Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari jamur, salah satunya adalah aspek makanan.
Tempe, roti, dan keju yang biasa kita makan adalah hasil olahan dari jamur. Demikian juga
dengan tapai, tanpa bantuan jamur, singkong tidak akan berubah menjadi tapai yang manis.
Sesungguhnya apakah yang dimaksud dengan jamur ? Termasuk hewan atau tumbuhankah
jamur itu? Seperti apakah bentuknya?
Jamur merupakan organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat heterotrof. Jamur
memiliki beragam warna dan bentuk, hidup di daerah yang lembab dan banyak mengandung
bahan-bahan sampah. Sehingga jamur bisa menguraikan kembali sampah menjadi bahan yang
masih bias digunakan dan memiliki manfaat bagi makhluk hidup lain. Selain memiliki banyak
manfaat jamur juga dapat merugikan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ciri-ciri jamur?
2. Bagaimana morfologi jamur?
3. Bagaimana proses reproduksi pada jamur?
4. Bagaimana klasifikasi pada jamur?
5. Bagaimana simbiosis jamur dengan makhluk hidup lain?
6. Bagaimana penyakit jamur pada kulit?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui ciri-ciri jamur
2. Mengetahui morfologi jamur
3. Mengetahui proses reproduksi yang terjadi paa jamur
4. Mengetahui klasifikasi pada jamur
5. Mengetahui simbiosis yang terjalin antara jamur dengan organism lain.
6. Mengetahui penyakit jamur pada kulit.

1.4 Metode penulisan


Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka dan mengambil
beberapa data yang bersumber dari internet.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Jamur


Jamur dimasukkan dalam kelompok organisme eukariota karena sel-selnya sudaj
memiliki membran inti. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimer karbohidrat
yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba-laba dan arthropoda. Kitin berfungsi
memberi bentuk dan menyokong sel-sel jamur.

Sebagian besar jamur merupakan organisme multiseluler contohnya jamur merang


(Volvariella volvaceae) tetapi ada juga organisme uniseluler, contohnya ragi. Jamur uniseluler
berukuran mikroskopis, sedangkan jamur multiseluler berkuran mikroskopis dan makroskopis.

Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki akar, batang dan daun
sejati. Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis
seperti tumbuhan. Dengan demikian jamur disebut sebagai organism heterotrof dan memperoleh
nutrisi dengan cara menyerap senyawa organik dari lingkungan atau substratnya.

Jamur ada yang hidup sebagai parasit, saprofit dan ada yang hidup bersimbiosis
mutualisme dengan organisme lain. Sebagai parasit jamur memperoleh makana dari inangnya.
Sebagai saprofit, jamur memperoleh makanan dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati,
sedangkan jamur yang bersimbiosis dengan organism ain memperoleh makanan dari inangnya,
sedangkan inagnya memperolah mineral dari tanah melalui bantuan jamur.

2.2 Morfologi Jamur


Secara morfologi jamur dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Khamir
Pada umumnya, sel khamir lebih besar dibandingkan kebanyakan bakteri, tetapi khamir
yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Biasanya berbentuk telur, tetapi
beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang
khas. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

2. Kapang

2
Talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian: miselium dan spora. Mielium
merupakan kumpulan beberapa filament yang disebut hifa. Ada 3 macam morfologi hifa
yaitu:
a) Aseptat atau senotosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau
septum.
b) Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang yang
berisi nucleus tunggal
c) Septat dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan
lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.

Miselium dapat vegetaif (somatik) atau reproduktif. Beberapa hifa dari miselium somatik
menembus ke dalam medium ntuk mendapat zat makanan. Miselium reproduksi bertanggung
jawab untuk pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Miselium
kapang dapat merupakan jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan jaringan yang terjalin
lepas atau dapat merupakaan struktur paat yang terorganisasi, seperti pada jamur.

3. Cendawan ( Mushroom) yang berbentuk seperti payung


Contohnya : Auricularia ( Jamur Kuping ).

2.3. Reproduksi Jamur


Secara alamiah cendawan berkembang biak dengan berbagai cara, baik secara aseksual
dengan pembelahan, penguncupan atau pembentukan spora dan secara seksual dengan peleburan
nukleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua
sel anakan yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari peninjolan kecil pada sel
inangnya.
Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam
jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual yaitu:
1) Konidiospora atau konidium. Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Konidium yang besar dan bersel banyak dinamakan
makrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau sisi suatu hifa.
2) Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus ( sporangiosfor). Aplanospora ialah sporangiospora
nonmotil. Zoospora ialah sporangiospora yang motil, motilitasnya disebabkan
pergerakan flagellum.
3) Oidium atau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel
hifa.
4) Klamidiospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal ini sangat resisten terhadap
keadaan buruk, tebentuk dari sel-sel hifa somatik.
5) Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.

3
Spora seksual, yang dihasilkan dai peleburan dua nukleus. Terbentuk lebih jarang
dan dalam jumlah yang lebih seikit dibandingkan dengan spora asekual. Ada beberapa tipe spora
seksual.

1) Askospora. Spora bersel satu yang terbentuk didalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askuspora didalam setiap askus.
2) Basidiospora. Spora bersel satu ini terbentuk diatas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3) Zigospora. Zigospora ialah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-
ujung dua hifa yang secara seksual serasi. Disebut juga gametangia, pada beberapa
cendawan melebur.
4) Oospora. Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yng isebut oogonium.
Pembuahan telur atau oosfer, oleh gamet jantan yang terbentuk di daalam aneridium
menghasilkan oospora, dalam setiap oogonium terdapat satu atau beberapa oosfer.

2.4. Klasifikasi Jamur


1. Zygomycota
Ciri jamur kelompok ini adalah hifanya tidak memiliki sekat sehingga disebut hifa
sinositik. kelompok jamur ini diberi nama zygomycota karena selama masa reproduksi seksual
membentuk spora seksual khusus yang disebut zigospora Jenis jamur yang terkenal dari
kelompok ini adalah Rhizopus stolonifer, yaitu jamur yang digunakan untuk membuat tempe.
Pada rhizopus terdapat 3 jenis hifa, yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan
substrat), rizoid(hifa yaaitu organ pembng menembus ke dalam substrat dan berfungsi sebagai
akar), serta sporangiosfor ( hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium).
Sebagai anggota zygomycota, R. stolonifer mampu berkembang biak secara aseksual
ataupun seksual. Reproduksi seksual terjadi dengan cara membentuk spora di dalam sporangium
yang terletak diantara ujung-ujung hifa. Sporangium ditunjang oleh sporangiospfor .sporangium
yang telah matang biasanya berwarna hitam. Jika telah matang, sporangium akan pecah dan
menghasilkan banyak spora. Selanjutnya spora-spora tersebut akan keluar dan menyebar dengan
bantuan angin. Jika jatuh pada tempat yang cocok spora tersebut akan tumbuh menjadi hifa baru.
Jamur zygomycota disebut juga “jamur konjugasi”. Dinamakan demikian karena proses
konjugasi terjadi di ujung-ujung hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa(+) dn hifa (-. Hifa –hifa
teersebut bersifat haploid (n). kedua jenis hifa itu akan mengalami pembengkakan dan
pemanjangan pada ujungnya. Hifa yang membengkak disebut gametangium, yaitu organ
pembentuk gamet. Selanjutnya kedua gametangium itu akan bersatu membentuk zigopora yang
bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora berdinding tebal dan sedang dalam fase istirahat.
Zigospora dapat dorman ( keadaan terhambatnya pertumbuhna atau perkembangan untuk
sementara waktu) selama beberapa bulan akan berkecambah menjadi hifa baru. Selanjutnya hifa-
hifa tersebut membentuk sporangiosfor yang kemudian akan menghasilkan spora. Setelah itu
akan berlangsung proses reproduksi aseksual.

Berikut ini adalah siklus hidup dari zygomycota

4
Gambar 2.1 siklus hidup zygomycota.

Anggota zygomycota umumnya hidup sebagai saprofit, baik di tanah ataupun sisa-sisa
organisme misalnya di kayu lapuk. Beberapa jenis zygoucota juga termasuk parasit pada
tumbuhan serangga . selain R. stolonifer contoh lain zygomycota adalah R. oryzae, Pilopolus,
dan mucor.

2. Ascomycota
Anggota kelas in dicirikan dengan pembentukan askus yang merupakan temppat
dihasilkannya askospora. Ascomycota memilika hifa yyang bersekat. Anggotanya cukup
beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau khamir, yang bersel banyak seperti nectria
atau peziza.
Ascomycota mengalami reproduksi seksual dan aseksual. Pada ascomycota bersel
banyak, reprouksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk konidiospora atau konidia.
Konidia ini terbentuk pada salah satu ujung hifa khusus yang tumbuh tegak. Apabila konidia
masak jatuh pada tempat yg cocok akan menghasilkan hifa baru. Sementara itu reproduksi
aseksual pada konidia bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas.
Repoduksi seksual ascomycota terjadi dengan cara pembentukn askospora melalui hifa
(+) dan hifa (-). Hifa (+) membentuk anteridium dan hifa (-) mebentuk askogonium. Keduanya
akan bertemu dan terjadi plasmogami ( penyatuan sitoplasma) sehingga akan terbentuk sel
dengan dua inti. Askogoium yang telah memiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa
askogonium yang dikariotika ( berinti 2). Hifa dikariotika tersebut akan membentuk askokarp.
Sementara itu ujung hifa akan membentuk askus. Selanjutnya inti askus akan membelah dua kali.
Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan pembelahan kedua terjadi secara mitosis.

5
Gambar 2.2 siklus hidup Ascomycota
Beberapa jenis ascomycota merupakan jamur yang menguntungkan manusia, diantaranya
adalah Neurospora crassa, Trichoderma reesei, S.cerevisiae, Aspergillus, Penicillium dan
Phaffia rhodozyma. Neurospora crassa merupakan jamur yang digunakan untuk membuat
oncom. Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa keju. S.cerevisiae atau disebut juga ragi/
yeast/ khamir yang biasa digunakan untuk membuat tapai.
Selain menguntungkan beberapa jamur ascomycota juga ada yang merugikan, misalnya
 Aspergillus flavus, menghasilkan aflatoksin yang dapat menyebabkan kanker hati,
ditemukan pada kacang-kacangan dan biji-bijian
 Candida albigans, penyebab penyakit keputihan pada perempuan.
 Blastomyces dermatitidis, penyebab penyakit blastomikosis.

3. Basidiomycota
Ciri utama jamur dalam divisi basidiomycota adalah mempunyai spora seksua yang disebut
basidiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian yang disebut basidiium. Ciri lainnya adalah
mempu membentuk tubuh buah yang makroskopis sehingga mudah dilihat. Jamur-jamur anggota
basisiomycota dapat dijumpai di tanah, pohon yang lapuk atau jerami di musim hujan. Bentu dan
warnanya juga macam-macam. Beberapa jenis sudah dibudidayakan sebagai bahan makanan dan
obat-obatan.
Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan cara
konjugasi untuk membentuk basidiospora. Proses pembentukan Basidiospora adalah sebagai
berikut. Basiodiospora merupakan spora yang haploid. Spora ini tumbuh membentuk hifa-hifa
yang bersekat. Tiap sekat berinti satu. Ada 2 jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Jika ujung hifa
yang bertemu akan terjadi plasmogami. Inti sel hifa (+) akan diberikan kepada inti sel hifa (-)
sehingga terbentuk dua sel hifa dengan dengn 2 inti. Sel hifa dengan dua inti akan membentuk
miselium yang dikariotik. Kemudian miselium-miselium ini akan tubuh menjadi tubuh buah
(basidiokarp) yang bentuknya seperti payung atau bentuk lainnya. Basidiokarp menghasilkan
basidium yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium, di dalam himenium terjadi

6
kariogami yaitu persatuan dua inti menjadi satu.emudian mengalami pembelahan meiosis untuk
membentuk basidiospora yang terdapat diujung basidium.

Gambar 2.3 siklus hidup Basidiomycota


Beberapa jenis jamur Basidiomycota dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena memiliki
kandungan gizi yang tinggi atau sebagai bahan obat-obatan. Beberapa jenis Basidiomycota yang
dibudidayakan secara intensif misalnya jamur merang ( Volvariella volvaceae), jamur tiram
(Pleurotus sp), jamur kuping (Auricularia polytrica). Sementara itu jamur Basidiomycota yang
merugikan manusia adalah Amanita phalloides dan A. muscaria yang dapat menghasilkan racun
yang berbahaya.

4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota sering disebut juga sebagai jamur tidak sempurna karena belum
diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini hanya dilakukan secara aseksual
dengan membentuk konidia seperti pada jamur ascomycota. Jika sudah diketahui cara
reproduksinya ia akan dimasukkan kedalam divisi yang berbeda.contohnya adalah jamur oncom.
Dahulu jamur ini termasuk termasuk divisi deuteromycota dengan nama Monilia sitophila.
Namun setelah diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora, sekarang jamur ini
termasuk kedalam divisi Ascomycota dengan nama Neurospora crassa. Contoh lain adalah
Aspergillus dan Penicillium. Ciri lain Deuteromycota adalah hifanya bersekat.
Sebagian besar anggota Deuteromycota brsifat merugikaan karena merupakan parasit yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Contohnya adalah
Chladosporium penyebab penyakit kulit, Trichophypton dan Epidermophyton penyebab penyakit
kulit dan kuku

2.5. Simbiosis Jamur


Jamur hidup dilingkungan yang angat beragam dan membentuk hubungan simbiosis
dengan organisme lain. Ada 2 bentuk hubungan simbiosis jamur dengan organism lain yaitu
mikoriza dan lumut kerak.

1. Mikooriza
Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara jamur dengan akar
tumbuhan. Istilah mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang berarti akar jamur. Mikoriza

7
biasanya terdapat pada tanaman pangan ( misalnya, serealia, kacang-kacangan, tomat,
bawang-bawangan, apel dan stoberri) serta pada komunitas tumbuhan liar.
Dalam simbiosis ini jamur memperoleh karena mampu menyerap nutrisi yang dibuat
tumbuhan lama fotosintesis. Sebaliknya jamur memberikan 2 keuntungan paa tumbuhan.
Pertama, hifa jamur bertindak sebagai perpanjangan akar sehingga meningkatkan
kemampuan akar menyerap air dari tanah. Kedua, enzim-nzim digestif yang disekresikan
jamur membantu tumbuhan memecah bahan-bahan organic dalam tanah.
Ada 2 mikoria yang paling umum, yaitu ektomikoriza dan enomikoriza. Keduanya
dibedakan berdasarka masuk tidaknya hifa jamur kedalam dinding sel akar tumbuhan.

a. Ektomikoriza
Pada ektomikoriza, jamur menghasilkan selubung yang menyelubungi akar tumbuhan.
Selubung ini kemudian menghasilkan hifa yang tidak berpenetrasi ke dalam dinding sel akar
tumbuhan meskipun mereka terdapat diantara sel-sel korteks akar tumbuhan

b. Endomikoriza
Endomikoriza disebu juga mikoriza arbuskuler (tidak menghasilkan selubung, hifanya
masuk ke dalam dinding sel akar tumbuhan. Masuknya hifa kedalam dinding sel akar
tumbuhan akan membentuk vesikel yang berfungsi penyimpanan mineral yang dibutuhkan
tumbuhan.

2. Lumut Kerak
Jamur ascomycota dan basidiomycota dapat bersimbiosis mutualisme dengan ganggang
hijau, Cyanobacteria atau keduanya membentuk struktur yang disebut lumut kerak atau liken.
Dalam simbiosis tersebut ganggang bertugas menyerap cahaya matahari untuk membuat
makanan melalui fotosintesis. Hal tersebut dapat dilakukan karena ganggang memiliki pigmen
klorofil. Adapun jamur melaui hifa-hifanya, bertugas menyerap dan menyimpan air serta ion-ion
mineral.
Berdasarkan struktur dan daerah penyebarannya, ada 3 macam lumut kerak, yaitu
krutosa, frutikosa dan foliosa. Krutosa merupakan lumut kerak yang tumbuh sebagai lapisan
kerak tipis dan pipih pada permukaan batuan dan batang pohon, contohnya Parmelia. Frutikosa
merupakan lumut kerak dengan bentuk tegak bercabang seperti semak. Contoh lumut kerak ini
adalah Usnea (lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah pegunungan. Adapun
foliosa merupakan lumut kerak yang berbentuk pipih dengan gelambir seperti daun. Contohnya
Lobaria pulmonaria.
Beberapa jenis lumut kerak memiliki nilai ekonomi, contohnya Evernia prunastri dan
pseudefernia furfuraceae yang digunakan sebagai bahan campuran farfum. Adapun Usnea biasa
digunakan sebagai bahan pembuatan obat tradisional karena mengandung asam usnin yang
merupakan bahan antibiotik.
Lumut kerak juga memiliki peran penting dalam ekologi. Selain sebagai organisme
perintis yang mampu hidup diatas batu. Lmut kerak juga dapat menjadi indikator pencemaran
udara. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di tempat-tempat yang udaranya tercemar. Hal ini
disebabkan karena lumut kerak terlalu sensitif terhadap beberapa bahan pencemar berbahaya.

8
2.6. Jamur Kulit

Infeksi jamur kulit adalah penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Pada
tubuh manusia, jamur bisa tumbuh di area yang lembap, misalnya di lipatan kulit (contohnya
ketiak), sela-sela jari, dan organ intim. Jamur merupakan organisme yang bisa hidup di air,
tanah, udara, atau bahkan di tubuh manusia.
Infeksi jamur kulit terbagi menjadi beberapa jenis, dan di antaranya merupakan infeksi yang
menular, yaitu Kurap (tinea). Kurap adalah jenis infeksi jamur kulit menular, yang bisa terjadi di
berbagai area tubuh, seperti di badan (tinea corporis), kulit kepala (tinea capitis), selangkangan
(tinea cruris), atau di kaki (tinea pedis). Jamur kuku (tinea unguium). Infeksi jamur (mikosis) ini
terjadi di kuku, baik di tangan maupun di kaki. Sama seperti kurap, jamur kuku juga bisa
menular. Panu (tinea versicolor). Panu adalah jenis infeksi jamur yang menyerang lapisan atas
kulit. Infeksi ini tidak menular. Ruam popok (diaper rash). Ruam popok adalah iritasi kulit yang
umum terjadi pada bayi, salah satu penyebabnya adalah infeksi jamur. Kandidiasis. Ini
merupakan jenis infeksi jamur kulit yang dapat menyerang sejumlah area lembap, seperti ketiak,
selangkangan, sela-sela jari, area lipatan payudara, dan lipatan perut. Penyebab infeksi jamur
kulit yang paling sering adalah jamur jenis Candida, Dermatophyta, atau Malassezia.
A. Kurap
Kurap disebabkan oleh jamur golongan Dermatophyta. Jamur ini hidup dari keratin, yaitu
suatu protein yang terdapat di kulit, kuku, dan rambut. Terdapat beberapa jenis Dermatophyta
yang dapat menyebabkan kurap, yaitu Epidermophyton, Microsporum, dan Trichophyton. Jamur
ini sebenarnya hidup secara alami di kulit dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi ketika jamur
berkembang dengan cepat, misalnya dalam lingkungan yang lembap, akan menginfeksi kulit.
Kurap dapat menyebar melalui kontak fisik antar manusia atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi jamur, misalnya penggunaan bersama pakaian atau handuk dengan orang yang
terinfeksi. Selain itu, penularan juga dapat terjadi akibat kontak dengan hewan yang terinfeksi,
serta dengan tanah yang mengandung spora jamur.
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi kurap, antara lain
adanya luka pada kulit, berenang atau mandi di fasilitas umum, tidak mengenakan alas kaki di
ruang publik, serta berbagi sikat gigi atau pakaian dengan penderita kurap.
Kurap dapat dicegah dengan rutin menjaga kebersihan tubuh, serta menghindari penggunaan
bersama sikat gigi, handuk, atau pakaian. Selain itu, hindari kontak langsung dengan orang atau
hewan yang terinfeksi, terutama bagi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

9
Jaga kebersihan kulit kepala dengan rutin keramas, agar terhindar dari kurap kepala.
Sedangkan untuk mencegah kurap kaki, cuci kaki dengan sabun setiap setelah pulang dari
bepergian. Jangan lupa untuk langsung mengeringkan kaki terutama pada sela-sela jari. Ingatlah
untuk tidak berbagi penggunaan kaos kaki dan sepatu dengan orang lain, serta selalu kenakan
sandal di fasilitas umum.
Langkah pencegahan lain adalah dengan menjemur atau mengeringkan sepatu setiap selesai
dipakai. Hal ini untuk menghindari kondisi lembap pada sepatu, yang memicu perkembangan
jamur. Selain itu, pilih kaos kaki berbahan katun atau wol, dan segera ganti apabila basah.
B. Jamur Kuku
Sama seperti kurap, infeksi jamur pada kuku juga disebabkan oleh golongan jamur
Dermatophyta. Infeksi bisa terjadi melalui penggunaan alat manikur atau pedikur di salon, yang
tidak disterilkan setelah digunakan pada orang lain.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan infeksi jamur kuku adalah diabetes, cedera pada
kuku atau kulit di sekitar kuku, sistem kekebalan tubuh lemah, dan penggunaan kuku palsu.
Faktor lainnya adalah kondisi lembap dalam jangka panjang pada kaki, misalnya akibat
pemakaian jenis sepatu yang menutupi jari kaki dalam waktu lama. Usia di atas 65 tahun juga
dapat menjadi salah satu faktor pemicu infeksi jamur kuku.
Gejala jamur kuku adalah warna kuku pucat atau gelap, bentuk kuku berubah, menebal, serta
rapuh. Jamur kuku lebih sering terjadi di kaki, namun juga dapat menyerang kuku di tangan.
Jamur kuku bisa dicegah dengan menjaga kuku tetap pendek. Kuku yang pendek akan lebih
mudah dibersihkan dan terhindar dari cedera. Cara lain untuk mencegah jamur kuku adalah
dengan tidak berbagi alat manikur dan pedikur, mengurangi penggunaan kuku palsu dan pewarna
kuku, serta selalu menggunakan alas kaki di luar rumah. Selain itu, selalu keringkan kaki bila
basah, terutama bagian sela-sela jari.
C. Panu
Panu disebabkan oleh perkembangan jamur Malassezia di kulit. Belum diketahui apa yang
menyebabkan jamur ini berkembang. Para ahli mengaitkannya dengan sejumlah faktor, seperti
cuaca lembap dan panas, keringat berlebih, kulit berminyak, perubahan hormon, dan sistem
kekebalan tubuh lemah.
Panu dapat dicegah dengan menjaga kulit tetap kering saat berada di daerah lembap atau
panas. Selain itu, jangan berbagi pakai handuk, pakaian, dan tempat tidur dengan orang lain,
terutama yang diketahui menderita panu.
Penelitian menunjukkan, panu kambuh kembali pada 40-60 persen penderita yang berhasil
sembuh. Pada penderita yang sering mengalami kekambuhan, perawatan kulit menggunakan
10
sampo dengan kandungan selenium sulfida, dapat dilakukan tiap 2 minggu. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah dengan menghindari paparan sinar matahari dalam waktu lama dan tidak
melakukan aktivitas yang memicu keringat berlebihan.
D. Ruam Popok
Ruam popok disebabkan oleh jamur Candida albicans. Jamur ini berkembang di area yang
lembab. Misalnya, pada bayi yang terlalu lama memakai popok basah akibat urine atau feses.
Ruam juga dapat timbul bila kulit bayi lecet akibat mengenakan popok yang terlalu ketat.
Selain itu, paparan zat kimia dari detergen bisa mengiritasi kulit bayi dan menyebabkan ruam.
Gejalanya Kulit di bokong dan di area selangkangan hingga ke paha, memerah dan
mengalami iritasi, serta hangat bila disentuh.
Untuk mencegah ruam popok, jangan memasang popok terlalu kencang pada bayi. Bahkan
dianjurkan untuk membiarkan bayi sesekali tidak mengenakan popok. Selalu bersihkan bokong
bayi dengan air setiap mengganti popok, lalu keringkan dengan handuk yang berbahan lembut.
Hindari penggunaan alkohol atau parfum sebagai pembersih bokong bayi.
E. Kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Sebenarnya jamur ini hidup secara alami
di kulit, tapi bisa tumbuh tak terkendali dan menyebabkan infeksi. Kondisi tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 Berat badan berlebih.
 Cuaca panas.
 Kondisi kulit yang lembap atau basah.
 Mengenakan pakaian ketat.
c. Tidak menjaga kebersihan tubuh.
d. Penggunaan jenis obat tertentu, seperti antibiotik atau kortikosteroid.
e. Kondisi yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya diabetes
atau kehamilan.
Jenis infeksi ini umumnya terjadi di lipatan kulit, dengan gejala seperti benjolan berisi nanah,
serta ruam yang disertai gatal dan rasa terbakar. Kandidiasis juga bisa terjadi di kulit di bawah
kuku, dengan gejala bengkak dan nyeri, disertai nanah.
Ada pula kandidiasis yang menyerang mulut. Gejala yang timbul antara lain bintik-bintik
putih di lidah dan bagian dalam mulut, yang terasa nyeri dan bisa berdarah bila digaruk. Gejala
lainnya adalah kulit pecah-pecah di sekitar mulut, kesulitan dalam menelan, dan rasa tidak enak
di mulut.

11
Pada kandidiasis yang menyerang vagina, gejalanya antara lain kulit di sekitar vagina
memerah, disertai gatal dan rasa terbakar, serta keluar cairan putih atau kuning dari vagina.
Kandidiasis mulut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan mulut, di antaranya dengan
menggosok gigi atau menggunakan benang gigi. Berkumur setiap selesai menggunakan
kortikosteroid inhaler juga sangat disarankan.
Sedangkan untuk mencegah kandidiasis pada vagina, hindari penggunaan pakaian yang ketat.
Jangan menggunakan pakaian dalam dari bahan yang daya serapnya kurang, seperti nilon dan
poliester. Sebaiknya, gunakan pakaian dalam berbahan katun yang mudah menyerap keringat.
Hindari penggunaan sabun atau pembersih kewanitaan yang mengandung pewangi, karena
bisa mengakibatkan iritasi dan mengganggu tingkat keasaman vagina. Cukup bersihkan bagian
luar vagina dengan air dan sabun lembut tanpa kandungan detergen.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler yang memperoleh makanannya
dengan cara menyerap senyawa sederhana dai lingkungannya. Jamur berkembangbiak secara
seksual dan aseksual melalui pembentukkan spora.
Berdasarkan ciri-ciri spora dan tumbuh buahnya jamur dapat diklasifikasikan kedalam 4
diivisi yaitu, Ascomycota, Zygomycota , Basidiomycota dan Deuteromycota. Jamur memiliki
peran penting dalam kehidupan. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dapat juga
dimanfaatkan dalam pembuatan obat-obatan dan parfum. Tetapi jamur juga bias merugikan
manusia karena bias menyebabkan penyakit yaitu keputihan, penyakit kulit dan sebagainya.

3.2 Saran
Penulis menyadari Dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu
diperlukan saran an kritik yang membangun

12

Anda mungkin juga menyukai