NIM : B.1910829
Jawab :
Prinsip ini didasarkan atas Qo’idah Fiqih yang merupakan cabang dari qoidah
utama, اليقين اليزال باالشك. Hukum asal segala sesustu yang diciptakan Allah adalah halal
dan boleh, kecuali ada nash, atau dalil yang mengharamkannya. Maka jika tidak
terdapat dari hukum pengharaman dari nash atau dalil, sesuatu tersebut hukumnya
boleh dan halal.
Ilustrasi : Budi menemukan jenis buah baru. Setelah ditelusuri segi nash dan dalil
terkait perkara yang diharamkan secara syariat,, buah tersebut tidak ditemukan ciri-ciri
makanan yang diharamkan secara syariat. Maka, buah tersebut hukumnya boleh dan
halal dimakan.
Ilustrasi : Dalam menetapkan perkara halal dan haram, MUI menyesuaikanya dengan
yang Allah tetapkan, tidak semena-mena membuat hukum sendiri.
3. Menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal setara dengan syirik.
Dalam Islam, tidak boleh seseorang menghalalkan perkara yang haram dan
mengharamkan perkara yang halal, karena perbuatan tersebut disamakan dengan syirik.
Allah tidak akan menghalalkan sesuatu kecuali yang baik-baik dan tidak akan
mengharamkan sesuatu kecuali yang buruk-buruk, maka manusia yang menentang
ketetapan tersebut sangatlah tercela.
Ilustrasi : Anton berpendapat bahwa memakan babi itu halal, padahal Allah sudah jelas
mengharamkannya dalam nash.
Ilustrasi : Babi diharamkan oleh Allah karena terbukti oleh ahli medis terdapat parasit
dan bakteri yang mematikan didalamnya. Terlepas dari itu, dengan keimanan, kita
harus taat bahwa memakan babi adalah haram meskipun penelitian itu belum ada.
5. Apa yang dihalalkan Allah sudah mencukupi manusia sehingga mereka tidak perlu
pada yang haram.
Islam memberikan pilihan yang lebih baik dan lebih banyak daripada perkara
haram yang merupakan hal-hal yang tidak penting.
Ilustrasi : Babi diharamkan oleh Allah tetapi Allah memberikan pilihan makanan lain
yang banyak dibolehkan dan lebih sehat
Allah melarang segala sesuatu yang haram dan segala sesuatu yang menjadi jalan,
penyebab, dan pendukung dari perkara yang diharamhkan oleh Allah.
Ilustrasi : Meminum minuman keras diharamkan, begitu pula kepada penjual minuman
keras tersebut.
Allah tidak akan menerima sebaik apapun niat baik seseorang karena disebabkan
cara yang digunakan adalah perkara yang diharamkan oleh Allah.
Perkara yang tidak jelas atau masih samar dalam hukum halal-haram nya
sebaiknya ditinggalkan. Hal ini bisa disebabkan karena keraguan dan ketidaktahuan
atas sesuatu tersebut.
Ilustrasi : Menghindari membeli makanan dan minuman yang belum terdapat logo
kehalalan dari MUI.
Ilustrasi : Hukum mencuri adalah haram, tidak memandang ras maupun suku, dan
sebagainya.
Prinsip ini didasarkan atas Qo’idah Fiqih وراتZZبيح المحظZZرورات تZZ الضyang berarti
keadaan darurat membolehkan perkara yang dilarang. Karenanaya Islam mementingkan
keselamatan umat manusia dengan membolehkan sesuatu yang pada dasarnya
diharamkan karena darurat, dengan syarat tidak berlebihan dan mencukupi
kebutuhannya.
Ilustrasi : Memakan bangkai di saat keadaan darurat karena tidak ada lagi
makanan selain bangkai tersebut secara tidak berlebihan dan mencukupi kebutuhannya.