Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR

(IPA I RATULANGI DAN IPA III

ANTANG)

OLEH

ANISA RAHMADANIA
NIM: 60500118048

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021/2022

LEMBAR PENGESAHAN

Pimpinan/Direktur/Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Jeneberang Gowa menerangkan bahwa:

NAMA/NIM : Anisa Rahmadania/60500118048


PROGRAM STUDI/JURUSAN : Kimia

FAKULTAS : Sains dan Teknologi

PERGURUAN TINGGI : Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar

Telah melaksananakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Instalasi

Pengolahan Air (IPA) I Ratulangi dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) III Antang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota Makassar pada tanggal 05 April s/d 30

April 2021.

Demikian keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Gowa, 18 Juni 2021

Disahkan,

Kepala Bagian Produksi dan Instalasi Kepala Seksi Laboratorium

A. Arfan Kamli, S.ST., M.Adm., SDA Ir. Hj. Purnamasari, ST., IPM
NIP. NIP.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)


Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Gowa

Disusun Oleh:

Anisa Rahmadania/60500118048

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Mengetahui:

Ketua Jurusan Kimia, Dosen Pembimbing,

Dr. H. Asri Saleh, ST., M.Si Ummi Zahra S.Si., M.Si


NIP. 19760417 200912 1 003 NIP.
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ulyani T.
Jabatan : Pembimbing Lapangan

Telah membimbing dan memeriksa Laporan Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL) yang dilaksanakan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Ratulangi dan Instalasi

Pengolahan Air (IPA) III Antang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota

Makassar pada tanggal 05 April s/d 30 April 2021, atas nama:

Anisa Rahmadania/60500118048

Sebagai syarat dalam mata kuliah Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada Jurusan

Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar.

Gowa, 18 Juni 2021

Pembimbing Lapangan,

Ulyani T.
NIP.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat

kesehatan, ilmu, berkah serta limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada waktu yang

ditentukan. Selama penyususnan ini, penulis memperoleh banyak bimbingan dan


masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT. Atas limpahan rahmat kesehatan, kesempatan dan ilmu sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)

dengan tepat waktu.

2. Kedua orang tua serta keluarga yang senantiasa memberikan dorongan, baik

moral maupun materil dan motivasi dalam melaksanakan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL).

3. Bapak Dr. H. Asri Saleh, ST., M.Si selaku Ketua Jurusan Kimia Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

4. Ibu Ummi Zahra selaku Dosen Pembimbing Praktek Pengalaman Lapangan

(PPL) atas arahan dan bimbingan selama ini.

5. Bapak A. Arfan Kamli, S.ST., M.Adm., SDA selaku KaBag Produksi dan

Instalasi PDAM Kota Makassar.

6. Ibu Ir. Hj. Purnamasari, ST., IPM selaku Pembimbing Lapangan serta Kepala

Seksi Laboratorium IPA I PDAM Kota Makassar atas arahan dan bimbingan

selama ini.
7. Ibu Ulyani T. Pembimbing Lapangan IPA I Ratulangi Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) yang telah mengawasi, membimbing dan mendampingi kami

selama Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

8. Seluruh Petugas Laboratorium PDAM Kota Makassar yang telah memberikan

banyak informasi dan ilmu, serta membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

9. Rekan kelompok Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) jurusan Kimia Sains

atas kerjasama dan memberikan semangat dalam penyelesaian laporan.

10. Serta segenap pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam laporan ini, penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat berbagai

kekurangan pada penyusunannya, untuk itu penulis mengharapkan masukan dari

berbagai pihak berupa saran dan kritik yang membangun dalam usaha perbaikan di

masa mendatang. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berguna

bagi pihak yang berkepentingan, terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua aktivitas dan kehidupan manusia memerlukan air untuk menunjang

keberlangsungannya. Air tidak hanya digunakan untuk mandi, masak, atau minum,

tetapi juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri dalam menunjang proses

produksi barang. Sehingga fungsi dari air yang ada tidak hanya terbatas untuk

memenuhi fungsi pemenuh kebutuhan utama, ekonomi dan sosial. Pemenuhan sosial

yang erat kaitannya dengan kondisi air seperti kejernihan, kebersihan dan tidak

mengganggu kesehatan. Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut, diperlukannya

Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) untuk mengolah dan menjamin kualitas air

sebelum dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam proses penyediaan air minum terdapat

empat konsep dasar yang harus dipenuhi yaitu aspek kualitas, aspek kuantitas, aspek

kontinuitas dan ekonomis untuk pemenuhan kebutuhan manusia yaitu sebagai

berikut:

1) Dalam aspek kuantitas, air minum harus tersedia dalam jumlah yang

lebih, yaitu jumlah air harus lebih banyak dari kebutuhan manusia.

2) Dalam aspek kualitas, air yang tersedia harus memenuhi persyaratan

kesehatan yang harus dipenuhi sebelum dikonsumsi oleh manusia.

3) Dalam aspek kontinuitas yaitu, siklus air harus tetap berputar dan tidak

pernah hilang

4) Dalam aspek ekonomis dimana nilai jual air dapat dijangkau di seluruh

kalangan masyarakat (Ali, 2014).


Selain empat aspek tersebut, kualitas air minum yang baik dapat diperoleh

dengan diproses terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Air minum yang sehat, baik

dan layak untuk dikonsumsi wajib memenuhi kriteria persyaratan, seperti kriteria

fisik, kimia, maupun kriteria bakteriologis. Air yang dikonsumsi tidak boleh

mengandung zat-zat mineral atau zat kimia tertentu dalam jumlah yang tidak wajar

atau melampaui ambang batas yang telah ditentukan serta tidak mengandung racun

(Wulandari, 2017).

Proses yang dilakukan sebelum air dikonsumsi biasanya dilakukan oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam pengolahannya PDAM akan

membangun water treatment plant untuk memproses air baku yang berasal dari mata

air maupun sungai. Proses pengolahan air minum pada Instalasi Air Minum melalui

beberapa proses, seperti pra-sedimentasi, flokulasi, koagulasi, sedimentasi, filtrasi

dan desinfektan. Dengan proses pengolahan yang kompleks pada Instalasi

Pengolahan Air (IPA), maka air yang dihasilkan akan sesuai dengan baku mutu yang

telah ditetapkan oleh pemerintah dan Menteri kesehatan Republik Indonesia.

Pemenuhan akan kebutuhan air minum dapat dilakukan dan dilaksanakan

dengan banyak cara, disesuaikan dengan teknologi serta sarana dan prasarana yang

ada. Menurut Peraturan Pemerintah No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM) dapat direalisasikan dengan jaringan perpipaan dan jaringan non

perpipaan. SPAM atau yang biasa disebut dengan sistem Penyediaan air minum

perpipaan biasanya dikelola oleh daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM).

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bereksistensi dalam bidang

penyediaan air bersih yang pengelolaannya masuk sampai ke daerah–daerah. Untuk


mencukupi kebutuhan konsumennya Perusahaan Daerah Air Minum selalu

meningkatkan pelayanan baik dari segi kualitas maupun produktifitasnya. Menyadari

bahwa air bersih merupakan salah satu sumber kehidupan manusia, maka tanpa

adanya air manusia tidak akan bertahan hidup. Untuk terus dapat melangsungkan

hidup, maka kebutuhan akan air harus selalu terpenuhi. Oleh karena itu, penyediaan

akan air bersih atau air minum yang sehat selalu menjadi tuntutan kebutuhan bagi

setiap insan, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kota

Makassar.

Pengelolaan air sungai secara baik dan intensif yang dilakukan oleh

pemerintah daerah di kota makasaar, khususnya melalui Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) merupakan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih

sekarang ini. Sejalan dengan perkembangan zaman dan pesatnya pertumbuhan jumlah

penduduk pada umumnya, di provinsi Sulawesi khususnya di Kota Makassar tuntutan

terhadap jasa air bersih pun terus mengalami peningkatan. Untuk itu Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar sebagai salah satu perusahaan daerah

yang ditunjuk pemerintah untuk mengelola di bidang jasa air bersih, harus senantiasa

dan mampu melayani kebutuhan air bersih baik untuk keperluan komersil, rumah

tangga, instansi pemerintah/swasta maupun industri.

Dengan banyaknya kebutuhan akan air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kota Makassar perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air bersih

yang memiliki visi yaitu mewujudkan menjadi salah satu perusahaan air minum

terbaik, mandiri dan profesional, berwawasan global. Serta memiliki misi, yang salah

satunya yaitu memenuhi kinerja keuangan yang mandiri dan produktifitas yang
efisien dan efektif serta berdaya saing global. Seperti perusahaan lain pada umumnya,

PDAM Kota Makassar tidak terlepas dari permasalahan kinerja.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini berkaitan dengan proses pengolahan air

minum di PDAM Kota Makassar. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui

bagaimana air baku diolah menjadi air minum di PDAM Kota Makassar. Sehingga

masalah-masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana proses pengolahan air baku menjadi air minum yang dilakukan

pada PDAM Kota Makassar?

2. Mempelajari cara menentukan kualitas air baku dan air minum berdasarkan

parameter-parameter yang telah ditetapkan dalam PERMENKES RI No.

492/MENKES/PER/IV/2010?

3. Bagaimana cara menentukan dosis koagulan dalam proses pengolahan air

melalui Jar Test?

C. Tujuan

Tujuan dari Praktek Pengenalan Lapangan di PDAM Kota Makassar ini

khususnya pada IPA I Ratulangi dan IPA III antang adalah untuk:

1. Mempelajari proses pengolahan air baku menjadi air minum yang akan

didisribusikan.

2. Mempelajari cara menentukan kualitas air baku dan air minum berdasarkan

parameter-parameter yang telah ditetapkan dalam PERMENKES RI No.

492/MENKES/PER/IV/2010.
3. Mempelajari cara menentukan dosis koagulan dalam proses pengolahan air

melalui Jar Test.

D. Manfaat

Diharapkan dengan adanya kegiatan praktik kerja lapangan ini dapat

memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Manfaat tersebut

antara lain:

1. Manfaat Akademik

a. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mendapat pelajaran paktis di lapangan serta dapat

membandingkan ilmu yang didapatkan saat kuliah dengan ilmu di lapangan kerja.

Sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja.

b. Bagi Universitas

Untuk menjalin relasi dalam dunia kerja antara Universitas dengan PDAM

Kota Makassar khususnya pada IPA I Ratulangi dan IPA III Antang.

2. Manfaat Teknis

PDAM Kota Makassar dapat menerima masukan dari mahasiswa yang

nantinya dapat digunakan untuk kemajuan PDAM Kota Makassar khususnya pada

IPA I Ratulangi dan IPA III Antang.

D. Kegiatan

Kegiatan Pengenalan Lapangan yang dilakukan di PDAM Kota Makassar

ini, dilaksanakan pada dua tempat Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA I

Ratulangi yang berlokasi di Jl. DR. Ratulangi No. 3, Kecamatan Ujung Pandang,

Kota Makassar dan IPA III Antang yang berlokasi di Jl. Perumnas Raya Jl. Lasuloro
Raya, Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kedua

instalasi tersebut merupakan bagian dari PDAM Kota Makassar itu sendiri.

Jadwal pelaksanaan Praktek Pengenalan Lapangan yang telah ditentukan

oleh kampus yaitu pada tanggal 01 April 2021- 06 mei 2021. Namun, karena adanya

pandemik virus COVID-19, sehingga PDAM Kota Makassar membatasi jumlah

peserta PPL setiap harinya. Oleh karena itu, PPL ini dilakukan secara bergantian

dengan kelompok PPL lainnya. Sehingga PPL ini hanya dilakukan 4 minggu yaitu 2

minggu pertama di IPA 1 Ratulangi dan 2 minggu di IPA III Antang. Waktu

pelaksanaan PPL ini dilakukan setiap hari Senin-Jum’at. Kegiatan PPL pada IPA I

Ratulangi dimulai pukul 07.30-12.00 WITA. dan pada IPA III Antang dimulai pukul

08.00-12.00 WITA.
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Sejarah PDAM Kota Makassar

Pendirian PDAM di Kota Makassar melalui beberapa tahap:

1. Tahun 1924

Pembangunan instalasi I Ratulangi oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan

nama Water leidjding Bedrijf yang berkapasitas 50liter/detik, yang kemudian di

tambah menjadi 100 liter/detik pada zaman kependudukan Jepang. Pada tahun 1974

namanya berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung pandang hingga

tahun 1976 menjadi PDAM Ujung Pandang sesuai dengan Perda No.21/P/II/1976,

dimana kapasitasnya turun menjadi 50 liter/detik sampai sekarang.

Gambar 2.1 Bangunan IPA I Ratulangi


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
2. Tahun 1976

Berdasarkan Perda Tingkat II Kota madya Ujung Pandang No.6 tahun 1974,

kemudian disahkan berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan No.253/VI/1975 tanggal 13 Juni tahun 1975. Pelaksanaan Surat

Keputusan Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II Ujung Pandang


No.21/P/II/1976 tanggal 26 Februari tahun 1976, maka terbentuklah Perusahaan

Daerah Air Minum Kota Madya Ujung Pandang.

Gambar 2.2 PDAM Kota Madya Ujung Pandang


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
3. Tahun 1977

Pembangunan Instalasi II Panaikang dengan kapasitas 500 liter/detik yang

terus mengalami peningkatan sampai tahun 1989 kapasitasnya bertambah menjadi

1000 liter/detik. Air bakunya berasal dari Sungai Lekopancing Kota Maros yang

dialirkan melalui kanal terbuka sejauh ± 29,6 km menuju Kota Makassar.

Gambar 2.3 IPA II Panaikang


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
4. Tahun 1985

Dilakukan penambahan instalasi baru yaitu pada instalasi III melalui paket

pembangunan Perumnas Antang dengan kapasitas produksi 20 liter/detik.


Gambar 2.4 IPA III Antang
(Sumber: PDAM Kota Makassar)
5. Tahun 1989

Dari debit air yang ada (570 liter/detik) di PDAM Kota madya Ujung pandang

(KMUP) melalui proyek sarana Penyediaan Air Bersih (PSPAB) diupayakan

penambahan debit air sebesar 500 liter/detik. Penambahan kapasitas dilakukan pada

instalasi II Panaikang yang pengoperasiannya mulai tahun 1991 sehingga jumlah

keseluruhan kapsitas produksi PDAM Kota Makassar menjadi 1.070 liter/detik.

Gambar 2.5 IPA II Panaikang


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
6. Tahun 1992

Penambahan unit pengolahan air sebesar 20 liter/detik di instalasi III Antang

sehingga jumlah keseluruhan kapasitas produksi menjadi 40 liter/detik.


Gambar 2.6 IPA III Antang
(Sumber: PDAM Kota Makassar)

7. Tahun 1993

Atas bantuan Pengembangan Sarana Penyediaan Air Bersih (PSPAB)

Sulawesi Selatan, PDAM mendapat tambahan Instalasi Penjernihan Air IV Maccini

Sombala dengan kapasitas 200 liter/detik yang air bakunya diambil dari sungai

Jeneberang.

Gambar 2.7 IPA IV Maccini Sombala


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
8. Tahun 1996

Pembangunan instalasi baru yakni Instalasi Penjernihan Air V Somba Opu

yang berlokasi di Kelurahan Tompo balang Kecamatan Somba Opu Kabupaten

Gowa, namun belum dapat difungsikan.


Gambar 2.8 IPA V Somba Opu
(Sumber: PDAM Kota Makassar)
9. Tahun 2000

Pengoperasian Instalasi Penjernihan Air V Somba Opu di Kabupaten Gowa

dengan kapasitas produksi 1000 liter/detik yang air bakunya dari dari bendungan

Bili-bili sejauh ±16 km.

Gambar 2.9 IPA V Somba Opu


(Sumber: PDAM Kota Makassar)
10. Tahun 2003

Penambahan kapasitas produksi pada Instalasi III Antang dari 40 menjadi 90

liter/detik (jumlah penambahan kapasitas 50 liter/detik).


Gambar 2.10 IPA III Antang
(Sumber: PDAM Kota Makassar)
11. Tahun 2010

Penggantian Treatment lama di Instalasi Antang yang berkapasitas 40

liter/detik dengan treatment baru dengan kapasitas 35 liter/detik karena sudah tidak
dapat di pakai. Penambahan Instalasi dan peningkatan kapasitas produksi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel I.1 Kapasitas Produksi PDAM Kota Makassar


No Instalasi penjernihan air Kapasitas produksi Sumber air baku
1 1 IPA I Ratulangi 50 liter/detik Sungai Jeneberang
2 IPA II Panaikang 1000 liter/detik Bendungan
Lekopaccing sungai
3 IPA III Antang 85 liter/detik Bendungan
Lekopaccing sungai
Maros
4 IPA IV Maccini 200 liter/detik Sungai Jeneberang
5 IPA V Somba Opu 1000 liter/detik Waduk Bili-bili
Sumber : PDAM Kota Makassar, 2011
C. Visi Misi PDAM Kota Makassar

1. Visi

“Mewujudkan menjadi salah satu perusahaan Air Minum terbaik, mandiri dan

Profesional Berwawasan Global”.

2. Misi

1) Memberikan pelayanan air minum sesuai standar kesehatan dengan

tersedianya air baku yang optimal.

2) Menyediakan air minum yang berkualitas, kuantitas dan kontinuitas.


3) Memenuhi cakupan layanan air minum yang maksimal kepada

masyarakat.

4) Menjadikan perusahaan yang professional dengan sumber daya yang

berkompetensi dan berdaya saing global.

5) Memenuhi kinerja keungan yang mandiri dan produktifitas yang efisien

dan efektif serta berdaya saing global.

D. Tata Letak Dan Distribusi Pelayanan

Kota Makassar adalah ibu kota dari Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu

Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan

Timur Indonesia. Berdasarkan garis koordinat Makassar terletak pada 5⸰8’s 199⸰25’E

di pesisir barat daya Pulau Sulawesi menghadap selat Makassar.

Gambar 2.11 Peta Kota Makassar

Berdasarkan Gambar 2.11 menunjukkan batas Kota Makassar sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Maros

b. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Maros

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa


d. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar

Luas wilayahnya 128,18 km2 dengan 14 kecamatan, 143 kelurahan, 885 RW

dan 4446 RT. Kota makassa juga diapit dua buah sungai yaitu sungai Tallo yang

bermuara disebelah utara kota dan sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan

kota (Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi

Selatan, 2018). Seiring bertambahnya penduduk kota Makassar, mengakibatkan

banyaknya permasalahan social salah satunya persediaan air bersih. Maka dari itu,

PDAM Kota Makassar meningkatkan produksinya dengan membuka Instalasi

Pengolahan dibeberapa Wilayah agar semua daerah dapat terjangkau. Adapun

wilayah yang dimaksud dan telah tersebar di beberapa wilayah di kota Makassar

yaitu:

a. PDAM IPA I Ratulangi: Jl. Dr. Ratulangi No.3, Mangkura, Kec.Ujung

Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90245

b. PDAM IPA II Panaikang: Jl. Karapuang, Kec. Panakukang, Kota

Makassar, Sulawesi Selatan 90245

c. PDAM IPA III Antang: Jl. Perumnas Raya Jl. Lauloro Raya Manggala

Kec.Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90234

d. PDAM IPA IV Maccini Sombala: Kec. Tamalate, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan 9023.

PDAM IPA V Somba Opu: Jl. Malino No.45, Tamarunang Kec. Somba Opu,

Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan 92112 PDAM Makassar kini melayani berbagai

daerah wilayah pelayanan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dibagi menjadi beberapa

zona di kota Makassar adapun pendistribusian air dari ke 5 unit PDAM ke wilayah

pelayanan sebagai berikut:


Gambar 2.1 Wilayah Pelayanan Ke 5 IPA PDAM Makassar
Wilayah pelayanannya dibagi menjadi 4 wilayah operasi yaitu wilayah I, II,

III dan IV yang selanjutnya dibagi lagi menjadi 12 unit pelayanan serta 43 zona

penyediaan air minum seperti pada table di bawah ini :

Table 2.2 Unit Pelayanan Dan Zona Penyediaan Air Minum


No Instalasi Pengolahan Zona Penyediaan Air Unit Pelayanan
Air Minum
1 IPA 1 Ratulangi 3B, 4,5,6 dan 7 Ujung Pandang,
Mamajang
2 IPA II Panaikang 1, 2, 3A, 11, 12, 17, 18, 22, 24, Wajo, Ujung
25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, Pandang, Bontoala,
35, 36, 37, 38, 39, 40, 41A, Panakkukang,
41B, 42, 61 Manggala, Kima,
Tamalanrea dan
Biringkanaya
3 IPA III Antang 34 dan 35 Manggala
4 IPA IV Maccini 8, 9, 10, 16, 21 Mariso, Tamalate
5 IPA V Somba Opu 5, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15,16, Ujung Pandang,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 27, 28 Mamajang, Mariso,
dan 43 Tamalate,
Panakkukang,
Rapocini dan
Manggala
B. Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar
Struktur organisasi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berpedoman pada
PERMENDAGRI No. 690-1572 tanggal 18 November 1985 tentang ketentuan Pokok
Badan pengawas, direksi dan kepegawaian. Perusahaan Air Minum dan Surat
keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri pekerjaan umum no.5 tahun
1984 dan No. 28/KPTS/1984 tanggal 23 Januari 1984 tentang pedoman-pedoman
organisasi, sistem akutansi, teknik operasi dan pemeliharaan, teknik perawatan dan
perhitungan biaya untuk memenuhi tarif air minum. PDAM kota makassar
menggunakan struktur organisasi garis staf, hal ini disebabkan karena luasnya
pekerjaan dan banyaknya bawahan yang pengawasan dan koordinasi langsung.

Gambar 2.13 Struktur Organisasi PDAM Kota Makassar

Berdasarkan SK bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum


No. 5 Tahun 1984 dan No.28/KPTS/1984, tanggal 23 Januari 1984,maka susunan
struktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten kota Makassar adalah sebagai
berikut :
1. Badan Pengawasan, yang terdiri dari pejabat-pejabat pemerintah daerah
maksimum 5 orang :
a. Kepala Daerah Tingkat II sebagai ketua merangkap Anggota
b. Kabag. Perekonomian Sekwilda Tingkat II sebagai Sekretaris
c. Kabag. Pemerintah Sekwilda Tingkat II sebagai Anggota
d. Kepala Dinas P.U Daerah sebagai anggota
e. Kepala Dinas Kesehatan sebagai anggota
2. Direksi yang terdiri dari :
a. Direktur Utama
b. Direktur Bidan Umum
c. Direktur Bidang Teknik
3. Unsur-unsur Staf, yang terdiri dari bebrapa bagian dan Sub Bagian, antara
lain:
a. Bagian Keuangan,terdiri dari:
1) Subag. Kasir
2) Subag. Pembukuan
3) Subag. Perencanaan Keuangan
b. Bagian Langganan, terdiri dari :
1) Subag. Penagihan
2) Subag. Pembaca Meter
3) Subag. Pelayanan dan pengaduan Langganan
c. Bagian Umum, terdiri dari :
1. Subag. Kesektarisan
2. Subag. Gudang
3. Subag. Pembelian
d. Bagian Produksi, terdiri dari :
1) Subag. Sumber Air
2) Subag. Laboratium
3) Subag. Instalasi
e. Bagian Substitusi, terdiri dari :
1) Subag. Distribusi
2) Subag. Transmisi
f. Bagian Perencanaan Teknik, terdiri dari :
1) Subag. Perencanaan Teknik
2) Subag. Administrasi Teknik
g. Bagian Peralatan Teknik, terdiri dari :
1) Subag. Peralatan
4. Unsur-unsur Staff lainnya, adalah :
a. Cabang/IKK, terdiri dari :
1) Seksi inkaso
2) Seksi langganan
3) Seksi umum
4) Seksi perencanaan
b. Unit pelayanan, terdiri dari :
1. Sub. Seksi inkaso
2. Sub. Seksi langganan

E. Makna Logo Perusahaan

Gambar 2.14 Logo Perusahaan PDAM Kota Makassar

Makna logo PDAM Kota Makassar seperti pada gambar di atas tersebut

adalah sebagai berikut:


1. Lima lengkungan yang membentuk tetesan air melambangkan 5 misi

perusahaan PDAM Kota Makassar.

2. Bentuk tetesan air sebagai simbol dari visi perusahaan PDAM Kota

Makassar.

3. Bentuk oval sebagai fungsi dan tugas PDAM Kota Makassar dinamis serta

senantiasa bekerja professional dalam pengelolaan air bersih untuk

masyarakat Kota Makassar

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan PPL dimulai pada hari senin 05 April 2021 hingga 30 April 2021
yang dilaksanakan pada dua tempat Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA I
Ratulangi yang berlokasi di Jl. DR. Ratulangi No. 3, Kecamatan Ujung Pandang,
Kota Makassar dan IPA III Antang yang berlokasi di Jl. Perumnas Raya Jl. Lasuloro
Raya, Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
B. Uraian Kegiatan
Kegiatan PPL diawali dengan pengenalan Labolatorium PDAM dan
dilanjutkan dengan pengenalan metode yang digunakan untuk uji kualitas air
berdasarkan standar analisis fisika dan kimia PDAM Kota Makassar. Ketika
melakukan kegiatan, anggota PPL mendapatkan bantuan dari beberapa pihak antara
lain pembimbing lapangan dan laboran serta anggota PPL dari instansi lain. Seluruh
kegiatan PPL dicatat dan ditanda tangani oleh pembimbing lapangan. Berikut ini
merupakan tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan PPL di PDAM Kota
Makassar:
1. Tahap Perizinan
Pada tahap ini mahasiswa PPL wajib mengurus surat pengantar untuk
diberikan kepada tempat PPL yang dituju. Pengurusan surat pengantar ini dilakukan
di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar. Surat pengantar dari
fakultas yang sudah ditandatangani kemudian diserahkan ke pihak PDAM Kota
Makassar. Pihak SDM PDAM Kota Makassar akan menghubungi anggota PPL
terkait pemberitahuan perizinan untuk melaksanakan kegiatan PPL di PDAM Kota
Makassar. Setelah mendapatkan perizinan, pihak SDM PDAM Kota Makassar akan
mengirimkan surat balasan berupa pemberian izin pelaksanaan PPL kepada Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan PPL dilakukan mulai tanggal 05 April hingga 30 April 2021.
Kegiatan rutin yang dilakukan meliputi pengujian kualitas air di Laboratorium
PDAM Kota Makassar menggunakan parameter fisika dan kimia. Kegiatan PKL yang
dilaksanakan di PDAM Kota Makassar dilakasanakan 2 kali dalam sepekan dan
selalu dipantau oleh pembimbing lapangan beserta laboran untuk memantau
perkembangan kegiatan dan hasil yang telah dicapai. Agenda kegiatan harian yang
dilakukan selama PKL disajikan pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Kegiatan Pelaksanaan PPL PDAM Kota Makassar


No Hari/Tanggal Nama kegiatan
1. Senin 05 April 2021 Pengenalan laboratorium
(Ratulangi)
2. Kamis 08 April 2021 Pengecekan Kekeruhan Air Baku, Sedimen dan Air
(Ratulangi) Bersih
3. Selasa 13 April 2021 Pengecekan kekeruhan Air dengan sampel air Je’ne
(Ratulangi) berang sampel 1-20
4. Jum’at 16 April 2021 Pengecekan Kekeruhan Air Baku, Sedimen dan Air
(Ratulangi) Bersih. Pengukuran Ph, Uji Klorin dan Uji alkali
pada ketiga air tersebut
5. Senin 19 April 2021 Pengenalan Lingkungan IPA III Antang
(Antang)
6. Selasa 20 April 2021 1. Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
7. Rabu 21 April 2021 1. Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
8. Kamis 22 April 2021 1. Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
9. Jum’at 23 April 2021 1.Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2.Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
10. Senin 26 April 2021 1.Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2.Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
11. Selasa 27 April 2021 1.Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
12. Rabu 28 April 2021 1.Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
13. Kamis 29 April 2021 1.Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram air baku dan sisa chlor air
bersih
14. Jum’at 30 April 2021 1. Penentuan dosis optimum poly aluminium
(Antang) chloride (PAC)
2. Analisa kualitas air harian (Ph, kekeruhan,
alkalinity, kadar gram dan air baku dan sisa
chlor air bersih
C. Prosedur Pelaksanaan Analisis Kualitas Air Pelanggan PDAM Kota Makassar
1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan pengambilan dan pengujian kualitas air

pelanggan adalah sebagai berikut :

1. botol sampel kapasitas 1 liter.

2. ice box.

3. botol kaca steril.

4. pH Meter.

5. Total Dissolved Solids (TDS) Meter.

6. Turbidymeter.

7. Korek api.

8. gelas.

9. Comparator 2000 Pool Kits.

10. Spektrofotometer.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam uji kualitas air adalah sebagai berikut :

1. sampel air yang didapatkan dari keran pelanggan PDAM Kota Makassar

sebanyak 20 sampel.

2. tablet Diethyl-P-Phenylene (DPD).

3. Test Kit analisa kimia.

c. Prosedur Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel air mengacu pada PERMENKES RI Nomor


736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.
Menurut PERMENKES ada dua pedoman pengambilan sampel yaitu pengawasan
eksternal dan pengawasan internal. Pengambilan sampel air untuk diuji di
laboratorium PDAM Kota Makassar dilakukan oleh petugas pengambilan sampel.
Lokasi pengambilan sampel pelanggan ditentukan oleh aplikasi milik PDAM Kota
Makassar dan secara acak akan menentukan dimana lokasi untuk pengambilan
sampel di daerah Kota Makassar.
Setelah aplikasi menentukan lokasi pengambilan sampel, petugas akan
menghubungi terlebih dahulu pelanggan yang berkaitan bahwa petugas akan datang
untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan pengambilan sampel. Dalam satu hari,
terdapat 10 sampel yang diambil dan harus diujikan di laboratorium.
Prosedur dari pengambilan sampel air pelanggan adalah sebagai berikut :
1. Dibuka keran air dan membiarkannya mengalir selama 2–3 menit kemudian
dilakukan sterlisisasi dengan cara memanaskan mulut keran dengan
menggunakan korek api.
2. Diambil sampel air dan dimasukkan ke dalam botol sampel 1 liter dan botol
kaca steril, sampel air dalam botol kaca steril ini dimasukkan kedalam icebox.
3. Diambil air dan dimasukkan ke dalam gelas analisis dan dimasukkan pH
meter dan TDS meter.
4. Diambil air dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan
tablet DPD.
5. Tabung reaksi dikocok hingga larutan berubah warna.
6. Tabung reaksi yang berisi larutan diperiksa menggunakan alat Comparator
2000.

7. Data yang didapatkan dilaporkan kepada PDAM Kota Malang melalui

aplikasi dari PDAM Kota.

d. Prosedur Analisis Fisika dan Kimia

1. Analisis Fisika
Parameter fisik dalam analisis fisika meliputi warna, rasa, bau, kejernihan dan

suhu. Parameter bau dan rasa diamati menggunakan uji organoleptik. Sedangkan

untuk kejernihan digunakan turbidimeter. Sampel air dimasukkan ke dalam botol

kecil berukuran 10 ml dan dimasukkan kedalam turbidimeter untuk dilihat

kekeruhannya. Parameter suhu digunakan thermometer batang dengan cara

mencelupkan thermometer kedalam sampel air. Parameter warna digunakan alat

clorimeter.

2. Analisis Kimia

Parameter dalam analisis kimia meliputi kandungan kesadahan, Sulfat (SO 4),

Mangan (Mn), Flouride (F), Sianida (CN), Besi (Fe), Klorida (Cl), Nitrat, Nitrit

(NO2), Alumunium (Al), Tembaga (Cu) dan Ammonia (NH 4). Sampel yang

didapatkan dari pelanggan diambil dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi atau gelas

Erlenmeyer, sesuai kebutuhan analisis. Sampel yang sudah dipindahkan dimasukkan

larutan atau padatan yang sesuai dengan kebutuhan analisis. Larutan dihomogenkan

dengan cara dikocok ataupun dipanaskan diatas pemanas. Setelah homogen, sampel

dianalisis menggunakan spektrofotometer.

e. Analisa Harian

1. Penetuan Dosis Optimum PAC (Polyalumuniumcloride)

Prosedurnya yaitu mengambil 1000 mL larutan PAC dari tangki dan

masukkan dalam gelas ukur lalu masukkan baume kedalam larutan PAC lalu baca

skalanya dan sesuaikan hasil plot garis dari skala vs konsentrasi untuk mengetahui

konsentrasinya. Kemudian diencerkan larutan PAC menjadi 1% dalam 100 mL

dengan air bersih, setelah itu diambil air baku sebanyak 1000 mL lalu masukkan

dalam 6 beaker glass. Menambahkan PAC hasil pengenceran dengan variasi volume
setiap beaker glass. Setelah diaduk, tambahkan koagulan menggunakan jartest

dengan pengadukan cepat 120 rpm selama 1 menit, pengadukan lambat 40 rpm

selama 10 menit, dan didiamkan selama 10 menit. Menguji kekeruhan setiap variasi

dosis PAC menggunakan turbidimeter sedangkan uji pH menggunakan Lovibond.

2. Penentuan Sisa Clor

Prosedurnya yaitu menyiapkan alat dan bahan (Kuvet, tablet DPD 4 dan alat

Lovibond). Kemudian bersihkan kuvet yang akan digunakan dan pipet sampel air

sebanyak 10 mL. lalu 1 tablet DPD 4 ke dalam kuvet 1 dan kocok. Setelah itu isi

kuvet 2 dengan sampel air baku sebagai blanko (pembanding). Masukan kuvet 1 dan

2 kedalam alat lovibod dan bandingkan keduanya. Amati dan dicatat hasilnya.

3. Penentuan Kekeruhan (Turbiditas)

Prosedurnya yaitu memasukan 10 mL sampel kedalam kuvet. Bersihkan

permukaan kuvet dari bahan-bahan pengotor seperti sidik jari atau debu

menggunakan lap atau tissue. Lalu masukan kuvet kedalam turbidimeter lalu tekan

tombol Read. Catat hasil berupa angka dengan satuan NTU yang muncul pada layar.

Setelah itu tekan tombol OFF untuk mematikan Turbidimeter

4. Penentuan pH

Prosedurnya yaitu menyiapkan alat dan bahan (tabung reaksi dan alat

Lovibond). Bersihkan tabung reaksi yang akan digunakan dan pipet sampel air baku

sebanyak 10 mL. Tambahkan indikator Phenol Red sebanyak 2 tetes atau indikator

BTB ke dalam tabung 1, tabung 2 diisi dengan sampel air baku sebagai blanko

(pembanding). Lalu masukkan tabung 1 dan 2 ke dalam alat lovibond dan

bandingkan. Amati dan dicatat hasilnya.

5. Alkalinity
Prosedurnya yaitu memasukan 100 mL sampel kedalam gelas kimia 100 mL.

Masukkan masing-masing 1 tetes indikator PP ke dalam sampel hingga warna

larutan menjadi kuning. Dititrasi sampel dengan H2SO4 0,02 N hingga larutan

berwarna jingga. Dihitung total alkalinitas pada sampel.

6. Penentuan Tinggi Air Baku

Prosedurnya yaitu menyiapkan alat untuk mengukur tinggi air baku (berupa

penggaris yang dibuat dari gagang sapu kayu yang). Dimasukkan penggaris kedalam

air baku. Dilihat tinggi air baku yang dihasilkan dan dicatat

f. Analisa Lengkap

1. Uji Kesadahan

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 100 mL dan dimasukkan

kedalam Erlenmeyer 250 mL. Dipipet 2 mL larutan NH4Cl lalu dimasukkan ke dalam

sampel. Ditambahkan indikator EBT sebanyak ujung spatula. Dititrasi larutan dengan

peniter EDTA 0,01 N hingga larutan berubah warna dari warna ungu ke biru. Dicatat

volume hasil titrasi.

2. Uji Total Dissolve Solid (TDS)

Prosedurnya yaitu menyiapkan sampel dalam Erlenmeyer 250 mL.

Dimasukkan TDS meter kedalam sampel. Dibaca nilai yang ditunjukkan pada

display TDS meter.

3. Uji Kadar Cu

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 5 mL dengan menggunakan injektor

(suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan Reagen Cu-1

kedalam sampel sebanyak 1 sendok takar ysng telah ditentukan lalu homogenkan.
Ditambahkan Reagen Cu-2 kedalam sampel sebanyak 5 tetes lalu homogenkan.

Didiamkan selama 5 menit dan masukkan barcode kedalam Spektrofotometer NOVA

60A. Dimasukkan sampel kedalam kuvet. Dimasukkan kuvet berisi sampel kedalam

Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi Cu pada larutan

4. Uji Kadar Fe

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 8 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan Reagen Fe-

1 kedalam sampel sebanyak 1 sendok takar ysng telah ditentukan lalu homogenkan.

Ditambahkan Reagen Fe-2 kedalam sampel sebanyak 0,5 mL lalu homogenkan dan

diamkan selama 5 menit. Ditambahkan reagen Fe-3 kedalam larutan sampel sebanyak

1 teats. Didiamkan selama 10 menit dan masukkan barcode kedalam

Spektrofotometer NOVA 60A. Dimasukkan larutan sampel kedalam kuvet. kuvet

berisi sampel kedalam Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi Fe pada larutan.

5. Uji Kadar Cr

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 5 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan Reagen Cr-

1 kedalam sampel sebanyak 1 sendok takar ysng telah ditentukan. Ditambahkan

Reagen Cr-2 kedalam sampel sebanyak 6 tetes lalu homogenkan. Didiamkan selama

6 menit dan masukkan barcode kedalam Spektrofotometer NOVA 60A. Dimasukkan

larutan sampel kedalam kuvet. Kuvet berisi sampel kedalam Spektrofotometer lalu

dibaca nilai konsentrasi Cr pada larutan..

6. Uji Kadar NO2

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 5 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan Reagen


NO2--1 kedalam sampel sebanyak 1 sendok takar ysng telah ditentukan lalu

homogenkan. Didiamkan selama 10 menit dan masukkan barcode kedalam

Spektrofotometer NOVA 60A. Dimasukkan sampel kedalam kuvet. Dimasukkan

kuvet berisi sampel kedalam Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi NO 2 pada

larutan.

7. Uji Kadar NO3

Prosedurnya yaitu memipet Reagen NO3--1 sebanyak 4 mL lalu dimasukkan

kedalam tabung reaksi. Ditambahkan sampel sebanyak 5 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan). Ditambahkan Reagen NO3--2 kedalam sampel sebanyak 0,5 mL

lalu homogenkan. Didiamkan selama 10 menit dan masukkan barcode kedalam

Spektrofotometer NOVA 60A. Dimasukkan sampel kedalam kuvet. Dimasukkan

kuvet berisi sampel kedalam Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi NO 3 pada

larutan.

8. Uji Kadar NH4

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 5 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Lalu tambahkan Reagen

NH4-1 kedalam sampel sebanyak 0,6 mL lalu homogenkan, Reagen NH 4-2 kedalam

sampel sebanyak satu sendok takar yang telah ditentukan. Diamkan selama 5 menit

dan masukkan barcode kedalam Spektrofotometer NOVA 60A. Dimasukkan kuvet

berisi sampel kedalam Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi NH4 pada

larutan.

9. Uji Kadar SO4

Prosedurnya yaitu mengambil sampel sebanyak 2,5 mL dengan menggunakan

injektor (suntikan) lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi. Menambahkan Reagen


SO4-1 kedalam sampel sebanyak 2 tetes lalu homogenkan, Reagen SO4-2 kedalam

sampel sebanyak 1 sendok takar yang telah ditentukan lalu homogenkan dan diamkan

selama 5 menit, Reagen SO4-3 kedalam sampel sebanyak 2,5 mL dan Reagen SO 4-4

lalu homogenkan. Diamkan selama 7 menit dan masukkan barcode kedalam

Spektrofotometer NOVA 60A. Lalu masukkan kuvet berisi sampel kedalam

Spektrofotometer lalu dibaca nilai konsentrasi SO4 pada larutan.

10. Uji Bakteriologi

Prosedurnya yaitu mmenyiapkan sampel sebanyak 100 mL dalam Erlenmeyer

lalu dimasukkan dalam botol steril. Ditambahkan 1 botol media (nutrisi) kedalam

botol steril lalu homogenkan, lalu masukkan larutan sampel kedalam cetakan

kemudian kedalam alat Quanti-Tray Sealer untuk menutup (dipres) cetakan. Inkubasi

dalam inkubator selama 1 hari dengan suhu ± 37°C. Dilakukan penyinaran UV untuk

melihat berapa bagian yang berkabut untuk jumlah fecal coliform . setelah itu

cocokan hasil dengan INDEXX Quanti-Tray*/2000 Table Most Probable Number

(MPN).

11. Pembuatan Larutan dan Indikator

a. Pembuatan Larutan H2SO4

Prosedurnya yaitu memasukan aquades sebanyak 60 mL ke dalam labu ukur

100 mL Dipipet H2SO4 4N sebanyak 10 mL lalu masukkan kedalam gelas ukur secara

pelan-pelan, lalu tambahkan aquades sampai volume 90 mL dan homogenkan

b. Pembuatan Larutan H2C2O4

Prosedurnya yaitu menimbang H2C2O4 sebanyak 0,1 gram asam oksalat..

Kemudian tambahkan 100 mL aquades ke dalam labu ukur, lalu himpitkan.

c. Pembuatan Indikator BTB (Bromotimol Biru/Sulfonftalein)


Prosedurnya yaitu menimbang BTB (Bromotimol Biru/Sulfonftalein)

sebanyak 0,1 gram Ditambahkan 20 mL etanol lalu masukkan ke dalam labu ukur

kemudian itambahkan aquades 100 mL lalu aduk rata.

Anda mungkin juga menyukai