Anda di halaman 1dari 21

Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

REGULASI PARTAI POLITIK DALAM MEWUJUDKAN PENGUATAN PERAN

HN
DAN FUNGSI KELEMBAGAAN PARTAI POLITIK
(Regulatory Poli cal Par es to Realize Role and Func on of
Strengthening Ins tu onal Poli cal Par es)

BP
Teguh Imansyah
Badan Pembinaan Hukum Nasional-Kementerian Hukum dan HAM RI
Jalan Mayjen Sutoyo Nomor 10 Jakarta Timur
E-mail: improved_kilo@yahoo.co.id

Naskah diterima: 9 Desember 2012; revisi: 12 Desember 2012; disetujui: 15 Desember 2012

ing
Abstrak
Partai poli k adalah pilar dari sistem demokrasi, sepak-terjang partai poli k merupakan variabel yang mempengaruhi
kualitas demokrasi. Jika partai poli k menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, kualitas demokrasi akan menjadi baik.
ind
Begitu pula sebaliknya.Namun realitas yang berkembang saat ini menunjukan lemahnya kelembagaan partai yang ada saat
ini. Keadaan tersebut terlihat dari menurunnya ngkat kepercayaanj terhadap partai dan maraknya kasus pelanggaran
hukum yang terjadi pada para kader partai. Permasalahannya adalah bagaimana regulasi sistem kepartaian yang ada dalam
membentuk kelembagaan partai untuk memenuhi fungsinya sebagai partai poli k sesuai dengan undang-undang. Dengan
menggunakan metode peneli an sosio yuridis dapat disimpulkan bahwa regulasi kepartaian yang ada belum berpengaruh
signifikan dalam penguatan kelembagaan partai. Lemahnya kelembagaan partai yang ada saat ini lebih disebabkan oleh
V
sistem internal partai yang belum modern.
Kata kunci: partai poli k, demokrasi, kelembagaan
hts

Abstract
Poli c party is a pillar of the democra c system, the ac ons of the poli cal par es are variables that affect the quality of
democracy. If poli cal par es fulfill their respec ve roles and func ons properly, the quality of democracy will be good, and
vice versa. But the reality shows currently developing the ins tu onal weakness of the exis ng par es. The situa on can
be seen from the decline in the level of trust in the party and the rampant cases of law viola ons that occurred at the party
ec

cadres. The issue is how the exis ng regula ons of the party system in the form of ins tu onal party to fulfill its func on as
a poli cal party in accordance with the law. Using sosio-juridic research methods can be concluded that the regula on of
party that is not significant in the ins tu onal strengthening of the party. The ins tu onal weakness of the exis ng party
is more due to the party's internal systems were not modern.
lR

Keywords: poli cal party, democracy, ins tu onal


na
Jur

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 375


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

A. Pendahuluan warga negara Indonesia; dan kelima adalah

HN
sebagai sarana rekrutmen poli k dalam proses
Indonesia telah memilih sistem demokrasi
pengisian jabatan poli k melalui mekanisme
sebagai cara untuk mengelola kehidupan
demokrasi dengan memperha kan kesetaraan
bernegaranya. Oleh sebab itu, partai poli k
dan keadilan gender.
ditempatkan sebagai salah satu instrumen
Banyaknya fungsi yang diemban oleh partai
pen ng dalam perwujudan demokrasi bangsa.

BP
poli k mengar kan bahwa partai-partai poli k
Tidak dapat dipungkiri, bahwa partai poli k
yang saat ini telah berdiri memiliki kewajiban
adalah pilar dari sistem demokrasi. Tanpa partai
untuk dapat membangun kapasitas dirinya
poli k, maka demokrasi dak dapat bekerja
sehingga memiliki kapabilitas yang cukup untuk
dan berjalan, atau dapat juga dikatakan bahwa
memenuhi apa yang telah diamanatkan oleh

ing
berfungsi dan bekerjanya kehidupan negara yang
undang-undang. Namun demikian, realitas
demokra s, amat tergantung pada keberadaan
yang terkandung didalam kekhasan masyarakat
partai poli knya. Dengan adanya partai poli k,
Indonesia yang majemuk baik secara norma adat,
aspirasi dan keinginan masyarakat dapat
kesukuan, agama, hingga ngkat pendidikan
disalurkan dan diperjuangkan. Dalam konteks
itu, partai poli k berkewajiban melaksanakan
ind dan kemapanan sosialnya menjadi tantangan
lain yang harus diakomodasi oleh se ap partai
sejumlah fungsi, diantaranya adalah sebagai
yang ada.
mediasi antara rakyat dan pemerintah,
Namun disisi lain, realitas yang berkembang
pencalonan kandidat, mengorganisasi
saat ini justru menunjukan kelembagaan
V
pemerintahan, mendorong akuntabilitas publik,
partai-partai yang ada sedang berada pada
pendidikan poli k dan pengatur konflik.1
k terendah. Keadaan tersebut dapat terlihat
hts

Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2


dari kasus-kasus pelanggaran hukum yang saat
Tahun 2008 tentang Partai Poli k menyebutkan
ini marak terjadi diantara para kader partai,
bahwa fungsi dari partai poli k di Indonesia
khususnya bagi mereka yang telah duduk
adalah: pertama, sebagai sarana pendidikan
di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun
poli k bagi anggota dan masyarakat luas agar
ec

sebagai pejabat negara lainnya. Laporan yang


menjadi warga negara Indonesia yang sadar
di publikasikan oleh Indonesia Corrup on
akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
Watch (ICW) memaparkan bahwa terdapat 52
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
lR

kader partai poli k yang terjerat kasus korupsi


kedua, sebagai sarana penciptaan iklim yang
pada tahun 2012, dengan rincian 25 orang dari
kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa
kalangan mantan DPR/DPRD, 24 orang dari
Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;
kalangan kepala daerah dan 2 orang pengurus
na

ke ga, sebagai sarana penyerap, penghimpun,


partai serta 1 orang yang menjabat sebagai
dan penyalur aspirasi poli k masyarakat dalam
menteri ak f.
merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;
Beberapa partai poli k yang tercatat dalam
keempat, sebagai sarana par sipasi poli k
Jur

laporan ini masuk dan terkait kasus korupsi

1
Lili Romli, ”Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru,” Jurnal Penelitian Politik (Volume
5 No. 1, 2008): 21.

376 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

melalui jalur poli k, diantaranya Partai Golkar, oligarkis, dan transaksional di dalam tubuh

HN
Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia partai.
Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional The Indonesia Ins tute menemukan
(PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Parta adanya indikasi kegagalan partai poli k
Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerakan dalam menjalankan fungsi perekrutan poli k
Indonesia Raya (Gerindra), Partai Persatuan secara demokra s, transparan, dan berbasis

BP
Pembangunan (PPP). Modus yang sering meritokrasi. Pengisian kepengurusan di dalam
dilakukan oleh poli si ini adalah memanfaatkan partai seringkali dilakukan melalui cara-cara yang
kewenangan jabatannya. Dengan begitu mereka kental dengan kartelisme. Tidak hanya kartelisme
dapat memainkan anggaran.2 yang telah menggerogo kelembagaan partai
Hasil kajian yang dilakukan oleh Kemitraan poli k di Indonesia, namun virus pragma sme

ing
menyebutkan bahwa kasus-kasus korupsi juga menggerogo perilaku para elite partai,
yang melibatkan poli si, baik yang berasal kader, dan kons tuen partai, virus oligarkisme
dari lingkungan legisla f maupun ekseku f, menjangki model kepemimpinan dan
sesungguhnya bukan semata-mata karena mo f ind pengambilan keputusan di dalam partai, dan
pribadi. Faktor kebutuhan partai poli k akan virus faksionalisme yang melemahkan kelekatan
dana besar agar bisa memenangkan pemilu organisasi partai. Dengan kondisi kelembagaan
telah mendorong para poli si untuk berlaku partai yang sedemikian rupa, dak dapat
korup f. Secara umum para poli si di DPR diharapkan terciptanya ikatan idiologis didalam
V
mempunyai empat cara dalam mengumpulkan tubuh partai. Karena itu pula, gejala lompat
dana, yaitu pertama, membuat kebijakan pagar para poli si sering terjadi.
hts

yang menguntungkan pihak tertentu; kedua, Se ap kegagalan dalam kelembagaan partai


menyusun rencana proyek dan anggarannya dapat ditelusuri sumber dari elemen-elemen
dalam APBN yang kelak akan dikerjakan oleh mana yang mengalami disfungsi. Misalnya
pihak tertentu; ke ga, menjadi calo tender saja,terjadinya penguatan pragma sme
proyek; dan keempat, meminta imbalan adalah dampak dari gagalnya partai poli k
ec

atas pemilihan jabatan publik atau pimpinan menjalankan sistem kaderisasi, ideologisasi
BUMN.3 dan fungsi pendidikan poli k bagi kader dan
Empat modus yang dilakukan oleh para pemilih. Seper alur kausalitas yang dak
lR

poli si DPR untuk meraup dana, membuk kan terputus pragma sme yang hidup didalam
bahwa telah terjadi kartelisme dalam tubuh tubuh partai akan memerosotkan militansi
legisla f dan partai. Hanta Yuda menjelaskan kader, pada kondisi rendahnya militansi kader
bahwa meluasnya kasus korupsi dan semakin dan menguatnya pragma sme pemilih, kembali
na

menurunnya produk vitas kinerja lembaga partai akan cenderung menggunakan cara instan
legisla f, sangat berkaitan dengan manajemen menarik simpa pemilih dengan menggunakan
pengorganisasian yang dak transparan, kekuatan poli k uang.4
Jur

2
ICW, ”Laporan Catatan Akhir Tahun ICW Terkait Korupsi Politik 2012”, www.lensaindonesia.com (diakses 10
Desember 2012).
3
Kemitraan, Anomali Keuangan Partai Politik Pengaturan Dan Praktek, (Jakarta: Kemitraan, 2011).
4
Hanta Yuda Ar, ”Sindrom Partai Gagal”, Kompas 27 Mei 2011.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 377


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Kenyataan-kenyataan terkait buruknya terjadinya perbaikan, yaitu jalur masyarakat,

HN
kelembagaan partai poli k seper yang telah jalur ins tusional, dan jalur partai itu sendiri.
dipaparkan, tentu akan berpengaruh pada ngkat Tidak dapat dipungkiri, rasanya cukup sulit
kepercayaan masyarakat terhadap partai poli k. bila mengharapkan gerak perbaikan lembaga
Hasil survei nasional yang pernah dilakukan kepartaian dimulai oleh internal partai itu
Centre for Strategic and Interna onal Studies sendiri. Oleh karenanya selain jalur masyarakat

BP
(CSIS) di 33 provinsi Indonesia menunjukkan, yang mengevaluasi partai melalui momentum
bahwa masyarakat pemilik hak pilih secara pemilu, mendorong perbaikan partai melalui
umum kecewa terhadap semua partai poli k jalur ins tusional masih dipandang paling efek f
dan cenderung bingung untuk mendukung yaitu dengan pembentukan regulasi yang dapat
partai mana. Menurut hasil survei, sebanyak mendorong dan memfasilitasi partai-partai

ing
48,4% responden menyatakan bahwa mereka kearah format yang sesuai dengan karakteris k
dak memiliki pilihan dalam pemilu.5 Survei sistem demokrasi yang sehat.
tersebut juga menunjukkan, adanya anggapan Dalam rangka meminimalisir terjadinya
responden bahwa saat ini semua partai poli k pelemahan kelembagaan partai poli k, regulasi
sama saja sehingga dak ada altena f pilihan
ind yang dikenakan terhadap partai dak hanya
partai yang menjanjikan, munculnya sikap menyangkut fungsi-fungsi yang harus dijalankan
an partai seper ini dak hanya merugikan partai melalui Undang-undang Nomor 2
partai poli k, tetapi juga demokrasi di Indonesia tahun 2008 tentang Kepartaian. Namun,
secara keseluruhan.6 Undang-undang Nomor 8 tahun 2012 tentang
V
Sebagai organisasi modern se ap partai Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
poli k dituntut untuk mampu membangun Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan
hts

mekanisme internal yang juga modern. Menurut Perwakilan Rakyat Daerah, juga memberikan
Samuel Hu ngton, pelembagaan partai poli k pengaturan kepada partai untuk mempersiapkan
adalah proses pemantapan sikap dan perilaku dirinya memenuhi kriteria yang ditetapkan agar
partai poli k yang terpola atau sistemik dapat turut berkompetesi dalam Pemilu.
ec

sehingga terbentuk suatu budaya poli k Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 2


yang mendukung prinsip-prinsip dasar sistem Tahun 2008 tentang Partai Poli k dilakukan dalam
demokrasi. Kondisi kepartaian seper itu dak rangka mewujudkan peningkatan peran, fungsi,
lR

akan pernah terwujud apabila dak pernah dan tanggung jawab Partai Poli k untuk dapat
dilakukan upaya serius untuk memperbaikinya. merespon kemajemukan masyarakat dalam
Menyikapi hal ini, se daknya terdapat ga kehidupan demokrasi. Sebagai sarana par sipasi
jalur yang dapat digunakan untuk mendorong poli k masyarakat dalam mewujudkan cita-cita
na
Jur

5
Hasil survei nasional yang dilakukan CSIS di 23 provinsi Indonesia menunjukkan, sebanyak 48,4% responden
menyatakan bahwa mereka tidak memiliki pilihan dalam pemilu. Sisanya, hanya 12,6 persen memilih Partai
Demokrat, 10,5 persen responden memilih Partai Golkar, dan 7,8 persen memilih Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP).
6
Survei ini dilakukan secara acak bertingkat pada 16 hingga 24 Januari 2012 terhadap 2117 responden di 33
provinsi.

378 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

nasional, dinamika kepartaian yang tercipta berkualitas, demokra s, dapat dilaksanakan

HN
diharuskan mampu menjaga dan memelihara dengan baik, terkelola dan terlembaga.
keutuhan negara dengan tetap mewujudkan Beberapa Pengaturan bagi partai poli k untuk
kedaulatan rakyat dalam kehidupan bernegara. dapat menjadi peserta Pemilu dimaksudkan
Undang-Undang ini mengakomodasi beberapa agar tercipta Pemilu dengan derajat kompe si
paradigma baru dalam rangka penguatan yang sehat, par sipa f, mempunyai ngkat

BP
sistem dan kelembagaan partai poli k, keterwakilan yang lebih nggi, serta memiliki
melalui usaha demokra sasi internal partai mekanisme pertanggungjawaban yang jelas,
poli k, transparansi dan akuntabilitas dalam serta menciptakan penyelenggaraan Pemilu
pengelolaan keuangan, peningkatan kesetaraan yang lebih berkualitas dari waktu ke waktu.7
gender dan kepemimpinan partai poli k.

ing
Beberapa pengaturan dalam undang-undang B. Permasalahan
ini kemudian diubah melalui Undang-Undang 1. Bagaimana kondisi kelembagaan partai
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas poli k saat ini dalam menjalankan fungsinya
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang ind sebagai partai poli k?
Partai Poli k, dalam rangka penyempurnaan 2. Sejauhmana regulasi sistem kepartaian
kelembagaan partai poli k. Pengaturan baru kelembagaan partai dalam mewujudkan
tersebut diarahkan pada dua hal, pertama, fungsinya sebagai partai poli k?
membentuk sikap dan perilaku partai poli k yang 3. Bagaimana arah poli k hukum kedepan
V
terpola atau sistemik sehingga terbentuk budaya terhadap penguatan kelembagaan partai
poli k yang mendukung prinsip-prinsip dasar poli k.
hts

sistem demokrasi. Hal ini ditunjukan dengan


sikap dan perilaku partai poli k yang memiliki C. Metode PeneliƟan
sistem seleksi dan rekrutmen keanggotaan
yang memadai dengan menggunakan sistem Untuk menjawab permasalahan tersebut
pengkaderan dan kepemimpinan poli k yang di atas, penulis menggunakan metode
ec

kuat; kedua, memaksimalkan fungsi partai peneli an yuridis sosiologis, yaitu meneli
poli k baik fungsi partai poli k terhadap negara tentang pengaturan kelembagaan partai poli k
maupun fungsi partai poli k terhadap rakyat dalam peraturan perundang-undangan serta
lR

melalui pendidikan poli k dan pengkaderan bagaimana kondisi kelembagaan partai poli k
serta rekrutmen poli k yang efek f untuk yang terjadi. Kondisi kelembagaan partai
menghasilkan kader-kader calon pemimpin poli k didapatkan melalui data sekunder
yang memiliki kemampuan di bidang poli k. berupa buku-buku, jurnal dan media massa.
na

Sedangkan penerapan Undang-Undang Data sekunder berupa bahan hukum primer


Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan digunakan mengetahui sejauhmana regulasi
Umum, dimaksudkan agar proses demokra sasi mengatur tentang kelembagaan partai poli k.
Terhadap data-data tersebut akan dianalisa
Jur

tetap terpelihara melalui Pemilu yang lebih

7
Lihat Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan rakyat Daerah.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 379


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

secara deskrip f kualita f yang bertujuan a. Kelembagaan Partai dalam Anggaran


dasar

HN
untuk mendeskripsikan rumusan jawaban atas
permasalahan yang dikemukan dalam peneli an Bila meninjau dokumen anggaran dasar
ini. yang dimiliki oleh beberapa partai, dapat
dilihat bahwa pasal-pasal yang ada didalamnya
D. Pembahasan telah mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan

BP
1. Kelembagaan partai PoliƟk di seper nilai-nilai demokrasi internal, pla orm,
Indonesia Saat ini pemeliharaan kohesivitas internal, dan lain-
Pelembagaan partai poli k merupakan lain.
proses pemantapan sikap dan perilaku partai Dalam anggaran dasarnya, Partai

ing
poli k yang terpola atau sistemik sehingga Demokrat menetapkan bahwa idiologi yang
terbentuk suatu budaya poli k yang mendukung dianutnya adalah Nasionalis-Religius, dimana
prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi. Dalam diimplementasikan dalam bentuk kerja keras
menelaah kelembagaan partai, umumnya untuk kepen ngan rakyat dengan landasan
variabel-variabel yang menjadi bahan analisa moral dan agama serta memperha kan aspek
adalah mengenai:8
ind nasionalisme, humanisme dan pluralisme,
1. Idiologi partai sebagai landasan pla orm, dalam rangka mencapai tujuan perdamaian,
pemahaman sikap idiologis dan poli k serta demokrasi dan kesejahteraan rakyat. Sistem
komitmen atas tujuan poli k yang dicita- kaderisasi dan rekrutmen pada partai Demokrat
V
citakan; bersifat terbuka untuk semua warga negara,
2. Demokrasi internal, yang dapat dilihat dalam tanpa membedakan suku bangsa, ras, profesi,
hts

implementasi peraturan dan prosedur, jenis kelamin, agama dan kepercayaan.9


pengambilan keputusan, desentralisasi Bila dilihat dari struktur dan kewenangan
sumber daya dan pengawasan terhadap yang disusun di dalam anggaran dasar, dapat
pelaksanaan kekuasaan, serta seleksi dan dlihat bahwa Majelis Tinggi Partai merupakan
model kepemimpinan yang berjalan; pemilik kekuasaan ter nggi dalam partai
ec

3. Sistem kaderisasi yang didalamnya juga struktur organisasi partai. Ketua Majelis Tinggi
menyangkut sistem rekrutmen dan secara ex-officio dijabat oleh ketua dewan
keberadaan program kaderisasi yang jelas; pembina sedangkan wakil ketua Majelis Tinggi
lR

4. Kohesivitas internal, yang terkait dengan Partai secara ex-officio dijabat oleh Ketua Umum
kemampuan atas penyeleseian konflik Dewan Pimpinan Pusat. Majelis Tinggi dalam
internal; partai Demokrat beranggotakan 9 orang yang
terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan
na

5. Hubungan dengan kons tuen; dan


6. Otonomi keuangan, dimana menyangkut 6 orang anggota, dimana anggota Majelis Tinggi
kon nuitas dan pengelolaan sumber dana. Partai diangkat dan ditetapkan oleh Ketua Majelis
Tinggi Partai. Banyak kewenangan pen ng yang
Jur

8
Ibid., hlm. 188.
9
Pasal 6 Anggaran Dasar Partai Demokrat.

380 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

dimiliki oleh Majelis Tinggi khususnya terkait muktamar ini ditentukan se ap kepengurusan

HN
keputusan-keputusan strategis tentang: a. calon harian Dewan Pimpinan Pusat dan majelis-
Presiden dan Wakil Presiden; b. calon Pimpinan majelis paratai, seper kepengurusan Majelis
DPR RI, Pimpinan dan Alat Kelengkapan Fraksi Syariah, pimpinan Majelis Per mbangan Dewan
Partai Demokrat di DPR/ MPR RI; c. calon partai- Pimpinan Pusat, Pimpinan Majelis Pakar Dewan
partai anggota koalisi; d. calon-calon anggota Pimpinan Pusat, sedangkan kepengurusan

BP
legisla f pusat; e. calon-calon gubernur dan departemen dan lembaga-lembaga yang ada
wakil gubernur dalam Pemilihan kepala daerah; didalam partai dipilih oleh pengurus harian
dan f. rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran dewan pimpinan pusat. Tujuan pokok partai
Rumah Tangga serta program kerja 5 (lima) yaitu mewujudkan masyarakat madani, yang
tahun untuk disahkan dalam Kongres. Segala adil dan makmur, sejahtera lahir bathin, dan

ing
keputusan terkait hal tersebut kemudian akan demokra s dalam wadah Negara Kesatuan
disampaikan kepada Dewan Pimpinan Pusat Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
untuk dilaksanakan. Pengisian jabatan ketua dibawah Ridha Allah Subhanahu Wata’ala.10
umum dan ketua dewan pembina sendiri dipilih ind PPP menetapkan asas partainya adalah Islam.
dan ditetapkan dalam kongres melalui proses Meskipun demikian partai ini masih mengusung
musyawarah. inklusifitas, persyaratan yang tercantum dalam
Dalam rangka pemeliharaan kosehivitas Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP dak
internal, partai demokrat memberikan meyebutkan ”beragama Islam” sebagai salah
V
kewenangan kepada Dewan Kehormatan untuk satu persyaratan. Didalam dokumen ART hanya
memeriksa, memutuskan dan atau menjatuhkan tertulis bahwa persyaratan untuk menjadi
hts

sanksi atas pelanggaran e ka, moral dan anggota Partai Persatuan Pembangunan adalah;
pelanggaran terhadap ketentuan organisasi a) telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau
yang dilakukan oleh pengurus partai dan kader sudsah/pernah menikah; b) menyetujui dan
partai yang ditugaskan dilembaga ekseku f melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran
dan legisla f di ngkat pusat dan propinsi, atas Rumah Tangga serta Program Perjuanagn Partai
ec

laporan dari Komisi Pengawas atau pihak lain. Persatuan Pembangunan; c) sanggup ak f
Ketua Dewan Kehormatan dijabat secara ex- mengiku kegiatan-kegiatan Partai Persatuan
officio oleh Ketua Dewan Pembina, sedangkan Pembangunan.
lR

Wakil Ketua Dewan Kehormatan dijabat secara Satu lagi partai yang berlandaskan Islam
ex-officio oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan adalah Partai Keadilan Sejahtera, Pla orm
Pusat. Kebijakan Pembangunan PK Sejahtera
Begitu juga dengan partai lainnya, seper didasarkan pada paradigma dan konsensus
na

Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di dalam nasional. Pancasila sebagai Dasar Negara secara
AD/ART-nya PPP menegaskan bahwa kedaulatan konsepsional mengandung nilai-nilai Ketuhanan
partai berada di tangan anggota dan dilaksanakan Yang Maha Esa (tauhid), Demokrasi (syura), Hak
Jur

sepenuhnya oleh muktamar. Di dalam Asasi Manusia (maqashid syari’ah), Pluralitas

10
Lihat dokumen Anggaran Dasar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), hasil Muktamar VI tahun 2007.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 381


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Persatuan dan Kesatuan, dalam semangat terjadi adalah terbangunnya sistem rekrutmen

HN
kekeluargaan dan kebersamaan yang harmonis parpol yang lebih inklusif dan pragma s dengan
serta untuk mewujudkan keadilan sosial bagi orientasi dominan untuk penambahan suara
seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai tersebut (vote seeking). Sehingga yang terjadi adalah,
menjadi landasan idiil kehidupan bersama; siapapun yang punya basis massa dan finansial
serta nilai-nilai dalam UUD digunakan sebagai yang kuat untuk memenangkan pemilihan akan

BP
landasan kons tusional Pla orm Kebijakan ditawari oleh partai untuk menjadi kadernya.
Pembangunan ini. Tujuan didirikannya PK Dalam sistem yang sedemikian rupa proses
Sejahtera, sebagaimana tertuang dalam kaderisasi dan keberadaan idiologi sudah dak
Anggaran Dasar PK Sejahtera pasal 5, yaitu:11 lagi pen ng, karena dengan pargma sme
1. Terwujudnya cita-cita nasional bangsa tersebut partai telah dapat memperkuat hasil

ing
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pengumpulan suaranya dalam pemilu.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Agak berbeda dengan apa yang termuat
Republik Indonesia tahun 1945; dan dalam Anggaran Dasar dan Anggaraan Rumah
2. Terwujudnya masyarakat madani yang adil Tangganya (AD/ART), Partai Amanat Nasional
dan sejahtera yang diridlai Allah subhanahu
ind (PAN), justru dak mencantumkan idiologi
wa ta'ala, dalam Negara Kesatuan Republik apa yang dianut oleh partai ini. Pada pasal 4,
Indonesia. AD/ART-nya PAN hanya menyebutkan bahwa
Dapat dikatakan hampir dak ada perbedaan PAN berdasarkan Pancasila dan berasaskan
yang tegas antara pal orm dari masing-masing akhlak poli k dengan berlandaskan agama
V
partai. Cita-cita yang di cantumkan dalam yang membawa rahmat bagi sekalian alam.
anggaran dasar memiliki kemiripan satu sama Pebedaan sedikit terlihat dari isi tujuan pokok
hts

lain, antara PK Sejahtera dengan PPP sama- partai PAN, yaitu mewujudkan Indonesia Baru
sama bertujuan menciptakan masyarakat yang menjunjung nggi dan menegakan nilai-
madani, yang adil dan makmur, sejahtera, dan nilai iman dan takwa. Kalimat ”mewujudkan
demokra s dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia baru” menunjukan bahwa partai ini
ec

Republik Indonesia. Demikian juga dengan mengandaikan adanya format lama dari sistem
partai Demokrat, hanya sedikit perbedaan bernegara selama ini yang harus di nggalkan,
dengan penulisan yang lebih singkat yaitu dan digan kan dengan format yang sama sekali
lR

menciptakan tujuan perdamaian, demokrasi baru. Namun kemudian, format baru yang
dan kesejahteraan rakyat. dibayangkan kembali sama yaitu terciptanya
Ke dakjelasan pla orm dan batas kedaulatan rakyat, keadilan sosial, kemakmuran
perbedaan idiologi antar parpol yang dak dan kesejahteraan dalam wadah Negara
na

tegas, beresiko menjadikan kader parpol dapat Republik Indonesia.


meloncat-loncat dengan leluasa dari satu partai Yang menarik dari keorganisasian PAN
ke partai lain. Dampak lebih buruk yang bisa adalah keberadaan Mahkamah Penyelesaian
Jur

11
Membangun Masyarakat Madani; Falsafah Dasar Perjuangan dan Platform Kebijakan Pembangunan PK Sejahtera,
di susun oleh Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, 2008.

382 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Sengketa (MPS), yang berada di ngkat Dewan syarat-syarat minimum bagi perwujudan cita-

HN
Pimpinan Pusat dan berwenang menyelesaikan cita bersama bangsa di atas.12
sengketa yang terjadi dalam tubuh partai. Lebih Namun demkian, dalam realitasnya dak
dari itu, dalam kelembagaan partai juga dikenal ada jaminan bagaimana kelembagaan internal
pendekatan pemberian penghargaan bagi kader, dari se ap partai telah sesuai dengan apa
anggota, dan simpa san yang berjasa terhadap yang tertulis dalam AD/ART. Sebagai sebuah

BP
partai, Sanksi bagi anggota maupun pengurus perangkat organisasi, apa yang ada dalam
partai yang melakukan ndak pidana kejahatan anggaran dasar tentu akan dipenuhi namun
dan/atau melakukan pelanggaran terhadap sebagai suatu kelembagaan yang utuh, hanya
undang-undang, Anggaran Dasar, Anggaran dapat diukur melalui apa yang tampak dari
Rumah Tangga dan peraturan-peraturan partai, perilaku organisasi partai secara aktual.

ing
dan rehabilitasi yaitu pemulihan nama baik, Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang
harkat, martabat, dan hak anggota dan atau bisa mempengaruhi proses pelembagaan partai,
pengurus. bergantung dari sisi mana kita melihatnya. Ada
Perbedaan yang cukup mencolok dapat ind yang mengatakan bahwa pelembagaan sebuah
ditemukan pada pla orm Partai Demokrasi partai sangat berkaitan dengan usia partai
Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Partai tersebut. di sisi lain, dari lamanya usia partai
ini berasaskan Pancasila 1 Juni 1945, dan peran dapat dilihat bagaimana konsistensi pelaksanaan
partai difokuskan kepada usaha-usaha untuk fungsi partai dan sistem kepartaian yang
V
mencapai cita-cita bersama di dalam Pancasila teraktualisasi, sehingga semakin lama eksistensi
tersebut.Untuk itu, PDI Perjuangan berketetapan suatu partai maka semakin terlembaga unit-
hts

menjadi alat perjuangan dan pengorganisasian unit organisasi yang ada didalam struktur
rakyat. Sebagai alat rakyat, PDI Perjuangan organisasi partai tersebut. Selain itu, terdapat
bertugas untuk: pertama, mewujudkan amanat juga pandangan yang mengatakan bahwa
penderitaaan rakyat sebagaimana termaktub sistem kepartaian yang digunakan juga akan
dalam cita-cita Negara Proklamasi 17 Agustus mempengaruhi pola pelembagaan partai,
ec

1945; kedua, menjaga dan melaksanakan dimana semakin nggi ngkat kompe si yang
Pancasila 1 Juni 1945 sebagai dasar dan arah dibangun dalam sebuah partai, semakin nggi
berbangsa dan bernegara; sebagai sumber ngkat kompe si yang dibangun dalam sebuah
lR

inspirasi dan harapan bagi rakyat; sebagai norma sistem, semakin kuat dorongan didalam partai
pengatur ngkah laku kebijakan, kelembagaan untuk mencari terobosan dan melakukan
dan anggota partai; dan sebagai cermin ndakan kreaa f.13
dari keseluruhan ja diri partai; dan ke ga, Diluar dari faktor usia dan sistem kepartaian
na

mengantarkan Indonesia untuk berdaulat dalam yang mempengaruhi proses pelembagaan partai,
bidang poli k, berdikari dalam bidang ekonomi, masih banyak faktor lain yang sesungguhnya
dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai lebih kuat menentukan karakter kelembagaan.
Jur

12
”Visi dan misi PDI-Perjuangan”, www.pdiperjuangan.or.id (diakses 12 November 2012).
13
Edison Muchlis M, Perbandingan Pelembagaan Lima Partai Politik, dalam Sri Nuryanti (ed.) Pelembagaan Partai
Politik di Indonesia Pasca Orde Baru, (Jakarta: LIPI, Pusat Penelitia Politik, 2007), hlm. 187.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 383


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Robert Michels14 menyatakan bahwa partai kemudian PDIP mengambil ja diri sebagai

HN
poli k, sebagai sebuah en tas poli k, sebagai kerakyatan.
sebuah mekanisme, dak secara otoma s Dalam hal demokrasi internal, kebanyakan
menginde fikasi dirinya dengan kepen ngan dari partai yang ada masih mengandalkan peran
para anggotanya juga kelas sosial yang mereka figur, ketokohan atau yang sifatnya terpusat
wakili. Partai sengaja dibentuk sebagai alat dalam peengambilan keputusan. Pola seper ini

BP
untuk mengamankan tujuan. Juga menjadi membuat keputusan ter nggi tergantung pada
bagian dari tujuan itu sendiri, memiliki tujuan keputusan yang dikeluarkan oleh pemimpin
dan kepen ngan di dalam dirinya sendiri. Dalam pusat partai, hanya dalam bentuk mekanisme
sebuah partai, kepen ngan massa pemilih yang pengambilan keputusan yang terlihat berbeda.
telah membentuk partai kerap kali terlupakan Sangat kuatnya ketergantungan terhadap figur

ing
oleh sebab terhalangi oleh kepen ngan birokrasi pemimpin partai poli k dalam pengembangan
yang dijalankan pemimpin-pemimpinnya. eksistensi partai melalui pembangunan jaringan,
sistem, komunikasi poli k (internal maupun
b. Kelembagaan Partai Aktual eksternal) hingga soal pendanaan partai, dapat
Dari hasil peneli an yang dilakukan oleh
ind dilihat misalkan dalam kelembagaan yang
LIPI terhadap lima partai pemenang pemilu berjalan pada partai PDIP dengan kepemimpinan
2004, didapatkan beberapa poin permasalahan Megawa Soekarno Putri. Kondisi ini juga terjadi
kelembagaan yang dihadapi oleh partai- pada partai Demokrat dibawah kepemimpinan
SBY dan PAN pada masa kepemimpinan Amien
V
partai yang ada saat ini.15 Dari sisi idiologi dan
iden tas partai, terdapat kesamaan dalam Rais.
Ketergantungan partai terhadap figur dak
hts

iden tas masing-masing dan hanya sedikit


ditemukan perbedaan, contohnya antara PPP, hanya menyangkut pengembangan eksistensi
PKS dan PAN. Perbedaannya peletakan asas partai. Dalam AD/ART semua parpol di Indonesia,
Pancasila, nasionalisme, pluralisme dan terbuka termuat pasal yang menyatakan kedaulatan
pada PAN, yang karenanya partai ini dak ingin parpol berada di tangan para anggota. Namun
c

disebut partai islam. Sedangkan PDIP dan Partai aktualisasinya, hampir semua parpol di
Re

Demokrat pada dasarnya menganut idiologi Indonesia masih dikelola secara sentralis k,
yang sama yaitu nasionalisme. Namun demikian, oligarkhi, dan personalis k. Proses pengambilan
semangat nasionalisme pada partai Demokrat keputusan dalam parpol, baik dalam penentuan
diinterpretasikan sebagai dak membedakan kepengurusan serta nama calon anggota DPR,
ras, suku, bangsa, jenis kelamin, provesi, agama DPRD, presiden dan wakil presiden, dan kepala
l

dan kepercayaan kepada tuhan. Sedangkan daerah dan wakil kepala daerah, maupun dalam
na

dasar nasionalisme yang dianut oleh PDIP yang penentuan kebijakan parpol, lebih banyak
diambil dari konsepsi Marhaenisme, berdasarkan didominasi oleh pengurus pusat dan pengurus
idiologi Marhaenisme-Nassionalisme inilah daerah daripada oleh Rapat Umum Anggota
Jur

14
Robert Michels, The Iron Law of Oligarchy, dalam Bernard E. Brown dan Roy C. Macridis, Comparative Politics:
Notes and Readings, 8th Edition, (California: Wadsworth Publishing Company, 1996), hlm. 244-9.
15
Edison Muchlis M, Op.Cit., hlm. 195.

384 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

(RUA). Pengurus parpol di ngkat lokal memang Ke ka partai poli k menjadi mesin pemilu,

HN
dapat memberikan usulan, tetapi keputusan maka partai poli k membutuhkan sumber daya
akhir tetap berada pada pengurus pusat. Rapat yang besar agar mesin itu bisa berfungsi secara
Umum Anggota dengan sebutan yang berbeda maksimal dalam mendulang suara pemilih. Disisi
antar parpol, seper musyawarah, kongres, lain memudarnya ideologi telah melemahkan
atau muktamar hanya dihadiri oleh pengurus ikatan partai poli k dengan anggotanya yang

BP
parpol dari berbagai ngkatan, dak diiku kemudian berdampak pada rapuhnya jaringan
oleh anggota secara umum. Pengurus parpol organisasi. Hal ini tentu saja berdampak pada
hanya memerlukan para anggota pada pemilu turunnya kemampuan organisasi partai poli k
saja. Maka dak mengherankan apabila hampir dalam memobilisasi pendukung. Akibatnya
semua parpol dak melaksanakan kewajiban partai poli k harus mencari cara lain agar

ing
yang ditentukan dalam undang-undang eksistensi partai politk tetap terjaga baik dalam
tentang Partai Poli k, yaitu memelihara da ar masyarakat, dan kemampuan meraih suara
anggota.16 dalam pemilu tetap nggi dalam pemilu.
Dalam hal pendekatan terhadap kons tuen, ind Pada awalnya dana poli k, baik dana
cara yang digunakan oleh banyak partai operasional partai poli k maupun dana
poli k adalah dengan menggunakan berbagai kampanye, didapatkan dari iuran anggota partai
iden tas, atribut, simbol-simbol, dan jargon poli k. Namun seiring dengan meredupnya
yang menjadi ciri khas idiologis partai. Terdapat ikatan idiologis partai, kondisi iuran anggota
V
dua pola hubungan partai dengan kons tuen dak bisa diharapkan lagi, maka untuk
yang selama ini umum dilakukan, yaitu mendapatkan dana besar, partai poli k mau
hts

hubungan secara langsung dan dak langsung. dak mau berpaling kepada para penyumbang,
Contoh hubungan langsung dengan kons tuen baik penyumbang perseorangan, kelompok
misalnya dengan memberikan bantuan langsung maupun lembaga, khususnya badan usaha.
kepada masyarakat yang terkena bencana alam. Di sinilah partai poli k menghadapi dilema
Sedangkan pola hubungan dak langsung besar: di satu pihak, untuk mempertahankan
c

dilakukan melalui ormas-ormas yang menjadi pengaruh dan merebut suara rakyat, partai
Re

sayap partai. poli k membutuhkan dana besar; di lain pihak,


Yang terakhir, adalah terkait pendanaan besarnya dana sumbangan membuat partai
partai. Urusan pendanaan partai adalah masalah poli k tergantung kepada para penyumbang,
yang paling krusial dalam masalah pelembagaan sehingga partai poli k bisa terjebak kepada
partai, karena urusan keuangan partai poli k kepen ngan para penyumbang dan melupakan
l

dapat mempengaruhi elemen kelembagaan misi memperjuangkan kepen ngan rakyat.17


na

lain, seper pola kepemimpinan dan kekuasaan, Seper yang telah diungkapkan, bahwa
rekrutmen kader potensial, penentuan kader para poli si di DPR mempunyai empat cara
partai yang dimajukan dalam suksesi Pemilu. mengumpulkan dana bagi partai, yaitu dengan
Jur

16
Ramlan Surbakti dan Didik Supriyanto, Menjaga Kedaulatan Pemilih, Buku Seri Demokrasi Elektoral, (Jakarta:
Kemitraan, September 2011), hlm. 12.
17
Kemitraan, bagi Pembaruan Tata Pemerintahan, Anomali Keuangan Partai Politik; Pengaturan Dan Praktek,
(Jakarta: Kemitraan, November 2011), hlm. 3.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 385


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

membuat kebijakan yang menguntungkan seluruh daerah di Indonesia yang berjumlah 530

HN
pihak tertentu, menyusun rencana proyek kabupaten/kota.19
dalam APBN yang kelak akan dikerjakan oleh Seper yang telah diketahui, secara poli k
pihak tertentu, menjadi calo tender proyek, kabinet yang tersusun dalam pemerintahan
dan meminta imbalan atas pemilihan jabatan di Indonesia, merupakan hasil dari akomodasi
publik atau pimpinan BUMN. Namun yang partai pemenang kursi presiden terhadap partai-

BP
lebih menyedihkan, modus ilegal tersebut partai lain pemilik kursi di DPR, dengan tujuan
juga terjadi di DPRD provinsi dan kabupaten/ agar pemerintahan yang terbangun menjadi
kota. Fragmentasi poli k yang nggi di DPRD pemerintahan bersama yang stabil dan kokoh.
provinsi dan DPRD kabuapten/kota merupakan Namun fenomena yang sering kali muncul
tantangan tersendiri bagi gubernur dan bupa / dalam kehidupan poli k di Indonesia, adalah

ing
walikota dalam mengambil keputusan. Namun kaburnya batasan profesionalisme seseorang
dengan poli k transaksional, di mana gubernur antara dirinya sebagai pejabat pemerintahan
dan bupa /walikota membagi-bagi dana proyek ataukah sebagai kader atau pejabat nggi suatu
dan dana sosial APBD di kalangan anggota partai. Batas iden tas ini semakin dak jelas,
DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, roda
ind karena seringkali penggunaan kewenangan
pemerintahan tetap bisa berjalan, meskipun atau kekeusaan sebagai pemerintah bercampur
kebijakan yang diambil dak pro rakyat. Inilah aduk dengan kepen ngan, kewenangan dan
yang melatari banyaknya kepala daerah dan kekuasaan yang dimilikinya sebagai kader partai
anggota DPRD terbelit kasus penggelapan dana poli k.
V
APBD.18 Kondisi tersebut dapat terlihat dalam
skandal-skandal korupsi yang terjadi pada para 2. Regulasi Kepartaian, Antara Harapan
hts

pejabat negara, dimana dirinya juga merupakan dan Hambatan


tokoh dari sebuah partai poli k. Sejak memasuki Era Reformasi pada tahun
Sepanjang tahun 2012, media televisi dan 1998, Indonesia telah menyelenggarakan secara
media cetak memberikan suguhan berita periodik ga kali pemilihan umum (Pemilu),
ec

tentang terungkapnya kasus-kasus korupsi. yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, dan Pemilu
Sekurang-kurangnya 16 anggota DPR/DPRD 2009. Pemilu 2014 akan menjadi Pemilu ke
telah tersangkut kasus korupsi, Kita dibuat empat dalam Era Reformasi di Indonesia. Dalam
lR

semakin miris dengan pernyataan Menteri perspek f demokrasi elektoral, Indonesia


Dalam Negeri, Gamawan Fauszi, sebagaimana telah mampu melewa apa yang dalam studi
diberitakan berbagai media, menyatakan demokrasi disebut the two-turnover test.
bahwa sepanjang tahun 2004-2012 sejumlah Is lah ini merujuk pada kemampuan negara
na

173 Kepala Daerah terlibat kasus Korupsi. melewa fase transisi demokrasi menuju fase
Jumlah tersebut berar seper ga dari jumlah konsolidasi demokrasi berdasarkan keberhasilan
menyelenggarakan dua kali Pemilu sejak
Jur

18
Ibid.
19
Koalisi Perempuan Indonesia, Reϔleksi 2012 & Catatan Awal Tahun 2013, Kegaduhan Politik & Maraknya Korupsi
Di Tengah Kemiskinan Akut & Kekerasan (Jakarta: Koalisi Perempuan Indonesia, 2013).

386 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

berakhirnya era kekuasaan otoriter.20 Pemilu adalah hasil pilihan warga negara yang memiliki

HN
yang ke empat nan merupakan momentum kedaulatan.23
bagi Indonesia memantapkan konsolidasi Sebagai suatu bentuk sistem demokrasi
demokrasi. modern, sistem perwakilan dak dapat berjalan
Keberhasilan menyelenggarakan Pemilu baik tanpa kehadiran partai poli k yang salah
tentu dak dapat seke ka disimpulkan Indonesia satu fungsinya sebagai intermediator antara

BP
telah berhasil mewujudkan demokrasi substan f, elite poli k dan kons tuen. Literatur studi
meskipun demokrasi elektoral adalah prasyarat demokrasi umumnya menyebut adanya partai
dan bagian esensial bagi demokrasi substan f. poli k yang bebas, otonom, dan kompe f
Demokrasi elektoral (demokrasi minimalis) dan merupakan condi o sine quo non bagi prak k
demokrasi substan f (demokrasi maksimalis) demokrasi.24 Dalam posisi ini peran dan fungsi

ing
mengandung makna dan memiliki ukuran partai poli k ikut menentukan kualitas prak k
berbeda. Jika realisasi demokrasi elektoral demokrasi perwakilan. Dalam penger an
diukur hanya sebatas Pemilu yang bebas, ini, demokrasi perwakilan dak hanya
kompe f, dan demokra s,21 maka realisasi ind mensyaratkan kehadiran partai poli k, tetapi
demokrasi substan f mensyaratkan lebih juga menuntut partai poli k memberi kontribusi
daripada sekadar penyelenggaraan Pemilu.22 posi f dan konstruk f terwujudnya prak k
Pemilu adalah sebuah mekanisme poli k untuk demokrasi perwakilan berkualitas. Ar nya,
mengar kulasikan aspirasi dan kepen ngan sepak-terjang partai poli k merupakan variabel
V
warga negara. Se daknya ada empat fungsi yang mempengaruhi kualitas demokrasi. Jika
pemilu antara lain: Legi masi Poli k, terciptanya partai poli k menjalankan peran dan fungsinya
hts

perwakilan poli k, sirkulasi elite poli k dan dengan baik, kualitas demokrasi akan menjadi
pendidikan poli k. Melalui pemilu, legi masi baik. Begitu pula sebaliknya.25
pemerintah/penguasa dikukuhkan karena ia
ec

20
Samuel P. Huntington, The Third Wave Democratization in the Late Twentieth Century, (Oklahoma: University of
Oklahoma Press, Norman, 1991), hlm. 26-27.
21
Dalam literatur demokrasi, demokrasi elektoral disebut beraliran Schumpeterian karena berakar pada pendapat
Joseph A. Schumpeter tentang ”metode demokratis” mencapai keputusan politik. Dalam buku klasiknya
lR

berjudul Capitalism, Socialism and Democracy, Schumpeter berpendapat bahwa: ”The democratic method is
that institutional arrangement for arriving at political decisions in which individual acquire the power to decide
by means of a competitive struggle for the people’s vote.” Lihat, Joseph A. Schumpeter, Capitalism, Socialism and
Democracy, (London: Unwin Paperbacks, 1987), hlm. 269.
22
Menurut laporan penilaian praktik demokrasi di dunia yang dirilis oleh Freedom House, lembaga independen
na

terkemuka dari Amerika Serikat yang melakukan riset dan advokasi demokrasi, berjudul Countries at the
Crossroads 2012, kualitas demokrasi Indonesia menurun dan masuk dalam kelompok negara di persimpangan
jalan. Penilaian ini didasarkan atas beberapa indikator, yaitu perlindungan terhadap kaum minoritas, jaminan
keamanan bagi jurnalis melaksanakan tugasnya, dominasi kepemilikan media oleh segelintir elite, dan keseriusan
pemberantasan korupsi. Indonesia mendapat nilai rendah terkait dengan indikator tersebut. (Lihat Kompas,
Jur

”Skor Indonesia Kembali Memburuk”, 19 September 2012, hlm. 1).


23
Muhammad AS Hikam, Politik Kewarganegaraan, Landasan Redemokratisasi di Indonesia (Jakarta: PT. Gelora
Aksara Perdana, 1999), hlm. 16.
24
Afan Gaffar, Politik Indonesia Menuju Transisi Menuju Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 8-9.
25
Munafrizal Manan, ”Partai Politik dan Demokrasi Indonesia Menyongsong Pemilihan Umum 2014”, Jurnal
Legislasi Indonesia (Vol. 9 No. 4 - Desember 2012): 506.

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 387


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 kepengurusan di seluruh provinsi, memiliki

HN
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor kepengurusan di 75% (tujuh puluh lima
2 Tahun 2008 tentang Partai Poli k, adalah persen) jumlah kabupaten/kota di provinsi
penyempurnaan regulasi atas Undang-undang yang bersangkutan, memiliki kepengurusan
Nomor 2 tahun 2008 tentang Partai Poli k yang di 50% (lima puluh persen) jumlah kecamatan
diundangkan pada Januari 2008 dan menjadi di kabupaten/kota yang bersangkutan,

BP
salah satu pedoman dalam penyelenggaraan menyertakan sekurang-kurangnya 30% ( ga
Pemilu tahun 2009. Bila melihat lembar puluh persen) keterwakilan perempuan pada
penjelasan umum yang ada pada undang- kepengurusan partai poli k ngkat pusat.
undang ini, dapat ditemukan bahwa UU ini Selain itu, di dalam Undang-Undang Pemilu
mencita-citakan terbangunnya Penataan dan tahun 2012 persyaratan bagi partai peserta

ing
penyempurnaan Partai Poli k sebagai pilar pemilu juga adalah memiliki anggota sekurang-
demokrasi untuk mewujudkan sistem poli k kurangnya 1.000 (seribu) orang atau 1/1.000
yang demokra s dan mampu mendukung (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada
terbangunnya sistem presidensiil yang efek f. kepengurusan partai poli k yang dibuk kan
Usaha penataan tersebut diarahkan pada dua
ind dengan kepemilikan kartu tanda anggota, dan
hal utama, yaitu, Pertama, membentuk sikap mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan
dan perilaku Partai Poli k yang terpola atau pada ngkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/
sistemik sehingga terbentuk budaya poli k kota sampai tahapan terakhir Pemilu.
yang mendukung prinsip-prinsip dasar sistem Pada sisi lain, upaya memelihara dan
V
demokrasi. Hal ini ditunjukan dengan sikap dan mengefek an berjalannya sistem presidensiil
perilaku Partai Poli k yang memiliki sistem seleksi yang digunakan oleh Indonesia, dilakukan pada
hts

dan rekrutmen keanggotaan yang memadai empat hal yaitu; Pertama, mengkondisikan
serta mengembangkan sistem pengkaderan terbentuknya sistem mul partai sederhana;
dan kepemimpinan poli k yang kuat. Kedua, Kedua, mendorong terciptanya pelembagaan
memaksimalkan fungsi Partai Poli k baik fungsi partai yang demokra s dan akuntabel; Ke ga,
ec

Partai Poli k terhadap negara maupun fungsi mengkondisikan terbentuknya kepemimpinan


Partai Poli k terhadap rakyat melalui pendidikan partai yang demokra s dan akuntabel; dan
poli k dan pengkaderan serta rekrutmen poli k keempat mendorong penguatan basis dan
lR

yang efek f untuk menghasilkan kader-kader struktur kepartaian pada ngkat masyarakat.
calon pemimpin yang memiliki kemampuan di Pencapaian seluruh kondisi tersebut, diusahakan
bidang poli k. melalui dilakukannya pengaturan dalam undang-
Khususnya terkait usaha penguatan undang ini terkait persyaratan pembentukan
na

kelembagaan partai, baik Undang-Undang partai poli k, persyaratan kepengurusan partai


Pemilu maupun Undang-Undang Partai Poli k poli k, perubahan AD dan ART, rekrutmen dan
mensyaratkan bahwa partai poli k peserta pendidikan poli k, pengelolaan keuangan partai
Jur

pemilu harus berstatus badan hukum, memiliki poli k dan kemandirian partai poli k.26

26
Lihat Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik.

388 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Demikian pula dari sisi penyelenggaraan poli k di Indonesia saat ini, yang masih sering

HN
pemilu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 mendapat penilaian yang mengecewakan dari
tentang Pemilu telah memberikan regulasi mastyarakat.
terhadap partai poli k yang ingin turut serta Meskipun demikian, banyak dari pihak partai
dalam pemilu, persyaratan disusun sedemikian poli k yang kemudian mengkri si isi dari Undang-
rupa sehingga proses demokra sasi dapat terus Undang Partai Poli k maupun Undang-Undang

BP
berlanjut dengan baik melalui penyelenggaraan pemilu. Perihal yang paling banyak dikri si oleh
pemilu yang lebih berkualitas, terkelola dan partai-partai diantaranya mengenai peningkatan
terlembaga. Melalui pemilu yang berkualitas ambang batas yang nggi dalam Pemilu 2014.
diharapkan tercipta derajat kompe si yang Se ap partai sepakat bahwa penerapan ambang
sehat, par sipa f, dan mempunyai derajat batas memang dimaksudkan sebagai upaya

ing
keterwakilan yang lebih nggi, serta memiliki untuk menyederhanakan sistem kepartaian,
mekanisme pertanggungjawaban yang jelas. tetapi di lain pihak, peningkatan ambang batas
Beberapa hal yang diatur dalam Undang- yang nggi dan kurang wajar itu juga akan
Undang Pemilu adalah yang berkaitan dengan ind menambah jumlah suara terbuang. Padahal
penyempurnaan tahapan penyelenggaraan penambahan jumlah suara terbuang berakibat
pemilu, persyaratan partai poli k menjadi pada meningkatnya disproporsionalitas hasil
peserta pemilu, penda aran partai poli k pemilu dan hal ini yang seharusnya dihindari
menjadi peserta pemilu, batas waktu verifikasi dalam sistem pemilu proporsional.
V
partai poli k calon peserta pemilu, mekanisme Untuk memperkuat, partai-partai yang
penggunaan hak memilih Warga Negara menggugat pasal mengenai ambang batas
hts

Indonesia, sistem informasi data pemilih, dalam Undang-Undang Pemilu, memberikan


penyusunan da ar pemilih, kampanye pemilu, contoh dengan mengemukakan data KPU yang
pemungutan suara, kriteria penyusunan daerah menggambarkan bahwa pada Pemilu 1999
pemilihan, penentuan ambang batas, sistem yang dak menerapkan ambang batas, terdapat
pemilu proporsional, penetapan calon terpilih, 3.755.383 (3,55%) suara terbuang. Jika ambang
ec

dan penanganan laporan pelanggaran pemilu, batas diterapkan, jumlah suara terbuang akan
serta pelanggaran kode e k penyelenggara bertambah. Misalnya dengan besaran ambang
pemilu, pelanggaran administrasi pemilu, batas 2,5%, yang diterapkan pada Pemilu 2009,
lR

sengketa pemilu, ndak pidana pemilu, sengketa maka jumlah suara terbuang melonjak lima kali
tata usaha negara pemilu, dan perselisihan hasil lipat menjadi 14.195.221 (13,41%). Hal ini berar
pemilu. ambang batas mempunyai pengaruh posi f
Dengan cita-cita yang demikian ideal, terhadap peningkatan disproporsionalitas hasil
na

atas kondisi lembaga kepartaian yang akan pemilu.


mengiku pemilu dan menempatkan kader- Semes nya se ap kriteria yang dimintakan
kader andalannya sebagai wakil dan pemimpin terhadap partai poli k untuk menjadi peserta
Jur

seluruh rakyat Indonesia ke depan, tentu pemilu dak ditempatkan sebagai beban berat
membutuhkan ketersediaan waktu yang cukup irasional yang harus dipenuhi partai hanya
untuk mewujudkannya. Terlebih mengingat dalam jangka waktu satu atau dua tahun
perkembangan kondisi dan dinamika partai menjelang penyelenggaraan pemilu. Kriteria

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 389


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

yang tertera dalam undang-undang, adalah kompe f. Namun kalaupun sistem poli k yang

HN
target pelembagaan organisasi kepartaian yang ada telah rela f demokra s, dalam berjalannya
harus dibangun secara gradual dan dak instan suatu demokrasi perwakilan dak hanya
hingga partai memiliki eksistensi yang nyata mensyaratkan keberadaan partai poli k, tetapi
ditengah masyarakat. juga menuntut agar partai poli k memberi
Namun perkembangan yang terlihat, kontribusi posi f dan konstruk f terhadap

BP
problema ka kepartaian Indonesia saat ini terwujudnya prak k demokrasi perwakilan
dak lagi terkait dengan faktor sistem yang berkualitas, ar nya sepak-terjang partai poli k
mendasarinya karena sistem dan regulasi yang merupakan variabel yang mempengaruhi kualitas
digunakan saat ini sesungguhnya telah rela f demokrasi. Jika partai poli k menjalankan peran
demokra s. Problema ka kepartaian Indonesia dan fungsinya dengan baik, kualitas demokrasi

ing
sekarang ternyata lebih terletak pada faktor akan menjadi baik, begitu pula sebaliknya.
internal partai poli k. Berbagai problema tengah Dalam sistem demokrasi perwakilan, kondisi
mendera kepartaian di Indonesia saat ini. Partai partai poli k merupakan barometer atas kualitas
poli k di Era Reformasi ternyata cenderung lebih prak k demokrasi secara umum.
berkutat pada cita-cita primi fnya, yaitu sekadar
ind Dalam konteks Indonesia pasca amandemen
meraih dan mempertahankan kekuasaan, UUD 1945, partai poli k berperan pen ng bukan
dengan mengerahkan segala daya upaya demi hanya dalam aspek kontestasi elektoral, tetapi
mewujudkan pragma sme poli knya. Lebih juga dalam aspek ketatanegaraan. Dalam aspek
parah lagi bila pragma sme poli k ini bertemu elektoral, partai poli k merupakan kendaraan
V
dengan pragma sme ekonomi, maka poli k poli k untuk ikut dalam perebutan jabatan
kepartaian yang ada akan menjadi transaksional publik ekseku f di pusat dan daerah. Sementara
hts

dan sibuk memburu rente (rent-seekers).27 dalam aspek ketatanegaraan, partai poli k yang
memiliki kepanjangan tangan di lembaga DPR
3. Poli k Hukum yang Dipilih untuk dapat terlibat dalam pembuatan keputusan
Mendorong Penguatan Kelembagaan yang bukan hanya berhubungan dengan
ec

Partai
domain utama legisla f (legislasi, pengawasan,
Hampir se ap literatur menyebutkan bahwa dan anggaran), tetapi juga berwenang dalam
sistem poli k demokra s adalah prasyarat memutuskan dan menentukan banyak hal.
lR

wajib yang harus ada untuk dapat memfasilitasi Singkatnya, Era Reformasi adalah era surplus
kehidupan partai poli k yang bebas, otonom, kekuasaan partai poli k (partytocracy).28
dan kompe f, atau dengan kata lain untuk Merujuk pada Pasal 71 Undang-Undang
menciptakan demokra sasi partai poli k Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
na

mensyaratkan terlebih dahulu dilakukannya Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan


demokra sasi sistem poli k. Dalam sistem Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
poli k non-demokra s, kehidupan partai poli k Perwakilan Rakyat Daerah, menyebutkan bahwa
Jur

umumnya dak bebas, dak otonom, dan dak

27
Munafrizal Manan, Op.Cit., hlm. 513-514.
28
Munafrizal Manan, Op.Cit. hlm. 512.

390 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

hal-hal yang menjadi tugas dan wewenang DPR memberikan persetujuan atas rancangan

HN
adalah: undang-undang tentang APBN yang diajukan
a. Membentuk undang-undang yang oleh Presiden.
dibahas dengan Presiden untuk mendapat h. Melakukan pengawasan terhadap
persetujuan bersama. pelaksanaan undang-undang dan APBN.
b. Memberikan persetujuan atau dak i. Membahas dan menindaklanju hasil

BP
memberikan persetujuan terhadap pengawasan yang disampaikan oleh DPD
peraturan pemerintah penggan undang- terhadap pelaksanaan undang-undang
undang yang diajukan oleh Presiden untuk mengenai otonomi daerah, pembentukan,
menjadi undang-undang. pemekaran, dan penggabungan daerah,
c. Menerima rancangan undang-undang hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

ing
yang diajukan oleh DPD berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
otonomi daerah, hubungan pusat dan ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
daerah, pembentukan dan pemekaran serta pendidikan, dan agama.
penggabungan daerah, pengelolaan sumber ind j. Memberikan persetujuan kepada Presiden
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, untuk menyatakan perang, membuat
serta yang berkaitan dengan perimbangan perdamaian dan perjanjian dengan negara
keuangan pusat dan daerah. lain, serta membuat perjanjian internasional
d. Membahas rancangan undang-undang lainnya yang menimbulkan akibat yang luas
V
bersama Presiden dan DPD sebelum diambil dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
persetujuan bersama antara DPR dan terkait dengan beban keuangan negara
hts

Presiden. dan/atau mengharuskan perubahan atau


e. Membahas rancangan undang-undang pembentukan undang-undang.
yang diajukan oleh Presiden atau DPR k. Memberikan per mbangan kepada Presiden
yang berkaitan dengan otonomi daerah, dalam pemberian amnes dan abolisi.
hubungan pusat dan daerah, pembentukan l. Memberikan per mbangan kepada Presiden
ec

dan pemekaran serta penggabungan dalam hal mengangkat duta besar dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam menerima penempatan duta besar negara
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta lain.
lR

perimbangan keuangan pusat dan daerah, m. Memilih anggota BPK dengan memperha kan
dengan mengikutsertakan DPD sebelum per mbangan DPD
diambil persetujuan bersama antara DPR n. Membahas dan menindaklanju hasil
dan Presiden. pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
na

f. Memperha kan per mbangan DPD atas jawab keuangan negara yang disampaikan
rancangan undang-undang tentang APBN oleh BPK.
dan rancangan undang-undang yang o. Memberikan persetujuan kepada Presiden
Jur

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan atau pengangkatan dan pemberhen an


agama; anggota Komisi Yudisial.
g. Membahas bersama Presiden dengan p. Memberikan persetujuan calon hakim
memperha kan per mbangan DPD dan agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 391


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

ditetapkan sebagai hakim agung oleh Tidak dapat dipungkiri, bahwa kewenangan

HN
Presiden. dan hak yang saat ini dimiliki DPR merupakan
q. Memilih 3 ( ga) orang hakim kons tusi dan implementasi atas aspirasi keinginan untuk
mengajukannya kepada Presiden untuk memperkuat fungsi dan kedudukan DPR dalam
diresmikan dengan keputusan Presiden. sistem bernegara di Indonesia, mengingat
r. Memberikan persetujuan terhadap pada era Orde Lama dan era Orde Baru fungsi

BP
pemindahtanganan aset negara yang dan kedudukan DPR masih sangat lemah.
menjadi kewenangannya berdasarkan Penguatan fungsi damn kedudukan DPR didalam
ketentuan peraturan perundang-undangan amandemen UUD 1945 dak lain adalah untuk
dan terhadap perjanjian yang berakibat luas membangun keseimbangan serta check and
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang balances antar lembaga negara dimana dalam

ing
terkait dengan beban keuangan negara. beberapa periode pemerintahan sebelumnya
s. Menyerap, menghimpun, menampung, dan belum terwujud.
menindaklanju aspirasi masyarakat. Poli k hukum yang terkandung di dalam
t. Melaksanakan tugas dan wewenang lain Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009
yang diaturdalam undang-undang.
ind tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD ini,
Lebih dari itu dalam melakukan inves gasi selayaknya selaras dengan segala maksud yang
untuk menghimpun dan menindak lanju melatarbelakangi ditetapkannya segala regulasi
permasalahan yang terjadi terkait segala aspek menyangkut kelembagaan partai. Sebagai
permasalahan dalam kehidupan bernegara, DPR negara yang berkedaulatan rakyat yang dalam
V
memiliki hak untuk meminta pejabat negara, pelaksanaannya menganut prinsip kerakyatan
pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
hts

masyarakat untuk memberikan keterangan permusyawaratan/ perwakilan, keberadaan


tentang suatu hal yang perlu ditangani demi lembaga perwakilan rakyat yang mampu
kepen ngan bangsa dan negara, dan setap mengejewantahkan nilai-nilai demokrasi serta
pihak yang dipanggil oleh DPR untuk dimintai dapat menyerap dan memperjuangkan aspirasi
ec

keterangan berkewajiban untuk memenuhi rakyat di seluruh wilayah Indonesia, agar sesuai
permintaan DPR tersebut. Bahkan, se ap dengan tuntutan perkembangan kehidupan
pejabat negara, pejabat pemerintah, badan berbangsa dan bernegara sudahmerupakan
lR

hukum, atau warga masyarakat yang dak keniscayaan.


memenuhi panggilan DPR dapat dikenakan Partai poli k sebagai unsur utama yang
panggilan paksa, dan bila panggilan paksa mengisi lembaga perwakilan rakyat melalui
tersebut juga dak dipenuhi maka DPR dapat penetapan berbagai regulasi diharuskan
na

melakukan penyanderaan terhadap pihak yang memenuhi standar kapasitas sebagai sarana
bersangkutan paling lama 15 (lima belas) hari par sipasi poli k masyarakat dalam upaya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- mewujudkan cita-cita nasional bangsa
Jur

undangan.29 Indonesia, dan mengembangkan kehidupan

29
Lihat Pasal 72 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

392 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

demokrasi berdasarkan Pancasila. Secara mikro lainnya, kondisi ini juga berdampak pada terus

HN
kapasitas yang diharapkan dari partai poli k menurunnya ngkat kepercayaan masyarakat
adalah dimilikinya kemampuan sebagai sarana terhadap partai poli k. Beberapa sumber
par sipasi poli k warga negara Indonesia yang kendala yang kemudian dapat diiden fikasi
berdedikasi, sebagai sarana pendidikan poli k diantaranya adalah:
bagi masyarakat mengenai hak dan kewajibannya • kebutuhan partai poli k akan dana

BP
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, besar untuk memenangkan pemilu telah
dan bernegara, partai poli k juga diharapkan membebani para poli si yang merupakan
mampu menyerap, dan menyalurkan aspirasi kadernya untuk berlaku korup f;
poli k masyarakat secaara jujur dan konsisten • saat ini partai masih terlihat belum mampu
dalam rangka merumuskan dan menetapkan melakukan fungsi perekrutan poli k secara

ing
kebijakan negara, dan menjadi sarana rekrutmen demokra s, transparan, dan berbasis
poli k yang objek f dalam proses pengisian meritokrasi;
jabatan poli k melalui mekanisme demokrasi. • kegagalan partai dalam membangun sistem
ind kaderisasi, ideologisasi dan fungsi pendidikan
E. Penutup poli k berdampak munculnya pragma sme
Negara ini telah menetapkan diri untuk dalam kelembagaan partai;
menggunakan sistem demokrasi dalam • Pragma sme yang marak dalam kehidupan
menjalankan kehidupan poli k bernegaranya. kepartaian telah mengeliminir rasa militansi
V
Sistem demokrasi yang dianut diaplikasikan kader, dalam kondisi dilema s tersebut
melalui prinsip kedaulatan rakyat yang partai akan terdorong untuk menggunakan
hts

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam cara instan menarik simpa pemilih dan
permusyawaratan/perwakilan. Sistem melakukan poli k uang.
demokrasi perwakilan ini yang kemudian Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008
memberikan konsekuensi kepada partai poli k tentang Partai Poli k yang berlaku saat ini
untuk berperan menjadi pilar demokrasi dalam mensyaratkan berbagai hal terkait kelengkapan
ec

kehidupan bernegara di Indonesia. organisasi partai poli k, mulai dari pembentukan


Dengan segala kewenangan dan hak yang dan pendirian partai poli k, kepengurusan,
dimilliki serta fungsi yang harus dipenuhi dan status hukum. Beberapa hal yang harus
lR

oleh partai poli k dimana telah diatur dalam dipenuhi oleh partai terkait tujuan, fungsi, hak
undang-undang, kelembagaan partai poli k di dan kewajiban dari partai poli k, juga diatur
Indonesia saat ini terlihat masih memiliki banyak dalam undang-undang.
Terkait peran serta partai dalam pemilihan
na

kendala dan belum memenuhi kapasitas untuk


menjalankan perannya sesuai dengan yang umum, juga diatur mulai dari kepemilikan
diharapkan. Permasalahan paling menonjol kantor tetap, jumlah minimum dari anggota
yang dialami oleh partai poli k saat ini dapat partai, jumlah minimum keanggotaan
Jur

dilihat dari maraknya kasus pelanggaran perempuan, jumlah minimum dukungan, hingga
hukum yang saat ini terjadi diantara para kader memenuhi jumlah kepengurusan tertentu di
partai, khususnya yang telah duduk sebagai wilayah kabupaten/kota dan provinsi. Semakin
anggota DPR maupun sebagai pejabat negara ketatnya persyaratan dalam pembentukan

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 393


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

dan keikutsertaan partai dalam pemilu Akut & Kekerasan (Jakarta: Koalisi Perempuan
Indonesia, 2013).

HN
diumaksudkan untuk melakukan penguatan
Robert Michels, The Iron Law of Oligarchy,
lembaga kepartaian melalui pembentukan dalam Bernard E. Brown dan Roy C. Macridis,
sistem mul partai sederhana. Dengan dinamika Compara ve Poli cs: Notes and Readings, 8th
poli k yang lebih stabil dan domkra sasi yang Edi on, (California: Wadsworth Publishing
Company, 1996).
tetap terpelihara diharapkan akan memperkuat
Muchlis M, Edison, Perbandingan Pelembagaan

BP
sistem presidensiil yang berjalan. Lima Partai Poli k, dalam Sri Nuryan (ed.)
Kuatnya kelembagaan partai poli k yang ada Pelembagaan Partai Poli k di Indonesia Pasca
akan berpengaruh secara signifikan terhadap Orde Baru, (Jakarta: LIPI, Pusat Peneli a Poli k,
2007).
kualitas sistem demokrasi yang berjalan. Schumpeter, Joseph A., Capitalism, Socialism and
Terlebih dalam konteks Indonesia dimana partai

ing
Democracy, (London: Unwin Paperbacks, 1987).
poli k telah diberikan kewenangan dalam Surbak , Ramlan dan Didik Supriyanto, Menjaga
Kedaulatan Pemilih, Buku Seri Demokrasi
menentukan banyak hal selain dari domain
Elektoral, (Jakarta: Kemitraan, September
legislasi, bahkan banyak dari kewenangan 2011).
yang dimiliki oleh presiden yang terlebih
dahulu harus dikonsultasikan bersama DPR.
ind Makalah/ArƟkel/Prosiding/Hasil PeneliƟan
Ketatnya pengaturan terkait pendirian dan Kompas, ”Skor Indonesia Kembali Memburuk”, 19
keikutsertaan partai dalam pemilu, selayaknya September 2012.
Manan, Munafrizal, ”Partai Poli k dan Demokrasi
dak dilihat sebagai usaha penyempitan
Indonesia Menyongsong Pemilihan Umum
saluran aspirasi rakyat, namun dilihat sebagai
V
2014”, Jurnal Legislasi Indonesia (Vol. 9 No. 4 -
usaha pembentukan kelembagaan partai dan Desember 2012).
kelembagaan perwakilan rakyat yang kuat dan Romli, Lili, ”Masalah Kelembagaan Partai Poli k di
hts

Indonesia Pasca Orde Baru,” Jurnal Peneli an


ideal. Poli k (Volume 5 No. 1, 2008).
Yuda Ar, Hanta, Sindrom Partai Gagal, Kompas 27
DAFTAR PUSTAKA Mei 2011.
Buku
ec

Internet
Gaffar, Afan, Poli k Indonesia Menuju Transisi ”Visi dan misi PDI-Perjuangan”, www.pdiperjuangan.
Menuju Demokrasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, or.id (diakses 12 November 2012).
1999). ICW, ”Laporan Catatan Akhir Tahun ICW Terkait
lR

Hikam, Muhammad AS., Poli k Kewarganegaraan, Korupsi Poli k 2012”, www.lensaindonesia.com


Landasan Redemokra sasi di Indonesia (Jakarta: (diakses 10 Desember 2012).
PT. Gelora Aksara Perdana, 1999).
Hun ngton, Samuel P., The Third Wave
Peraturan
Democra za on in the Late Twen eth Century,
na

(Oklahoma: University of Oklahoma Press, Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang


Norman, 1991). Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Kemitraan, Anomali Keuangan Partai Poli k Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Pengaturan Dan Praktek, (Jakarta: Kemitraan, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Jur

2011). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun


Koalisi Perempuan Indonesia, Refleksi 2012 & 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Catatan Awal Tahun 2013, Kegaduhan Poli k Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Poli k.
& Maraknya Korupsi Di Tengah Kemiskinan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

394 Jurnal RechtsVinding, Vol. 1 No. 3, Desember 2012, hlm. 375-395


Volume 1 Nomor 3, Desember 2012

Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan


Perwakilan rakyat Daerah.

HN
Anggaran Dasar Partai Demokrat.
Anggaran Dasar Partai Persatuan Pembangunan
(PPP), hasil Muktamar VI tahun 2007.

BP
ing
V ind
hts
ec
lR
na
Jur

Regulasi Partai PoliƟk dalam Mewujudkan Penguatan…. (Teguh Imansyah) 395

Anda mungkin juga menyukai