Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan
penyeraan-Nya makalah ini dapat terselesaikan meski masih terdapat kekurangan
didalamnya.
Sebagai bangsa indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal
akan kesakralannya, yang terkait dengan semboyannya “Bhineka Tunggal Ika”. Dimana
simbolnya merupakan lambang keagungan bangsa indonesia yang terpancar dalam bentuk
Burung Garuda. Simbol di dadanya merupakan pengamalan hidup yang menjadikan
indonesia benar-benar khas ideologi dari bangsa indonesia. Itulah lambang negara kita,
pengamalan sekaligus ideologi kita pancasila.

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buuddhayah, yang
merupan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaandisebut culture yan
berasal dari bahasa latin Colere, yaitu mengola atau mengerjkan. Bisa diartikan juga sebagai
mengola tanah air atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”
dalam bahasa indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.

1
Berdasarkan alasan mengapa orang mengalami kesultan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya. Budaya adalah suatu perangkat rumit
dengan nila-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistmewaannya sendiri

B. Rumusan Masalah
1. Apa makna budaya akademik dalam sudut pandang berbagai agama
2. Apa yang dimaksud etos kerja, sikap terbuka dan keadilan menurut pandangan berbagai
agama

C. Tujuan Penulisan

Melalui makalah ini, kami berharap dapat berbagi pengetahuan tentang Budaya
Akademik menurut Islam, Budaya Etos Kerja menurut Islam sehingga makalah ini dapat
dijadikan sebagai salah satu bacaan alternatif bagi mahasiswa yang ingin menambah
pengetahuan tentang pandangan Islam terhadap beberapa budaya.
- Memahami makna budaya akademik dalam pandangan berbagai agama
- Memahami maksdu dengan etos kerja, sikap terbuka dan keadilan menurut pandangan
berbagai agama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian budaya akademik dalam pandangan agama

1. Dalam sudut pandang agama islam

Budaya akademik dalam pandangan islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia islam menyangkut persoalan keilmuan atau dalam bahasa yang
sederhana adalah tradisi ilmiah yang di kembangkan islam.diantara poin-poin penting nya
adalah peraama, tentang penghargaan Al-Qur’an terhadap orang-orang yang berilmu,di
antara nya adalah :

1. Wahyu Al-Qur’an yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.Dalam ayat-ayat yang pertama kali turun Al-‘Alaq 96 :15 tergambar
dengan jelas betapa kitab suci Al-Qur’an memberi perhatian yang sangat serius kepada
perkembangan ilmu pengetahuan.sehingga Allah SWT menurun kan petunjuk pertama
kali adalah terkait dengan salah satu cara untuk memperoleh ilmu pengeahuan yang
dalam redaksi ayat tersebut menggunakan redaksi iqra’ makna perintah tersebut
bukanlah hanya sebatas membaca dalam arti membaca teks, tetapi makna iqra’ adalah
membaca dengan melibatkan pemikiran dan pemahaman dan itulah kunci
perkembangan ilmu pengetahuan dalam sepanjang sejarah kemanusiaan.Daalam
konteks modern sekarang makna iqra’ dekat dengan makna reading with
understanding(membaca di sertai dengan pemahan).
2. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan. Penggalan ayat 31 dari surah Al-baqarah yang berbunyi “dia
mengajarkan kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya”, juga
mengandung arti bahwa salah satu keistimewaan manusia adalah kemampuannya
mengekspresikan apa yang terlintas dalam benaknya serta kemampuannya menangkap
bahasa sehingga ini mengantarnya untuk mengetahui. Disisi lain kemampuan manusia

3
merusmuskan ide dan memberikan nama bagi segala sesuatu merupakan langkah
menuju terciptanya manusa yang berpengetahuan dan lahirnya ilmu pengetahuan.
3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu etos untuk terus
menambah ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan bahwa yang disebut belajar atau
menuntut ilmu bukan hanya pada musim tertentu atau dalam formalitas satuan
pendidikan tertentu, melainkan sepanjang hayat masih di kandung badan maka
kewajiban untuk terus menuntut ilmu tetap melekat dalam diri setiap muslim. Salah
satu hikmahnya adalah bahwa kehidupan terus mengalami perubahan dan
perkembangan menuju kemajuan, maka kalau seorang muslim tidak terus menambah
pengetahuannya jelas akan tetinggal oleh perkembangan zaman yang pada gilirannya
tidak dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan. Al-quran jelas membedakan antara
orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan.
4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT. Secara garis besar manusia
dapat dibedakan kedalam 2 kelompok besar : pertama, orang yang sekedar beriman
dan beramal, dan yang kedua adalah orang yang beriman dan beramal sholeh serta
memiliki pengetahuan. Posisi atau derajat kelompok kedua ini lebih tinggi bukan saja
karena nilai ilmu yang dimiliki, tetapi juga amal dan usahanya untuk mengajarkan
ilmu yang dimiliki tersebut, baik melalui lisan, tlisan atau bahkan tindakan. Ilmu yang
dimaksud tentu saja bukan hanya ilmu agama tetapi ilmu apapun yang membawa
maslahan bagi kehidupan manusia disamping memberikan apresiasi terhadap orang
yang berilmu poin penting lain yang dijelaskan al-quran adalah bahwa iman seorang
muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu, demikian juga dengan
amal sholeh tugas kekhalifahan manusia tidak akan suskses kalau tidak dilandasi
dengan ilmu. Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah orang yang
selalu mengingat allah yang disertai dengan iktiar untuk selalu menggunakan akalnya
untuk memikirkan ciptaan Allah SWT, serta selalu berusaha menambah ilmu dengan
membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik
untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.

4
2. Dalam sudut pandang umum
Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh setiap
orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik
bukan perkara yang mudah, diperlukan upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik
sehingga terjadi kebiasaan dikalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan
akademik tersebut. Kepemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan
akademisi perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa derajat akademik tertinggi bagi
seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar (profesor)
sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik yang
setinggi-tingginya. Berarti budaya akademik adalah mahasiswa yang terlibat dalam
berbagai bidang studi dan keahlian (disiplin ilmu) bernaung dibawah perguruan tinggi yaitu
akademi, universitas, sekolah tinggi, institute dan lain-lain, memfokuskan diri pada kajian
ilmu penelitian penemuan dan sebagainya secara ilmiah, untuk pengembangan ilmu baru dan
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat atau perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa
melaksanakan tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat)

B. Pengertian etos kerja dalam pandangan agama


1. Dalam sudut pandang islam
Telah di sebutkan terdahulu hakikat manusia terletak pada ekstensinya.
“ekstensinya” berarti berpikir untuk mencipta yang menghasilkan produk atau ciptaan.
Dengan kata lain hakikat manusia adalah kerja konsekuensinya logisnya adalah berhenti
bekerja hilang hakikatnya sebagai manusia telah disebutkan pula bahwa islam lebih
mementingkan amal daripada gagasan atau terminal terakhir adalah amal. Amal identik
dengan kerja dan sekali lagi hakikat manusia adalah kerja, al-quran sendiri memandang amal
itu begitu penting kata amal dan berbagai kata yang seakar kata dengan nya seperti
yakmalun, takmalun, a’milun,i’malu dan yang sejenisnya di sebut dalam al-quran sebanyak
192 kali. Kata amal sholeh yang dirangkai dengan kata iman sebanyak 46 kali iini berarti
hakikat manusia atas dasar pendekatan kebudayaan maupun agama adalah sama yaitu
terletak pada kerja atau amal.

5
2. Dalam sudut pandang umum
Etos berasal dari bahasa yunani (etos) yang memberikan arti sikap, kepribadian,
watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etos kerja adalah semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok. Secara terminologis kata
etos adalah yang mengalami perubahan makna yang meluas. Digunakan dalan 3 pengertian
yang berbeda yaitu :
a. Suatu aturan umum atau cara hidup
b. Suatu tatanan aturan perilaku
c. Penyelidikan tentang jalan hidup dan seperangkat aturan tingkah laku

Dalam pengertian lain etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau
berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang
positif. Dan etos adalah sikap yang tetap pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan
diluar dirinya maka etos berarti watak atau karakter seorang individu atau kelompok
manusia yang berupa kehendak atau kemauan yang disertai dengan semangat yang tinggi
guna mewujudkan sesuatu keinginan atau cita-cita.

C. Pengertian sikap terbuka dan adil dalam pandangan agama

Inti sikap terbuka adalah jujur, dan ini merupakan ajaran akhlak yang penting dalam
islam lawan dari jujurn adalah tidak jujur, bentuk-bentuk tdak jujur antara lain adalah
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sebagai bangsa kita amat perihatin, disatu sisi, kita
(bangsa indonesia) merupakan pemeluk islam terbesar di dunia, dan disisi lain sebagain
sebagai bangsa amat kurop. Dengan demikian terjadi fenomenan anti klimaks mestinya yang
hak itu menghancurkan yang bahil justru dalam tataran praktis seolah-olah yang hak
bercampur dengan yang bathil. Tampilan praktisnya, adalah cara beragama yang salah, cara
beragama yang benar harus ada koherensi-koherensin antara ajaran, kkeimanan terhadap
ajaran, dan pelaksanaan atas ajaran dapat dicontohkan disini, ajaran berbunyi :

6
Artinya : “ sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar” (al-quran surah al-ankabut : 45) “

Manusia merespon terhadap ajaran (wahyu) itu dengan iman setelah itu i
mewujudkan keimananya dengan melakukan sholat dan diluar pelaksanaan sholat mencegah
diri untuk berbuat keji dan mungkar. Termasuk koherensi antara ajaran, iman, dan
pelaksanaan ajaran adalah jika terlanjur berbuat salah segera mengakui kesalahan dan
memohon ampun kepada siapa ia bersalah (Allah atau sesama manusia) jika berbuat salah
kepada allah segera ingat kepada allah dan bertaubat kepadanya.

Islam memandang sikap adil amat fundamental dalam struktur ajaran kata adil dan
berbagai turunannya seperti : ya’dilun, i’dlu, ‘adlun, dan ta’dili diulang sebanyak 28 kali di
dalam al-quran karena itu allah memerintah kepada kita supaya berlaku adil dalam semua
hal. Allah berfirman :
Artinya : “berlaku adil lah karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS.Al-maidah :8)
kata adil sinonim dengan alqashitun terulang sebanyak 25 kali dalam al-quran (“Abd al
baqiy, : p690) kadang-kadang kata adil dan kata alqish di sebut secara bersama sama dan
satu sama lain berarti sama contoh nya adalah :
Artinya :
“ dan kalau ada 2 golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah
allah. Kalau dia telah surut damaikanlah antara keduanya menurut keadilan dan hendaklah
kamu berlaku adil : sesunngguhnya allah mencintai orang-orang yang berlaku adil “,
(QS.Al-Hujurat : 9)

Karena baik secara rasional maupun syariah bahwa sikap adil itu adalah baik dan
positif, tetapi di sisi lain kita merupakan pemeluk agama islam terbesar didunia dan disaat
yang sama dikenal sebagai bangsa dengan aneka predikat yang tidak baik seperti KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Maka untuk merubah citra buruk itu salah satu cara strategis adalah membudayakan
sikap adil dalam semua segi kehidupan untuk mewujudkan sikap adil harus dilatih terus

7
menerus secara berkeseimbangan yang berarti pembiasaan berlaku adil “ mulai sekarang,
mulai yang sederhana, dan mulai dari diri sendiri” inilah komitmen untuk mulai pembiasaan
berlaku adil jika langkah awal ini dapat dilalui dengan baik tentu mudah menjalar kepada
orang lain, apalagi kalau yang memulai komitmen itu adalah orang yang memiliki pengaruh
di masyarakat dimana ia berada karena salah satu naluri manusia adalah meniru idola jika
idola tidak bersikap adil tentu para fans nya meniru tidak adil pula. Dalam islam orang yang
paling pantas didudukan sebagai idola untuk ditiru dan diteladani adalah Rasulullah SAW.
Allah berfirman yang artinya : “ sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut allah”. (QS.Al-Ahzab: 21)

Selain itu aisyah, istri Rasulullah SAW, menyebutkan bahwa akhlak beliau adalah Al-Quran
“kana khuluquln- al-quran” (HR.Muslin dari ‘Aisyah).

Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga
dimiliki. Diantara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap
terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas sebagai
berikut : untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu
memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah Allah SWT dimuka bumi dan
sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk
al-quran agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain :

1. Mengatur waktu dengan sebaik-baiknya


2. Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja yang
tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.

Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka dan jujur, seseorang tidak mungkin
meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki
sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri
sehingga tidak dapat bekerja sama dengan orang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka
energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka al-quran dan
hadits memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.

8
Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna yang
diperkenalkan al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang
luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditunjukkan al-quran memberi petunjuk
bahwa sikap adil disamping kepada Allah dan orang lain atau sesama mahluk juga kepada
diri sendiri.

D. Hubungan antara budaya akademik, etos kerja dan sifat terbuka

Budaya akademik adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam. Di antara poin-poin
pentingnya adalah pertama, tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu.
Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu ada hal-hal penting lain yang
dijelaskan Al-quran adalah bahwa Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah;
orang yang selalu mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan
akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu dengan
membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang terbaik untuk
dijadikan pegangan dan diikutinya.
Budaya akademik akan dapat terwujud dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Di
antara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku
adil. Arti penting dari ketiga sikap tersebut dapat diringkas yaitu Untuk dapat meningkatkan
etos kerja seorang muslim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu
sebagai khalifah Allah SWT di muka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk
beribadah kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk Al-quran agar dapat meningkatkan etos
kerja yaitu Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan bahwa etos kerja
yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa kepada Allah SWT.
Sikap positif selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur; Seseorang tidak mungkin akan
dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi kalau tidak memiliki
sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan cenderung menutup diri
sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau tidak jujur maka energinya
akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan. Maka Al-quran dan Hadis memberi
apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan jujur.
Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. makna adil yang
diperkenalkan Al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam spektrum yang

9
luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditujukan Al-quran memberi petunjuk bahwa
sikap adil di samping kepada Allah SWT dan orang lain atau sesama makhluk juga kepada diri
sendiri.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya akademik dalam pandangan islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia islam menyangkut persoalan keilmuan atau dalam bahasa yang
lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan islam.

Diantara poin-poin pentingnya adalah pertama, tentang pernghargaan al-quran


terhadap orang-orang yang berilmu, diantaranya adalah wahyu al-quran yang turun pada
masa awal mendorong manusia untuk memperoleh ilmu pengetahuan, tugas manusia sebagai
khalifah Allah dibumi akan sukses kalau memiliki ilmu pengetahuan, muslim yang baik
tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu, orang yang berilmu akan dimuliakan Allah.

Disamping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain
yang dijelaskan al-quran adalah bahwa iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak
ditopang dengan ilmu, demikian juga amal sholeh, tugas kekhalifahan manusia tidak akan
dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan ilmu karakter seorang muslim yang berbudaya
akademik adalah orang yang selalu mengingat allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu
menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan allah. Serta sesalu berusaha menambah
ilmu dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih yang
terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya. Budaya akademik akan dapat terwujud
dengan syarat sikap-sikap positif juga dimiliki. Diantara sikap positif yang harus dimiliki
adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka dan berlaku adil. Arti penting dari ketiga sikap
tersebut dapat diringkas sebagai berikut untuk dapat meningkatkan etos kerja seorang
mulsim harus terlebih dahulu memahami tugasnya sebagai manusia yaitu sebagai khalifah
allah dimuka dan juga sebagai hamba yang berkewajiban untuk beribadah kepada allah.

Beberapa petunjuk al-quran agar dapat meningkatkan etos kerja antara lain,
mengatur waktu dengan sebaik-baiknya keberja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus
diberi catatan bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa
kepada allah. Sikap positis selanjutnya adalah sikap terbuka atau jujur. Seseorang tidak

11
mungkin akan dapat meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja yang tinggi
kalau tidak memiliki sikap terbuka dan jujur. Karna orang yang tidak terbuka, maka akan
cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan yang lain. Apalagi kalau
tidak jujur maka energinya akan tersita untuk menutupi ketidakjujuran yang dilakukan.
Maka al-quan dan hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan
jujur. Buah dari keterbukaan seseorang maka akan melahirkan sikap adil. Makna adil yang
diperkenalkan al-quran bukan hanya dalam aspek hukum melainkan dalam aspek spektrum
yang luas. Dari segi kepada siapa sikap adil itu harus ditunjukkan al-quran memberi
petunjuk bahwa sikap adil disamping kepada allah dan orang lain atau sesama mahluk juga
kepada diri sendiri.

B. Saran
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan Islam
dalam kehidupankeseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan Islam
dengan landasan konsep yangberasal dari Islam pula.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://alifviarahma.blogspot.co.id/2015/06/budaya-akademik-etos-kerja-
sikap.html?m=1

http://fisikaituunique.blogspot.co.id/2014/10/10contoh-masalah-budaya-akademik-
etos.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai