Anda di halaman 1dari 2

KATALISATOR MELALUI TELEKOMUNIKASI SMARTPHONE DIMASA PANDEMI

Di awal 2021 ini, Indonesia masih disibukan dengan wabah covid-19 yang
terus naik setiap harinya. Sehingga banyak pekerja dan pelajar masih dirumahkan dengan
alasan sosial distancing. Dalam medukung aktifitas dari rumah tersebut tentu memerlukan
media telekomunikasi sebagai sarana Belajar, Bekerja dan lain sebagainya. Salah satu
telekomunikasi yang paling banyak digunakan adalah smartphone atau Telepon pintar yang
berfungsi sebagai komunikasi pengirim pesan, video, gambar, suara, dan berbagai
komunikasi lainnya. Sehingga pengguna internet diawal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa.
Jumlah ini meningkat 15,5 pesen atau 27 juta jiwa jika dibandingkan pada januari 2020 lalu.
Total jumlah penduduk Indonesia saat ini 274,9 juta jiwa (KOMPAS.com)

Dari aktivitas Belajar dan Bekerja dari rumah ini berdampak pada pertumbuhan
perusahan telekomunikasi yang berkembang pesat dimasa pandemi ini. Berdasarkan data
yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,88
% pada Q2 2020 jika dibandingkan tahun 2019. Dari pertumbuhan pesat ini diharapkan
mampu menyelelaraskan penggunaannya kepada hal yang lebih baik.

Pada mulanya diharapkan penggunaan telekomunikasi kearah yang lebih baik selain
belajar sekolah atau bekerja . Tapi pada nyatanya belum mampu dimanfaatkan dengan baik
oleh sebagian besar masyarakat . Baru-baru ini Microsoft mengeluarkan studi tahunan yang
bertajuk “Civility, Savety, and Interaction Online-2020 dalam 2020 Digital Civility Index (DCI)
yang dimana Indonesia menjadi Negara urutan ke-29 dari 32 negara dan urutan terkahir
teratas di Asia Tenggara dengan Netizen yang dianggap tidak sopan diinternet. Seperti yang
dilansir dari KOMPAS.com hal ini terjadi karena adanya tiga faktor yaitu paling tinggi hoaks
dan penipuan naik 13 poin ke angka 47 persen. Kemudian faktor ujaran kebencian yang naik
5 poin, menjadi 27 persen. Dari pengguna ini rata-rata usia 15-25 Tahun.

Ada nya masalah ini sebagai salah satu dampak penggunaan smarphone yang tidak
baik sehingga berdampak bagi bangsa indonesia. Dimana pada umumnya Indonesia
dikenal sebagai negara yang ramah akan penduduk, tetapi berubah citranya karena adanya
tindakan yang dianggap tidak sopan didunia maya tersebut.

Untuk meminimalisir kejadian yang berdampak buruk tersebut. penggunaan


telekomunikasi smartphone perlu diatur penggunaanya sesuai regulasi UU pasal 2 dan 3
No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

pasal (2) berbunyi : Telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, adil


dan merata, kepastian hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada
diri sendiri

pasal (3) berbunyi : Telekomunikasi diselenggarakan dengan tujuan untuk


mendukung persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi dan
kegiatan pemerintahan, seta meningkatkan hubungan antarbangsa.

Regulasi yang dihadirkan tersebut diharapkan mampu mengarahkan pengguna


telekomunikasi Smartphone, secara masif dapat lebih memanfaatkannya kearah yang lebih
baik dan membatasi penggunaannya kearah yang negatif seperti penggunaan sosial media
secara berlebihan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan dukungan kerja sama antara
pemerintah, masyarakat dan elemen-elemen terkait secara tegas dan terarah.

Untuk bisa memanfaatkan penggunaan Telekomunikasi smartphone kearah yang


lebih baik, bisa dimanfaatkan untuk belajar pengembangan diri seperti Belajar masak,
publik speaking, Desain kreatif, belajar bahasa , menulis, dan lain sebagainya. Selain itu bisa
juga dimanfaatkan untuk memukan relasi baru seperti mengikuti Webinar, berdikusi dikelas
internasional melalui aplikasi pendukung yang ada.

Anda mungkin juga menyukai