I. PT. LANGIT BIRU adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam usaha perdagangan. Tahun
buku perusahaan dimulai 1 Januari dan ditutup tanggal 31 Desember. Untuk tahun buku 2019
perusahaan melaporkan peredaran usaha sebesar Rp. 48.000.000.000 dan laba usaha sebelum
pajak Rp. 2.400.000.000. Di bawah ini adalah informasi yang diperlukan untuk menentukan
penghasilan kena pajak tahun pajak 2019.
1. Persediaan
Dalam mengadministrasikan persediaan barang, perusahaan menggunakan sistem
persediaan periodik. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah “Pertama
Masuk, Pertama Keluar” atau “First In First Out”. Dalam tahun 2019 data mengenai
persediaan awal, pembelian, dan persediaan akhir adalah sebagai berikut :
Persediaan awal 01-01-2019 : 14.500 unit @ 136.000 (FIFO)
Pembelian dalam tahun 2019 :
Triwulan I : 60.000 unit @ 136.375
Triwulan II : 65.000 unit @ 140.000
Triwulan III : 68.000 unit @ 146.000
Triwulan IV : 27.500 unit @ 148.000
Persediaan akhir 31-12-2019 : 35.000 unit
Untuk pengisian SPT Tahunan PPh Badan 2019, metode penilaian persediaan yang
digunakan adalah rata-rata.
2. Piutang Dagang
Berdasarkan pengalaman perusahaan pada tahun-tahun yang lalu tidak seluruhnya piutang
dagang dapat ditagih. Untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian yang timbul atas
piutang tidak tertagih, perusahaan membentuk penyisihan kerugian piutang. Jumlah
penyisihan kerugian piutang tidak tertagih pada 01-01-2019 adalah Rp. 190.000.000.
Dalam tahun 2019 perusahaan terpaksa melakukan penghapusbukuan piutang karena
debitur pailit. Piutang yang dihapusbukukan tersebut, dapat diterima oleh KPP setempat
karena sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada
akhir tahun 2019 jumlah penyisihan piutang tak tertagih pada laporan posisi keuangan
adalah sebesar Rp.250.000.000. Perusahaan membuat penyisihan piutang tak tertagih
untuk tahun 2019 sebesar 0,4% dari peredaran usaha.
3. Saldo awal tahun 2019 penyisihan untuk karyawan yang akan pensiun sebesar
Rp.1.595.858.500. Pada tahun 2019, perusahaan melakukan pembayaran untuk pegawai
yang pensiun tahun 2019 sebesar Rp.1.540.123.000. Saldo akhir tahun 2019 penyisihan
untuk karyawan yang akan pensiun sebesar Rp. 1.875.750.000.
4. Investasi Sementara
Pada bulan Agustus 2019, perusahaan membeli saham di Bursa Efek Indonesia sebanyak
30.000 lembar seharga Rp450.000.000,- terdiri dari saham PT. Kakanda sebanyak 10.000
lembar seharga Rp150.000.000,- saham PT. Adinda sebanyak 12.000 lembar seharga
Rp.240.000.000 dan sisanya saham PT. Saudara. Pada tanggal 1 November 2019
perusahaan menjual saham PT Kakanda sebanyak 8.000 lembar seharga Rp.160.000.000.
Beban pnjualan (PPh Final, fee broker, dan beban lainnya), saham PT Kakanda sebesar
Rp.17.000.000. Menjual saham PT. Adinda sebanyak 8.000 lembar seharga
Rp.180.000.000. Beban penjualan (PPh Final, fee broker, dan beban lainnya) saham PT.
Adinda sebesar Rp. 16.000.000. Pada akhir tahun 2019, harga saham PT. Kakanda
Rp.18.000 per lembar, harga saham PT. Adinda sebesar Rp. 19.000 per lembar, dan harga
saham PT. Saudara Rp. 6.000 per lembar. Harga saham di laporan posisi keuangan, per 31
Desember 2019 dinilai oleh perusahaan berdasarkan harga terendah antara harga pasar dan
harga perolehan secara individual.
5. Bunga Pinjaman
Dalam tahun 2019 perusahaan telah membukukan, bunga pinjaman sebesar
Rp.900.000.000. Pinjaman rata-rata per bulan selama tahun 2019 adalah sebesar
Rp.9.000.000.000. Pinjaman tersebut digunakan perusahaan untuk:
a. Sebagai modal untuk mendirikan perusahaan baru berbentuk perseroan terbatas
sebesar Rp.1.200.000.000 (modal perusahaan baru, dimiliki perusahaan sebesar 30%
dari seluruh modal yang disetor).
b. Membeli saham perusahaan lain sebesar Rp.850.000 (modal dimiliki 25% dari seluruh
modal saham yang beredar).
c. Didepositokan (lihat angka 6 di bawah).
d. Mendirikan bangunan Rp.900.000.000 (bangunan masih dalam proses penyelesaian).
e. Membeli saham di pasar modal sebesar Rp.750.000.000.
f. Sisanya untuk modal kerja.
6. Bunga Deposito
Dalam tahun 2019, perusahaan mendapatkan bunga deposito sebagai berikut :
Citibank Jakarta Rp.100.000.000 (neto). Tingkat bunga 5% per tahun.
BNI Cabang Singapura Rp.24.000.000 (neto). Tingkat bunga 6% per tahun.
Bank Mandiri Cabang Singapura Rp.36.000.000 (neto). Tingkat bunga 5% per tahun.
BNI Cabang Jakarta sebesar US$ 2000,- (net, kurs US$ 15.000).
Tingkat bunga 4% per tahun.
Pada akhir tahun 2019 Kurs dollar Amerika Serikat menjadi Rp.15.300 per dollar
Amerika Serikat.
Atas kenaikan kurs dollar Amerika Serikat dari Rp.15.000 menjadi Rp.15.300 telah
dibukukan perusahaan sebagai penghasilan pada akhir tahun 2019.
7. Aset Tetap
Perusahaan memiliki aset tetap sebagai berikut :
Uraian Tgl. Perolehan Harga Perolehan Masa Manfaat
1. Gedung Kantor 01-06-2015 Rp. 1.200.000.000 25 tahun
2. Peralatan Kantor 01-10-2017 Rp. 150.000.000 5 tahun
3. Alat Pengangkutan (Mini Bis) 01-04-2019 Rp. 300.000.000 5 tahun
4. Alat Pengangkutan (BMW) 01-07-2019 Rp. 900.000.000 5 tahun
5. Mesin Diesel A 01-10-2015 Rp. 90.000.000 8 tahun
6. Mesin Diesel B 01-04-2019 Rp. 135.000.000 8 tahun
Mesin Diesel A dijual tanggal 1 Juli 2019 dengan harga pasar wajar. Atas penjualan mesin
diesel tersebut diperoleh laba sebesar Rp. 15.000.000. Untuk kepentingan pajak, peralatan
kantor termasuk kelompok 1, mesin diesel dan alat pengangkutan termasuk kelompok 2.
BMW dipakai oleh Direktur perusahaan dan dibawa pulang. Untuk kepentingan komersial
metode penyusutan yang digunakan adalah metode jumlah angka tahun, kecuali untuk
bangunan menggunakan metode garis lurus, dan untuk kepentingan fiskal, metode
penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
Bahan bakar dan beban pemeliharaan kendaraan adalah sebagai berikut:
- Mini Bis : Rp. 40.000.000,-
- BMW : Rp. 50.000.000,-
8. Pada tanggal 1 April 2019, perusahaan menjual mesin miliknya seharga Rp.6.000.000.000
kepada PT. Trio Bersaudara suatu perusahaan leasing, dan langsung melakukan transaksi
sewa balik (leaseback). Perjanjian Sewa (lease) antara perusahaan dan PT. Trio
Bersaudara adalah sebagai berikut:
(a) Pembayaran setiap 6 (enam) bulan adalah sebesar Rp.553.619.448. Dalam pembayaran
tersebut telah diperhitungkan bunga 10% per tahun. Persentase bunga tersebut adalah
sama dengan tingkat bunga inkremental lesse. Pembayaran pertama dilakukan 1
Oktober 2019, pembayaran kedua tanggal 1 April 2020, demikian seterusnya hingga
seluruhnya utang lessee lunas. Mesin tersebut termasuk kelompok 2 (dua) dan
disusutkan dengan saldo menurun. Untuk kepentingan komersial mesin tersebut
disusutkan selama 8 tahun dengan metode jumlah angka tahun. Oleh perusahaan
seluruh pembayaran / terutang sewa tahun 2019 dibukukan sebagai beban, dan seluruh
laba penjualan dibukukan sebagai penghasilan tahun 2019.
(b) Sebelum mesin tersebut dijual mesin diperoleh tanggal 1 Juli 2017, dan mulai
dimanfaatkan tanggal 1 Juli 2017. Mesin tersebut dibeli seharga Rp.9.000.000.000,
dan disusutkan perusahaan dengan jumlah angka tahun selama 8 tahun, dan untuk
kepentingan pajak, termasuk kelompok dua dan disusutkan dengan metode saldo
menurun.
9. Amortisasi Biaya Pendirian
Perusahaan memiliki aset tidak berwujud berupa biaya pendirian (organization cost)
sebesar Rp75.000.000 tanggal 1 Oktober 2016. Oleh perusahaan, biaya pendirian ini
diamortisasi selama 5 tahun dengan metode garis lurus, sedangkan untuk kepentingan
pajak biaya organisasi tersebut dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran. Dalam
biaya organisasi sebesar Rp90.000.000 oleh pajak dianggap sebagai sumbangan sebesar
Rp.7.500.000.
10. Amortisasi Biaya Pengembangan
Pada tahun 2019, perusahaan mengeluarkan biaya untuk pengembangan produk yang
meliputi biaya yang dikeluarkan di Indonesia sebesar Rp141.120.000 dan di luar negeri
sebesar Rp110.880.000,- oleh perusahaan biaya pengembangan produk ini dikapitalisasi
dan diamortisasi selama 8 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Saldo biaya
pengembangan menurut laporan posisi keuangan per 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp.238.875.000.
11. Pada tanggal 1 September 2019 sebagian gedung kantor disewakan selama 3 tahun
sebesar Rp.162.000.000 setelah dipotong PPh. Luas bangunan yang disewakan adalah
25% dari seluruh luas bangunan. Perusahaan membukukan seluruh sewa (neto) sebagai
penghasilan komersial 2019.
12. PBB Gedung Kantor tahun 2019 sebesar Rp.12.000.000.
Diminta :
A. Hitung laba komersial sesuai PSAK.
B. Hitung Penghasilan Kena Pajak Tahun 2019
C. Hitung Pajak Penghasilan Terhutang, PPh Kurang (lebih) bayar.
D. Laba neto setelah PPh.
--- oo O oo ---