NIM : A1D017021
Hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi dasar pertimbangan untuk memililih
tempat yaitu hampir setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal
ini mempengaruhi pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan
dengan infrastruktur perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan
air, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan
menjadi nilai tambah atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam
pemilihan lokasi usaha. Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih
mahal dibandingkan di daerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang
luas perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan
datang pemilik usaha,
Menurut Teguh Astriyanto cara pemilihan lokasi yang lebih pragmatis
menggunakan tiga langka sebagai berikut: Pertama, memilih wilayah (daerah) secara
umum. Untuk ini ada lima faktor sebagai dasar yaitu (1) dekat dengan pasa,(2) dekat
dengan bahan baku, (3) tersedianya fasilitas pengangkutan,(4) terjaminnya pelayanan
umum seperti penerangan listrik,air,bahan bakar dan (5) kondisi iklim dan lingkungan
yang menyenangkan. Kedua, memilih masyarakat tertentu diwilayah yang dipilih
pada pemilihan tingkat pertama. Pilihan didasarkan atas enam faktor: (1) tersedianya
tenaga kerja secara cukup dalam jumlah dan tipe skill yang diperlukan,(2) tingkat
upah yang lebih murah, (3) adanya perusahaan yang bersifat suplementer atau
komplementer dalam hal bahan baku , hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang
dibutuhkan, (4) adanya kerjasama yang baik antar sesame perusahaan yang ada, (5)
peraturan daerah yang menunjang, dan (6) kondisi kehidupan masyarakat yang
menyenangkan. Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini
adalah soal tanah. Adakah tanah yang cukup longgar untuk bangunan, halaman,
tempat parker dan tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan untuk perluasan
3. Perencanaan wilayah dapat diaplikasikan dengan baik memerlukan 6 teknikal
input, yaitu sumber daya manusia, legimasi hukum, logistik, partisipasi, modal,
dan sistem informasi. Jelaskan peran dari masing-masing tersebut.
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang.
Pengertian Penataan Ruang secara umum adalah merupakan proses yang terpadu
tercakup tiga kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan rencana dan
pengendalian rencana tata ruang.
Perencanaan tata ruang adalah proses penyusunan rencana tata ruang untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kualitas manusianya dengan
pemanfaatan ruang yang secara struktur menggambarkan ikatan fungsi lokasi yang
terpadu bagi berbagai kegiatan.
Penataan ruang dikelompokan berdasarkan sistem, fungsi kawasan, administrasi,
kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri dari:
– sistem wilayah
– sistem internal perkotaan
Penataan ruang berdasarkan fungsi kawasan yakni:
– kawasan lindung
– kawasan budidaya
Penataan ruang berdasarkan administrasi yaitu:
– penataan ruang wilayah nasional
– penataan ruang wilayah provinsi, dan
– penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri dari:
– kawasan perkotaan
– kawasan perdesaan
Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan:
– kawasan strategis nasional
– kawasan strategis provinsi
– kawasan strategis kabupaten
– kawasan strategis kota
Tahap Persiapan:
a)Pemantapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
b)Penyiapan metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan;
c)Penganggaran kegiatan penyusunan RTRW provinsi/kabupaten/kota;
d) Persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
• Penyiapan rencana kerja rinci;
• Pengumpulan data awal wilayah perencanaan;
• Kajian awal data sekunder yang menghasilkan kebijakan terkait wilayah
perencanaan, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan, serta gagasan
awal pengembangan wilayah perencanaan;
• Penyiapan program kerja;
• Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
wawancara, kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dll), serta mobilisasi
peralatan dan personil yang dibutuhkan;
• Penyusunan laporan pendahuluan, yang merupakan kumpulan hasil dari semua
kegiatan pada tahap persiapan teknis pelaksanaan penyusunan RTRW
provinsi/kabupaten/kota.
5. Suatu wilayah mempunyai deskripsi sebagai berikut:
a. Ketinggian tempat antara 0 meter dpl sampai 1.200 meter dpl.
b. Kelerengan 0 sampai 8 persen luasnya 20 persen, 9 sampai 15 persen
luasnya 25 persen wilayah, 16 sampai 25 persen luasnya 35 persen
wilayah, sisanya kemiringnnya lebih dari 25 persen.
c. Fisiografi sruktural dan tektonik.
d. Penggunaan lahan Hutan produksi dengan penunutupan sedang.
e. Tipe iklim berdasarkan Smit dan Ferguson adalah tipe C.
f. Terdapat sungai mengalir dari utara keselatan dan sehingga dibagian
selatan terdapat muara.
Pemerintah berencana memindahkan ibu kota propinsi ke wilayah ini.
Buatlah rencana wilayah sehingga di wilayah ini lengkap menjadi ibu kota
propinsi yang minimal tersedia tata ruang ekonomi, tata ruang
kependudukan, tata ruang sosial budaya, tata ruang kemampuan wilayah
dan tata ruang kehipupan fungsional.
B. Rasa Nyaman
Tingkat kenyamanan suatu kelompok masyarakat dalam suatu wilayah dan
perkotaan merupakan suatu parameter yang penting sebagai salah satu indikator
kemajuan suatu wilayah dan kota. Sama halnya dengan syarat aman, kenyamanan
dalam hal ini juga berkaitan dengan aspek yang telah diuraikan di atas misalnya
dari aspek perekayasaan haruslah memberikan tingkat kenyamanan dari produk
rekayasa yang dihasilkan misalnya kenyamanan dalam berkendaraan dari segi
infrastruktur konstruksi jalan yang dibuat maupun dari jenis infrastruktur lainnya,
dari aspek lingkungan yaitu suatu perkotaan harus meminimalisir terjadinya
pencemeran udara, air, tanah, suara yang dapat mempengaruhi tingkat
kenyamanan bagi kesehatan masyarakat.
Dilihat dari karateristik wilayah tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut
terkait persoalan perencanaan wilayah ibu kota:
1. Ketinggian Tempat antara 0-1200 meter dpl
Informasi tersebut menunjukkan bahwa ketinggian tempat tersebut termasuk
kedalam zona iklim sedang. Zona iklim sedang cocok untuk pertanaman kopi,
strawberry, palawija, padi, dll.
2. Kelerengan 0 sampai 8 persen luasnya 20 persen, 9 sampai 15 persen luasnya 25
persen wilayah, 16 sampai 25 persen luasnya 35 persen wilayah, sisanya
kemiringnnya lebih dari 25 persen.
Informasi tersebut menunjukkan wilayah tersebut mempunyai struktur lereng
yang cukup miring dan biasanya berada di dataran tinggi.
3. Fisiografi Struktural dan Tektonik
Fisiografi Struktural merupakan suatu bentuk permukaan bumi dimana wilayah
tersebut memiliki struktur batuan yang di bagian tengah. Biasanya dapat
berbentuk dataran atau pegunungan. Bentuk ini juga diakibatkan oleh adanya
aktivitas pergerakan lempeng tektonik sehingga membentuk suatu lipatan-lipatan
yang jelas.
4. Penggunaan Lahan Hutan Produksi dengan Penutupan Sedang
Penutupan Lahan Hutan dengan intensitas sedang dapat menyebabkan hilangnya
seresah-seresah tanaman karena tidak adanya vegetasi diatas permukaan tanah.
Penutupan sedang merupakan penutupan tajuk dimana cahaya matahari masih
dapat menembus permukaan tanah sebesar 25%−75%.
5. Tipe iklim berdasarkan Smit dan Ferguson adalah tipe C
Tipe iklim ini termasuk tipe agak basah dengan nilai Q 33,3-60,0 dan memiliki
vegetasi hutan rimba, dan daun gugur pada musim kemarau.
6. Terdapat sungai mengalir dari utara keselatan dan sehingga dibagian selatan
terdapat muara.
Terlihat bahwa daerah pegunungan ataupun perbukitan memiliki sungai yang
mengalir kearah selatan dan bermuara di lautan.
Kendala yang ditemukan dalam identifikasi wilayah tersebut adalah wilayah
tersebut berada di daerah pegunungan sehingga perlu proses yang matang dalam
perencanaan sehingga tidak mengeksploitasi ataupun merusak keseimbangan alam di
sekitarnya. Wilayah tersebut juga memiliki tipe iklim yang agak basah. Kemungkinan
yang terjadi adalah intensitas hujan yang terjadi dapat sering ataupun kadang-kadang
terjadi. Penggunaan lahan yang telah dilakukn penutupan sedang dapat menjadi
tantangan untuk merehabilitasi ataupun reboisasi sehingga tajuk tajuk pohon dapat
tumbuh lagi secara maksimal. Variabel-variabel yang dapat dikendalikan dari wilayah
tersebut yaitu proses penutupan lahan yang dapat dilakukan reboisasi, Adapun tipe
iklim yang agak basah sehingga dapat dilakukan beberapa modifikasi cuaca ataupun
sejenisnya.
Perencanaan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tata Ruang Ekonomi
Dalam Menciptakan suatu kondisi ekonomi dalam suatu wilayah/kota perlu
adanya dukungan internal ataupun eksternal. Dilihat dari kondisi wilayah
tersebut, dapat dilakukan perencanaan wilayah dengan coba membuat posisi atau
tempat strategis bagi para pengusaha sehingga dapat menciptakan suatu lapangan
pekerjaan. Alternatif lain apabila hal tersebut tidak tercapai yaitu dengan
melakukan restrukturisasi lahan sehingga menjadi produktif.
2. Tata Ruang Kependudukan
Dalam menciptakan suatu kondisi kependudukan yang nyaman dan aman, perlu
dilakukan suatu proyeksi yang matang. Tata ruang bangunan dapat dilakukan
dengan tidak terlalu menempatkan banguan satu dengan yang lain nya dengan
jarak yang cukup dekat. Tata ruang bangunan nya harus dilakukan dengan jarak
yang ideal agar ruang-ruang terbuka hijau dan daerah resapan air masih tersedia
sehingga bencana banjir dapat dihindari.
3. Tata Ruang Sosial Budaya
Budaya dalam konteks tata ruang kota meliputi perilaku, kebiasaan, tatacara,
pandangan hidup, nilai yang dianut dalam kehidupan sehari-hari; yang nantinya
akan berkaitan dengan bagaimana ia bersikap, merespon, dan memanfaatkan
ruang publik yang tersedia. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap apakah
ruang publik tersebut tepat sasaran, sesuai dengan budaya setempat, serta
memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Bukan ruang publik yang hanya
sekedar sebagai pelengkap sarana kota, yang kotor tak terawat, fasilitasnya rusak,
dan jarang sekali dikunjungi/dipakai oleh orang.
4. Tata Ruang Kemampuan Wilayah
Tata ruang ini didasarkan kepada kemampuan suatu wilayah dalam memanage
suatu perubahan agar wilayah tersebut tidak rusak. Kemampuan wilayah akan
disesuaikan dengan proses konsep perencanaan yang akan dibuat.
5. Tata Ruang Kehidupan Fungsional
Tata ruang ini menuju suatu kehidupan yang layak dan terus produktif untuk
mencapai tujuan fungsional. Perencanaan wilayah ini mengedepankan konsep
kehidupan yang aman dan nyaman sehingga dapat menunjang roda ekonomi
dalam wilayah tersebut.