Anda di halaman 1dari 9

Nama : Farhah Maulydya

NIM : A1D017021

1. Mengapa dibutuhkan perencanaa willayah. Jelaskan dan bila perlu


tambahkan pendapat dari para ahli.

Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang


dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang
lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya
dalam wilayah tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai
sumber daya yang ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh,
lengkap, tetap berpegang pada azas prioritas (Riyadi & Bratakusumah, 2003).
Pelaksanaan perencanaan ruang wilayah ini disinonimkan dengan hasil akhir yang
hendak dicapai, yaitu tata ruang. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Selain itu, penataan ruang diharapkan dapat mengefisiensikan
pembangunan dan meminimalisasi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang
serta meminimalisasi dampak bencana yang akan muncul seperti banjir, tanah
longsor, dan penurunan kualitas lingkungan penduduk terutama di perkotaan akibat
ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang (Pemendagri No. 28,
2008). Pentingnya perencanaan wilayah dikuatkan oleh beberapa faktor yang
dikemukakan sebagai berikut :
a. Potensi wilayah terbatas, kemungkinan tidak dapat diperbanyak atau diperbaharui
lagi.
b. Kemampuan teknologi dan cepatnya perubahan dalam kehidupan manusia.
c. Kesalahan perencanaan yang sudah dieksekusi di lapangan sering tidak dapat
diubah atau diperbaiki kembali. Misal: penggunaan lahan yagn tidak terencana atau
salah dalam perencanaan.
d. Lahan dibutuhkan oleh setiap manusia untuk menopang kehidupannya. Disisi
lain kemampuan manusia untuk mendapatkan lahan tidak sama sehingga penggunaan
atau kepemilikan lahan tidak dapat sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.
e. Tatanan wilayah sekaligus menggambarkan kepribadian masyarakat, dimana kedua
hal tersebut saling mempengaruhi.
f. Potensi wilayah sebagai aset yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat
secara lestari, berkelanjutan.

2. Dalam menentukan lokasi pembanguan suatu aktivitas misal pembanguan


pasar hewan tingkat kabupaten, hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah
menentukan lokasnya yaitu “dimana”. Apakah yang menjadi dasar
pertimbangan untuk memililih tempat tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi dasar pertimbangan untuk memililih
tempat yaitu hampir setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal
ini mempengaruhi pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan
dengan infrastruktur perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan
air, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan
menjadi nilai tambah atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam
pemilihan lokasi usaha. Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih
mahal dibandingkan di daerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang
luas perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan
datang pemilik usaha,
Menurut Teguh Astriyanto cara pemilihan lokasi yang lebih pragmatis
menggunakan tiga langka sebagai berikut: Pertama, memilih wilayah (daerah) secara
umum. Untuk ini ada lima faktor sebagai dasar yaitu (1) dekat dengan pasa,(2) dekat
dengan bahan baku, (3) tersedianya fasilitas pengangkutan,(4) terjaminnya pelayanan
umum seperti penerangan listrik,air,bahan bakar dan (5) kondisi iklim dan lingkungan
yang menyenangkan. Kedua, memilih masyarakat tertentu diwilayah yang dipilih
pada pemilihan tingkat pertama. Pilihan didasarkan atas enam faktor: (1) tersedianya
tenaga kerja secara cukup dalam jumlah dan tipe skill yang diperlukan,(2) tingkat
upah yang lebih murah, (3) adanya perusahaan yang bersifat suplementer atau
komplementer dalam hal bahan baku , hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang
dibutuhkan, (4) adanya kerjasama yang baik antar sesame perusahaan yang ada, (5)
peraturan daerah yang menunjang, dan (6) kondisi kehidupan masyarakat yang
menyenangkan. Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini
adalah soal tanah. Adakah tanah yang cukup longgar untuk bangunan, halaman,
tempat parker dan tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan untuk perluasan
3. Perencanaan wilayah dapat diaplikasikan dengan baik memerlukan 6 teknikal
input, yaitu sumber daya manusia, legimasi hukum, logistik, partisipasi, modal,
dan sistem informasi. Jelaskan peran dari masing-masing tersebut.

a. Sumber daya manusia. Keberadaan penduduk sebagai komponen suatu wilayah


sangat penting yang berperan sebagai pelaksana dalam suatu perencanaan wilayah.
Sumber daya manusia di suatu wilayah sangat menentukan perencanaan wilayah,
masyarakat berperan sebagai perencana serta pelaksana rencana dari suatu
perencanaan wilayah. Segala pekerjaan di suatu wilayah juga bergantung dari sumber
daya manusianya, sehingga untuk mengaplikasikan perencanaan wilayah dengan baik,
maka harus mempunya sumber daya manusia yang baik dan berkualitas.
b. Legitimasi hukum. Hukum merupakan alat yang digunakan untuk
memperoleh keadilan. Keberadaan legitimasi hukun pada suatu perencanaan wilayah
sangat diperlukan sebagai batasan aturan dan kewajiban yang digunakan dalam
merencanakan suatu wilayah. Perencanaan wilayah harus mempunyai legitimasi
hukum sehingga proses dan kegiatannya telah diakui hukum di tengah masyarakat dan
kegiatannya telah sah di mata hukum dan undang-undang. Legitimasi hukum juga
digunakan untuk menghindari perencanaan wilayah secara ilegal.
c. Logistik. Logitsik merupakan seni, barang, energi, informasi, dan sumber
daya lainnya yang ditujukan untuk mengoptimalkan modal dan manufaktur dan
marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Ketersediaan logistik pada
perencanaan wilayah sangat penting keberadaannya untuk membantu kegiatan usaha,
kegiatan pemerintahan, serta kegiatan lain yang dapat membantu mengefektifkan serta
meningkatkan produktivitas usaha dari masyarakat pada suatu wilayah terebut.
Contoh dari aktivitas yang memerlukan logistik adalah perdagangan barang, kegiatan
produksi, dan juga distribusi.
d. Partisipasi. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan wilayah
keberadaannya sangat penting serta menjadi komponen penting dalam perencanaan
wilayah. Partisipasi dari masyarakat dibutuhkan untuk mendukung perencanaan
wilayah serta pelaksanaannya. Partisipasi dari masyarakat dapat membantu
perencanaan wilayah seperti gotong royong dalam membangun sarana dan prasarana
di suatu wilayah, berkontribusi dalam lingkup pemerintahan, serta ikut membantu
membangun segala aktivitas dalam kepentingan suatu wilayah.
e. Modal. Modal menjadi faktor dalam suatu perencanaan wilayah.
Keberadaan modal baik modal dari pemerintah atau modal dari pihak swasta sangat
membantu dalam pelaksanaan perencanaan wilayah. Modal tersebut digunakan untuk
pembangunan di suatu wilayah, seperti pembangunan sarana dan prasarana serta
pembangunan tempat umum yang berguna bagi masyarakat. Modal juga digunakan
untuk kepentingan pemerintahan serta kepentingan lain yang menyangkut suatu
kepentingan wilayah.
f. Sistem informasi. Sistem informasi merupakan suatu perpaduan antara
teknologi informasi dengan aktivitas masyarakat yang menggunakan teknologi
tersebut untuk mendukung kegiatan operasional dan manajemen. Keberadaan sistem
informasi sangat penting keberadaannya dalam perencanaan wilayah yang baik yang
digunakan untuk kegiatan operasional serta manajemen pemerintahan, serta sebagai
teknologi yang digunakan masyarakat dalam mendapatkan informasi bagi dengan
masyarakat lain ataupun antara masyarakat dengan pemerintah.

4. Jelaskan tahapan proses penyusuan Rencana Tata Ruang Wilayah secara


rinci sehingga peran proses pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan
terlihat.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang adalah
kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang.
Pengertian Penataan Ruang secara umum adalah merupakan proses yang terpadu
tercakup tiga kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan rencana dan
pengendalian rencana tata ruang.
Perencanaan tata ruang adalah proses penyusunan rencana tata ruang untuk
meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kualitas manusianya dengan
pemanfaatan ruang yang secara struktur menggambarkan ikatan fungsi lokasi yang
terpadu bagi berbagai kegiatan.
Penataan ruang dikelompokan berdasarkan sistem, fungsi kawasan, administrasi,
kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri dari:
– sistem wilayah
– sistem internal perkotaan
Penataan ruang berdasarkan fungsi kawasan yakni:
– kawasan lindung
– kawasan budidaya
Penataan ruang berdasarkan administrasi yaitu:
– penataan ruang wilayah nasional
– penataan ruang wilayah provinsi, dan
– penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri dari:
– kawasan perkotaan
– kawasan perdesaan
Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan:
– kawasan strategis nasional
– kawasan strategis provinsi
– kawasan strategis kabupaten
– kawasan strategis kota
Tahap Persiapan:
a)Pemantapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);
b)Penyiapan metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan;
c)Penganggaran kegiatan penyusunan RTRW provinsi/kabupaten/kota;
d) Persiapan teknis pelaksanaan yang meliputi:
• Penyiapan rencana kerja rinci;
• Pengumpulan data awal wilayah perencanaan;
• Kajian awal data sekunder yang menghasilkan kebijakan terkait wilayah
perencanaan, potensi dan permasalahan awal wilayah perencanaan, serta gagasan
awal pengembangan wilayah perencanaan;
• Penyiapan program kerja;
• Penyiapan perangkat survei (checklist data yang dibutuhkan, panduan
wawancara, kuesioner, panduan observasi dan dokumentasi, dll), serta mobilisasi
peralatan dan personil yang dibutuhkan;
• Penyusunan laporan pendahuluan, yang merupakan kumpulan hasil dari semua
kegiatan pada tahap persiapan teknis pelaksanaan penyusunan RTRW
provinsi/kabupaten/kota.
5. Suatu wilayah mempunyai deskripsi sebagai berikut:
a. Ketinggian tempat antara 0 meter dpl sampai 1.200 meter dpl.
b. Kelerengan 0 sampai 8 persen luasnya 20 persen, 9 sampai 15 persen
luasnya 25 persen wilayah, 16 sampai 25 persen luasnya 35 persen
wilayah, sisanya kemiringnnya lebih dari 25 persen.
c. Fisiografi sruktural dan tektonik.
d. Penggunaan lahan Hutan produksi dengan penunutupan sedang.
e. Tipe iklim berdasarkan Smit dan Ferguson adalah tipe C.
f. Terdapat sungai mengalir dari utara keselatan dan sehingga dibagian
selatan terdapat muara.
Pemerintah berencana memindahkan ibu kota propinsi ke wilayah ini.
Buatlah rencana wilayah sehingga di wilayah ini lengkap menjadi ibu kota
propinsi yang minimal tersedia tata ruang ekonomi, tata ruang
kependudukan, tata ruang sosial budaya, tata ruang kemampuan wilayah
dan tata ruang kehipupan fungsional.

Perencanaan wilayah adalah suatu proses perencanaan pembangunan yang


dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan yang lebih
baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungannya dalam wilayah
tertentu, dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang
ada, dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetap berpegang
pada azas prioritas.  Dalam perencanaan suatu wilayah dan perkotaan yang masih
baru memang membutuhkan suatu prosedur dan langkah-langkah yang perlu
dipertimbangkan dan dianalisis secara tepat sejak awal baik untuk jangka pendek,
menengah dan panjang, demi terwujudnya suatu wilayah dan kota yang memenuhi
syarat-syarat yang ideal bagi masyarakat yang akan hidup, beraktifitas dan
berinteraksi di dalamnya baik dari aspek teknik perencanaan, ekonomi, sosial, budaya,
administrasi dan aturan, politik, kondisi alam dan lingkungan. Secara sederhana dapat
didefinisikan bahwa Wilayah merupakan kombinasi antara kota dengan daerah yang
ada disekitarnya/dibelakangnya sedangkan kota merupakan bagian dari suatu wilayah
yang hanya berfokus pada aktifitas dan interaksi manusia yang ada di dalam
perkotaan. Pembentukan suatu kota awalnya berasal dari proses urbanisasi dimana
terjadi proses perpindahan manusia dari daerah pedesaan ke daerah baru untuk
membentuk suatu kota, dengan kata lain urbanisasi tidak hanya bersifat negatif yang
sekarang ini sering diperdebatkan dalam masalah kependudukan di kota-kota besar
melainkan juga suatu proses pembentukan kota/pengkotaan. Secara umum
perencanaan suatu wilayah haruslah mencapai tujuan sebagai berikut:
A. Rasa Aman
Dalam pengertian ini menunjukkan bahwa suatu wilayah dan kota haruslah
menjamin rasa aman bagi masyarakat/penduduk yang hidup dan beraktifitas di
dalamnya. Pengertian aman dalam hal ini dapat berkaitan dengan bermacam-
macam aspek kehidupan misalnya aman dari tindak kriminalisme, aman dalam
berlalu lintas, aman dari konflik sosial, aman dari pencemaran dan kerusakan
lingkungan, aman dari segi kestabilan perekonomian masyarakat, aman dari
ketidakstabilan politik dan rasa aman dari berbagai hal dalam kehidupan
masyarakat dalam suatu wilayah dan kota.

B. Rasa Nyaman
Tingkat kenyamanan suatu kelompok masyarakat dalam suatu wilayah dan
perkotaan merupakan suatu parameter yang penting sebagai salah satu indikator
kemajuan suatu wilayah dan kota. Sama halnya dengan syarat aman, kenyamanan
dalam hal ini juga berkaitan dengan aspek yang telah diuraikan di atas misalnya
dari aspek perekayasaan haruslah memberikan tingkat kenyamanan dari produk
rekayasa yang dihasilkan misalnya kenyamanan dalam berkendaraan dari segi
infrastruktur konstruksi jalan yang dibuat maupun dari jenis infrastruktur lainnya,
dari aspek lingkungan yaitu suatu perkotaan harus meminimalisir terjadinya
pencemeran udara, air, tanah, suara yang dapat mempengaruhi tingkat
kenyamanan bagi kesehatan masyarakat.
Dilihat dari karateristik wilayah tersebut, dapat dijabarkan sebagai berikut
terkait persoalan perencanaan wilayah ibu kota:
1. Ketinggian Tempat antara 0-1200 meter dpl
Informasi tersebut menunjukkan bahwa ketinggian tempat tersebut termasuk
kedalam zona iklim sedang. Zona iklim sedang cocok untuk pertanaman kopi,
strawberry, palawija, padi, dll.
2. Kelerengan 0 sampai 8 persen luasnya 20 persen, 9 sampai 15 persen luasnya 25
persen wilayah, 16 sampai 25 persen luasnya 35 persen wilayah, sisanya
kemiringnnya lebih dari 25 persen.
Informasi tersebut menunjukkan wilayah tersebut mempunyai struktur lereng
yang cukup miring dan biasanya berada di dataran tinggi.
3. Fisiografi Struktural dan Tektonik
Fisiografi Struktural merupakan suatu bentuk permukaan bumi dimana wilayah
tersebut memiliki struktur batuan yang di bagian tengah. Biasanya dapat
berbentuk dataran atau pegunungan. Bentuk ini juga diakibatkan oleh adanya
aktivitas pergerakan lempeng tektonik sehingga membentuk suatu lipatan-lipatan
yang jelas.
4. Penggunaan Lahan Hutan Produksi dengan Penutupan Sedang
Penutupan Lahan Hutan dengan intensitas sedang dapat menyebabkan hilangnya
seresah-seresah tanaman karena tidak adanya vegetasi diatas permukaan tanah.
Penutupan sedang merupakan penutupan tajuk dimana cahaya matahari masih
dapat menembus permukaan tanah sebesar 25%−75%.
5. Tipe iklim berdasarkan Smit dan Ferguson adalah tipe C
Tipe iklim ini termasuk tipe agak basah dengan nilai Q 33,3-60,0 dan memiliki
vegetasi hutan rimba, dan daun gugur pada musim kemarau.
6. Terdapat sungai mengalir dari utara keselatan dan sehingga dibagian selatan
terdapat muara.
Terlihat bahwa daerah pegunungan ataupun perbukitan memiliki sungai yang
mengalir kearah selatan dan bermuara di lautan.
Kendala yang ditemukan dalam identifikasi wilayah tersebut adalah wilayah
tersebut berada di daerah pegunungan sehingga perlu proses yang matang dalam
perencanaan sehingga tidak mengeksploitasi ataupun merusak keseimbangan alam di
sekitarnya. Wilayah tersebut juga memiliki tipe iklim yang agak basah. Kemungkinan
yang terjadi adalah intensitas hujan yang terjadi dapat sering ataupun kadang-kadang
terjadi. Penggunaan lahan yang telah dilakukn penutupan sedang dapat menjadi
tantangan untuk merehabilitasi ataupun reboisasi sehingga tajuk tajuk pohon dapat
tumbuh lagi secara maksimal. Variabel-variabel yang dapat dikendalikan dari wilayah
tersebut yaitu proses penutupan lahan yang dapat dilakukan reboisasi, Adapun tipe
iklim yang agak basah sehingga dapat dilakukan beberapa modifikasi cuaca ataupun
sejenisnya.
Perencanaan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tata Ruang Ekonomi
Dalam Menciptakan suatu kondisi ekonomi dalam suatu wilayah/kota perlu
adanya dukungan internal ataupun eksternal. Dilihat dari kondisi wilayah
tersebut, dapat dilakukan perencanaan wilayah dengan coba membuat posisi atau
tempat strategis bagi para pengusaha sehingga dapat menciptakan suatu lapangan
pekerjaan. Alternatif lain apabila hal tersebut tidak tercapai yaitu dengan
melakukan restrukturisasi lahan sehingga menjadi produktif.
2. Tata Ruang Kependudukan
Dalam menciptakan suatu kondisi kependudukan yang nyaman dan aman, perlu
dilakukan suatu proyeksi yang matang. Tata ruang bangunan dapat dilakukan
dengan tidak terlalu menempatkan banguan satu dengan yang lain nya dengan
jarak yang cukup dekat. Tata ruang bangunan nya harus dilakukan dengan jarak
yang ideal agar ruang-ruang terbuka hijau dan daerah resapan air masih tersedia
sehingga bencana banjir dapat dihindari.
3. Tata Ruang Sosial Budaya
Budaya dalam konteks tata ruang kota meliputi perilaku, kebiasaan, tatacara,
pandangan hidup, nilai yang dianut dalam kehidupan sehari-hari; yang nantinya
akan berkaitan dengan bagaimana ia bersikap, merespon, dan memanfaatkan
ruang publik yang tersedia. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap apakah
ruang publik tersebut tepat sasaran, sesuai dengan budaya setempat, serta
memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Bukan ruang publik yang hanya
sekedar sebagai pelengkap sarana kota, yang kotor tak terawat, fasilitasnya rusak,
dan jarang sekali dikunjungi/dipakai oleh orang.
4. Tata Ruang Kemampuan Wilayah
Tata ruang ini didasarkan kepada kemampuan suatu wilayah dalam memanage
suatu perubahan agar wilayah tersebut tidak rusak. Kemampuan wilayah akan
disesuaikan dengan proses konsep perencanaan yang akan dibuat.
5. Tata Ruang Kehidupan Fungsional
Tata ruang ini menuju suatu kehidupan yang layak dan terus produktif untuk
mencapai tujuan fungsional. Perencanaan wilayah ini mengedepankan konsep
kehidupan yang aman dan nyaman sehingga dapat menunjang roda ekonomi
dalam wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai