GRUP
A. OPERASI BINER
Definisi 1.1 :
Misalkan S adalah himpunan yang tidak kosong. Operasi biner (dibaca
bintang) pada S adalah suatu pemetaan/fungsi yang mengawankan setiap
pasangan berurutan (a, b) S x S dengan tepat satu elemen a b S.
Contoh 1.1 :
1. Diketahui A = {2, 4, 6, 8, ….} adalah himpunan bilangan asli genap. Pandang
operasi +, yaitu operasi penjumlahan yang telah kita kenal.
Maka + merupakan operasi biner pada A, sebab jumlah setiap dua bilangan asli
genap selalu merupakan bilangan asli genap.
2. Misalkan B = { 1, 3, 5, 7, ….} adalah himpunan bilangan asli gasal, dan
pandang operasi – yaitu operasi pengurangan yang sudah kita kenal. Perhatikan
bahwa 1 – 3 = -2 dan –2 B, maka – bukan operasi biner pada B, sebab ada
hasil penguranga dua anggota B yang bukan merupakan anggota B.
Seringkali operasi biner pada S dinyatakan sebagai himpunan S tertutup
terhadap operasi . Jadi operasi pada himpunan tak kosong S merupakan operasi
biner atau himpunan tidak kosong S tertutup terhadap operasi * apabila untuk setiap a,
bS berlaku a b S.
Dari contoh-contoh di atas dapat dikatakan sebagai berikut :
- Himpunan bilangan asli genap tertutup terhadap penjumlahan,
- Himpunan bilangan asli gasal tidak tertutup terhadap operasi
pengurangan.
1
2
Definisi 1.2 :
Operasi biner yang dilambangkan dengan pada himpunan tidak kosong
S dikatakan :
(i) asosiatif , apabila setiap a,b,c S berlaku a (b c) = (a b) c,
(ii) komutatif, apabila setiap a,b S berlaku a b = b a.
Definisi 1.3 :
Contoh 1.2 :
Suatu grup disebut grup abelian (grup komutatif) apabila memenuhi sifat
komutatif, yaitu a, b G, a b = b a. Grup yang tidak memenuhi sifat komutatif
dengan sendirinya disebut grup non-abelian.
Suatu grup dengan operasi biner perkalian disebut grup multiplikatif dan jika
operasinya penjumlahan disebut grup aditif.
Contoh 1.3 :
1. Himpunan bilangan bulat Z = {…., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ….} terhadap operasi
penjumlahan membentuk grup abelian, dengan unsur identitas 0 dan invers
penjumlahan dari bilangan bulat a adalah lawan dari a, yaitu –a. Untuk
selanjutnya penulisan notasi Z menyatakan himpunan bilangan bulat.
2. Misalkan D = {1, -1} terhadap operasi perkalian “x”
Operasi “x” pada D merupakan operasi biner (mengapa ?).
i. Sifat asosiatif perkalian pada D dipenuhi (tunjukkan !)
ii. D terhadap operasi perkalian mempunyai elemen identitas, yaitu 1.
iii. Setiap elemen D terhadap operasi perkalian mempunyai invers, yaitu
+ (mod 4) 0 1 2 3
0 0 1 2 3
1 1 2 3 0
2 2 3 0 1
3 3 0 1 2
Jika G suatu grup ordernya kecil (banyaknya elemen G sedikit) maka untuk
melihat sifat-sifatnya akan mudah apabila kita menyusun tabel hasil operasi biner dari
setiap pasang elemen G. Untuk memudahkan dalam melihat sifat-sifatnya maka
penyusunan tabel selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Elemen identitas ditulis pertama kali.
2. Urutan penulisan elemen-elemen yang disusun mendatar sama dengan urutan
elemen-elemen yang disusun menurun.
3. Elemen pertama dalam mengoperasikan diambil dari elemen-elemen yang disusun
menurun dan elemen keduanya diambil dari elemen-elemen yang disusun
mendatar.
4. Tabel selalu berbentuk bujursangkar dengan setiap baris maupun kolom memuat
semua elemen dari grup tersebut.
Contoh 1.4 :
1. M = {1, 2, 3, 4} dan operasi perkalian modulo 5. Hasil operasi perkalian
modulo 5 pada M ditunjukkan dalam tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1.3. Operasi perkalian modulo 5
x (mod 5) 1 2 3 4
1 1 2 3 4
2 2 4 1 3
3 3 1 4 2
4 4 3 2 1
hasil operasi yang sama dengan elemen identitas. Misalnya, 2–1 dicari dengan
melihat 2 pada kolom pertama kekanan sampai 1, terus keatas hingga baris
pertama, yaitu 3, berarti 2–1 = 3. Dan dari 2 pada baris pertama menurun
hingga 1, terus ke kiri hingga kolom pertama, yaitu 3, berarti 2–1 = 3. Dengan
o a b c d
a b d a c
b d c b a
c a b c d
d c a d b
Karena tabel 1.4 simetris terhadap diagonal utama, maka operasi biner
“o” pada K bersifat komutatif. Jadi (K,o) suatu grup abelian dan merupakan
grup berhingga dengan order K, n(K) = 4.
3. Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar 1.1 berikut ini.
Y
D C
X
O
A B
Gambar 1.1
X dan Y adalah sumbu-sumbu simetri persegi panjag ABCD. Pada
persegi panjang ABCD diadakan suatu transformasi sehingga persegi panjang
ABCD tetap pada bingkainya.Transformasi-transformasi yang demikian itu
adalah : I (identitas) yaitu persegi panjang ABCD tetap seperti semula, H
rotasi setengan putaran dengan pusat O, Rx dan Ry berturut-turut adalah
refleksi dengan cermin garis-garis x dan y.
Perhatikan sekarang himpunan G = {I, H, Rx, Ry}. Dan operasi o di
definisikan pada G.
Rx o Ry berarti refleksi dengan cermin y dilanjutkan dengan refleksi
dengan cermin x hasilnya sama dengan rotasi setengah putaran dengan pusat
O, yaitu H, sehingga Rx o Ry = H
Akan lebih jelas perhatikan gambar 1.2 berikut ini.
D C C D B A
Ry Rx
A B B A C D
H
Gambar 1.2 Rx o Ry = H
D C B A C D
H Rx
A B C D B A
Ry
Gambar 1.3 Rx o H = Ry
o I H RX RY
I I H RX RY
H H I RY RX
RX RX RY I H
RY RY RX H I
Berikut ini akan dikemukakan grup permutasi yang merupakan contoh grup non abelian
berorder hingga.
Definisi 1.5 :
S adalah himpunan tidak kosong, yang dimaksud dengan permutasi pada
S adalah pemetaan satu-satu pada S (surjektif dan onto).
Contoh 1.5 :
1. Misalkan X = {x1, x2, x3}. Himpunan S3 = {f :X X f satu-satu, pada}
membentuk grup terhadap operasi komposisi fungsi.
Nyatakan (baca “phi” ) dan (baca “psi”) di S3, dimana
: x1 x2 : x1 x2
x2 x1 x2 x3
x3 x3 x3 x1.
Kita akan menyatakan dan dengan notasi permutasi. Ingat bahwa
permutasi dapat dipandang sebagai pemetaan satu-satu, pada.
Nyatakan dalam bentuk
x1 x2 x3
x2 x1 x3
1 2 3 4
Permutasi u dapat ditulis sebagai sikel-sikel (1), (2), (3) atau (4).
1 2 3 4
Hanya biasanya ditulis sebagai sikel (1) dan dipandang sebagai permutasi
identitas (bandingkan dengan fungsi identitas).
1 2 3 4
Permutasi dituliskan sebagai perkalian dua sikel yaitu (1 3) (2 4).
3 4 1 2
“o” pada S4 seperti diatas. Maka setiap komposisi dua permutasi dalam S4 akan
diperoleh suatu permutasi dalam S4 pula. Ini berarti bahwa operasi komposisi
sembarang S4 dengan (1) hasilnya dan invers untuk setiap elemen dalam
fungsi satu-satu dan onto. Jadi (S4 , o) merupakan grup permutasi atau grup
simetrik dan dinotasikan Sym (S)
Tetapi (S4 , o) bukanlah grup abelian, sebab contoh berikut ini.
(1 2 3 4) o (2 3) = (1 3 4) dan (2 3) o (1 2 3 4) = (1 2 4).
Jadi (1 2 3 4) o (2 3) (2 3) o ( 1 2 3 4).
Perhatikanlah sebuah himpunan bagian dari S4, yaitu
K = {(1), (1 2) (3 4), (13)(2 4), (1 4) (2 3)}.
Misalkan permutasi-permutasi dalam K berturut-turut disebut u = (1) yaitu
permutasi identitas, = (1 2) (3 4), = (1 3) (2 4) dan γ = (1 4) (2 3). Pandang
operasi komposisi o pada K seperti didefinisikan di atas.
Dengan menyusun tabel komposisi o pada K, akan nampak jelas apakah K
suatu grup atau bukan.
o u γ
u u γ
u γ
γ u
γ γ u
Teorema 1.1:
Jika n 3, maka Sym (Sn) tidak komutatif.
1 2 3 4 . ... n
= = (2 3)
1 3 2 4 .... n
1 2 3 4 . ... n
= = (1 3)
3 2 1 4 .... n
o = (2 3) (1 3) = (1 2 3)
o = (1 3) (2 3) = (1 3 2)
o ≠ o . Jadi terbukti Sym (Sn) tidak komutatif jika n 3.
D. SIFAT-SIFAT GRUP
Berikut ini akan dikemukakan beberapa sifat sederhana dari grup, yang dimulai
dengan sifat ketunggalan unsur identitas dan invers. Pada subbab ini penulisan grup
(G, ) dinyatakan sebagai G saja.
Bukti : (i) Misalkan e dan f unsur identitas di G. Akan ditunjukkan bahwa e = f. Kita
perhatikan bahwa karena f unsur identitas maka e = e f, dan karena e unsur
identitas diperoleh e f = f. Jadi e =f, yang dengan kata lain unsur identitas
dari grup G tunggal.
(ii) Misalkan a G dan andaikan x dan y invers dari a. Akan ditunjukkan x = y.
Kita perhatikan bahwa
x = e x = (y a) x = y ( a x) = y e = y.
Jadi invers dari setiap unsur di G adalah tunggal.
Bukti :
Misalkan a, b, c G.
(i) Karena a G maka terdapat a-1 G. Apabila kedua ruas dikalikan a-1 dari kiri
diperoleh b = (a-1 a) b = a-1 (a b) = a-1 (a c) = (a-1 a) c = c.
Bagian (ii) dibuktikan dengan cara serupa, dan ditinggalkan sebagai latihan.
Bukti :
Misalkan a, b G.
(i) Kita perhatikan bahwa a-1(a-1)-1 = e = a-1 a.
Dengan kanselasi kiri diperoleh(a-1)-1 = a.
(ii) Kita perhatikan bahwa
(b-1 a-1) (a b) = b-1 (a-1 a) b = b-1 e b = b-1 b = e.
Sementara itu (a b)-1 (a b) = e
Berdasarkan sifat ketunggalan invers, dapat disimpulkan (a b)-1 = b-1 a-1.
Teorema 1.5 :
(G, o) suatu grup dan a, b G, maka persamaan a o x = b dan y o a = b
mempunyai penyelesaian tunggal.
Bukti :
Pertama dibuktikan bahwa persaman a o x = b mempunyai penyelesaian. a G
a–1 o (a o x) = a–1 o b
x = a–1 o b
Definisi 1.6 :
Catatan :
Jika (G; +) yaitu suatu grup aditif, a G dan m bilangan bulat positif, maka
m a = a + a + a + ......... + a sebanyak m suku
0a = 0 yaitu elemen identitas grup aditif.
-m a = m(-a) = (-a) + (-a) + (-a) + ......... + (-a) sebanyak m suku.
Teorema 1.7 :
Bukti :
a m + an = ao
ao
a o
...a + ao
o ao
a o
...
o
a
m faktor n faktor
= ao
ao
a o
...
o
a
m n faktor
= a m + n.
Contoh 1. 6 :
1. (G,o) suatu grup, a G dan m bilangan bulat positif serta n adalah bilangan bulat
Bukti :
Misalkan n = - r dengan r bilangan bulat positif dan karena m > n maka m >
r. am o an = am o a-r
= am o (a-1) r
-1 -1 -1 -1
= ao
ao
a o
...
o
a o a o a
o a
o ...
oa
m faktor r faktor
-1 -1 -1 -1
= ao
ao
a o
...a o ( a o a-1 ) o a
o o a
o a
o ...
oa
(m -1) faktor (r -1) faktor
-1 -1 -1 -1
= ao
ao
a o
...a o u o a
o o a
o a
o ...
oa
(m -1) faktor (r -1) faktor
-1 -1 -1 -1
= ao
ao
a o
...a o ( a o a-1 ) o a
o o a
o a
o ...
oa
(m - 2) faktor (r - 2) faktor
-1 -1 -1 -1
= ao
ao
a o
...a o u o a
o o a
o a
o ...
oa
(m - 2) faktor (r - 2) faktor
dan seterusnya
= ao
ao
a o
...a , karena m > r
o
(m - r) faktor
= am-r
= am+n , karena –r = n.
= (m + n) (-a) = - (m + n) a
Teorema 1.8 :
Jika (G;o) suatu grup, a G dan m, n bilangan-bilangan bulat positif
n faktor
m
m
...
m
= a n suku
= anm
= amn
Contoh 1.7 :
1. (G;o) suatu grup sedemikian hingga untuk setiap a, b G berlaku (a o b)2 =
Bukti :
(a o b) o a = (a o a) o b, sifat konselasi
a o (b o a) = a o (a o b), sifat asosiatif
b o a = a o b, sifat konselasi
Karena untuk setiap a, b G, b o a = a o b maka (G;o) suatu grup abelian.
2. Jika (G; +) suatu grup abelian, a, b G dan n suatu bilangan bulat positif,
buktikanlah bahwa n(a + b) = na + nb
Bukti :
n (a + b) = (a b) (a b) ... (a b)
n suku
= a + (b a) (b a) ... (b a) + b
(n -1) suku
= a
a
a ...a + b
bb ...b
n suku n suku
= na + nb
3. Jika (G; o) suatu grup dan untuk setiap a, b G berlaku (a o b) -1 = a-1 o b-1
( (a o b) -1 ) -1 = (a-1 o b-1) -1
aob =boa
Karena untuk setiap a, b G berlaku a o b = b o a maka (G; a) suatu grup
abelian.
4. (G; o) suatu grup berorder genap, buktikan bahwa ada elemen a G dengan
a u dan a2 = u.
Bukti :
(G; o) suatu grup, maka setiap elemen G mempunyai invers dalam G pula dan
invers itu tunggal. Maka elemen-elemen G dapat diadakan pasangan-pasangan
operasi o antara suatu elemen dan inversnya, yaitu p o p-1 = q o q-1 = u. Karena
Definisi 1.7
G suatu grup dengan elemen identitas e dan a G. Periode a dinotasikan
p(a) adalah bilangan bulat positif terkecil (sebut n) sehingga an = e
Contoh 1.8: Misalkan G = {1, 2, 3, 4} maka {G, x mod 5) adalah grup dengan elemen
identitas 1. Periode 2, p(2) = 4, karena 4 adalah bilangan bulat positif
terkecil sehingga 24 = 1. Periode 4, p(4) = 2, karena 2 merupakan bilangan
bulat positif terkecil sehingga 42 = 1
LATIHAN 1 :
A. Benar atau salah pernyataan-pernyataan berikut ini. Jika benar, buktikanlah dan
apabila salah, jelaskan alasannya !
1. Himpunan bilangan bulat dengan operasi pengurangan merupakan grup.
2. Himpunan T = {u, a, b} terhadap operasi o yang didefinisikan seperti pada tabel
1.7 berikut
o u a b
u u a b
a a b u
b b u a
Tabel 1.7
Himpunan T terhadap operasi o merupakan suatu grup.
3. G = {(1), (1 2), (1 2 3)} yaitu himpunan bagian dari S3 yaitu himpunan semua
permutasi tiga elemen 1, 2 dan 3. Maka G terhadap komposisi permutasi
merupakan suatu grup abelian.
3. Tunjukkan bahwa grup yang setiap unsurnya adalah invers terhadap dirinya
sendiri merupakan grup abelian !
4. Misalkan (G, ) grup yang bersifat bahwa a,b G, (a b)2 = a2 b2. Buktikan
bahwa G grup abelian !
5. Misalkan G himpunan tak kosong dan operasi * di G memenuhi sifat tertutup
dan asosiatif. Ditambahkan dua sifat berikut :
(i) Identitas kanan, yaitu u G a * u = a, a G.
(ii) Invers kanan, yaitu a G, y(a) G a y(a) = u.
Buktikan bahwa G membentuk grup terhadap operasi * di atas.
Untuk no. 6 s/d 10, jika (G,o) suatu grup dan u elemen identitas G terhadap operasi o,
buktikanlah kebenaran pernyataan-pernyataan berikut !
-1 -1
6. Jika a, b G dan a = b maka a = b.