1103005171-4-Bab I
1103005171-4-Bab I
PENDAHULUAN
ragam budaya yang menarik dan unik sehingga banyak menarik perhatian wisatawan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas
pemerintah daerah. Budaya sangat penting peranannya dalam pariwisata salah satu
hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya
keinginan untuk melihat cara hidup dan budaya orang lain dibelahan dunia lain serta
kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat lokal dan kepada
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 1 angka
kepada kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan Falsafah Tri Hita
1
I Gde Pitana, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Andi,Yogyakata, h. 75
1
2
Beberapa elemen budaya Bali yang menjadi daya tarik wisatawan antara lain tradisi,
pandangan hidup, arsitektur, agama, makanan tradisional, seni dan musik, barang-
tempat tujuan wisata karena Bali memiliki banyak daya tarik wisata seperti keindahan
alam, budaya kesenian dan adat istiadat. Selain itu Bali juga memiliki barang-barang
Selanjutnya menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Kepariwisataan Budaya Bali dijelaskan komponen budaya Bali yang menjadi daya
a. Kesenian;
b. Kepurbakalaan;
c. Kesejarahan;
2
I Putu Anom , 2010, Pariwisata Berkelanjutan dalam Pusaran Krisis Global, Udayana
University Press, Denpasar, h. 45
3
d. Permuseuman;
e. Kekusastraan;
f. Tradisi
g. Saujana
Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, museum merupakan lembaga
bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya atau yang
pentingnya keberadaan museum sebagai salah satu destinasi pariwisata, maka perlu
adanya suatu konstruksi pengelolaan yang benar baik oleh pemerintah terkait maupun
upaya dan kebijakan yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan bersama
khususnya di bidang pariwisata yang meliputi beberapa aspek seperti aspek ekonomi
Pengembangan sebuah destinasi pariwisata tidak akan dapat berjalan optimal tanpa
pariwisata di Bali, Kabupaten Badung merupakan salah satu destinasi pariwisata Bali
yang sebagian besar pendapatan asli daerahnya berasal dari sektor pariwisata baik
3
Ida Bagus Wyasa Putra, 2003, Hukum Bisnis Pariwisata,Cet I, PT Refika, Bandung, h.9
4
Ibid, h. 66
4
wisata tirta, wisata religi maupun wisata budaya. Dalam hal pengembangan
pemasaran destinasi pariwisata ini untuk menarik perhatian para wisatawan untuk
BADUNG”.
oleh peneliti dalam penelitiannya. Dengan adanya rumusan masalah maka dapat
ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-
hal diluar permasalahan. Agar tidak menyimpang dalam pembahasan skripsi ini,
hukum terhadap keberadaan Museum Yadnya sebagai salah satu warisan budaya
Bali sehingga tidak tergerus oleh jaman sehingga pariwisata budaya Bali dapat
berkembang.
Agar penulisan skripsi ini memiliki suatu maksud yang jelas, maka harus
memiliki tujuan sehingga dapat mencapai target yang dikehendaki. Adapun tujuannya
pemerintahan.
Adapun tujuan khusus yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian skripsi
ini adalah:
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini yakni terdiri dari dua manfaat
definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis
dalam skripsi ini secara lebih mendalam, maka terlebih dahulu akan diuraikan
5
Burhan Ashofa, 2004, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, h.19
8
ketiga menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Konsep negara
dan pembatasan kekuasaan menurut sistem konstitusional yang diatur dalam Undang-
Undang Dasar, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang
6
Irianto A. Baso Ence, 2008, Negara Hukum dan Hak Uji Konstitusionalitas Mahkamah
Konstitusi, PT Alumni, Bandung , h. 1
7
Ibid. h. 2
9
menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin keadilan,
kepastian hukum, dan kemanfaatan hukum bagi setiap orang, termasuk terhadap
negara hukum selanjutnya harus menjamin tertib hukum, menjamin tegaknya hukum
dan menjamin tercapainya tujuan hukum, yaitu keadilan, kepastian hukum dan
kepastian hukum dan kemanfaatan hukum dalam suatu sistem hukum tidak bisa tidak
sistem hukum ini menjadi materi muatan dari konstitusi. Dengan kata lain, materi
muatan suatu konstitusi adalah sistem hukum itu sendiri yakni substansi hukum,
struktur hukum dan budaya hukum. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum
(rechtstaat) adalah:9
Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa hukum tidak sama dengan
kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat atau tidak
berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban. Dalam
8
Ibid. h.17
9
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Yogyakarta, 2002, h. 3
10
Dalam negara hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-
undangan diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, delegasi dan mandat. Indroharto
mengatakan bahwa pada atribusi terjadi pemberian wewenang baru oleh suatu
suatu wewenang baru. Pada delegasi terjadilah pelimpahan suatu wewenang yang
telah ada oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang telah memperoleh
wewenang pemerintahan secara atributif kepada badan atau jabatan tata usaha negara
lainnya. Jadi suatu delegasi selalu didahului oleh adanya suatu atribusi wewenang.10
Delegasi adalah pelimpahan wewenang oleh organ pemerintahan kepada organ lain
penyerahan wewenang melalui delegasi ini tidak terlepas dari tanggung jawab hukum
atau dari tuntutan pihak ketiga jika dalam penggunaan wewenang itu menimbulkan
kerugian pihak lain. Sedangkan mandat adalah pemberian wewenang oleh organ
Pariwisata adalah semua proses yang ditimbulkan oleh arus perjalanan lalu
lintas orang-orang dari luar ke suatu negara atau daerah dan segala sesuatu yang
10
Ibid. h.104
11
terkait dengan proses tersebut seperti makan/ minum, transportasi, akomodasi dan
macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya
Bali Pasal 1 angka 12, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil
karya manusia dan/atau kelompok manusia baik bersifat fisik, maupun non fisik yang
kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana
untuk mengekspresikan citra moral yang terkandung dalam hukum itu sendiri. Dalam
11
Violetta Simatupang, 2009, Pengaturan Hukum Kepariwisataan Indonesia, PT. Alumni,
Bandung, h.24
12
cukup mempunyai arti sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor
tersebut. Menurut Soerjono Soekanto bahwa faktor-faktor tersebut ada lima, yaitu:12
1. Hukumnya sendiri, yang didalam tulisan ini akan dibatasi pada undang-
undang saja;
hukum;
diterapkan;
5. Kebudayaan, yakni hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa
atau informasi yang bersifat ilmiah, tentunya dibutuhkan suatu metode dengan tujuan
agar suatu karya tulis ilmiah memiliki susunan yang sistematis, terarah dan konsisten.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Yuridis Empiris. Salah satu
cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebenaran adalah penelitian yang
12
Ishaq, 2009, Dasar-dasar Ilmu Hukum,Cet.2, Sinar Grafika, Jakarta, h. 245
13
karena objek kajian yang akan diteliti terdapat langsung di masyarakat berkenaan
pengelolaan Museum Yadnya serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
Kabupaten Badung.
penelitian ini menggunakan pendekatan fakta yaitu dengan melihat fakta langsung
undang yang dikaitkan dengan permasalahan yang ada dilapangan. Pendekatan fakta
ini merupakan data primer dalam penelitian dilapangan sedangkan data sekunder
13
Johan Nasution, Bahder, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
h.36
14
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, h. 93
14
adalah data primer, sedangkan data sekunder hanya diperlukan sebagai pendukung
data primer. Data primer merupakan data empiris yang diperoleh langsung dari
sumber data, sehingga bukan olahan dari orang lain.15 Sumber data yang
dipergunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu data primer (field
Data primer adalah data yang diperoleh dari penelitian langsung pada sumber
pertanyaan secara lisan kepada informan terkait pengeloaan Museum Yadnya dalam
kepustakaan (library research) yang bersumber dari bahan hukum yang terdiri dari
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier yaitu:
15
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bndung, h.170
15
Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali, Peraturan Daerah
Bupati Badung Nomor 71 tahun 2011 tentang Uraian Tugas Unit Pelaksana
Uraian Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Badan Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Badung.
b. Sumber bahan hukum sekunder terdiri dari hasil penelitian hukum, jurnal-jurnal
1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan teknik wawancara. Menurut
untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung
(tatap muka), antara pewawancara dengan responden. Selain dengan cara tatap
16
muka wawancara dapat dilakukan secara tidak langsung dengan telepon atau
dilakukan atas bahan- bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang
dibahas.
bahan tersebut diolah dan dipilih sesuai dengan permasalahan dan kemudian dianalisa
secara kualitatif, yaitu menekankan pada kualitas bahan yang diperoleh yang
16
M. Mochtar,1998,Pengantar Metodologi Penelitian, Sinar Karya Dharma IIP, Jakarta, h.78