibebankan kepada
Perusahaan agar Kesehatan Kerja Tenaga Kerja terjamin. Potensi Kesehatan Kerja yang
terjamin akan meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja baik di masa
kerja maupun sesudah tidak bekerja di perusahaan. Penerapan Kesehatan Kerja dapat
mencegah dan mengurangi penyakit akibat Kerja.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bagian dari
kegiatan pembinaan calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kimia (AK3K) dalam
mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui PKL, calon Ahli K3 Kimia
dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam
surat keputusan penunjukannya (SKP), seperti yang dijelaskan di dalam Keputusan Menaker
No.KEP.187/MEN/1999 dalam upaya dan atau kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah dan atau mengurangi resiko akibat penggunaan bahan kimia berbahaya
ditempat kerja terhadap tenaga kerja, alat-alat kerja dan lingkungan.
Tujuan dari calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja KImia ini mengikuti PKL
di PT. Ispatindo, pada tanggal 17 Juni 2021 adalah, supaya wawasan yang diperoleh selama
PKL dapat menambah khasanah keilmuan terkait penerapan peraturan dan norma K3 di
tempat kerja nantinya. Serta melakukan pengawasan serta perbaikan yang
berkesinambungan, dalam rangka mengurangi risiko kecelakaan kerja di perusahaan yang
disebabkan oleh faktor kelalaian manusia maupun dari bahan kimia berbahaya.
Adapun tujuan penulisan laporan PKL ini, adalah untuk mengetahui penerapan
peraturan dan norma K3 kimia di perusahaan yang dikunjungi. Dan laporan ini juga bisa
digunakan untuk sebagai masukan bagi pihak perusahaan untuk menghindari risiko
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Sehingga dari adanya peraturan perundangan seperti disebut di atas, maka perlu
diterapkannya Permenaker No. 05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja serta telah disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu PP No. 50 tahun 2012. Dimana
Sistem Manajeman Keselamatan dan Kasehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif
BAB II
a. Profil Perusahaan
PT. Ispat Indo didirikan di Indonesia pada tahun 1976. Perusahaan ini didirikan
sebagai proyek Greenfield 60.000 tpa, untuk bergulir. Saat ini, Ispat Indo memiliki
kapasitas produksi tahunan lebih dari 700.000 ton. Perusahaan ini memproduksi berbagai
macam billet, batang kawat dan batangan karbon rendah dan tinggi dengan menggunakan
sekitar 65% scrap dan 35% DRI/Pig Iron. Campuran bervariasi sesuai dengan kelas baja
yang dihasilkan.
PT. Ispat Indo memiliki pijakan yang kuat di pasar tetangga dan memiliki posisi
strategis untuk perdagangan di seluruh dunia. PT. Ispat Indo menjual sekitar 70%
produknya ke pasar domestik dan sekitar 30% ke pasar ekspor kawasan Asia-Pasifik. PT.
Ispat Indo dikenal dengan periode pengiriman terpendek dengan bauran produk yang
sangat fleksibel dengan harga yang paling kompetitif.
Produk dari PT. Ispat Indo adalah hasil dari fasilitas pembuatan baja paling
modern melalui tungku busur listrik dengan sadapan bawah eksentrik bebas terak,
metalurgi sekunder dan pengecoran kontinu untuk baja bersih. Diikuti dengan
penggulungan pabrik otomatis canggih dengan kontrol untuk sifat metalurgi yang lebih
baik. Barang berada di bawah pengawasan ketat untuk kontrol kualitas dan pengujian
pada setiap tahap proses dengan identifikasi lengkap dan ketertelusuran setiap koil yang
dikirim ke pelanggan.
Batas Timur : Berbatasan dengan Pemukiman Penduduk dan jalan tol Surabaya–
Malang
Batas Timur : Berbatasan dengan PT.Jatim Taman Steel, dan Jalan Arteri
Sidoarjo
d. Struktur Organisasi
Name Status
Finance manager
Purchasing manager
QA Amanager
Melting Manager
Rooling Manager
HR Manager
Legal Manager
HSE Manager
e. Legalitas Perusahaan
tidak ada data
Billet-billet dari departemen SMS digunakan bahan baku untuk membuat wire rod melalui
proses rolling, proses rolling di PT. ISPAT INDO dibagi menjadi 2 line yaitu line A dan Line B.
Billet Reheating Furnace dalam proses pembuatan wire rod sangat berpengaruh terhadap
kelancaran proses produksi dan kualitas wire rod yang dihasilkan. Secara singkat BRF adalah
suatu tempat yang digunakan untuk proses pemanasan kembali billet, sampai suhu temperatur
yang diinginkan untuk suatu proses atau pembuatan wire rod biasanya mencapai 1240 oC.
Adapun cara kerja BRF yaitu, sebelum billet masuk ke dalam ruang pemanasan BRF, billet
disusun terlebih dahulu di rak billet atau charging bed yang bergerak secara eksentrik dengan
menggunakan satu motor. Untuk mendorong billet dan charging bed masuk kedalam BRF
digunakan peralatan yang disebut Billet Pusher dengan gerakan sistem dorong dua silinder,
kemudian apabila ada letak billet yang tidak rata atau menonjol keluar bisa disejajarkan dengan
alat pengatur posisi billet yang disebut charging positioner. Setelah billet masuk di BRF billet
akan dipanaskan dengan suhu antara 1100ºC sampai dengan 1200 ºC dengan kategori billet.
Kapasitas BRF bisa menampung 82 buah billet. Banyaknya alat pemanas dalam BRF adalah
sebanyak 36 burner yang terbagi atas 12 burner pada shocking zone, 12 burner pada heating zone
dan 12 burner pada pre heating zone. Bahan bakar yang digunakan di semua masingmasing zone
berupa combustion air preheated to 450 ºC, natural gas dan IDO.
Setelah billet mengalami pemanasan yang cukup dengan suhu yang diinginkan, maka digunakan
alat yang disebut Kick Off Device yang berjumlah 3 buah yaitu untuk mengambil billet dari
Walking Heart, setelah billet diambil oleh Kick Off Device kemudian diambil dari BRF dengan
alat Discharge Roll. Billet yang sudah keluar dari BRF, kemudian dibersihkan dengan alat yang
disebut descaler. Descaler memiliki 8 nozzle yang berguna untuk menyemprotkan air dengan
bantuan pompa guna mengurangi scale yang melekat pada billet. Setelah itu billet baru masuk
pada roll table yang digerakkan oleh satu motor. Pada roll table terdapat stopper yang berguna
untuk memindahkan billet out bila terjadi masalah pada equipment. Sebelum billet memasuki
proses pengerolan kecepatan billet diatur oleh pinch roll yang bekerja dengan cara menekan
ujung billet yang akan masuk sehingga ujung billet satu dengan ekor billet lain tidak saling
bersentuhan.. Descaler Peralatan untuk menghilangkan scale pada permukaan billet dengan air
yang disemprotkan. Pada descaler terhadap 8 nozzle untuk menyemprotkan air yang dipompa.
Bahan Utama
a. baku utama adalah besi tua dan juga
b. DRI/Pig Iron
Bahan Pembantu
a. Lime Stone
b. Kokas
c. O2
d. Pelumas
e. Silikon
f. CNG
Produk
a. Steel Billet
b. Wire Rod
Produk Samping
a. Tidak ada
Hasil Produksi
a. steel Billet
b. Wire Rod
BAB III
3.1 Identifikasi Bahaya
Dilihat dari proses produksi di PT. Ispat Indo, Ada beberapa Jenis Potensi Bahaya
yang dapat terjadi, diantaranya :
a. Ledakan dan Percikan Baja
b. Tumpahan Oli
c. Keracunan Makanan
b. Tumpahan Oli
Oli digunakan sebagai pelumas di cellar block mill. Jumlah oli yang digunakan
mencapai cukup banyak, sebesar 1 kolam renang sehingga bila oli itu tumpah ke lingkungan
akan menimbulkan masalah yang cukup besar.
c. Keracunan Makanan
PT. Ispat Indo menyediakan kantin untuk para karyawan. Dikantin ini tidak hanya
menyediakan makanan siap makan, namun terjadi juga proses pemasakan. Potensi keracunan
makanan pada karyawan dapat terjadi, mengingat proses pemasakan dan pemilihan bahan
makanan yang kurang baik dapat menimbulkan toksik yang berbahaya.
a. Eliminasi
Sebelum melakukan pemilihan bahan baku, PT. Ispat Indo mengeliminasi bahan
yang dapat menimbulkan ledakan seperti contaminned scrap. Proses eliminasi ini dapat
meminimalisir terjadinya ledakan saat proses pembuatan baja.
b. Substitusi
Substitusi dapat dilakukan saat proses pemasakan di kantin karyawan, dengan
menukar bahan bahan yang potensial menyebabkan toksik di makanan bila tidak diolah dengan
benar dengan bahan berkualitas baik.
c. Administrasi
Pengendalian secara administrasi dapat dilakukan untuk mencegah bahaya bahaya
yang mungkin terjadi. Pembuatan Standar Operasi dan Manual, memudahkan karyawan dalam
mengkondisikan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pekerjaan lebih aman dan terstruktur.
d. Rekayasa Engineering
Salah satu bentuk rekayasa engineering yaitu dengan membuat tutup tunel yang
kokoh dan aman, sehingga percikan dari baja yang akan dapat diminimalisir agar tidak mengenai
operator. Selain itu dengan rekayasa engineering, ledakan di furnace dapat diminimalisir dengan
mengalirkan udara dingin di sekitar furnace.
e. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Pelindung diri wajib digunakan oleh semua operator dengan baik dan benar di setiap
lini produksi agar dapat meminimalisirkan kecelakaan kerja yang terjadi.
Program Pengendalian resiko di PT. Ispat Indo diantaranya membuat tim tanggap
darurat. Tim ini terdiri daari petugas pemadam kebakaran, petugas penanggulangan tumpahan
bahan kimia, petugas P3K, Petugas Investigasi kecelakaan dan petugas penanganan Radioaktif.
Selain itu, bila terjadi kegagalan atau kesalahan peralatan operasi yang dapat menimbulkan
keadaan abnormal dan kecelakaan besar PT. Ispat Indo melakukan kerjasama dengan rumah
sakit dan dinas terkait seperti penanggulangan bencana daerah, kepolisian dan dinas terkait
lainnya.